Sinopsis C-Drama : I Don’t Want to Be Friends with You Episode 15

 

Sinopsis C-Drama : I Don’t Want to Be Friends with You Episode 15

Episode 15

-Mulailah dari awal, kekacauan itu-


Qingtong dan Jinbu sibuk mengemasi barang-barang dan snack yang akan mereka bawa pergi liburan. Mereka semua akan pergi dengan naik kereta api. Fan Pang, Jinbu, Qingtong dan Duan Xiao mendapat tempat duduk di barisan yang sama, sementara Ba Dan mendapat tempat duduk di barisan sebelah.




Ba Dan kesepian duduk sendiri, tapi tidak ada yang mau menemani. Fan Pang membuka pembicaraan dengan membahas perkiraan nilai mereka yang belum keluar. Pembahasannya itu mendapat amarah dari yang lain karna menurutnya hal itu merusak suasana yang menyenangkan. Qingtong memperingati mereka semua untuk tidak mengungkit tentang ujian kuliah selama perjalanan ini!

Ba Dan mengalihkan topik dengan membahas, apakah Qingtong udah ada bertemu dengan Zhixun? Qingtong menjawab, tidak. Ba Dan memberitahu kalau Zhixun tidak ikut ujian dan beberapa kali berantem hebat dengan ayahnya di rumah. Semua tetangga sampai mendengar pertengkaran mereka. Sangat menakutkan. Dia mendengarnya dari temannya yang rumahnya tepat di bawah apartemen rumah Zhixun.


Agar suasana tidak rusak, Fan Pang menyuruh Ba Dan untuk tidak bergosip terus. Ba Dan membela diri kalau dia bukannya bergosip tapi membantu Qingtong mencari informasi. Setiap hari, Qingtong selalu saja ke rumah Zhixun. Qingtong membantah hal itu.



Flashback

Padahal faktanya, Qingtong memang setiap hari ke sana untuk menemui Zhixun. Tapi, pintu rumah Zhixun tidak pernah terbuka untuknya. Walau begitu, dia tetap berdiri di depan pintu dan bicara karna dia yakin Zhixun ada di balik pintu. Dia meminta maaf. Kalau saja dia tidak memaksa Zhixun mengajari mereka, hal seperti ini tidak akan terjadi. namun, Zhixun tidak bisa terus bersembunyi darinya. Bukankah mereka teman? Dia juga dengar kalau Zhixun tidak ikut ujian. Dan dia tidak percaya hal itu.

Zhixun memang ada di balik pintu dan mendengarkan semuanya. Tapi, dia tetap tidak membukakan pintu hingga akhir.

End



Ba Dan lagi santai dengan makan kacang. Dan tiba-tiba saja, Junhe muncul di sampingnya. Duan Xiao yang mengundang dan mengajaknya liburan bersama. Semua kaget, kecuali Duan Xiao. Junhe duduk di sebelah Ba Dan dengan santai. Semua melotot ke arah Duan Xiao. Duan Xiao langsung berujar kalau semakin ramai kan semaking bagus.


Junhe tidak datang dengan tangan kosong. Dia membelikan banyak sekali mainan dan memberikannya pada bangku Qingtong. Jinbu jadi penasaran, sejak kapan Duan Xiao jadi berteman baik  dengan Junhe?  Duan Xiao hanya menjawab kalau persahabatan pria itu sederhana.

Kereta pun akhirnya berangkat.






Saat malam hari, Junhe harus menahan diri duduk di sebelah Ba Dan yang tidur sampai memeluknya. Duan Xiao lebih beruntung karna di sebelahnya adalah Jinbu yang tertidur sambli menyadarkan kepalanya di bahunya. Junhe bener-bener adalah tipe pria yang perhatian. Bayangkan saja, dia melihat tas Qingtong yang ada di kabin, akan terjatuh dan bisa menimpanya dan dengan sigap, dia segera menahan tas itu. Sayang, semua sedang tidur dan hanya Duan Xiao yang melihat aksi kepahlawanannya.



Esok harinya, mereka menghabiskan waktu di kereta dengan bermain kartu. Mereka membagi tim memjadi tim pria dan wanita. Yang kalah, wajahnya harus di tempeli kertas. Sebenarnya, tim pria bisa menang, tapi masalahnya ada di Junhe dan Duan Xiao. Kedua pria itu terus mengalah pada wanita dan tidak mengeluarkan kartu bagus mereka. Ba Dan yang sekelompok sama mereka, beneran kesal. Dia merasa di rugikan.



Dan setelah perjalanan panjang, mereka pun tiba di kota tujuan mereka, Qingshui. Dengan traktor mereka menuju rumah yang akan mereka tempati selama beberapa hari. Lingkungan di desa masih sangat asri dan indah. Hijau yang menyejukkan.

