Sinopsis Lakorn : Trabab See Chompo (Pink Sin)
Episode 12 – 2
Images : Channel 3
Pa merasa ada yang aneh dengan Kiew. Dia merasa
Kiew seperti sedang berbohong. Pa terus bicara sambil memakan makanan yang
Katha pegang.
“Aku rasa kau bisa mencurigai apapun, tapi sekarang
ini kau sedang makan makananku! Ini makananku! Dan itu makananmu,” tegas Katha
sambil menunjukkan kotak makanan Pa yang ada di sebelah.
Pa langsung malu dan meminta maaf. Dia beralasan
kalau dia butuh makan agar bisa berpikir. Katha dengan manisnya memberikan
makanannya untuk Pa makan agar Pa bisa berpikir penuh. Pa langsung tersenyum
lebar dan berterimakasih.
“Aku
tadi bilang sepertinya Kiew pasti menyembunyikan sesuatu.”
“Oi, maksudmu temanmu berbohong kalau dia
belum bertemu dengan Ai-Peat? Tapi untuk mencari Peat, itu bukan perkara mudah!”
“Oh, benar juga ya!”
--
Peat membawa Kiew ke sebuah rumah. Kiew terus
berjalan sambil menarik baju belakang Peat. Kiew bertanya, rumah siapa?
“Rumah ibuku. Sekarang, kau bisa melepas ku
kan?” tanya Peat karena Kiew terus menarik baju belakangnya.
“Kau tidak akan kabur kan?”
“Jika kau tidak memberitahu siapapun.”
Dan Kiew melepaskan pegangannya dari baju
belakang Peat. Saat Peat berjalan masuk ke dalam rumah, Kiew kembali menarik
baju belakang Peat karena dia takut. Peat hanya menatapnya dan membiarkannya. Saat
sudah masuk ke dalam rumah dan sudah menyalakan lampu, Peat menyuruh Kiew untuk
melepasnya sekarang.
Kiew melihat dalam rumah yang masih rapi dan tidak
berdebu, jadi pasti ada orang yang datang secara rutin ke rumah itu dan membersihkannya.
“Pengacara ibuku yang membantu mengatur
asetku. Kau bertanya terlalu banyak. Pulang sana,” usir Peat.
Kiew tidak mau karena dia mau membantu Peat. Tetapi, Peat terus menyuruhnya pulang dan mengingatkan Kiew untuk tidak memberitahu siapapun.
“Hati-hati ya,” ujar Peat. Kiew tersenyum dan
mengangguk.
Pa dan Katha lanjut mencari Peat ke café-café.
Karena belum bertemu, mereka kembali beristirahat. Pa sangat lelah dan menguap
berkali-kali. Katha menyarankan Pa untuk meninggalkan mobilnya dan dia yang
antar pulang. Besok Pa bisa datang lagi untuk mengambil mobilnya. Pa menolak
karena dia tidak mau berhutang budi. Di tambah lagi, mereka bukan teman dekat,
jadi dia tidak ingin Katha tahu dimana rumahnya. Pa juga mengingatkan Katha untuk
memberitahunya jika sudah menemukan Peat, jadi dia juga bisa berhenti mencari
Peat.
Katha mengeluarkan ponselnya dan meminta nomor Pa agar dia bisa menghubungi Pa jika Peat sudah ketemu. Pa langsung memasang muka seolah Katha modus minta nomornya. Katha menyadari hal itu, dan menyuruh Pa untuk tidak usah ge-er karena dia tidak akan menggoda Pa. Pa bukan wanita idamannya. Wanita yang di sukainya itu, tinggi, body nya bagus, sexy dan pokoknya bertetangan sama Pa.
Pa langsung memukul kepala Katha. Dia juga menegaskan
kalau walaupun Katha menggodanya, dia tidak akan tertarik. Pria idamannya itu
tinggi, tampan, body nya bagus, dan kulitnya cokelat, berbeda dari Katha!
“Terimakasih langit, karena aku bukan pria idamanmu.
Terimakasih,” doa Katha (hahaha!)
Pa jelas kesal dan balik untuk neloyor kepala Katha.
--
Kiew pulang ke rumah dan melihat Khun Nai yang
sedang melihat foto Peat. Khun Nai menyuruh Kiew untuk beristirahat dan bisa
bangun siang besok. Mengenai pencarian Peat, biar dia dan Tee yang mencari.
“Ayah, aku…” ujar Kiew.
Akhirnya Kiew memberitahu Khun Nai kalau dia
sudah menemukan Peat. Khun Nai langsung minta di antarkan ke tempat Peat, tapi
Kiew tidak mau. Dia meminta Khun Nai memberikan waktu pada Peat. Jika Khun Nai
pergi sekarang, Peat akan kabur lagi. Dia ingin Khun Nai menunggu hingga Peat
siap. Khun Nai masih merasa khawatir, tapi setelah penjelasan panjang lebar
Kiew dan Kiew sampai memohon, Khun Nai akhirnya bersedia menunggu.
“Suatu hari Peat akan tahu kalau kau adalah
orang yang paling menyanyanginya,” ujar Kiew.
--
Selesai bicara dengan ayahnya, Kiew menelpon Pa dan bertaya apa Pa sudah pulang? Pa menjawab sudah. Dan Kiew mengucapkan rasa terimakasihnya karena Pa sudah membantunya hari ini. Pa kemudian menginterogasi Kiew, Kiew tidak berbohong padanya kan?
“Tidak. aku tidak berbohong. Udah dulu, ya,”
hindar Kiew dan langsung mematikan telepon.
Setelah itu, Kiew kembali mengingat saat Peat
menyatakan cinta-nya, Peat terus tersenyum. Dia benar-benar senang.
