Sinopsis K- Drama : EXIT Episode 3 – 4 ( part 2 )




Network : SBS

Ayah meminta izin agar dapat melihat Kang Soo untuk terakhir kalinya, karena ada yang harus di katakannya. Dan ia diizinkan.

Ayah masuk kedalam ruangan dimana Kang Soo tertidur. Disana ia melihat gelang yang berada ditangan Kang Soo. Serta ia melihat wajah Kang Soo yang tersenyum bahagia dalam tidurnya.



Dengan lembut, Ayah memegang tangan Kang Soo menggunakan kedua tangannya. Dan dengan wajah yang tampak sangat sedih, ia memanggil nama Kang Soo.


Dalam tidur nya. Kang Soo membawa Ibu pulang kerumah dan menemui Ayah. Disana Ayah Kang Soo meminta maaf kepada Ibu dan mengajak agar Ibu Kang Soo masuk bersamanya kedalam.


Dan melihat kedua orang tuanya, Kang Soo tersenyum kecil, tampak bahagia.




Diruang makan. Kang Soo membuat teh untuk kedua orang tuanya yang saat ini sedang mengobrol berdua sambil tertawa, tampak sangat senang. Dan melihat mereka berdua, Kang Soo juga menjadi senang.



Tepat pada saat itu, tiba- tiba hp Kang Soo berbunyi, sebuah telpon dari nomor tidak dikenal. Dan saat Kang Soo mengangkatnya, orang ditelpon itu langsun berbicara.

“Keluar! Kamu harus keluar sekarang,” kata orang ditelpon. Setelah itu telpon itu dimatikan. Dan Kang Soo pun menjadi bingung


Ibu yang berada diruangan tamu, memanggil dan mengajak Kang Soo untuk bergabung bersama mereka. Dan tanpa mau memusingkan itu, Kang Soo pun mengambil teh yang disiapkannya dan mendekati mereka.



Dipantai yang luas. Kang Soo berjalan- jalan  bersama kedua orang tuanya dan Seon Young. Disana mereka bermain, bercanda- canda, dan tertawa bersama. Lalu setelah itu mereka berfoto bersama.

Didalam foto itu. Kang Soo tersenyum sangat lebar. Tampak sangat menikmati kebersamaan mereka dan sangat bahagia sekali.



Kang Soo memajang foto itu dan meletakannya diatas meja kerja. Dengan bersemangat, Kang Soo bercemin dan tersenyum.

“Ini hari yang menyenangkan. Hari yang menyenangkan,” kata Kang Soo kepada dirinya sendiri.


Diparkiran. Sebelum menaiki mobilnya, tiba- tiba Kang Soo mendengar suara seseorang yang menyuruhnya untuk keluar dari situ sekarang. Dan tentu saja Kang Soo menjadi sangat kebingungan.



Lalu pada saat itu, Kang Soo melihat seseorang bermantel dengan wajah ditutupi masker hitam dan memakai topi. Orang itu berlari sangat kencang disana. Dan Kang Soo mengikutinya, tapi sayang ia kehilangan orang itu.



Ketika itu tiba- tiba saja, Kang Soo mulai merasakan sakit yang sangat dikepalanya. Ia memegang kepalanya, menenangkan dirinya.



Dikamar mandi. Kang Soo menatap dirinya sendiri dicermin, masih tampak bingung dengan apa yang terjadi tadi. Sesudah itu, Kang Soo membasuh tangannya dan mengambil tissue untuk menlap.



Tapi anehnya, dari pantulan cermin, Kang Soo melihat bawah bekas luka ditangannya telah menghilang. Dan ia pun menyentuh serta memperhatikan tangannya baik- baik.


Kang Soo lalu mengingat ketika dulu Ayah memukulinya dan tanpa sengaja tangannya menjadi terluka. Ia mengingat juga, ketika ia berada diruangan kantornya dan melihat luka itu masih ada.



Diruangan kantornya. Kang Soo mengingat tentang telpon yang ia terima. Tentang orang yang berada ditempat parkir. Tentang suara yang menyuruhnya untuk keluar sekarang.




Dalam tidurnya. Kang Soo bergerak dengan gelisah. Dan melihat keadaan itu, wanita tersebut menyuruh agar Junior nya menambahkan dosis obat dan melanjutkan ketahap berikutnya.

“Tidak akan ada masalah?” tanya Junior itu.



“Orang memang dirancang menjadi kurang peka terhadap rangsangan. Lanjutkan,” kata wanita itu. Lalu dua butir bola biru kecil dimasukan kedalam tabung dan membuat warna air dalam tabung menjadi lebih biru.



