Sinopsis Chinese Drama : Nice To Meet You Episode 11-2


Sinopsis Chinese Drama : Nice To Meet You Episode 11-2
Images by : Hunan TV
Kakek pulang bersama Pan Yue, usai membawa Pan Yue berjalan-jalan. Saat dia tiba di depan rumah, dia malah melihat beberapa pekerja sedang mengeluarkan barang-barangnya dari dalam rumah. Kakek jelas bingung dan menuntut penjelasan mereka.
“Kakek, ini bukan rumahmu lagi. Pemilik rumah memintaku untuk memindahkan barang-barang rumahnya sendiri. Kenapa kau mencoba menghentikanku?!”
“Tidak. Kami menyewa rumah ini. Pak, dapatkah kau jelaskan padaku siapa yang memintamu memindahkan barang-barang?” tanya Kakek.
Pekerja itu memperlakukan kakek dengan kasar. Dia berkata kalau dia hanya melakukan perintah dan semuanya sesuai dengan isi kontrak. Sudah ada pemilik baru untuk rumah ini, Wu Xiaoci. Kakek shock mendengar nama Xiaoci.
Sakit jantungnya kambuh. Dia kesakitan. Pan Yue yang melihatnya menangis ketakutan. Dan para pekerja yang juga melihat hal itu, langsung pergi tidak mau menolong sama sekali.
Hujan turun dengan kerasnya. Seolah dapat merasakah kemalangan yang di alami keluarga Gao Jie. Pasti ini adalah harga yang Wu Xiaoci gumamkan harus Gao Jie bayar tadi.


Gao Jie sendiri memilih berteduh dari hujan di depan sebuah café. Seolah takdir, di dalam café, ada Yu Zhi yang sedang melakukan pertemuan dengan klien. Dari jendela café, dia dapat melihat Gao Jie. Dan tanpa menunggu lama, dia menyelesaikan pertemuannya dan segera keluar.
Kakek masih merasa kesakitan, tapi di tengah rasa sakitnya, dia masih sempat-sempatnya menenangkan Pan Yue untuk tidak takut. Pan Yue semakin takut dan tidak tahu harus berbuat apa. Apalagi, hujan mulai turun. Dia memohon pada kakek untuk bangun.


Saat itu, di tengah derasnya hujan, Gao Hai datang berkunjung. Dia sangat terkejut melihat barang-barang rumah Pan Yue di letak di luar. Dan semakin terkejut saat melihat kakek terbaring di tanah dan Pan Yue yang menangis di sisi Kakek.
“Ayah, apa yang terjadi?”
“Gao Hai…,” ujar kakek dengan nafas tersengal. “Berhenti berpura-pura menjadi pria yang baik. Kau secara paksa membeli rumah ini. Wu Xiaoci memaksa kami keluar dari rumah. Kau terlalu kejam!” dan setelah itu, kakek tidak sadarkan diri.
--

Yu Zhi keluar dari café dan menemui Gao Jie sembari memberikan kopi yang telah di belinya
“Sepertinya setiap kali aku merasa sedih, aku selalu bertemu denganmu,” ujar Gao Jie.
“Bukan itu. Setiap kali kau membutuhkanku, kau selalu bertemu denganku,” koreksi Yu Zhi.
Gao Jie kemudian curhat mengenai kesulitan yang di alaminya. Orang-orang yang berada di posisi tinggi selalu bisa melakukan apapun sesukanya padanya. Memfitnahnya, memberhentikannya dan bahkan mungkin membuatnya menyerah menjadi desainer.
Yu Zhi menyuruh Gao Jie untuk tidak khawatir dan terus berusaha. Dia berusaha menyemangati Gao Jie. Gao Jie sedikit terhibur mendengar penghiburan dari Yu Zhi.
“Aku … sangat menyukaimu,” akui Gao Jie.
“Apakah kau mengaku kepadaku sekarang?”
“Dengarkan aku dulu. Aku menyukaimu, tapi aku tidak bisa bersamamu. Itu karena keluarga kia dan karir kita masing-masing. Di antara kita ada terlalu banyak perbedaan, terlalu banyak rintangan. Dan kita tidak bisa melewati masalah ini. Jadi…”
“Jadi… kita harus terus berjalan di jalan ini,” potong Yu Zhi. “Aku tahu bahwa dalam beberapa hari terakhir, kita berdebat setiap kali kita bertemu. Tapi betapapun sengitnya argumen itu, selalu ada suara yang memberitahuku. Aku masih peduli padamu. Kau percaya itu sama sepertimu. Dan setelah mendengar apa yang baru saja kau katakan, aku yakin bahwa tidak ada masalah di perasaan kita.”