Sementara Peat, dia berbaring di sofa dan
ternyata dia tersadar saat Kiew mencium keningnya. Dia memikirkan maksud ciuman
Kiew itu.
--
Secara diam-diam, Kiew masuk ke dalam kamar Peat
dan mengambilkan beberapa pakaian dan handuk untuk Peat. Saat Taeng lewat, Kiew
langsung bersembunyi.
Setelah itu, Kiew memasak makanan untuk di
bawa ke tempat Peat. Taeng heran melihat Kiew pagi-pagi sudah masak, dan Kiew
bohong kalau dia masak untuk dia bawa ke kantor. Dia akan makan di kantor. Dia juga
membuat banyak untuk ayah dan Taeng. Setelah itu, Kiew segera memasukkan
makanannya ke kotak bekal dan langsung pergi.
Kiew juga mampir ke apotek dan membeli
beberapa obat. Dia juga pergi ke supermarket untuk membeli buah.
--
Chaya dan Katha berkumpul di tempat Kris. Mereka
merasa khawatir karena belum menemukan Peat. Kris menyuruh mereka untuk tenang
saja, Peat pasti akan kembali nantinya. Katha tetap khawatir, dia takut kalau
Peat akan melukai diri sendiri. Chaya langsung marah karena Katha sudah
berpikir gila seperti itu. Kris malah membenarkan perkataan Katha. Dia dan Chaya
mulai bertengkar lagi.
Katha menyuruh mereka untuk tidak bertengkar. Katha
juga menyuruh Kris untuk melakukan sesuatu juga, jangan hanya diam seperti ini.
Kris kemudian sibuk memainkan ponselnya. Dia melihat
youtube dan menemukan video saat Peat di pukuli orang-orang kemarin. Bukannya memberitahu
Katha dan Chaya, dia malah menyembunyikan hal tersebut.
Chaya memutuskan untuk menemui Khun Nai, mana
tahu ada informasi. Katha menyuruh Chaya untuk memberitahunya jika mendapat informasi.
--
Chaya datang ke perusahaan Khun Nai dan
langsung bertanya kepada karyawan di sana, ada dimana Khun Nai? Dengan sopan karyawan
itu memberitahu kalau Khun Nai sedang rapat dan menyuruh Chaya untuk menunggu
di ruang tunggu. Nanti dia akan memberitahu Khun Nai.
“Tidak perlu! Aku akan ke sana langsung,” ujar
Chaya (ihh… macam pemilik perusahaan saja!)
Selesai rapat, Khun Nai menyuruh Tee untuk
berhenti mencari Peat. Tee jelas heran karena Peat kan belum di temukan. Khun
Nai memberitahunya kalau Kiew sudah menemukan Peat, tapi tidak mau memberitahunya
Peat ada dimana. Dia meminta mereka memberi waktu untuk Peat.
Dan Chaya mendengar semua ucapan Khun Nai
tersebut. Khun Nai kaget melihat Chaya. Chaya langsung memberi salam dan
meminta maaf karena sudah menguping.
“Tapi aku rasa kita harus bertanya pada Kiew
dimana Peat. Aku takut.”
“Takut apa? Sekarang Peat tidak dalam bahaya. Kiew
menjaganya.”
“Tapi aku takut kalau Peat akan melukai diri
sendiri. Aku minta maaf karena harus mengatakan ini langsung. Tapi, bagaimana
jika Peat mengambil jalan pintas (bunuh diri)? Kiew sendirian tidak akan bisa
menghentikan Peat,” ujar Chaya (ih, tadi dia yang marah pada Katha ngomong
gitu, eh, tapi dia malah bilang gitu ke Khun Nai. Ular!)
“Khun Kiew tidak akan membiarkan hal seperti
itu terjadi,” ujar Tee.
“Tapi Kiew tidak ada selalu bersama Peat siang
dan malam, kan? Jika ini terjadi saat Kiew tidak ada, siapa yang akan menolong
Peat?”
Khun Nai merasa kalau perkataan Chaya ada
benarnya. Jadi, dia meminta Tee untuk menyuruh orang mengikuti Kiew, dan segera
berikan kabar padanya. Chaya langsung meminta untuk di kabari juga dan berjanji
tidak akan mengganggu Peat. Khun Nai mengerti dan berkata akan memberitahu
Chaya. Dia juga berterimakasih karena Chaya sudah mengkhawatirkan Peat.
Chaya tersenyum senang setelah Khun Nai pergi.
--
Peat akhirnya bangun. Dan dia langsung kaget
saat melihat Kiew sudah ada di sebelahnya dan menatapnya. Kiew mengejek Peat
yang bangun sangat telat. Dia datang untuk merawat Peat dan juga membawa
beberapa barang untuk Peat. Ada obat, peralatan mandi, dan juga dia sudah
menyiapkan sarapan untuk Peat. Dia juga sudah mengisi kulkas Peat.
Setelah itu, Kiew mengambil handuk basah dan
menyuruh Peat untuk membuka baju. Dia ingin membersihkan badan Peat karena Peat
pasti kesulitan karena tangan Peat kan masih sakit. Peat menolak dan menegur
Kiew yang wanita tapi mau membuka baju pria. Mereka berdebat untuk buka membuka
baju, dan membuat wajah mereka sangat dekat. Dengan canggung mereka menjauh.
Kiew merasa kalau Peat malu padahal dia hanya
ingin membersihkan badan Peat. Peat menjauh, tapi Kiew menahannya dan
menggodanya yang malu. Peat akhirnya berbalik dan membuka bajunya.
Dia membiarkan Kiew untuk mengelap badannya,
tapi Kiew malah malu dan menjauh. Balas Peat yang menggodanya.
BERSAMBUNG
Tags:
Pink Sin