Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter Episode 10 part 01

 

Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter

Episode 10 part 01


Semua terkejut saat Wi Gen malah mengajukan agar So Mun di berhentikan menjadi counter. Mo Tak dkk tentu protes dan tidak terima. Mun pun juga menuntut penjelasan Wi Gen mengenai alasannya layak di berhentikan. Wi Gen menjelaskan pada Inspektur kalau  Mun sulit mengendalikan emosinya dan itu harus menjadi bahan evaluasi apakah dia pantas menjadi counter.




Mun membela diri kalau dia sudah instropeksi atas perbuatannya dan menyesalinya. Wi Gen malah membahas kalau Mun masih bisa bertahan berkat Mae Ok, tapi Mun tidak juga berubah. Wi Gen pun memutar saat Mun bersikeras tidak mau menunggu yang lain dan memilih menyerang Cheong Sin sendirian karna diliputi perasaan dendam.

“Dia gagal kendalikan emosinya dan membahayakan dirinya sendiri, serta Yung,” jelas Wi Gen dan menunjukkan saat dia hampir saja menghilang karena Mun.


“Ini tak pernah terjadi sebelum dia bergabung. Menghormati hidup satu sama lain dan kepekaan antar pasangan adalah dasar hubungan kita,” tambahkan Gi Ran, memperkeruh suasana.

“Baiklah. Baik, Gi-ran. Kami akan lebih berhati-hati,” bujuk Mo Tak.

“Aku setuju tentang hak-hak Mun sebagai seorang Counter dicabut,” ujar Gi Ran pada inspektur, mengabaikan Mo Tak.


“Andai dia menunggu rekan timnya, kita tak akan kehilangan Ji Cheong-sin. Akibat kehilangan target berkali-kali, roh jahat memiliki kesempatan untuk mempelajari pergerakan Counter. Kini roh jahat itu tahu cara menghindari wilayah Yung,” ujar Wi Gen, sembari menunjukkan adegan saat Cheong Sin menyadari mengenai wilayah Yung.


“Bajingan itu membunuh orang tuanya. Aku memang lebih tua, tapi sulit bagiku untuk tetap tenang. Bayangkan apa yang dia rasakan saat itu. Tempatkan diri kalian di posisinya. Dia mengendalikan emosinya dengan sangat baik. Kalian lihat, Mun… Dia berusaha sangat keras,” bela Mae Ok.

“Masalahnya ada di pikiran penuh dendamnya, Nn. Chu. Mun memiliki hasrat untuk membunuh beberapa kali,” jelas Wi Gen dan menunjukkan saat Mun memukuli geng Hyeok U dan Jun Gyu dengan penuh dendam.


“Tidak. Aku tak pernah… Itu tidak benar,” bantah Mun.

“Mun. Seluruh emosi yang kau rasakan… Aku juga merasakannya. Kau mengakuinya, bukan?” tanya Wi Gen.


“Aku menahan emosiku. Kau tahu aku tidak membunuh siapa pun! Tidak ada bahasan tentang emosi di kontrakku! Apa aku salah?” teriak Mun, emosi dan penuh amarah.


Akibatnya, inspektur memutuskan kalau counter 1543, So Mun, di singkirkan dari jabatannya. Dan dia menugaskan Wi Gen untuk segera memutus kontraknya dengan Mun.




Mo Tak dkk tidak bisa melakukan apapun lagi. Mun masih belum bisa menerima keputusan tersebut. Dengan sangat, dia memohon dan meminta maaf agar WI Gen memberikannya kesempatan. Dia marah karna ayah dan ibunya terperangkap di tubuh Cheong Sin selama 7 tahun dan dia tidak tahu kapan jiwa orangtuanya akan lenyap. Dia harus menyelamatkan orang tuanya dengan tangannya sendiri. Sampai dia bisa menyelamatkan kedua orang tuanya, dia tidak bisa berhenti dari pekerjaan ini.

“Dengan kekuatan yang dianugerahkan surga kepadamu, jika kau memiliki hasrat membunuh, kau tak ada bedanya dengan roh jahat,” ujar Wi Gen.

Dan tanpa berkata apapun lagi, Wi Gen memutuskan kontraknya dengan Mun. Begitu kontrak di putus, Mun langsung jatuh pingsan.



Semuanya panik. Mae Ok takut kalau Mun akan koma. Semua berteriak berusah menyadarkannya. Dan perlahan, rambut keriting So Mun menjadi lurus. Dia menjadi manusia biasa lagi.