Selama perjalanan, Junhe hanya diam. Ba Dan menyuruhnya untuk bicara sedikit karna rasanya seperti Junhe adalah pengawal. Junhe nggak tahu mau bahas apa, malah menanyakan, apakah mereka sudah memperkirakan nilai? Krik, semua langsung terdiam. Qingtong langsung mengomeli dan melarang untuk membahas nilai. Wkwkwk. (waktu kemarin Qingtong melarang, kan Junhe masih belum bergabung).


Mereka tiba di rumah yang akan mereka tinggali. Ba Dan mengeluh kalau desa itu kumuh. Duan Xiao menjelaskan kalau ini adalah desa kuno yang memiliki sejarah ratusan tahun. Qingtong berkomentar kalau daerah ini sangat berbeda dengan Tieyuan dan orang-orangnya lebih sedikit. Fan Pang merasa kalau tempat ini kelak akan mejadi tempat wisata yang populer.




Qingtong, Jinbu dan Fan Pang duduk bersama. Fan Pang tiba-tiba teringat kalau mereka akan segera berpisah kalau sudah kuliah nanti. Jinbu menyuruh Fan Pang untuk mendaftar ke kampus yang sama dengannya saja. Fan Pang juga maunya gitu, tapi Ibunya mau dia kuliah ke Selatan. Fan Pang membujuk Qingtong untuk memilih kampus yang sama dengannya. Qingtong langsung menolak karna dia tidak ingin terlalu jauh dengan orang tuanya. Fan Pang berpindah dengan mengajak Jinbu ikut kuliah di tempat tujuannya. Jinbu pun menolak karna dia akan kuliah di tempat yang sama dengan Qingtong.



Mereka benar-benar menikmati waktu mereka di sana. Karna sudah lulus SMA, untuk pertama kalinya, mereka minum bir. Dan sudah bisa di tebak, semuanya mabuk.




Semuanya duduk di pinggir rumah dan mulai berbincang ngalor ngidul. Dari yang awalnya membahas orang tua, pembicaraan mereka berubah menjadi sedih. Mereka mulai menyadari kalau orang tua mereka mulai menua. Qingtong bergumam, kenapa kita tiba-tiba tumbuh dewasa? Dia saja masih bisa mengingat masa kecilnya.


Jinbu tiba-tiba bertanya pada mereka semua, apakah setelah 20 tahun kemudian, mereka tetap akan bisa mengingat kejadian saat ini? Duan Xiao menjawab kalau selama orangnya masih ada, dia tidak akan lupa. Junhe menimpali kalau dia akan terus ingat saat Jinbu menendangnya. Qingtong membalas kalau dia akan selalu ingat saat Junhe mencoret tasnya dengan tulisan ‘Jelek’, mengempiskan ban sepedanya dan mengusiknya di acara olahraga. Junhe tidak terima dan membalas kenapa Qingtong tidak mengingat saat dia membantunya memukul orang jahat? Mereka membahas masa lalu dan itu membuat semuanya tertawa.



Pembicaran mereka mulai beralih kepada mimpi mereka. Ba Dan ingin menjadi sukses dan bisa masuk ke daftar Forbes. Fan Pang ingin menikah dengan suami yang baik dan menjadi kurus. Qingtong ingin bisa bertemu Wu Zhixun sekali lagi dan membuatnya bangkit dari kegagalan. Junhe berteriak kalau dia ingin harapan Li Qingtong tidak akan terwujud.

Qingtong kesal dan mulai mengajak Junhe berkelahi.

“Aku ingin berpacaran dengan Da Hua!” teriak Duan Xiao.



Yang mendapatkan tertawaan dari yang lainnya.

Semua tertawa begitu bahagia hingga tidak menyadari kalau ada bintang jatuh.

--



Keesokan harinya,

Semua bangun dengan kepala sakit akibat mabuk kemarin. Mereka juga kesulitan mengingat yang terjadi kemarin. Fan Pang berusaha mengingatnya dan ingat kalau Duan Xiao bilang mau pacaran dengan Jinbu.

--



Para pria juga sudah bangun dan gosok gigi bersama. Duan Xiao saja sudah tidak ingat apa yang dikatakannya kemarin malam. Ba Dan memberitahu kalau kemarin Duan Xiao berteriak mau pacaran dengan Jinbu. Junhe juga tidak ingat dan yang di ingatnya hanyalah Qingtong yang memukulinya hingga punggungnya memar.

Duan Xiao cemas. Junhe menenangkan kalau tidak akan ada yang ingat karna semuanya mabuk. Eh, baru juga bilang begitu, Fan Pang muncul dan mengejek Duan Xiao yang mau pacaran dengan Jinbu.

