Network : tvN Netflix
Tokoh, Kejadian, Organisasi, dan Latar
Belakang adalah Fiksi
Seung Jun berlari ke atas atap. Dia mencoba mencari jalan keluar seperti tangga atau atap pendek ataupun semacamnya. Tapi sayangnya tidak ada. Lalu tiba- tiba pintu atap terbuka dan seseorang datang. Melihat orang tersebut Seung Jun merasa sangat kaget. Orang tersebut adalah Cheon. Dia datang dan mengarahkan pistol nya ke arah Seung Jun.
Melihat itu,
Seung Jun pun hanya bisa diam di tempat.
Cheol Gang mendapatkan pesan dari Utara. “Direktur Ri menangani ini lebih baik dari dugaan. Kami memberikannya foto, tapi dia beralasan bahwa misi ini untuk membawa Yoon Se Ri. Direktur Ri menjamin kalau Ri Jung Hyuk kembali dalam beberapa hari. Singkirkan Ri Jung Hyuk. Jika kamu gagal menyingkirkannya, tidak ada gunanya kamu kembali.”
Membaca pesan tersebut, Cheol Gang tampak kesal. Dia membereskan barang- barang nya dan bersiap untuk pergi dari tempat persembunyiannya. Tapi tepat disaat itu Jung Hyuk datang sambil mengarahkan pistol kepadanya. Sehingga diapun mundur.
Para petugas
BIN mengelilingi luar gedung. “Turunkan senjata kalian! Jika jatuhkan senjata
dan ikuti kami, hukuman kalian akan dikurangi. Biar kuulangi. Turunkan senjata
kalian!”
Cheol Gang membuang tas nya ke lantai dan mengangkat kedua tangannya. Sementara Jung Hyuk tetap diam ditempat sambil mengarahkan pistolnya kepada Cheol Gang.
Para petugas BIN yang berada diatas atap bersiap untuk menembak bila terjadi sesuatu. Mereka mengarahkan semua pistol mereka kepada Jung Hyuk yang masih belum menurunkan senjata.
Cheol Gang tersenyum melihat itu. Lalu dia berbalik seolah telah menyerah. “Kenapa? Tidak bisa memutuskan? Jika kamu menembakku, kamu akan mati juga,” katanya. Dan Jung Hyuk tetap diam. “Benar. Pria yang lahir di kalangan atas sepertimu tidak boleh mati di tempat kumuh begini,” oceh Cheol Gang. Lalu dia mengeluarkan pistol di dalam jaket nya dan dengan ccepat berbalik untuk menembak Jung Hyuk.
Menyadari
hal itu, Jung Hyuk pun langsung tiarap di lantai. Sehingga Cheol Gang gagal
menembak nya. Dan pistol petugas BNI yang awalnya mengarah kepada Jung Hyuk,
berbalik mengarah kepada Cheol Gang dan langsung menembaknya.
Kaca jendela pecah. Disertai dengan Cheol Gang yang terus di tembak, hingga dia terjatuh. Sementara Jung Hyuk dengan segera langsung tiarap dan bersembunyi di dekat dinding untuk menghindari semua tembakan tersebut.
“Kamu tidak
bisa kembali. Aku sudah kirim semuanya. Bukti yang membuktikan kamu bersama
jalang itu di sini. Jika kamu kembali, orang tuamu akan dieksekusi,” kata Cheol
Gang dengan susah payah. “Menurutmu kenapa ayahmu memilih tidak menyelidiki
pembunuhan kakakmu? Itu karena dia tahu bahwa dialah penyebab kematian
putranya. Sebab itulah dia menguburnya,” jelas nya sambil tersenyum puas. “Karena
itulah, aku yakin ayahmu ingin kamu mati di sini. Situasi kita sama. Kamu tidak
bisa kembali. Walau kamu kembali ke Utara, atau ditangkap di sini, orang tuamu
akan tetap mati. Jadi, marilah kita pergi bersama,” ocehnya sambil mengulurkan
tangannya untuk meraih Jung Hyuk. Namun sebelum dia sempat merahi Jung Hyuk,
dia menghembuskan nafas terakhirnya. Cheol Gang mati.
