Sinopsis K-Drama
: The Uncanny Counter
Episode
10 part 02
Jeong
Yeong membawa foto TKP dan kondisi korban untuk ditunjukkan pada Mo Tak. Mae Ok
yang ikutan melihat berkomentar kalau kondisi korban yang seperti ini, mustahi
jika dilakukan oleh manusia. Mereka yakin kalau pelakunya adalah roh jahat yang
setara dengan Cheong Sin, level 3.
Jeong
Yeong menunjukkan sebuah foto pria. Dialah pelakunya.
Jeong
yeong yang penasaran, nanya, kalau lebel pelakunya sama seperti Cheog Sin, apa
itu artiya, dia juga mempunyai kekuatan psikokinesis? Mo Tak tidak mengiyakan
tapi menjawab ‘mungkin’ karna bisa saja pelakunya mempunyai kekuatan fisik yang
kuat. Mae O berujar kalau mereka harus menangkap pelakunya sebelum terjadi
masalah besar (menangkap untuk menyingkirkan roh jahat yang merasuki pelaku).
Ha
Na yang bergabung dan melihat foto korban, menanyakan, apakah kedua korban di
bunuh oleh orang yang sama? Jeong Yeong mengiyakan. Dia juga memberitahu kalau
korban wanita adalah istri tersangka dan korban pria adalah selingkuhannya. Dan
keduanya tewas di tempat yang sama.
“Si
wanita dibunuh lebih dulu?” tanya Ha Na, lagi.
“Kenapa
kau bertanya? Ada apa?” tanya Mae Ok, penasaran dengan maksud pertanyaan Ha Na.
“Selisih
waktu antara dua pembunuhan?” tanya Ha Na pada Jeong Yeong.
“Lima
menit? Paling lama 10 menit? Berdasarkan viskositas darah korban.”
“Bukankah
ini tampak seperti perbuatan roh jahat level satu? Maksudku, biasa saja,” jelas
Ha Na sambil menunjuk ke foto korban wanita yang dibunuh dengan tusukan. “Mungkinkah
levelnya meningkat dalam lima sampai 10 menit?” tunjuknya ke korban pria yang
di bunuh dengan cara di tancapkan ke ranting pohon.
“Ini
bukan ulah roh yang sama. Ada dua yang terlibat,” simpulkan Mo Tak.
Dan
pas sekali, Jeong Yeong mendapat telepon dari Han Ul. Begitu selesai menerima
telepon. Jeong Yeong terburu-buru mengambil remote tv yang ada di meja dan
menyalakannya. Berita sedang menyiarkan pembunuh berantai Ji Cheong Sin yang
ditemukan tewas di kendaraan terbakar, yang dicuri saat melarikan diri. Saat
polisi tiba di lokasi, kendaraan sudah hangus total dan jasad yang terbakar ditemukan
di kursi pengemudi. Polisi menyatakan tubuhnya rusak parah. Dan sekarang,
Layanan Forensik Nasional sedang mengautopsi untuk memastikan identitasnya.
Walau hasilnya masih menunggu, tapi tim gugus tugas meyakini bahwa jasad itu
adalah Ji Cheong Sin berdasarkan barang bukti yang ditemukan di dalam
kendaraan.
--
Mun
yang baru pulang ke rumah juga meliihat berita yang sama di TV. Dan anehnya,
dia malah tampak shock dan berujar kalau hal ini tidak boleh terjadi. Kakek
sampai bingung dengan reaksi Mun. Mun tidak menjelaskan apapun dan langsung
pergi begitu saja.
--
Mae
Ok juga panik setelah mendengar berita itu. Jika Ji Cheong Sin meninggal,
bagaimana nasib jiwa orang tua Mun? Artinya, jiwa mereka akan menghilang! Ini
nggak boleh terjadi!
Mo
Tak juga panik dan berharap tidak benar. Dia meyakini kalau semua adalah
perbuatan petinggi dan yang meninggal tidak mungkin Ji Cheong Sin.
--
Mo
Tak mengantarkan Jeong Yeong ke gedung Layanan Forensik Nasional. Di depan
gedung ada banyak sekali wartawan yang berkumpul. Dan di tengah kerumunan
wartawan tersebut, ada Mun. Mo Tak yang melihat Mun, kaget dan bingung, kenapa
Mun bisa ada di sini?