Diruangan kantornya. Kang Soo terbangun dari tidurnya, lalu saat ia melihat papan nama dirinya yang berada diatas meja, ia menjadi tampak terkejut. Kang Soo lalu membuka tirai kantornya dan melihat betapa besar dan tingginya tempat ia berada.

Melihat hal itu, Kang Soo tampak sangat kebingungan sekali.



Tepat disaat itu, Seon Young datang dan memuji ruangan Kang Soo. Tapi Kang Soo masih bingung dengan semua ini, jadi ia pun bertanya bagaimana bisa semua ini terjadi, kenapa ia bisa ada ditempat ini.



“Apa maksudmu? Kamu pamer kepadaku soal penekenan kontrak itu. Kamu bilang akan mengambil alih perusahaan ini,” kata Seon Young.

“Benarkah?” kata Kang Soo, kebingungan.



Seon Young mendekati Kang Soo dan memeluk Kang Soo. Ia mengatakan bahwa ia mencintai Kang Soo. Dan dengan masih bingung, Kang Soo melepaskan pelukan Seon Young.

“Omong- omong, Seon Young, kurasa tempat ini...” kata Kang Soo.


“Jang begitu. Ada masalah apa? Terima saja yang kamu lihat dan keadaan sekarang ini. Apakah aku salah?” balas Seon Young, memotong perkataan Kang Soo.



Direstoran. Kang Soo makan malam berdua bersama dengan Seon Young. Tapi ia yang masih kebingungan menjadi tidak berselera untuk makan.

“Kamu pernah bilang ingin kemari. Kamu tidak ingat?” tanya Seon Young.

“Aku bilang begitu?”

“Ya.”


Mendengar itu, Kang Soo menjadi tambah bingung. Kang Soo lalu menanyakan apa impian Seon Young. Dan Seong Young menjawab kalau ia tidak pernah memikirkan itu, mungkin menjadi istri yang baik.


“Bukan itu. Hal yang sangat ingin kamu lakukan,” kata Kang Soo, tegas. Ia menantikan jawaban dari Seon Young.

“Ah.. aku ingat. Aku ingin menjadi pemilik gedung,” kata Seon Young sambil tersenyum, mengubah jawabannya.


Seorang pelayan datang dan menanyakan apakah Kang Soo ingin mencoba menu yang berbeda. Menu yang sesuai dengan selera Kang Soo. Dan mendengar itu, Kang Soo langsung berdiri.



“Siapa kamu? Bagaimana kamu bisa tahu? Bagaimana kamu tahu aku sedang berselera atau tidak? Bagaimana kamu tahu?” tanya Kang Soo kepada pelayan itu.

“Pak, aku kurang paham maksud...”

“Beri tahu aku. Beri tahu aku yang kamu tau!” teriak Kang Soo, marah.



Dengan kesal, Kang Soo meninggalkan restoran dan masuk kedalam mobil. Dan lalu Seon Young yang mengikutinya, ikut masuk kedalam mobil.

“Kang Soo, kenapa kamu bertingkah seperti ini?”

“Ada yang aneh dengan tempat ini. Ini aneh.”



“Memangnya ada apa? Jangan terlalu dipikirkan. Apakah karena aku? Aku melakukan kesalahan?”

“Tidak. Bukan begitu,” teriak Kang Soo, tampak frustasi. Dan Seon Youn pun terdiam, tidak berbicara.



Setelah berdiam agak lama. Kang Soo membuka suara, ia menyuruh Seon Young agar mereka tidak perlu bertemu lagi. Putus. Dan mengakhirinya saja sampai disini.

“Kamu serius?” tanya Seon Young, tampak sedih.



“Ya, aku serius,” kata Kang Soo, tegas, seperti ia ingin memastikan sesuatu.

“Baiklah. Kita putus. Lakukan saja semaumu,” kata Seon Youn dengan sedih, menerima keputusan dari Kang Soo.



Seon Young keluar dari mobil dan meninggalkan Kang Soo. Dan melihat itu, Kang Soo tampak tidak tega. Ia ikut keluar dari mobil dan mengejar Seon Young.



“Seon Young. Ayo kita mulai lagi,” kata Kang Soo.

“Apa?”

“Mari berkencan lagi. Maksudku, aku ingin memacarimu lagi. Ayo kita mulai lagi,” kata Kang Soo dengan tegas dan serius.




“Baiklah, aku setuju. Ayo,”  balas Seon Youn langsung sambil tersenyum.

Dan melihat itu, Kang Soo makin tampak kebingungan serta heran. Dan lalu ia berteriak menanyakan siapa sebenarnya Seon Young.

Post a Comment

Previous Post Next Post