Khun Chai Puttipat
(2013) Episode 6 - Part 2
Network : Channel 3
Pagi hari. Dengan riang, Chai Pat turun dari tangga sambil berputar- putar seperti sedang menari, kemudian saat dia menyadari keberadaan Nenek Aiet dan Nenek Oon, maka dia pun berhenti dan memberikan hormat kepada mereka berdua.
Tanpa
berbasa- basi, Nenek Aiet dengan tegas menyuruh Chai Pat setelah pulang kerja
harus segera pulang ke rumah untuk mengajari Marathee. Dan bila Chai Pat
memiliki operasi atau kasus darurat, maka Chai Pat harus melaporkannya, dan
mereka yang akan memutuskan dan memberikan izin.
“Kamu
pikir metode ini akan membuat ku mencintai Marathee?” tanya Chai Pat dengan
kesal.
“Kamu
begitu keras kepala sekarang ya. Jika aku suruh jangan lakukan, kamu akan
melakukannya. Jika aku suruh lakukan, kamu tidak melakukannya,” tegur Nenek
Aiet.
“Chai
Pat. Kamu harus membayar kebaikan Khun Chai Taewapan. Seorang anak harus
menjaga janji yang dibuat orang tuanya,” jelas Nenek Oon.
“Chai
Pat, kamu harus memikirkan kebahagiaan ku. Jika kamu menikahi Marathee, maka
aku akan jadi sangat bahagia. Tapi jika kamu merusak janji itu, aku akan jadi
tidak bahagia,” tambah Nenek Aiet. Lalu dia mengajak Nenek Oon untuk pergi.
Dengan
sedih, Chai Pat menghela nafas, karena tidak tahu bagaimana cara nya untuk
melawan perintah kedua Nenek nya tersebut.
Didapur.
Keaw mempersiapkan makan malam special untuk nanti, dia memberitahu Katesara
bahwa Chai Pat mengatakan kalau ia akan datang ke sini setelah kerja, tapi Keaw
tidak tahu jam berapa.
“Bagus.
Ketika dia tiba, maka kita akan malam bersama dulu. Dan praktek, setelah
selesai. Apa itu bagus Keaw?” kata Katesara.
“Ya.
Kemudian, aku akan mempersiapkan makan malam nya dulu,” balas Keaw dengan
senang.
Semua
hidangan telah selesai. Dan melihat apa yang dimasak oleh Keaw, maka Chinnakorn
pun memuji nya. Begitu juga dengan Katesara, menurutnya Keaw lebih bagus dari
pada orang di Istana (rumah Katesara disebut Istana).
“Khun
Keaw belajar dengan cepat. Dia berbakat. Dia sangat bagus pada pekerjaan di
dapur,” puji Yam. Dan Katesara setuju.
“Ini
kualifikasi yang Nenek Aiet pasti sukai,” kata Katesara.
Karena
Keaw tidak mengenal siapa Nenek Aiet, maka dia pun bertanya. Tapi Chinnakor
serta Katesara langsung mengalihkan pembicaraan. Dan semua nya lalu memutuskan
untuk menunggu Chai Pat datang dan makan malam bersama.
Sampai
hari telah gelap, Chai Pat belum juga datang. Dan karena merasa tidak enak hati
telah membuat Katesara serta Chinnakorn menunggu lama, maka Keaw pun mengambil
makanan yang ada di atas meja untuk dipanas kan, dan dia mengajak semuanya
untuk makan bersama tanpa menunggu Chai Pat lagi.
“Jika
Khun Chai tidak datang, maka dia harusnya memberitahu kita,” kata Katesara
dengan nada kesal, karena Chai Pat telah membuat Keaw kecewa.
Dirumah.
Ternyata Chai Pat sedang sibuk mengajari Marathee berdansa. Dan karena diawasi
oleh Nenek Aiet serta Nenek Oon, maka Chai Pee dan Chai Lek pun tidak bisa
membantu Chai Pat lagi untuk bisa meloloskan diri.
Saat
berdansa, tanpa sengaja Marathee menginjak kaki Chai Pat, dan lalu dia meminta
maaf serta menanyakan apa Chai Pat terluka. Dan karena ada Nenek Aiet serta
Nenek Oon yang mengawasi, maka Chai Pat pun membalas bahwa dia tidak apa- apa,
dan kemudian dia lanjut mengajarkan Marathee lagi.
Saat
mulai berdansa lagi, tanpa sengaja Chai Pat menginjak kaki Marathee, dan lalu
dia pun meminta maaf serta menanyakan apa Marathee baik- baik saja.
“Kamu
sedang balas dendam kan? Aku barusan menginjak kaki mu tanpa sengaja, tapi kamu
marah dan balas dendam pada ku,” tuduh Marathee.
“Tidak
seperti itu, Marathee. Aku tidak bermaksud melakukan itu,” jelas Chai Pat yang
memang tidak sengaja.