Mun
berusaha untuk masuk ke dalam gedung, tapi para petugas menghalangi. Mo Tak
segera menghampirinya dan ternyata, Mun mengenalinya. Mo Tak menarik Mun
menjauh dan menanyakan, apakah Mun ingat semuanya?
“Kau
lihat jasad Ji Cheong-sin? Kau yakin itu dia?” tanya Mun, yang secara tidak
langsung menjawab pertanyaan Mo Tak. Benar, dia sudah ingat semuanya.
--
tn.
Shin mengunjungi kantor polisi. Kep. Choi dan para petinggi kepolisian lainnya,
mengenakan seragam resmi dan menyambut kedatangannya. Sembari berjalan menuju
ruangan, Kep. Choi berkata pada tn. Shin kalau dia sudah menutupi insiden yang
terjadi di hari upacara, jadi tidak ada yang perlu di cemaskan dan tn. Shin
bisa fokus dengan pekerjaannya.
Akibat
berita Ji Cheong Sin, berita tn. Shin yang sempat menduduki trending topic dan
kata kunci pencarian terbanyak, akhirnya tergeserkan. Tidak ada lagi yang
membahas mengenai kasusnya dan hanya fokus dengan berita kematian Ji Cheong Sin
beserta spekulasi penyebab kematiannya.
tn.
Shin juga mengadakan konferensi pers mengumumkan kalau mereka tidak perlu lagi
mengkhawatirkan pembunuh berantai ini. Dan dia, Shin Myeong Hwi, menjamin
setiap warga Jungjin aman.
Hang
Gyu yang melihat berita itu, entah kenapa tersenyum. Dia segera menekan
interkom di ruangannya dan menyuruh sekretarisnya agar menghubungi Kepala
Kepolisian dan menyampaikan bahwa dia akan diwawancarai.
--
Karna
Jeong Yeong, akhirnya Mo Tak dan Mun bisa ikut masuk ke dalam gedung dan
melihat jasad yang di duga adalah Ji Cheong Sin.
“Ji
Cheong-sin tidak meninggalkan jejak DNA di lokasi, kita tak bisa lakukan
perbandingan. Tinggi, 181 cm. Ukuran sepatu, 275 mm,” jelas Jeong Yeong.
“Tidak,
sudah kubilang bukan dia. Dia bunuh diri karena tersudut oleh polisi? Tidak mungkin,” bantah Mo Tak.
“Aku
juga tidak percaya, tapi sidik jari di barang bawaan dan pecahan kaca sesuai
dengan milik Ji Cheong-sin. Kami temukan pecahan kaca yang dia pakai untuk
lukai Mun, berikut DNA dari petugas polisi yang mati.”
“Tidak,
aku tidak percaya. Bagaimana ini bisa terjadi?” ujar Mo Tak, menyangkal.
“Kami
tak punya bukti untuk buktikan ini bukan Ji Cheong-sin.”
“Noona, bisakah kami periksa struktur
tulangnya?” pinta Mun. “Hari itu, aku patahkan tulang tangan dan rusuknya.”
Jeong
Yeong segera melihat laporan autopsi dan tidak di sebutkan adanya patah tulang
pada jasad tersebut. Mo Tak langsung meminta agar dilakukan rontgen.
--
Sepertinya
hasilnya sudah keluar karna Mo Tak tampak kesal. Jasad itu tidak mengalami
patah tulang yang artinya dia bukanlah Ji Cheong Sin. Mo tak kesal bukan karna
mayat itu bukan Ji Cheong Sin, tapi karna mereka menggunakan jasad orang lain
dan mengatakan itu Ji Cheong Sin. Mun mengemukakan perasaan leganya karna Ji
Cheong Sin belum mati, yang artinya, masih ada kesempatan baginya untuk
menemukan orang tuanya.
“Tapi
kita tak bisa pastikan apakah ini ulah mereka atau Ji Cheong-sin sendiri yang
merencanakannya,” ujar Jeong Yeong.
“Sudah
jelas. Para bajingan itu merencanakannya. Wali Kota Shin jadi pahlawan karena
melenyapkan pembunuh berantai. Tak akan ada lagi yang permasalahkan pembuangan
limbah ilegal,” ujar Mo Tak.
“Noona. Kau menginvestigasi kasus
pembuangan limbah itu, 'kan? Kami gali lagi kasus yang diurus ayahku tujuh
tahun lalu. Itu tak akan terkubur lagi, 'kan?”