Jung Hyuk
mengangkat pistolnya dan memandang Cheol Gang sambil menetes kan air mata. Dia
membuang pistolnya.
“Hujannya
makin deras,” komentar Se Ri. “Ke mana perginya Jung Hyuk? Kenapa dia belum
kembali?” tanyanya. Dan semua nya juga tidak tahu.
Guntur
berbunyi keras di langit.
Young Ae mengomeli Wol Suk karena datang malam- malam ke rumah nya untuk cukur rambut. Dan dengan rasa bersalah Wol Suk menjelaskan bahwa dia ingin melakukan penebusan di tempat kejadian sebagai introspeksi diri. Ok Geum pun bersiap untuk membantu Wol Suk.
Dengan erat,
Wol Suk memejam kan matanya dan menyiapkan hatinya untuk di cukur semua rambut
nya. Dan Ok Geum bersiap untuk mencukur kan. Tapi sebelum Ok Geum sempat
mencukur rambut Wol Suk, tiba- tiba saja terdengar suara teriakan Myeong Sun di
luar.
Myeong Sun memohon kepada kedua petugas yang ingin membawa paksa dirinya dan U Pil. Dia meminta mereka supaya membiarkan U Pil dititip kan kepada temannya terlebih dahulu dan dia sendiri yang akan ikut dengan mereka berdua. Namun mereka berdua tidak mau dan tetap menarik Myeong Sun serta U Pil untuk ikut bersama mereka.
“Ibuku dan
aku tidak akan pergi bersama kalian!” teriak U Pil sambil merentangkan kedua
tangan nya di depan Myeong Sun untuk melindungi nya.
“Dasar
berandal!” bentak seorang petugas. Ingin memukul U Pil. Dan Myeong Sun segera
memeluk U Pil untuk melindungi nya.
Young Ae keluar dari dalam rumah dengan membawa tongkat kayu. Dengan sikap berani, dia menyuruh si petugas yang ingin memukul U Pil untuk berhenti dan jangan memukul. Lalu dengan sedikit takut, dia menjelaskan bahwa dia sedang mencuci baju, makanya dia memegang tongkat. Dan dia memperkenal kan dirinya sebagai Istri Letkol Batalion Polisi Militer. Namun kedua petugas tersebut sama sekali tidak peduli dengan siapa Young Ae.
“Aku sedang
bercocok tanam,” teriak Wol Suk dengan keras sambil memegang cangkul kecil.
“Namaku Na Wol Suk, kepala desa ini. Aku tidak bisa mengabaikan saat orang luar
bertamu tanpa melapor kepadaku dan berusaha membawa tetangga kami secara paksa,
bukankah begitu?” jelas nya. Dan semua orang mengiyakan.
Si Petugas memperkenalkan dirinya sebagai anggota Badan Keamanan. Namanya Ryu Jeong Min. Mendengar nama itu, Young Ae merasa terkejut dan aneh. Jadi dia pun mengetes mereka berdua. Dia meminta mereka berdua untuk menyampaikan salam nya kepada Ma Yeong Seop yang merupakan Direktur Badan Keamanan. Dan kedua petugas tersebut mengiyakan. Lalu mereka ingin pergi.
“Omong-omong,
Ma Yeong Seop itu adikku. Dia bukan direktur,” kata Young Ae, menghentikan
kedua petugas tersebut. Mendengar itu, semua orang langsung menarik Myeong Sun
dan U Pil ke pihak mereka. Sebab sudah jelas kalau kedua petugas tersebut
adalah petugas gadungan.
Dengan kesal, kedua petugas gadungan tersebut menatap tajam Young Ae dan semua orang. Dan tanpa takut, Young Ae menyuruh mereka berdua untuk pergi. Begitu juga dengan para warga, mereka sudah bersiap untuk menyerang. Sehingga kedua petugas gadungan itu pun pergi darisana.