Begitu semua rambutnya kembali lurus, Mun tersadar. Bukan hanya rambutnya yang kembali lurus, kakinya pun menjadi seperti dulu, pincang. Jang Mul yang tidak ikut ke Yung, bingung, apa yang terjadi? Mo Tak yang menjawab pertanyaannya, Mun sudah bukan lagi seorang counter.  Jang Mul marah mendengar hal itu dan menanyakan apa saja yang mereka lakukan di sana!!!


Mun menatap tangannya. Titik yang ada di tangannya juga sudah lenyap. Masih belum cukup, Ha Na mendapat pesan telepati dari U Sik yang menyuruhnya untuk menghapus ingatan Mun. Mo tak yang mendapatkan pesan yang sama, marah. Gi Ran malah mengancam kalau mereka tidak melakukannya, maka mereka akan mendapatkan peringatan. Dan satu peringatan itu, sama saja dengan Ha Na yang di berhentikan menjadi counter (karna dia sudah dapat 4 peringatan sebelumnya).

“Biar aku saja,” ujar Jang Mul, menawarkan diri karna dia tahu yang lain berat untuk menghapus ingatan Mun. “Aku paham kalian tak ingin menghapus ingatan Mun. Ingatan tentang bekerja bersama dan mempertaruhkan nyawa.”


“Tapi… apa harus begini? Kau tahu, aku harus menyelidiki pembunuh orang tuaku. Aku juga harus mengingat wajah teman-teman Counter-ku,” tangis Mun.


“Kau harus lupakan segalanya, Mun. Kita tak punya pilihan,” ujar Jang Mul.

Dan dengan berat hati, ingatan Mun pun di hapus dan dia langsung pingsan. Semua menangis karna ini artinya mereka harus berpisah dengan Mun dan Mun akan melupakan mereka.

--


Jang Mul lah yang mengantarkan Mun pulang dengan menggendongnya. Dia berbohong pada Kakek kalau menemukan Mun pingsan di depan rumah. Kakek mengucapkan terimakasih dan ingin membawa Mun ke rumah sakit. Jang Mul berujar kalau Mun baik-baik saja dan akan segera baikan.


Dan bukan hanya ingatan Mun yang di hapus, Jang Mul juga menghapus ingatan kakek dan nenek sehingga mereka melupakan mengenai Mun yang bisa berjalan.


“Kalian adalah orang baik dan penuh cinta kasih. Tidak heran Mun tumbuh menjadi pemuda yang lemah lembut dan baik hati,” ujar Jang Mul, sebelum pergi.

--


Ha Na juga sedih karna Mun di berhentikan. Yang tersisa dari Mun di tempat mereka sekarang hanyalah seragam counternya.


Karna peringatan keras yang mereka terima, Mae Ok pun mulai mencabut semua data mengenai tn. Shin, J Cheong Sin, Tae Sin, Hang Gyu dan semua yang berhubungan. Dia tidak ingin kalau kasus ini membuatnya kehilangan Mo Tak dan Ha Na. Mae Ok mengingatkan pada Mo Tak kalau hak counter Mun di cabut, dia tetap hidup karna sebelumnya dia memang tidak koma, tapi kalau itu yang terjadi pada mereka, maka itu adalah akhirnya.

Mo Tak kali ini tidak bisa membantah apapun lagi.

--


Ketika Tae Sin, tn. Shin dan Hang Gyu sedang membahas mengenai Mo Tak dkk yang tiba-tiba muncul dan mengacaukan rencana mereka, Ji Cheong Sin datang menemui. Dengan kekuatannya sekarang, sangat mudah bagi Cheong Sin untuk mengalahkan semua penjaga.


Tidak ada satupun dari mereka yang menyukai kedatangan Cheong Sin. Tapi, Cheong Sin tidak peduli dan tetap bicara dengan menawarkan kesepakatan. Mereka tidak akan bisa menyingkirkan Mo Tak dkk tanpa bantuannya, tapi sebagai gantinya, mereka harus menghapuskannya dari daftar buron.


tn. Shin tertawa mengejek, tidak menyangka Cheong Sin berani membuat kesepakatan dengannya. Tae Sin juga tidak mempedulikan tawarannya dan hanya ingin Cheong Sin menyerahkan Buku Besar milik Sang Pil terlebih dahulu. Tanpa ragu, Cheong Sin menyerahkannya.


“Daripada menghapusmu dari daftar buron, bagaimana jika kau ditangkap saja? Jika kau ditangkap dan timbulkan kegegeran, antusias masyarakat padaku mungkin akan kembali meningkat. Bagaimana menurutmu?” tawar tn. Shin.