“Kami
sedang wawancarai Noh Hang-gyu sebagai saksi saat ini, tapi…,” jawab Jeong
Yeong.
“Hanya
formalitas?” lanjut Mo Tak, bisa menebak.
Mun
tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya dan pergi dari sana. Mo Tak segera
mengejarnya dan mengajaknya untuk ke kedai makan mie. Dia juga menyampaikan
kalau Mae Ok sangat merindukan Mun. Mun ternyata tahu kalau Mo Tak dan Mae Ok
datang ke sekolahnya, karna dia sempat melihat mereka.
Mo
Tak semakin bingung dan ingin tahu kenapa Mun bisa mengingat semuanya? Mun
menjelaskan kalau Jang Mul meninggalkan semuan ingatannya agar dia bisa lari
ketika bertemu Ji Cheong Sin. Mo Tak mengajak Mun untuk menangkap Ji Cheong
Sin, apapun yang terjadi.
“Ahjussi. Tidak ada yang berubah. Para
bajingan itu bahkan tak terluka setelah apa yang kita lakukan. Ji Cheong-sin,
pembunuh orang tuaku, kini bebas. Cho Tae-sin punya satu dari 50 perusahaan
terbesar, dan wali kota… Dia akan jadi presiden. Aku merasa… semua ini seperti
kebohongan belaka.”
“Kenapa
kau bilang tak ada yang berubah? Kau berubah. Lalu… begitu juga aku.”
“Ahjussi. Jangan beri tahu Ha-na bahwa
aku ingat semuanya. Jika dia dapat peringatan, dia akan diberhentikan,” mohon
Mun.
“Akan
kurahasiakan juga dari Nn. Chu. Mampirlah ke restoran. Aku akan berpura-pura dan
memberimu porsi lebih. Ajak teman-temanmu juga, ya?” ujarnya.
Tapi,
Mun tidak mengatakan apapun dan pergi begitu saja. Tampaknya, Mun memutuskan
untuk menjauhi mereka semua demi kebaikan mereka.
Setelah
Mun pergi, Jeong Yeong menghampiri Mo Tak. Mo Tak bisa menebak kalau Jeong
Yeong pasti merasa malu sekarang. Jeong Yeong terdiam, tidak bisa membantah. Mo
Tak pun menyuruh Jeong Yeong agar bisa mendapatkan surat perintah karna
setidaknya, mereka harus bisa mencebloskan Noh Hang Gyu ke penjara.
--
Noh
Hang Gyu sedang bekerja keras, cuy. Dia menelpon beberapa orang dan
memerintahkan mereka agar menulis artikel dengan kata kunci : Ji Cheong Sin,
jasad terbakar dan pembunuh berantai. Dia ingin agar kata-kata kunci itu tetap
populer. Dan untuk area pembuangan, kaitkan dengan masalah lahan. Jika
pembangunan ICT tahap 3 sampai kacau, triliunan won akan lenyap dan perusahaan
akan hancur. Harga perumahan juga akan anclok. Dia memerintahkan orang itu
untuk mewawancarai pemilik rumah dan jadikan berita utama. Dan undang juga
beberapa ahli properti dan biarkan mereka menjelaskannya.
Setelah
memberikan semua perintah itu, Hang Gyu pun mengakhiri telepon. Dia kemudian
mulai menelpon Chang Gyu terkait anggota dewan : Ham Im Pyo.
Chang
Gyu yang di telepon, sekarang sedang memegang foto-foto tn. Ham bersama wanita
muda. Hm, tampaknya tn. Ham berselingkuh dan mereka akan menggunakan rahasianya
itu untuk mengancamnya.
Setelah
selesai menelpon, pas sekali dengan Kep. Choi yang baru kembali. Dia
mengizinkan Hang Gyu untuk pergi.
Eit,
tidak semudah itu. Jeong Yeong sudah menunggunya di depan pintu dan segera
memborgol tangannya begitu dia keluar dari ruangan Kep. Choi. Hang Gyu dan Kep.
Choi mulai kesal dan berteriak pada Jeong Yeong.
“Tn.
Noh Hang Gyu ditahan atas percobaan pembunuhan,” ujar Jeong Yeong sambil
menunjukkan surat penahanan.
Hang
Gyu masih bingung. Tapi, Mo Tak mendadak muncul dan menjelaskan kalau dia yang
melaporkan Hang Gyu yang mencoba membunuhnya.
