Sinopsis Lakorn : Trabab See Chompo (Pink Sin)
Episode 14 – 2
Images : Channel 3
Kris
sedang menenangkan Chaya. Sementara Katha memberitahu Peat kalau Chaya sedang
di tenangkan oleh Kris. Dia juga memarahi Peat karena kelewatan (padahal nggak
lho), padahal Chaya adalah teman mereka. Dia mengerti kalau Chaya salah karena
sudah menyakiti Kiew, tapi Peat bisa hanya memarahi Chaya (emang cuma di marahi
kok).
“Kalau aku tidak memarahi seperti itu, Chaya
tidak akan berhenti,” jelas Peat.
Peat kemudian menyuruh Katha berhenti membuat
keributan, dia mau lanjut kerja. Katha menjelaskan kalau dia bukannya mau buat
keributan, dia hanya tidak ingin Peat dan Chaya bertengkar. Peat akhirnya
berkata akan menunggu Chaya hingga tenang, baru dia akan menemui Chaya dan
menyelesaikan masalahnya. Katha mengerti.
Chaya masih terus menangis tersedu-sedu. Kris mengelus
kepalanya agar dia tenang. Dia sekali lagi menyuruh Chaya berhenti mencintai
Peat agar tidak terluka seperti ini. Tapi, Chaya tetap tidak bisa. Kris
memaksanya dan berkata akan membantu Chaya.
“Kau mau membantuku karena apa? Kasihan?
Simpati? Atau menurutmu aku pantas seperti ini karena tidak mau mendengarkan
perkataanmu?”
“Bukan. Aku mencintaimu,” jujur Kris.
Chaya tercengang mendengarnya.
“Aku mencintaimu, seperti kau mencintai Peat.
Mencintaimu selama ini. Mencoba melupakanmu berulang kali. Tapi, aku tidak
pernah bisa. Itulah kenapa aku tahu bahwa melupakan orang yang kita cintai,
sangat sulit. Aku tidak tahu, apakah cara ini akan berhasil atau tidak, tapi
aku ingin kau sembuh dari lukamu. Aku ingin kau bisa tersenyum sekali lagi.”
Chaya menatap Kris. “Tolong aku berhenti
mencintai Peat. Bisakah, Kris?”
“Bisa,” ujar Kris dan mencium kening Chaya.
Katha melihat hal itu dari jendela luar.
Setelah Kris mengantar Chaya pulang, Katha
mengajak bicara Kris.
“Kau mencintai Chaya. Bukan sebagai teman.
“Benar. Aku mencintai Chaya. Apa ada masalah?”
“Ya. Kau mencintai Chaya. Chaya mencintai
Peat. Tapi Peat mencintai Kiew. Ini adalah ‘cinta segiempat’. Dan pasti akan
penuh kekacauan.”
“Tidak akan ada kekacauan. Jika aku bisa
membuat Chaya berhenti mencintai Peat dan memberiku kesempatan.”
Katha merasa hal itu akan sulit. Dia tidak
menghalangi Chaya dan Kris untuk mencintai siapapun, tapi mereka harus tahu
kalau hubungan pertemanan itu lebih aman dan bertahan lama. Tapi, cinta antara
pria dan wanita, tidak aman dan akan menghancurkan segalanya. Dia takut kalau
persahabatan mereka akan hancur. Kris langsung menegaskan kalau persahabatan
mereka hancur, bukan dia yang memulainya. Katha
tidak mau pusing lagi, dia hanya ingin Kris ingat dengan persahabatan
mereka. Jika ada masalah di masa yang akan datang, Kris harus mengingat hal
itu.
“Aku selalu memikirkan hal itu. Tapi, yang
lain, aku tidak tahu!” tegas Kris.
--
Pa dan Kiew bertemu. Kiew sudah menceritakan
mengenai perbuatan Chaya. Dan hal itu membuat Pa khawatir. Chaya benar-benar
orang yang berbahaya. Kiew menjawab kalau itu karena Chaya mencintai Peat.
“Lalu bagaimana dengan Peat?”
“Dia bilang, dia tidak mencintai Chaya.”
“Dan kau percaya?”
“Aku juga tidak tahu. Sejujurnya saja, aku
juga diam-diam merasa khawatir. Mereka berdua dekat dan telah menjadi teman
dalam waktu yang lama. Terkadang, aku merasa ada yang terjadi di antara mereka
berdua.”
Pa menenangkan Kiew dan menyuruh Kiew untuk
tidak peduli dengan Chaya. Yang penting Peat mencintai Kiew. Pokoknya, Kiew
jangan jatuh pada perangkap Chaya. Kiew mengerti dan bertekad akan berhenti
curiga dan percaya pada orang yang di cintainya.
--
Kris datang ke condo Chaya. Dia menyiapkan
sarapan untuk Chaya. Dia benar-benar memperlakukan Chaya dengan sangat baik.
Sementara itu, Peat dan Kiew sibuk melakukan
pemotretan foto pre-wedding. Mereka tampak bahagia.
Kris mengajak Chaya untuk bermain skate board.
Kris sampai menyombongkan diri kalau dia sangat hebat bermain skate board. Baru
juga naik, dia sudah terjatuh. Chaya menyindir Kris karena ternyata Kris tidak
bisa bermain skate board. Dan karena itu, Chaya menawarkan diri untuk mengajari
Kris.
“Chaya, tolong jangan lepaskan tanganku,
okay?” pinta Kris.
Chaya diam sesaat dan menggangguk. Kris
tersenyum melihat anggukan Chaya.
Peat dan Kiew masih sibuk dengan foto pre
wedding. Selesai berfoto, Kiew mengganti layar ponselnya dan Peat dengan foto
mereka berdua.