"Timbulkan kegegeran"? Sebesar apa?” tanya Cheong Sin, antusias.

tn. Shin tertawa karna Cheong Sin mengerti maksudnya. Bukan hanya itu, tn. Shin pun membakar Buku Besar tersebut, agar tidak ada lagi bukti yang tersisa.

--




Esok harinya,

Mun benar-benar sudah melupakan semuanya, saat dia menjadi counter. Dia bangun seperti biasa dan berjalan pincang. Kakek dan Neneknya juga sudah lupa mengenai Mun yang bisa berjalan lancar sebelumnya.

--




Hyeok U melihat rekaman saat ayahnya di permalukan, tapi bukannya merasa malu ataupun marah, tapi dia malah menyeringai. Sementara itu, anak buahnya, Cheon Jung, yang sedang berdiri di depan jendela, tampak terkejut dan segera memanggil Hyeok U dan Geun Yeong untuk mendekat dan melihat yang dilihatnya. Mereka melihat Mun yang datang ke sekolah dengan mengenakan tongkat dan berjalan pincang.




Tanpa menunggu lama, mereka segera menghampiri Mun dan menendang tongkatnya hingga terjatuh. Mereka heran dan menanyakan apakah Mun sedang berakting? Mun yang sudah lupa segalanya, beneran bingung dan hanya membiarkan mereka. Hyeok U sadar ada yang aneh dengan Mun dan menendangnya sekuat tenaga. Dan anehnya, Mun langsung terjatuh dan tidak melawan sama sekali. Bahkan saat dia menginjak wajahnya, Mun tidak juga melawan. Hyeok U mengira kalau Mun hanya berpura-pura.




Ung Min dan Ju Yeon yang baru datang dan melihat Mun di bully, ingin menolong tapi dihalangi oleh Cheon Jung dan Geun Yeong. Beruntunglah, guru datang dan mereka langsung menghentikan aksi mereka. Dengan santai, Hyeok U bertingkah seolah Mun barusan tersandung dan dia sedang menolongnya. Guru harusnya tahu hal itu, tapi dia berpura-pura bodoh dan percaya pada Hyeok U.

--



Ung Min dan Ju Yeon membawa  Mun ke atap untuk bicara. Mereka membahas kaki Mun yang sudha sembuh sebelumnya, tapi kenapa sekarang malah pincang lagi? Mun benar-benar tidak mengerti yang mereka bicarakan dan memandangmereka dengan ekspresi yang benar-benar bingung. Ju Yeon sampai merasa frustasi karna Mun tidak ingat kakinya sudah sembuh.

--


Mae Ok pergi ke Yung menemui Soo Ho. Dia ingin menanyakan Soo Ho, apakah ada cara untuk merubah keputusan Inspektur? Soo Ho sayangnya tidak bisa membantu sama sekali. Sekarang ini, Wi Gen sudah pergi menemui beberapa kandidat lain dan akan segera merekrut pengganti Mun.

“Semoga beruntung. Kalian tak akan bisa temukan yang sebaik dia. Kalian membuang aset besar. Kalian akan sangat menyesalinya.”


“Ayolah, Nn. Chu. Kalian harus pakai kesempatan ini untuk berbenah. Rahasia yang Mo-tak ungkap. Hapuslah saat roh jahatnya tertangkap.”


“Aku kasihan pada Mun. Hatiku hancur melihatnya. Su-ho. Kau tahu seperti apa rasanya. Rasanya pedih saat orang tua dan anak harus terpisah oleh maut ketika mereka belum siap untuk itu. Kita tahu seburuk apa itu. Aku sangat merindukanmu bahkan di saat aku sedang melihatmu seperti ini. Anak itu pasti sedih sekali. Su-ho. Kita harus bantu Mun agar dia bisa bertemu orang tuanya. Kumohon lakukan sesuatu,” ujar Mae Ok sambil menangis dan memohon pada putranya tersebut.


“Astaga, Ibu. Kenapa kau menangis? Baik, akan kucoba membujuk yang lain. Baiklah. Kenapa rambutmu memutih? Ini membuatku sedih,” balas Soo Ho, jadi ikutan sedih melihat ibunya menangis.

--



Wi Gen sedang mengadakan rapat bersama Gi Ran, U Sik dan Soo Ho membahas mengenai pengganti So Mun. Wi Gen sudah berusaha menemui beberapa orang yang koma, tapi semuanya menolak menjadi counter saat tahu pekerjaan itu berbahaya.