“"Tangkap Ga Mo-tak dan
kunci dia di gudang penyimpananmu. Aku
harus melihatnya mati dengan mataku sendiri." Kau
ingin aku mati. Kau menghabisi dan menguburku. Sudah kuperingatkan, hidupmu tak
akan lagi mudah.”
--
Chang
Gyu nggak tahu yang terjadi pada abangnya dan malah berangan-angan ingin
menjadi Dewan Kota. Jae Cheol langsung menimpali kalau yang pantas jadi Dewan
Kota adalah Hang Gyu. Chang Gyu menampar bibirnya dengan pelan, dan tidak
setuju, karena menurutnya, abangnya itu lebih pantas menjadi Dewan Nasional.
Ketika
mereka lagi asyik berandai-andai, Han Ul dan beberapa petugas polisi menerobos
masuk untuk menangkap mereka. Han Ul menunjukkan surat penahanan yang
menyatakan Chang Gyu ditahan atas percobaan pembunuhan terhadap Ga Mo Tak dan
tiga orang lainnya.
--
Hang
Gyu dibawa ke ruang interogasi sama Jeong Yeon. Di ruangan itu, Jeong Yeong menunjukkan
rekaman (yang terdengar suara Chang Gyu) saat Chang Gyu yang baru menabrak Mo
Tak dkk dengan truk, menelpon Hang Gyu untuk melapor.
“Kau
punya bukti?”
“Kami
juga menahan Noh Chang-gyu dan Lim Jae-cheol. Mereka sedang menuju kemari. Kau
akan korbankan adikmu? Lalu, kami temukan pelacak ini di bawah mobil yang
rusak. Kami telah verifikasi ini melalui aplikasi di ponsel Noh Chang-gyu.
“Ini,
ponsel Noh Chang-gyu,” ujar Han Ul yang masuk dan menyerahkan ponsel Hang Gyu.
“Ini
akan mengungkap semua yang kau dan adikmu bicarakan. Kalian ini terlampau
percaya diri.”
Hang
Gyu sudah tampak terpojok
--
Sementara
itu, di sebuah toko baju mewah, Ji Cheong Sin sedang berada di sana dan membeli pakaian, topi, sepatu dan kacamata baru.
Setelah
dari toko, Cheong Sin pergi ke loker yang ada di stasiun. Dia membuka loker
dengan kunci yang dimilikinya. Dan di dalam loker itu sudah ada tas hitam besar
yang isinya penuh dengan uang 50.000 won dan KTP serta Passport atas nama Lee
Jae Hoon.
Kini,
Cheong Sin bisa berkeliaran dengan santai tanpa harus takut tertangkap.
--
Sementara
itu, di sebuah tempat perternakan,
Dua
orang pekerja sedang bekerja bersama membersihkan. Pria yang berbadan besar,
memarahi pria yang berbadan kurus yang tidak kuat mengangkat goni hingga isinya
berjatuhan.
Saat
itu, Cheong Sin tiba di sana. Roh jahat yang ada di tubuhnya, memberitahu
Cheong Sin kalau teman mereka berada di dalam tubuh pria kurus. Cheong Sin
sempat terkejut karna dia mengira temannya adalah pria berbadan besar, tapi
ternyata kurus. Roh jahat yang ada di dalam tubuhnya, dengan telepati,
memberitahu Cheong Sin kalau teman mereka di dalam tubuh pria kurus itu masih
tertidur.
“Kau
siapa?” tanya pria kurus, Jang Su, heran karna Cheong Sin menghampirinya. “Kau
polisi?”
“Bukan.
Aku penyelamatmu.”
Pria
yang berbadan besar, mengira Cheong Sin adalah orang gila dan mengancam dnegan
sabit agar pria itu pergi. Tanpa babibu sama sekali, Cheong Sin merebut
sabitnya dan menggunakannya untuk membunuh pria itu. Darah pria itu menciprat
mengenai Cheong Sin dan Jang Su.
Kemudian,
jiwa pria itu keluar dari tubuhnya. Cheong Sin tertawa puas. Jang Su yang
melihat semua itu, bingung.
“Apa…
apa itu?”
“Jalan
hidup kita,” jawab Cheong Sin.
Roh
jahat yang ada di dalam Jang Su terbangun dan menghisap jiwa pria itu. Dan
tidak ada lagi rasa takut. Tanpa ragu, Jang Su mengikuti Cheong Sin.