Dan Yu Zhi mengajak Gao Jie untuk mulai sekarang dapat dengan tenang, mengklarifikasi setiap kesalahpahaman mereka. Kemudian, dia bertanya apa hubungan Gao Jie dengan atasan itu (Si Cheng)? Gao Jie langsung menjelaskan kalau Si Cheng adalah teman kerjanya di Fancy dan juga mentornya. Itu saja.
Yu Zhi langsung tersenyum sangat manis, senang. Giliran Gao Jie yang tanya, apa hubungan Yu Zhi dengan Gao Hui? Apa Yu Zhi juga meminta Gao Hui memperbaiki gelang?
“Kamu salah paham juga. Ibuku hanya memberiku satu gelang. Apa yang kau lihat hanyalah kesalahpahaman yang di buat oleh sepupuku. Aku akan membiarkannya menjelaskan padamu ketika ada kesempatan. Dan juga, seperti yang ku katakan, Gao Hui hanyalah mitra kerjaku. Itu saja.”
“Benarkah?”
“Iya,” tegas Yu Zhi.
Gao Jie masih curiga dan memberitahu kalau di tempat kompetisi, Gao Hui dan Yu Zhi tampak sangat dekat. Yu Zhi kembali menjelaskan kalau dia membuat batasan jelas dalam kehidupan kerjanya dan pribadi. Gao Hui dapat membantunya dalam karir, jadi dia membantunya dalam kompetisi. Sementara dalam kehidupan nyata, Gao Jie adalah prioritas utama-nya. Jadi, Gao Jie tidak perlu khawatir.
Saat itu, Gao Jie mendapat telepon. Dan dia sangat terkejut saat di beritahu kakek nya masuk rumah sakit. Yu Zhi yang mendengar apa yang terjadi, segera menawarkan diri untuk mengantarkan Gao Jie.
--

Gao Jie tiba di rumah sakit dan langsung ke UGD. Di sana sduah ada Gao Hai. Gao Jie dengan panik bertanya apa yang terjadi? Jantung kakek selalu stabil, apa yang memicunya terkena serangan jantung?
“Wu Xiaoci membeli rumahmu,” beritahu Gao Hai. “Maafkan aku, Xiao Jie.”
Gao Jie jelas marah karena Wu Xiaoci kembali mengusikanya. “Dimana ibu?”
“Bibi-bibi di komite lingkungan menjaganya.”
“Tolong beritahu Wu Xiaoci bahwa jika dia ingin berkelahi, datanglah padaku. Jika sekarang rumah itu miliknya, aku akan segera pindah secepatnya. Tapi, apa yang dia lakukan pada kakekku, tidak bisa di maafkan.”
Gao Hai berusaha menenangkan Gao Jie dan bahkan berkata Gao Jie masih bisa tinggal di rumah itu. Ny. Wu hanya sedang marah saja dan dia akan mencoba bicara padanya. Gao Jie tidak mau mendengar dan menyuruh Gao Hai untuk pergi saja. Jika kakek bangun, dia pasti juga tidak ingin melihat Gao Hai.
Gao Hai terkejut karena Gao Jie mengusirnya.
Saat Gao Hai sudah pergi, Yu Zhi baru muncul usai memarkirkan mobil. Dia menyuruh Gao Jie untuk tetap tenang.
Dokter keluar dan memberitahu kondisi kakek. Kakek mengalami serangan jantung bersama dengan pendarahan otak. Meskipun di operasi, kakek masih dalam keadaan bahaya. Dan sekarang dalam kondisi koma.
Dan dokter juga menyuruh Gao Jie untuk menyelesaikan pengisian formulir dan biaya-biayanya. Gao Jie langsung ke resepsionis, tapi saat dia mencari dompetnya, dompetnya tidak ada. Yu Zhi yang melihat, tanpa ragu mengeluarkan kartu dan membayarkan semua biaya pengobatan kakek.
“Semua akan baik-baik saja. Jangan khawatir,” tenangkan Yu Zhi.
“Terimakasih.”
--
Gao Hai pulang ke rumah dan langsung marah pada Ny. Wu. Tapi, Ny Wu masih terus bersikap tidak mengerti. Gao Hai benar-benar marah dan memberitahu kalau karena perbuatan Ny. Wu, sekarang kakek dalam kondisi koma.
“Apa? Tidak mungkin seserius itu,” takut Ny. Wu. “Aku bahkan tidak menyentuh mereka.”
“Xiaoci, yang mereka miliki hanyalah ayah mereka dan Pan Yue, yang bukan ancaman bagimu. Apakah kau harus begitu kejam?”