Setelah kedua petugas gadungan tersebut pergi. Para warga menanyakai Myeong Sun tentang siapa kedua petugas gadungan tersebut. Tapi Myeong Sun juga tidak tahu, jadi dia pun hanya diam dan menangis saja.
“Myeong Sun,
kamu dan putramu menginaplah bersama kami. Tidak ada yang lebih aman selain
rumahku di desa ini. Ya?” tanya Young Ae, perhatian.
“Terima
kasih,” balas Myeong Sun dengan penuh rasa syukur.
Sang Ah menemui Se Hyung yang sedang merenung sendirian di tangga darurat. Dia memberitahu Se Hyung bahwa semuanya belum berakhir, mereka masih memiliki satu peluang. Sebab dia barusan ada bicara dengan Cheol Gang. Se Ri ada membawa orang- orang dari Utara untuk tinggal bersama.
Mengetahui
itu, Se Hyung mendengus senang.
Eun Dong penasaran dengan mesin minuman otomatis yang ada di lorong rumah sakit. Dan Ju Meok pun menjelaskan dengan jujur. Tapi Sersan Pyo sengaja berbohong untuk menggoda Eun Dong. Dan karena itu, Ju Meok pun ikut berbohong juga sambil diam- diam menahan tawanya di belakang Eun Dong.
Sersan Pyo
menjelaskan kepada Eun Dong bahwa dalam mesin minuman otomatis ini ada manusia
yang menuangkan minuman untuk mereka. Dan Ju Meok mengiyakan. Polosnya Eun Dong
mempercayai mereka berdua, jadi dia pun tidak mau membeli minuman di mesin
tersebut.
Eun Dong mengetok mesin minum otomatis itu dan mencoba untuk mengintip ke dalamnya. “Semoga sukses,” katanya. Dan dengan susah payah Sersan Pyo serta Ju Meok berusaha menahan tawa mereka dibelakang Eun Dong.
Tepat disaat
itu, para petugas BIN datang. Dan melihat itu, dengan panik Sersan Pyo dan Ju
Meok langsung menarik Eun Dong untuk kabur.
Petugas BIN yang lain masuk ke dalam kamar rawat Se Ri untuk menangkap Letnan Park dan Man Bok yang berada disana. Se Ri mencoba untuk menjelaskan kepada para petugas BIN agar tidak menangkap mereka berdua. Tapi mereka tidak mau mendengarkan.
“Kami akan
baik-baik saja. Tetaplah di sini,” kata Man Bok, menenangkan Se Ri.
“Jangan
menyusul kami,” tambah Letnan Park.
Se Ri merasa sangat cemas. Dia mencabut jarum infus di lengan nya dan keluar dari dalam kamar nya untuk menyusul mereka semua.
Sersan Pyo,
Eun Dong, dan Ju Meok, yang sedang bersembunyi. Mereka bertiga merasa panik dan
tidak tahu harus bagaimana. Sersan Pyo menjelaskan kalau Badan Keamanan sampai
menangkap mereka, maka mereka tidak akan bisa keluar hidup- hidup. Eun Dong
menambahkan kalau mereka sampai tertangkap maka kuku mereka akan di cabut satu
persatu. Ju Meok menambahkan lagi kalau mereka sampai tertangkap, mereka tidak
akan di berikan sebutir nasi atau setetes air pun.
Sersan Pyo bersiap untuk mengorbankan dirinya. Dia menyuruh Eun Dong serta Ju Meok untuk kabur setelah dia mengalihkan perhatian para petugas BIN. Sebab dia sudah tidak memiliki orang tua, jadi tidak ada yang menunggu kepulangannya. Tapi Eun Dong serta Ju Meok lain, mereka masih memiliki keluarga yang menunggu mereka dan harus mereka tanggung.
“Aku tidak
bisa,” kata Ju Meok sambil menangis.
“Kepala
Sersan Pyo,” kata Eun Dong.