--


Hari berlanjut seperti biasa. Mereka pergi bermain ke sungai sekaligus menangkap ikan untuk makan malam mereka. Tapi, udah memancing cukup lama, mereka hanya berhasil menangkap seekor ikan. Satu ekor ikan untuk enam orang, tentu tidak akan membuat kenyang.



Duan Xiao menyarankan agar mereka berpencar saja. 1 grup berisi 2 orang. Duan Xiao tentu berpasangan dengan Qingtong. Ba Dan mau berpasangan dengan Qingtong, tapi melihat tatapan Junhe, dia mengurungkan niat dan berpasangan dengan Fan Pang. Akhirnya, Junhe berpasangan dengan Qingtong.




Hanya tinggal berdua dengan Jinbu, Duan Xiao membahas kejadian kemarin malam. Dia meminta Jinbu melupakan perkataannya itu karna dia mengatakannya dalam kondisi mabuk. Jinbu setuju karna menurutnya itu adalah kebohongan. Duan Xiao tidak terima dan menegaskan kalau ucapannya itu serius. Dia menyukai Jinbu.

Masih ada banyak yang mau Duan Xiao katakan, tapi perhatian mereka teralih dengan kail pancing yang bergoyang. Ada ikan yang tertangkap.

--


Junhe dan Qingtong udah selesai nangkap ikan dan saatnya kembali. Mereka masih saja berdebat mengenai siapa yang lebih ahli menangkap ikan. Perdebatan mereka terhenti karna Qingtong melihat sebuah ular sedang merayap di tanah.



Junhe menyuruh Qingtong untuk tidak takut. Dia yang akan menangani. Dia memberi perintah kalau Qingtong harus lari saat dia bilang lari. Tapi, belum juga Junhe memberi tanda, Qingtong udah lari dan membuat ular langsung menyerang ke Junhe.



Kaki Junhe tergigit ular. Qingtong yang udah lari, kembali lagi. Dia sangat khawatir dan panik. Dia berniat menghisap bisa ularnya karna itu yang biasa orang lakukan di TV. Junhe segera melarang dan memarahinya kalau di hisap, Qingtong juga bisa keracunan. Qingtong mulai menangis ketakutan. Dia mau pergi meminta bantuan, tapi Junhe tiba-tiba saja berteriak tidak bisa bergerak dan kemudian pingsan. Qingtong semakin histeris dan berteriak meminta tolong.



Deng! Ternyata Junhe hanya berbohong. Dia tertawa melihat kepanikan Qingtong. Dengan tenang, dia memberitahu kalau itu hanya ular biasa dan tiadk berbisa. Dia hanya bercanda. Qingtong jadi marah karna Junhe mempermainkannya. Dia bahkan tidak mau mendengarkan Junhe lagi.

--




Begitu tiba, Duan Xiao segera mengobati dan membalut kaki Junhe. Dia juga mengomeli Junhe yang begitu suka bercanda. Junhe berujar kalau dia juga tidak menyangka Qingtong akan semarah ini. Dia kan seperti ini juga demi menyelamatkan Qingtong.

“Aku menyadari kau ini benar-benar. Kebaikan yang kau perbuat akhirnya berubah menjadi kejahatan,” omel Duan Xiao.

Ba Dan yang baru kembali, memberitahu kalau Qingtong masih marah dan tidak mau makan. Akhirnya, rencana makan malam ikan bakar mereka batal. Sama seperti Duan Xiao, Ba Dan pun mengomeli Junhe yang bisa jadi pahlawan tapi karna kelakuannya jadi di benci.

--



Sampai keesokan harinya, Qingtong masih juga marah hingga tidak mau jalan dengan mereka saat pulang. Junhe jadi kesal karna dia sudah menolongnya, malah di perlakukan seperti ini. huft!

--


Saat tiba di rumah, Qingtong membual mengenai pengalamannya bertemu ular. Dia berbohong kalau ular itu besar dan ada di depannya, tapi, dia tidak takut sama sekali. tn. Li tidak mau kalah dan balas membual mengenai pengalamannya menangkap ular. Ayah dan anak itu tidak mau kalah menceritakan pengalaman mereka.

--



Malam hari,

Qingtong terbangun di tengah malam karna haus. Dia tanpa sengaja mendengar pembicaraan orang tuanya di dalam kamar. Mereka membahas mengenai biaya kuliah Qingtong yang belum terkumpul. Ayah tetap ingin Qingtong mampu kuliah dan tidak merasa terbebani dengan biaya.

--



Karna itu, besok harinya, Qingtong menemui guru Wu dan memberikan perkiraan nilai ujiannya menurutnya. Sekitar 400. Guru Wu tentu ragu. Qingtong hanya ingin Guru Wu membantunya mencarikan universitas yang tidak perlu membayar uang kuliah. Guru Wu memberitahu kalau ada sebuah kampus normal yang tidak usah membayar uang kuliah. Qingtong segera meminta Guru Wu mencarikan nama kampus itu sekarang.