“Aku menghormati pasangan kita yang sudah mau menerima. Kita harus berterima kasih pada mereka,” ujar Soo Ho.

“Aku tahu,” balas Gi Ran cepat karna merasa tersindir.

“Ada satu kandidat tersisa,” ujar U Sik.


“Su-ho, bisakah kau menyusun daftar kandidat lainnya?” pinta Wi Gen.

“Mereka yang memenuhi syarat secara fisik sudah kudata dan kuberikan padamu,” jawab Soo Ho. “Bagaimana jika kita rekrut Mun kembali? Roh jahat level tiga membuatku cemas. Walaupun kita dapatkan orang baru, butuh waktu untuk melatihnya,” bujuk Soo Ho.

“Tidak, jangan Mun,” tolak Wi Gen, tegas.


Dia melihat data beberapa kandidat yang tersisa. Salah satu yang menarik perhatiannya adalah kandidat bersama Lee Seon Ho. tn. Lee koma setelah menyelamatkan anak tetangganya dalam kebakaran. U Sik merasa kalau tn. Lee adalah kandidat yang sempurna karena dia baik dan budiman.

--



Kedai Eonni buka seperti biasa. Tapi, para pekerja tidak bersikap seperti biasa. Setelah kehilangan Mun, mereka bekerja tanpa semangat.

--

Dengan ditemani oleh Gi Ran, Wi Gen pergi menemui tn. Lee yang sedang duduk sendirian di bangku panjang. Mereka memanggilnya dan Gi Ran bertanya untuk memastikan, apakah dia adalah Lee Seon Ho, usia 55 tahun, dan tinggal di Jeonghan-dong? tn. Lee membenarkan dan dengan ekspresi bingung bertanya, apa yang bisa dibantunya?

“Kami senang kau tiba dengan selamat,” ujar Gi Ran dengan ramah.


“Apa? Aku datang kemari? Aku hanya menjawab saat kau panggil namaku.”

“Jawaban itu membawamu kemari, Tn. Lee,” jawab Wi Gen.


“Aku hanya sedang bersantai di bangku panjang, melihat-lihat ke arah taman. Cuaca dan udara ini. Aku tak tahu apa aku pernah merasakan ini, tapi rasanya seperti mengunjungi tempat yang kurindukan. Aku tak keberatan jika hari ini berlangsung selamanya,” ceritanya.



“Tn. Lee Seon-ho. Kami memiliki permintaan. Jika kau setuju untuk melakukannya, kami dapat membangunkanmu saat ini juga. Kau sudah koma selama satu bulan. Kau tak bisa bergerak sama sekali. Keluargamu sangat menderita. Jika mau bekerja sama dengan kami, kami dapat menyadarkanmu dari koma,” jelas Gi Ran.

“Koma? Tak bisakah aku hanya duduk di sini dan menikmati suara burung dan angin?” tanyanya.

“Jika kau berdiam dalam kondisi ini, kau akan mati.”


“Saat aku bekerja sebagai pemadam kebakaran, kutolong orang lain tanpa pikir panjang, dan membuat istriku menderita. Aku lelah. Sekarang, aku ingin… bertemu dengan istriku di surga dan hidup damai bersamanya,” ujarnya dan itulah jawabannya atas tawaran mereka.


Dan sesuai dengan keinginannya, dia pun memilih untuk pergi. Dia meninggal.

Anak tn. Lee yang ada di sisinya selama ini, menangis karna ayahnya sudah meninggal.

--




Diam-diam, Mae Ok pergi ke sekitar sekolah Mun untuk mengawasinya. Bukan hanya dia, tapi Mo Tak pun juga. Mo Tak juga heran dengan diri sendiri, ngapain mereka bersembunyi, toh Mun tidak akan mengenali mereka. Walau begitu, mereka merasa lega melihat Mun yang tampak baik-baik saja.

--


Di sebuah villa yang ada di tengah hutan, seorang pria sedang membunuh istrinya. Dia menikam istrinya hingga meninggal dan kemudian berteriak, menyuruh selingkuhan istrinya untuk keluar.



Selingkuhan istrinya tentu saja ketakutan dan kabur keluar villa. Pria itu tentu tidak membiarkannya dan mengejarnya. Saat dia akan menikamnya dengan pisau, tiba-tiba saja, tubuh selingkuhan istrinya itu terbang ke atas dan menancap ke ranting pohon hingga darah menciprat mengenai wajahnya.

Kasus pembunuhan itu pun menjadi kasus Jeong Yeong.

 

 

 

1 Comments

Previous Post Next Post