“Jangan
bicara lagi. P’Chai Pat memang tidak berniat mengajarkan ku. Itu sebab nya mengapa
kamu melakukan itu. Aku tahu. Para pria Jutathep adalah gangster, sejak kecil
sampai sekarang, mereka selalu menganggu kami,” kata Marathee mengambek.
Nenek
Aiet serta Nenek Oon berdiri dan mendekati mereka berdua. Dengan penuh
perhatian, mereka mengajak Marathee untuk beristirahat dan makan malam bersama
dulu baru lanjut latihan lagi.
Melihat
itu, Chai Pat menatap kedua saudaranya untuk meminta solusi. Tapi mereka juga
tidak bisa perbuat apapun.
Dirumah.
Keaw tampak sedih, karena Chai Pat masih belum datang, dan tidak ada kabar sama
sekali. Kemudian menyadari hal itu, maka Katesara yang awalnya berdansa bersama
dengan Chinnakorn, dia mendekati Keaw dan mengajarkan nya.
Tepat
disaat itu. Yodsawin datang. Dia mengatakan bahwa selesai operasi, karena
merasa lapar, maka dia makan malam dulu sebelum ke sini. Lalu dia menanyakan
apa Keaw sedang praktek menari seperti orang- orang itu.
“Seperti
siapa?” tanya Chinnakorn.
“Oo.
Maksudku seperti Khun Chai dan Khun Marathee. Seetelah selesai kerja, dia dan Marathee
langsung menuju ke Istana (rumah Chai Pat) untuk praktek. Dirumah sakit
Marathee teruse mengatakan tentang itu kepada setiap orang bahwa mereka pasti
akan menjadi pasangan pertama yang menari di lantai dansa pada acara Thun Chai
Kerk,” jelas Yodsawin.
Mendengar
itu, Keaw tampak sangat kecewa, dan Katesara menyadari hal itu. Katesara
menjelaskan bahwa itu hanya untuk formalitas dua keluarga saja, makanya Chai
Pat dan Marathee menari bersama.
Kemudian
Katesara meminta Yodsawin menjadi pasangan dansa Keaw, dan dengan senang
Yodsawin menyetujui itu. Lalu dia pun mengulurkan tangannya kepada Keaw.
“Mohon
bantuan nya,” kata Keaw.
“Mari
lanjutkan dari langkah dasar ya,” balas Yodsawin. Lalu dia memegang Keaw dan
mengajari nya cara menari yang benar dengan perlahan.
Melihat
hal itu, Katesara dan Chinnakorn tersenyum.
Diruang
makan. Nenek Aiet serta Nenek Oon memuji dumpling yang Marathee buat, dan
mereka menyuruh agar Chai Pat memakannya juga, karena itu sangat enak. Lalu
Chai Pee dan Chai Lek memberikan kode mata agar Chai Pat mencoba nya.
Kemudian
Chai Pat pun mencoba dumpling buatan Marathee, dan itu mengingatkan nya pada
dumpling yang pernah di cobanya saat di Ayutthaya. “Enak. Sangat enak. Ini sama
rasanya seperti yang dulu ya,” kata Chai Pat.
“Ya,”
kata Chai Pee dan Chai Lek berbarengan.
“Dumpling
ini sangat sulit ditemukan siapa orang yang bisa membuatnya. Aku tidak sangka
bahwa Katesara bisa membuatnya,” kata Chai Pat.
“Aku
sudah bilang, aku membuatnya sendiri. P’Katesara hanya mengajariku,” balas
Marathee, berbohong.
Mendengar
itu, Chai Pat, Chai Pee, dan Chai Lek sama sekali tidak percaya. Mereka bertiga
tahu bahwa pasti Marathee berbohong. Tapi saat Nenek memuji Marathee sangat
bagus, mereka bertiga secara serempak menjawab iya dan saling tersenyum.
Keesokan
harinya. Katesara memberikan banyak gaun miliknya untuk di pilih oleh Keaw, dia
menjelaskan bahwa setiap ada pesta, dia selalu memakai dress baru, jadi dress
lamanya Cuma pernah di pakai sekali. Dan Yam membenarkan itu, dia mengatakan
bahwa itu karena Katesara selalu membuat dan mendesign dress nya sendiri.
Tepat
disaat itu, terdengar suara Marathee yang datang memanggilnya. Jadi dengan
buru- buru, Katesara langsung menyuruh agar Keaw bersembunyi. Ternyata alasan
Marathee datang adalah karena dia ingin memesan dumpling lagi untuk hari senin,
karena dia akan memberikannya kepada Nenek Aiet, sebab para pria Jutathep
sangat menyukai itu.
“Terutama
P’Chai Pat. Dia makan banyak sekali, hingga dia lupa untuk memakan nasi,” kata
Marathee. Dan mendengar itu dari balik dinding, Keaw tersenyum senang.
Marathee
membanggakan dirinya yang sangat disukai oleh Nenek, sehingga Nenek memesankan
dress baru untuk nya dari Tailor Shop. Dan bahkan Nenek memijam kan perhiasan
nya kepada dia. Nenek memberikan 5 set perhiasan untuk dipilih oleh nya.
“5
set?” tanya Katesara dengan nada terkejut.