“Aku tidak
mau dengar. Semoga kalian selamat,” tegas Sersan Pyo dengan penuh tekad. Lalu
dia belari keluar dari dalam ruangan.
Ketika Sersan Pyo bertemu dengan para petugas BIN, dia mencoba untuk memancing mereka supaya mengejarnya. Tapi tidak ada satupun dari para petugas BIN yang mengejar Sersan Pyo, sebab arah Sersan Pyo berlari, itu adalah jalan buntu. Jadi mereka hanya menunggu disana untuk Sersan Pyo kembali. Dan yang lainnya memeriksa ke dalam ruangan- ruangan yang ada disana.
Pada
akhirnya, Sersan Pyo, Ju Meok, dan Eun Dong. Mereka bertiga tertangkap oleh
para petugas BIN dan mereka di bawa.
Se Ri menghampiri para petugas BIN yang membawa kelima anggota tim Jung Hyuk. Melihat kedatangan Se Ri ke arah mereka, kelima anggota tim Jung Hyuk merasa khawatir padanya, sebab Se Ri belum sembuh total dan belum boleh terlalu banyak bergerak. Tapi Se Ri tidak peduli dengan kesehatannya.
“Bawa aku
bersama kalian. Aku bisa jelaskan semua. Ini semua terjadi karena aku.
Interogasi aku dahulu,” jelas Se Ri dengan lemah kepada para petugas BIN.
“Tentu. Kami
akan jadwalkan pertemuan denganmu juga. Doktermu bilang, kamu belum boleh
keluar,” balas petugas BIN.
“Tidak, aku
tidak apa-apa. Aku ikut mereka,” pinta Se Ri.
Dengan
keras, Sersan Pyo membentak Se Ri untuk mendengarkan perkataan Dokter dan
jangan membantah. Lalu dia pun mengikuti para petugas BIN yang menariknya.
Ibu menarik Se Ri ke dalam pelukannya dan berusaha untuk menenangkan nya. Dengan sedih, Se Ri menyalahkan dirinya, sebab semua ini terjadi karena dirinya.
“Tidak. Ini
bukan karena dirimu. Tidak apa-apa,” hibur Ibu.
“Aku harus
apa? Aku harus apa?” tanya Se Ri sambil menangis cemas.
“Kamu ingat apa yang dikatakan oleh pria dari Divisi 11 itu?” tanya Ju Meok dengan serius. Dan mereka semua pun mengingat tentang Dong Gu yang masih hidup sampai sekarang. “Jadi jangan takut. Paham?” jelas Ju Meok. Dan semua nya mengangguk, kecuali Sersan Pyo.
“Hei, kamu tidak ingat kondisinya?” tanya Sersan Pyo dengan raut suram. Dan mereka semua pun mengingat tentang tingkah bodoh Dong Gu. “Bayangkan apa yang telah dia alami sampai dia jadi begitu. Membuat ku berpikir dia pasti di siksa dengan sesuatu seperti disetrum. Itu menurutku,” jelas Sersan Pyo. Dan semua nya merasa ngeri.
Petugas BIN
2 memandangi mereka berlima dengan tatapan tajam. Sehingga mereka berlima pun
langsung terdiam dan berhenti berbicara.
Kelima anggota tim Jung Hyuk di bawa ke dalam sebuah ruangan putih besar. Disana mereka di suruh untuk memakai pakaian serta sepatu yang telah disediakan. Dan dengan patuh mereka pun melakukan nya. Kemudian mereka satu persatu di foto dari depan, samping kanan, samping kiri. Dan lalu mereka mengisi data diri mereka di sebuah formulir.
Selanjutnya mereka berlima masuk ke dalam ruangan check up. Disana tinggi mereka di ukur. Berat mereka di timbang. Dan darah mereka di ambil untuk di cek kesehatan nya.
Setelah semua itu selesai. Satu persatu dari mereka masuk ke dalam ruangan introgasi. Dengan gugup Sersan Pyo duduk di kursi kejujuran, di jarinya dia pasangin kabel dan tekanan darah nya di cek oleh dokter untuk mengetahui apakah dia berbohong atau tidak.