--
tn.
Shin sedang sangat bahagia. Karna tertangkapnya Cheong Sin, para pendukungnya
kembali memihak padanya dan bahkan berbaris di depan wali kota sambil
mengangkat kertas dukungan untuknya. tn. Shin sangat senang dan melambaikan
tangan pada mereka sembari mengucapkan terimakasih.
--
Begitu
tiba di kantor, tn. Shin tertawa puas membaca berita di koran kalau dia adalah
peringkat tertinggi pemilihan presiden.
--
Hang
Gyu yang berada di tahanan, mulai khawatir dan menelpon Tae Sin. Sayangnya,
sekretaris Tae Sin bilang kalau Tae Sin sedang rapat dan tidak bisa di ganggu. Hang
Gyu mengerti dan meminta agar menyampaikan pada Tae Sin agar menelpon kembali.
Dia meminta agar Tae Sin menelpon ke Kepala Choi.
Hm,
sayangnya, itu hanya kebohongan. Tae Sin bisa saja menerima teleponnya, tapi
dia menolak. Dia hanya menyuruh sekretarisnya agar mengirimkan makanan pada
Hang Gyu.
Dan
sekarang, di hadapannya, dia sedang bersama Kepala Choi.
“Bagaimana
kasus Ji Cheong-sin?” tanya Tae Sin.
“Karena
tersangka utama tewas, kasusnya otomatis ditutup.”
“Jadi,
kasus pembunuhannya juga akan ditutup? Ketua Jeon juga?”
“Ya,
Pak. Lancar dan mudah.”
“Harus
kukatakan bahwa Wali Kota Shin adalah seorang genius,” gumam Tae Sin.
--
tn.
Shin mengadakan konferensi pers. Banyak para wartawan dan para pendukungnya
yang hadir untuk mendukungnya.
“Sebelumnya,
saya tak tertarik untuk menjadi presiden. Menjadikan Jungjin kota paling
bahagia di dunia adalah harapan dan tujuan saya satu-satunya. Namun, melihat
cara kotor mereka untuk menjatuhkan saya, saya pun tersadar target mereka bukan
saya. Mereka ingin menyerang warga sipil yang ingin hidup damai. Demi
masyarakat di negara demokrasi ini… Saya, Shin Myeong-hwi, telah memutuskan… mencalonkan
diri sebagai presiden,” pidatonya.
Berita
mengenai pengumuman resminya akan mencalonkan diri menjadi presiden juga sudah
dilihat oleh Mun. Dan ekspresi wajahnya, menunjukkan rasa amarah yang sangat.
--
Berita
itu juga membuat Hyeok U menjadi sangat senang. Jika ayahnya menang, maka dia
akan menjadi anak presiden. Anak buahnya pun ikutan bangga karna nantinya akan
menjadi temannya anak presiden.
Mun,
Ung Min dan Ju Yeon yang mendengar, tampak kesal. Mereka juga menggosipi kalau
banyak orang yang menjilat pada Hyeok U karna berita ayahnya yang akan
mencalonkan diri menjadi presiden. Menjengkelkan!
“Jika
ayahku terpilih, akan kuminta dia untuk memperhatikan para penyandang
disabilitas. Kau tahu, kendaraan mereka. Yang bertenaga listrik. Harus ada di
semua sekolah,” ejek Hyeok U.
Ju
Yeon emosi. Tapi, Hyeok U malah memanggilnya : “Jalang.” Mun pun tampak marah
dan memperingatinya untuk tidak menghina Ju Yeon.
--
Begitu
pulang sekolah, Hyeok U dkk sudah menunggu Mun. Mereka lagi-lagi membully-nya
ketika pulang sendirian. Mungkin, karna sebelumnya Mun sudah tampak lemah dan
tidak melawan, Hyeok U jadi berani memukulinya lagi.
Dia
menendang Mun dengan keras dan melampiaskan kekesalannya karna Mun sudah
menghancurkan kehidupan sekolahnya. Dia benar-benar menggila dan untung anak
buahnya masih punya akal dan menarik Hyeok U agar berhenti.
Mun
yang sudah di tendang, berdiri dan bertanya, apa Hyeok U merasa lebih baik
setelah melampiaskan amarahnya? Dia menasehati Hyeok U kalau tidak bisa
mengontrol emosi, dia akan membahayakan dirinya sendiri dan orang-orang di
sekitarnya.