“Iya.
Ada berlian, pearl, ruby, permata, dan sapphire. Dia bilang, aku bisa
mengenakan set yang aku sukai,” kata Marathee dengan senang.
“Kalau
begitu, kamu harus menjaga nya dengan baik. Perhiasan itu berharga baginya,
jika sempat itu rusak atau hilang, Ayah kita tidak akan sanggup membayar nya,”
jelas Katesara.
“P’Katesara.
Candaan apa itu. Dia begitu menyayanginku. Siapa tahu, jika dia lihat itu bagus
padaku, maka dia akan memberikan nya pada ku. Lagian aku akan menjadi menantu
nya,” balas Marathee dengan penuh percaya diri.
Mendengar
semua pembicaraan itu, Keaw tampak sangat sedih.
Chai
Pat datang mendekati Keaw yang sedang menjahit baju, dan melihat nya, Keaw pun
langsung memberikan salam. Lalu Keaw menunjukan dress yang dia design sendiri.
Dan Chai Pat memuji Keaw yang sangat bagus dalam banyak hal.
“Bukankah
kamu akan pergi ke rumah sakit? Ini sudah telat,” kata Keaw dengan raut sedih,
saat Chai Pat memuji nya.
“Aku
akan pergi ke sana, tapi aku berhenti sebentar ke sini untuk melihat mu.
Bagaimana? Kemarin sudah seberapa jauh kamu belajar menari?” tanya Chai Pat.
“Oh.
Tidak masalah. Khun Katesara mengajari ku, jadi aku pikir aku bisa pergi ke
pesta tanpa melakukan hal yang memalukan. Terima kasih atas kepedulian mu ya,”
balas Keaw.
Dengan
raut sedikit suram, Keaw berhenti berbicara kepada Chai Pat dan lanjut menjahit
baju nya. Lalu melihat Keaw yang sedang menjahit bunga satu persatu di baju
itu, maka Chai Pat menanyakan apa Keaw yakin itu bisa selesai tepat waktu.
“Tidak
apa. Aku akan melakukan sebanyak yang aku bisa. Apapun yang aku kenakan itu
cantik. Lagian aku tidak berpikir akan ada yang menghitung jumlah bunga pada
dress ku,” jelas Keaw.
Keaw
kemudian berdiri dan menyuruh Chai Pat untuk menunggu sebentar, karena dia akan
memberitahu Katesara dan mengambil kan minum untuk Chai Pat. Tapi Chai Pat
langsung menghalangin Keaw, dengan tegas dia mengatakan bahwa dia datang ke
sini bukan untuk menemui Katesara serta dia juga sudah minum di rumah.
Keaw
tidak mengatakan apapun, dan menyadari itu, Chai Pat menanyakan apa ada yang
salah, karena tampaknya Keaw seperti sedang marah padanya. Dan dengan nada
datar, Keaw mengatakan bahwa dia tidak ada alasan untuk marah pada Chai Pat.
“Tentang
kemarin, aku ada urusan, jadi aku tidak bisa datang untuk mengajari mu,” kata
Chai Pat menjelaskan dengan pelan.
“Tidak
apa. Urusan mu pastinya lebih penting,” balas Keaw.
“Bagaimana
kamu tahu?”
“Lagian,
itu harusnya memang begitu kan?”
“Tidak.”
Tanpa
mengatakan apapun, Keaw berjalan pergi, dan Chai Pat pun langsung mengikutinya.
Dia meminta Keaw untuk memberitahu nya, jika dia memang ada membuat Keaw merasa
kesal. Tapi Keaw tidak mau memberitahu.
“Jika
kamu tidak mengatakannya. Aku tidak tahu bagaimana harus memulai menjelaskan
nya,” kata Chai Pat.
“Aku
tidak akan mengatakan nya. Aku takut bahwa pertanyaan ku tidak akan sesuai
dengan jawaban mu,” balas Keaw.
“Untukmu,
aku tidak ada apa- apanya. Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tapi aku
datang menemui mu sebelum berangkat ke sana. Bukannya bersikap baik pada orang
yang merindukan kamu. Kamu malah bersikap seperti aku orang asing, dan kamu mau
menang berdebat,” kata Chai Pat.
“Siapa
yang ingin menang? Kamu pikir aku berani begitu? Aku tahu bahwa aku harus tahu
tempat ku, dan bersikap sopan pada penyelamatku,” balas Keaw dengan nada kecil.
Chai
Pat merasa kesal, karena Keaw masih menganggap nya bukan sebagai teman. Lalu
karena itu, maka Chai Pat pun pergi.
Chai
Pat mengunjungin mall kakek nya. Disana dia dan kakeknya mengobrol saling
menanyakan keadaan. Lalu Chai Pat meminta tolong kepada kakek nya itu.
Tags:
Khun Chai Puttipat
Kak lanjut, udah ga sabar nunggunya nih
ReplyDeleteSemangatttt kak ditunggu kelanjutan'y jgn pke lama yach....heeehee.
ReplyDeleteSemangat kak
ReplyDelete