Namun karena
Sersan Pyo terlalu gugup, maka tekanan darah dan detak jantungnya menjadi
sedikit sulit untuk di baca. Jadi petugas BIN 2 pun mempersilahkan Sersan Pyo
untuk makan dahulu, kemudian setelah dia tenang, baru introgasi akan di
lanjutkan kembali.
“Kamu kemari demi makanannya?” tanya Sersan Pyo dengan ketus. Dan Eun Dong meminta maaf sambil menundukkan kepala dengan rasa bersalah. “Cara mendapatkan hati pria adalah melalui makanan. Mereka mengira kita akan mengumbar rahasia jika kita kenyang,” jelas Sersan Pyo dengan serius.
“Mereka
sudah tahu semuanya,” balas Eun Dong. “Mereka bahkan tahu kampung halaman ku,”
bisik nya dengan bersemangat.
Petugas BIN
menunjukkan peta korea Utara, dan menanyakan, apakah ini adalah kampung halaman
Eun Dong. Dan dengan polos Eun Dong mengiyakan serta menunjukkan dimana dia
berasal. Lalu dia menanyakan, apakah dia bisa melihat Ibunya juga, karena dia
ingin sekai melihat Ibunya.
Flash back
end
Mengingat itu, Eun Dong jadi merasa kagum kepada BIN, karena mereka bisa menemukan kampung halaman nya. Sementara Sersan Pyo merasa heran, kenapa BIN hanya menunjukkan kampung halaman Eun Dong. Dan Eun Dong juga tidak tahu kenapa. Namun yang pasti tidak ada sentruman, jadi Eun Dong merasa lega serta senang juga.
“Mereka
sedang memanipulasimu. Tetap tegar,” kata Sersan Pyo dengan yakin.
“Menurutmu,
Kapten Ri ada di sini juga?” tanya Eun Dong, saat menyadari kalau hanya ada
mereka berlima saja di tempat ini.
Dua orang
petugas BIN yang mengawasi dari luar bertanya- tanya, apakah Jung Hyung benar
putra dari Direktur Biro Politik Umum. Karena jika iya, maka ini akan menjadi
masalah besar. Dan jika Korea Utara sampai tahu, maka bisa terjadi kekacauan
juga disana.
“Pak,
bukankah dia tampak terlalu tenang?” tanya petugas BIN 2. “Mungkin dia bertekad
melakukan sesuatu? Alasan klasik. Demi orang tuanya di Utara, serta menghindari
apa pun yang menjatuhkan Se Ri dan orang yang membantunya, dia tampak mau
menanggung semuanya. Bisa terlihat dari matanya,” jelas nya dengan yakin.
“Kamu
cenayang?” tanya petugas BIN 1 sambil mendengus geli.
“Ya, Pak.
Cho Cheol Gang ditemukan tewas di tempat, tapi Kapten Ri selamat,” jawabnya.
Dan Ayah Jung merasa lega. “Akan kucari informasinya lagi lewat jalur rahasia
di Selatan. Tapi, untuk berjaga-jaga, aku ingin kamu bersiap, Pak,” jelas nya
dengan serius.
Didalam mobil. Seung Jun mencoba mengajak Cheon untuk mengobrol. Tapi Cheon mengabaikannya dan lalu dengan kesal dia menyuruh Seung Jun untuk diam.
“Kamu
dibayar berapa untuk ini? Berapa hargaku? Katakan berapa hargaku?” tanya Seung
Jun dengan kesal. Dan Cheon langsung menutup mulutnya dengan lakban.
“Diam,”
tegas Cheon. Dan Seung Jun pun langsung diam.
“Kita
bepergian beberapa hari untuk sampai perbatasan Tiongkok. Kini sudah malam,
mari menginap di dekat pasar,” kata Cheon kepada supir.
“Baik.”