“Tempat itu milikku. Aku hanya ingin mereka pindah ke tempat lain. Kau tidak tahu apa yang Gao Jie katakan padaku. Kau tidak pernah berpendirian dan mempertimbangkanku. Yang kau lakukan hanyalah menyalahkanku. Kau merasa kasihan pada Pan Yue, bagaimana denganku?”
“Kau masih berdebat pada saat seperti ini.”
“Aku hanya tidak ingin kau menghubungi mereka. Sekarang, kau menyalahkanku. Kau memutuskan untuk ikut denganku saat itu, jangan lupa. Sekarang, kau menyesali keputusanmu. Bukankah semuanya sudah terlalu terlambat?”
Gao Hai speechless, “Aku membuatnya jelas terakhir kali, yang aku inginkan hanyalah menebus kesalahan sedikit pada mereka.”
Dan Ny. Wu masih terus merasa tidak berasalh. Dia bahkan mulai menggunakan nama Gao Hui untuk melunakkan Gao Hai. Gao Hai tidak tahu harus berkata apa lagi menghadapi Ny. Wu. Dengan langkah lunglai, dia pergi ke ruang kerjanya.
Ny. Wu juga tampak strees. Sepertinya, dia tidak menyangka perbuatannya akan berakibat seperti ini.
--

Yu Zhi membelikan makanan untuk Gao Jie dan membujuknya untuk makan agar memiliki tenaga. Tapi, Gao Jie benar-benar tidak berselera. Dia sangat khawatir pada kondisi kakek. Karena Gao Jie tidak mau makan, Yu Zhi langsung mau menyuapinya.
“Menangislah. Air mata bukan untuk yang lemah,” ujar Yu Zhi.
Gao Jie akhirnya menangis. Yu Zhi kembali bertanya mengenai ibu Gao Jie. Dan Gao Jie menjawab kalau Pan Yue sementara ini berada di panti jompo. Sekarang kakek sakit, dia tidak bisa menjaga keduanya. Tapi, dia khawatir dengan ibunya di panti jompo.
“Kurasa, aku sangat tidak berguna. Mereka semua adalah orang yang paling aku hargai. Tapi aku tidak merawat mereka dengan baik,” tangis Gao Jie semakin keras.
“Kau sudah mengambil begitu banyak tanggung jawab. Kau sangat berani. Itu bukan salahmu.”
Gao Jie benar-benar takut. Yu Zhi menenangkannya dan berkata akan membantu Gao Jie, dan Gao Jie jangan menolak bantuannya. Dia akan pergi ke panti jompo menjaga Pan Yue, dan akan mengabari Gao Jie selalu.
--
Gao Hui pulang dan heran melihat ibunya yang duduk sendirian dan tampak cemas.
“Ini semua salah Gao Jie. Mereka sekeluarga sangat menyebalkan. Aku tidak bisa melepaskan diri dari mereka,” gerutu Ny. Wu.
“Keluarga-nya… Gao Jie?” Gao Hui semakin bingung.
Tapi, Ny. Wu tidak mau menjelaskan walau sudah keceplosan. Gao Hui jelasn meminta ibunya menjelaskan padanya. Apa yang ibunya sembunyikan? Dia sudah curiga dari sejak kompetisi, karena Ny. Wu tampak sangat khawatir pada Gao Jie.
“Ayahku, Gao Jie dan mama. Apa yang terjadi di antara kalian bertiga? Aku tahu bahwa ayah pernah menikah. Apakah ini…”

-Bersambung-

2 Comments

Previous Post Next Post