Karna itu, Qingtong pun menulis nama kampus tujuannya, Universitas Fudan, di formulir pendaftaran universitas. Jinbu kaget karna ternyata ibunya nggak berbohong dulu, bilang pernah mendaftar ke universitas Fudan. Tanpa ragu sedikitpun, Jinbu menuliskan nama kampus yang sama seperti yang Qingtong tuju. Qingtong tentu kaget karna nilai Jinbu kan pasti tinggi dan bisa mendaftar ke kampus yang lebih baik. Dengan sok bijak, Jinbu bilang kampus yang tidak ada Qingtong, nggak berarti.

--


Guru Wu datang ke rumah Zhixun untuk bertemu dengan Zhixun. Rumah Zhixun kebetulan lagi kosong karna ayahnya sedang melakukan perjalanan bisnis dan ibunya sedang pulang kampung. Guru Wu sangat baik, dia bahkan memasakan Zhixun makanan. Sayangnya, masakannya nggak enak. Dia salah memasukkan garam sebagai gula.


Zhixun meminta Guru Wu untuk langsung saja memberitahu tujuannya datang. Guru Wu berujar dia tidak punya tujuan apapun. Zhixun menebak kalau Guru Wu pasti kecewa padanya. Guru Wu membantah hal itu. Mau Zhixun sekolah atau tidak, mengikuti ujian atau tidak, itu adalah pilihan Zhixun. Dia menasehati Zhixun kalau hidup Zhixun adalah miliknya dan dia yang harus membuat keputusan sendiri.




Setelah makan dan memberikan nasehat, Guru Wu pamit pulang. Dia memberikan Zhixun, surat khusus darinya yang dibuatnya untuk Zhixun.

--


Hari pengumuman tiba. Mereka memeriksa pengumuman dengan telepon. Dan hasilnya, nilai Qingtong adalah 452, sementara batas pendaftaran tahun ini adalah 435. Hasilnya, Qingtong di terima di universitas. Semua tentu senang.




Bukan hanya Qingtong yang di terima, tapi juga semua teman-temannya. Usaha keras mereka tidak sia-sia. Ba Dan yang cuek saja, lulus.



Tapi, ada masalah. Kenapa surat penerimaan universitas Qingtong tidak ada? Pak pos hanya mengantarkan satu surat atas nama Jinbu. Hal itu membuat Qingtong sangat down. Dia merasa kecewa karna tidak lulus, padahal semua lulus. Ayah berusaha keras menghiburnya untuk tidak bersedih.


Tidak lama, Jinbu pulang. Dia membawa surat penerimaan universitas Qingtong. Qingtong ternyata lulus tapi Qingtong salah menulis alamat rumah sehingga surat itu nyasar ke rumah tetangga.

--


Isi surat guru Wu untuk Zhixun adalah : Dalam hidup, kita akan membuat banyak keputusan bodoh. Akan menyesal ribuan kali, sedih sepuluh ribu kali. Yang kali ini, tak ada artinya. Mulailah dari awal. Meskipun, kacau.

--



Junhe sangar gembira karna dia lolos masuk Perguruan Tinggi Linyang.

--



Setelah membaca surat guru Wu, Zhixun pergi seorang diri ke restoran BBQ. Dia mengingat saat Qingtong mengajaknya ke sana dan memberitahu rasa enaknya daging BBQ. Kini, dia hanya seorang diri di sana.

--



Ba Dan dan Fan Pang akan kuliah di luar kota. Orang tua mereka mengantarkan hingga ke stasiun. Jinbu dan Qingtong juga ikutan mengantar. Jinbu menangis terisak-isak karna harus berpisah dengan mereka semua. Jinbu memberikan nasehat kepada mereka semua.

--



Selesai mengantarkan Ba Dan dan Fang Pang, Qingtong segera pergi ke Hotel Mudan untuk menemui Duan Xiao. Dia memberikan hadiah sebuah gelang buatannya sendiri. Itu gelang pertama buatannya. Dia menyuruh Duan Xiao menjaganya dengan baik. Jika Duan Xiao menghilangkannya, dia akan memusuhi. Duan Xiao menenangkan karna dia akan menjaganya dengan baik.


Tapi, Duan Xiao juga heran kenapa Jinbu memberikannya hadiah padahal kampus mereka nantinya berdekatan dan akan sering bertemu juga. Ah, Duan Xiao teringat sesuatu. Mengenai ucapannya saat mabuk.


“Aku menyukaimu,” nyatakan Duan Xiao.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post