Se Jung dan Hye Ji bersulang dengan senang. Seba para lawan mereka sudah jatuh semua, jadi hanya tersisa mereka berdua saja. Namun ntah mengapa mereka masih merasa ada yang janggal, seolah ini belum berakhir. Dan mereka menunggu Pimpinan Yoon untuk menelpon mereka serta memuji mereka. Tapi tidak peduli berapa lama pun mereka menunggu, Pimpinan Yoon sama sekali tidak ada menghubungi mereka berdua.
“Aku tahu Ayah Mertua kesal kepada kami. Kami tidak perlu membela diri. Tapi, Ayah Mertua tidak boleh memihak dalam masalah ini,” kata Sang Ah.
“Jika kita
berusaha menolong Se Ri, kita bisa jatuh,” tambah Se Jung.
“Usiaku
sudah tua, melihatmu saja membuatku sadar telah membuang waktuku. Cemaskan saja
masa depan kalian,” balas Pimpinan Yoon. Lalu dia pergi menjauhi mereka.
Sang Ah menyuruh Se Jung untuk jangan mengikuti Pimpinan Yoon. Dan Se Jung menurut. Sang Ah menjelaskan kalau yang harus mereka lakukan sekarang adalah mengarang cerita sebaik mungkin.
Se Hyung dan
Hye Ji yang sedang bersembunyi mendengar hal itu. Dan mereka berdua merasa
ngeri mendengar hal tersebut.
“Mereka tidak ada keinginan membunuh atau menculik, tapi mereka hanya patriot yang menyerang mata-mata. Itulah skenario yang mereka tulis,” jelas Hye Ji. Memberitahukan rencana yang Se Jung serta Sang Ah untuk menghindari masalah sendirian.
“Mereka juga
bilang mau membawa Gu Seung Jun,” tambah Se Jung. “Omong-omong, benarkah dia
kabur ke Utara dan sembunyi di sana?”
“Bagaimana
bisa kalian bertemu di sana? Apakah takdir?” tanya Hye Ji, penasaran.
“Bukan
takdir. Kebetulan,” jawab Se Ri dengan tegas. “Maksudmu, mereka mau membawa Gu
Seung Jun kemari? Dia sudah tertangkap?”
Pagi hari. Saat para petugas masih tidur dengan nyenyak, Cheon bangun dan mendekati Seung Jun. Dia memotong tali yang mengikat tangan Seung Jun, lalu kemudian dia menyuruh Seung Jun untuk mengikat tangannya. Dan Seung Jun merasa bingung.
“Apa boleh
begini?” tanya Seung Jun, ragu. Dan Cheon mengiyakan.
Ketika Seung Jun sedang mencoba mencari kendaraan untuk pergi, dia melihat para petugas yang datang untuk menangkap nya. Jadi dia pun segera bersembunyi.
Anak pengemis yang pernah Se Ri tolong. Mereka yang menolong Se Jung. Mereka menolong dengan cara memberikannya tempat untuk bersembunyi. Lalu mereka pergi mengemis di jalanan.
Aku tidak punya orang tua
Tidak punya kakak adik juga
Aku yatim piatu miskin
Saat mati, aku kembali ke alam
Siapa yang akan menguburku?
Siapa yang akan menyelimutiku?
Siapa yang menuang tiga seloki untukku?
Ditempat
persembunyiannya. Seung Jun bisa mendengarkan nyanyian yang anak pengemis
tersebu nyanyikan. Dan dia merasa sedih.
“Kamu mirip
denganku. Aku juga tidak punya orang tua dan saudara,” kata Seung Jun sambil
menatap si anak pengemis dengan mata bersimpati. “Aku tidak punya siapa pun
yang menangisi kematianku,” jelasnya. Lalu dia memberikan seluruh uang nya.
“Jangan sampai direbut, dan jangan hilang. Kamu bisa? Ini karena kamu
menolongku. Beli makanan untukmu dan saudaramu.”
Setelah mengatakan itu, Seung Jun pun pergi. Dan dengan terbengong, si anak pengemis menatap segulung uang yang diberikan kepadanya.
Tags:
Crash Landing On You