--
Pa ke tempat Katha. Dia melihat foto-foto
pre-wedding Kiew dan Peat. Dia merasa senang karena Kiew dapat tersenyum dengan
sangat lebar dan bahagia. Katha bertanya tujuan Pa datang ke restorannya hari
ini.
“Apa kau rindu padaku?”
“Ya.”
“Hah?” kaget Katha.
Pa langsung menjelaskan kalau dia datang untuk
menanyakan hubungan Peat dan Chaya. Tapi, belum sempat dia bertanya lebih jauh,
malah terdengar suara pelanggan yang memarahi pelayan. Pelayan itu sampai
ketakutan. Katha akhirnya turun tangan.
Pelayan menjelaskan pada Katha kalau dia
terkejut karena pelanggan itu memegangnya hingga dia menumpahkan air padanya.
Tapi, si pelanggan membantah dan menuduh pelayan menjebaknya. Dia meminta untuk
bertemu dengan pemilik restoran.
“Aku pemilik restoran,” beritahu Katha. Pa
kaget mendengarnya.
Si pelanggan langsung mulai mengomeli si
pelayan dan menyalah-nyalahkannya. Dia meminta Katha untuk memecat si pelayan.
“Aku tentu akan mengusir. Kalian berdua tolong
keluar dari restoranku. Dan jangan kembali lagi!”
“Hey! Aku adalah customer!”
“Tapi kau menghina pekerja-ku. Kau tidak punya
hak untuk melakukannya. Restoranku punya kamera CCTV. Aku bisa memeriksa. Dan
jika kalian berdua berbuat yang tidak senonoh pada pelayanku, aku akan
melaporkannya ke polisi.”
Teman si pelanggan yang mengomel tentu takut
dan meminta maaf. Mereka langsung pergi. Si pelayan berterimakasih karena Katha
sudah percaya padanya. Katha tersenyum dan berkata kalau dia tidak mempercayai
pekerja-nya sendiri, siapa lagi yang bisa dia percayai? Pelayan itu benar-benar
senang.
Sementara Pa, dia dengan kesal memilih untuk
pergi. Dia menyebut Katha dengan panggilan : Tn. Pemilik Restoran! Katha
tersenyum melihat tingkah Pa dan menggoda apa Pa marah? Ngambek? Pa membantah
hal itu.
“Bohong. Kau jelas marah. Jika kau berani, beritahu aku. Atau kau bukan
orang yang berani.”
“Hey, kau membuatku salah paham selama ini
kalau kau adalah pelayan di sini. Padahal sebenarnya kau adalah pemiliknya. Apa
itu menyenangkan?”
“Meh! Ngambek seperti nang’ek di lakorn. Jika
seperti itu, aku harus merayumu.”
“Kau bukan pra’ek. Dan aku bukan nang’ek
juga.”
“Okay. Cukup! Jangan bertengkar. Sebenarnya,
kau tidak salah paham mengira aku pekerja.
Restoran ini milik orang tuaku. Dan aku menerima gaji per bulan dari
mereka.”
“Alasan.”
“Hey. Jangan bilang itu alasan. Ini namanya
penjelasan. Kau ingin aku mengumumkan kepada setiap yang datang gitu kalau aku
adalah pemilik restoran dan bukan pekerja. Seperti itu gitu? Lucu kalipun.”
“Itu benar! Benar juga ya.”
“Betulkan? Jadi aku salah atau nggak?”
“Eh, kau nggak salah.”
Akhirnya, Pa tidak marah lagi.
--
Katha mengantar Chaya pulang. Chaya sudah
merasa lebih baik. Dan dia meminta Kriss memberikannya waktu sendiri. Dia juga
berterimakasih karena ada Kriss, dia bisa merasa lebih baik. Kris menyuruh
Chaya untuk beristirahat.
Setelah Kris pergi, Chaya menuju ke condo-nya.
Dan di depan condo-nya ada Peat.
--
Katha menjawab pertanyaan Pa dan memberitahu
kalau Peat tidak mencintai Chaya. Jika mereka saling mencintai, mereka pasti
sudah membuat pengumuman hubungan mereka dari dulu. Hanya Chaya sendiri yang
merasa demikian.
“Kau yakin? Jangan setelah dia menikahi Kiew,
dan Peat malah membuat pengumuman kalau dia mencintai Chaya dan akan
menceraikan Kiew. Jika ya, aku akan mencari masalah denganmu!”
“Oii. Kenapa kau tidak mencari masalahnya
dengan Ai-Peat?”
“Ini karena kau adalah teman Nai Peat. Jadi
bisa di anggap kau mewakilinya. Jika Peat membuat Kiew kecewa, aku akan
menyelesaikannya denganmu.”
“Baiklah! Jika Kiew membuat Peat kecewa juga,
aku akan menyelesaikannya denganmu juga!”
--
Chaya mengundang Peat masuk ke dalam rumahnya.
Dia sudah siap mendengarkan semua perkataan Peat. Dia tahu ini pasti mengenai
calon pengantin Peat tersebut.
“Ya.”
--
Kiew melihat baju pengantin yang ada di
rumahnya. Khun Nai telah menyelesaikan segala persiapan pernikahan mereka. Dia benar-benar senang karena sudah akan
menikah. Dia berdoa memohon agar ibunya memberkati pernikahannya.
Peat datang ke kamar Kiew. Dia ingin melihat
Kiew. Dan sebelum keluar, Peat memeluk Kiew.
“Apa ada sesuatu?”
“Tidak ada. Aku hanya merindukanmu,” ujar
Peat.
Sebelum Peat kelaur, Kiew mengecup pipi Peat
dengan penuh cinta.
BERSAMBUNG
Tags:
Pink Sin
Sinopsisx dilanjut lagi y admin ampe tamat.👍👍
ReplyDelete