“Tutup
mulutmu, cacat!” maki Hyeok U dan melayangkan tinjunya.
Dan
dengan cepat, Mun bisa menangkap tinjunya dan membalikan posisinya. Walau dia
sudah kehilangan kekuatannya, tapi latihannya selama itu, sudah membuatnya
lebih kuat daripada sebelumnya untuk melawan preman sekolah seperti Hyeok U.
“Bukan
hanya kau yang harus hindari masalah. Kau tahu, aku bisa bunuh kalian semua di
sini. Tapi kalau begitu, aku sama saja denganmu,” peringatinya. “Shin Hyeok-u. Kita
masih muda. Kau masih punya kesempatan,” lanjutnya.
Setelah
melihat Mun yang masih bisa memojokkan Hyeok U, kedua anak buah Hyeok U
langsung ketakutan.
--
Mun
dalam perjalanan pulang dan melihat orang-orang yang sedang berdiri di tepi
jalan memberikan dukungan untuk tn. Shin. tn. Shin pun turun dari mobil dengan
senyum lebar dan menyapa pendukungnya dengan ramah.
“Kau
tak boleh menjadi presiden,” ujar Mun, menghampirinya.
Di
hadapan para pendukungnya, tn. Shin tentu tidak bisa menunjukkan sifat aslinya.
Dia ternyata ingat kalau Mun adalah salah satu anggota Mo Tak yang
mempermalukannya di acara live waktu itu.
“Aku
harus bekerja lebih giat untuk mendapatkan dukunganmu,” ujar tn. Shin,
tersenyum ramah.
“Akan
kujatuhkan kau bagaimanapun caranya.”
Ucapannya
itu membuat para pendukung tn. Shin jadi menghujatnya. tn. Shin langsung akting
sok baik menyuruh pendukungnya tidak seperti itu.
--
Walaupun
begitu, tn. Shin merasa cemas. Di tengah rasa cemasnya itu, dia mendapat pesan
di ponsel dengan nomor palsunya yang isinya : Kita mulai pekerjaannya hari ini.
--
di
Kedai Mie Eonni,
Ha
Na dkk sedang menyiapkan makan malam. Ha Na juga curhat kalau dia tidak
menemukan roh jahat akhir-akhir ini dan merasa hal ini aneh. Mo Tak malah
menduga kalau radar Ha Na yang sudah rusak. Mae Ok setuju dengan Ha Na, rasanya
ada yang aneh.
“Pembunuhan
di vila liburan yang dibahas oleh Detektif Kim. Ada yang level satu dan level
tiga. Dua roh jahat melakukannya bersama. Apa mereka kenal satu sama lain?”
tanya Ha Na.
“Mari
panggil Pak Tua besok dan tanyakan padanya,” saran Mo Tak.
Mereka
mulai makan. Saat melihat lauk bulgogi, Mae Ok jadi sedih karna teringat dengan
Mun yang suka makan bulgogi.
Dan
tiba-tiba saja, Ha Na mendengar suara roh jahat yang rasanya sangat dekat.
Bukan hanya satu tapi ada dua. Dan keduanya sedang membicarakan mengenai
wilayah Yung yang terrasa seperti kabut asap. Itu seperti ucapan Ji Cheong Sin.
Ha Na langsung tahu kalau Cheong Sin sekarang ini sedang mengumpulkan roh
jahat.
--
Dugaan
Ha Na benar. Cheong Sin sedang mengumpulkan para roh jahat menjadi anggotanya.
Dan kini, dia sedang mengikuti mobil tahanan yang membawa Hyang Hee.
--
Mun
dalam perjalanan pulang dan hari sudah gelap. Saat itu, seseorang berkaki
pincang berjalan melewatinya. Orang itu berjalan tanpa memperhatikan sekitar
dan hampir tertabrak mobil ban hitam, jika Mun tidak menyelamatkannya.
Sial!
Orang yang di selamatkanya adalah Jang Su.
“Apa
kau So Mun?”
Dan
tiba-tiba saja, dua orang pria keluar dari van itu dan menutupi wajah Mun
dengan karung. Mereka menculik Mun. Mun tidak bisa melawan karna sekarang dia
hanya manusia biasa. Mustahil baginya mengalahkan mereka sendirian.
Lanjut... Semangat🔛🔥
ReplyDeleteLanjut.. Semangat🔛🔥
ReplyDelete