Sinopsis Drama China : When I Fly Towards You Episode 9



Kau Lebih Memesona dari Pemandangan





Anak kecil yang tadi menangis, terpisah dari rombongannya. Dan untunglah dia bertemu dengan Lu Rang. Nama anak itu adalah Dou Dou. Dan lucunya, dia malah berdebat dengan Zai Zai karena mau rebutan memegang tangan Lu Rang. HAHAHAHA. Terus, Dou Dou juga bilang ke Lu Rang kalau Zai Zai mau memakan Lu Rang karena cara dia tersenyum pada Lu Rang, sama seperti saat tersenyum melihat ikan. Zai Zai langsung dengan lihainya beralasan bahwa Lu Rang sangat manis, makanya dia jadi ingin memakannya.





Berkat Zai Zai dan Lu Rang, Dou Dou berhasil kembali ke rombongannya. Dan sebagai rasa terimakasih, Bu Guru memberikan mereka sepasang gantungan paus yang dibelinya sebagai sourvenir akuarium. Meski hanya gantungan, Zai Zai tetap saja senang karena jadi punya barang yang sama seperti Lu Rang. Dan juga, saat melihat Lu Rang menggandeng tangan Dou Dou, dia seperti merasa sedang melihat kehidupan mereka 10 tahun kemudian. Setelah di ujarkan, dia baru menyesal dan takut Lu Rang marah. But,tenang saja, karena Lu Rang tidak marah sama sekali.


Hari ini benar-benar hari yang membuat Zai Zai merasa bahagia.





Tidak terasa, sudah mendekati akhir tahun saja. Dan seluruh sekolah sibuk membicarakan mengenai rumor hari Kiamat berdasarkan ramalan suku Maya (hahahaha, di sini juga heboh kan, dulu). Ada yang percaya dan ada yang tidak. Salah satu yang percaya adalah Guan Fang, Jiang Jia dan Zai Zai. Sementara yang tidak percaya adalah Gu Ran dan Lu Rang. Eit, tetapi Guan Fang tidak mau ngaku kalau dia percaya dan berdalih kalau dia hanya membagikan informasi saja biar mereka bisa mengerti topik yang sedang hot.


Rumor hanya rumor. Belajar tetap harus belajar. Para siswa sudah ditunjuk untuk ikut dalam kompetisi. Dan 5 serangkai terpilih menjadi yang ditunjuk juga.




Seperti biasa, Zai Zai dan Lu Rang melakukan belajar bersama. Tetapi, untuk kali ini Zai Zai tidak bisa fokus karna memikirkan mengenai Kiamat. Jika kiamat benar-benar terjadi, apa yang akan Lu Rang sesali?


“Tidak datang ke Jiangyi lebih awal.”


Jawaban yang membuat Zai Zai tersenyum lebar. Dia juga menyesali hal itu karena tidak bisa mengenal Lu Rang lebih awal. Namun, sekarang juga belum terlambat karena jalan ke depan masih sangat panjang. Lu Rang langsung mengejeknya yang mendadak tidak takut kiamat lagi. Dan seperti biasa, Zai Zai tidak merasa diejek dan malah pede menjawab kalau meskipun terjadi, dia tidak akan menyesal karena sudah mengenal Lu Rang.




Para siswa akan mengikuti kompetisi di luar kota dan harus naik kereta api pukul 10.00. Karena waktunya cukup siang, Zai Zai menyuruh orangtuanya tidak perlu mengantar karena dia akan pergi sendiri (kedua orangtuanya bekerja). Dibandingkan gugup harus ikut kompetisi, Zai Zai lebih merasa senang karena rasanya sedang pergi wisata dengan Lu Rang. Jiang Jia sampai tidak habis pikir karena yang pergi juga hampir 100 siswa. Daripada membahasnya, Zai Zai mulai membahas masalah Jiang Jia. Dia penasaran, kapan Jiang Jia akan memberikan toples berisi origami bintangnya pada Qian Yu? Masalahnya, Jiang Jia tidak seberani dan sepede Zai Zai dalam mengungkapkan perasaan.




Esok paginya, kereta sudah mau berangkat, tetapi Zai Zai dan Jiang Jia tidak kunjung tiba. Lu Rang mulai panik dan terus berusaha menelponnya sedari tadi, tetapi tidak diangkat. Yang ditelepon masih tidur nyenyak di ranjang. Mereka baru bangun saat sudah jam 09.49. Ah, sudah sangat terlambat. Mau pergi sekarang juga tidak bakal terkejar. Lebih baik naik bus saja dan lanjut tidur sebentar lagi. WKWKWKW.



Sepanjang jalan, Lu Rang tidak bisa tidur karena mencemaskan Zai Zai. Dan tidak berapa lama, Zai Zai mengirim pesan untuk mengabari kalau mereka akan naik bus dan tiba lebih lama. Jadi, tidak perlu merasa khawatir. Busnya akan tiba jam 7 malam.




Lu Rang sekamar dengan Gu Ran. Dia tidak bisa fokus belajar dan terus melihat jam hp-nya. Begitu sudah jam 18.30, dia langsung bergegas untuk ke stasiun bus. Gu Ran langsung minta ikut dengan alasan kalau Jiang Jia akan mengatainya jika tidak ikut menjemput. Ahahhaa, alasan aja! Toh, buktinya dia sampai membawakan jaket untuk Jiang Jia karena cuaca Yong’an lebih dingin dari Jiangyi.





Zai Zai dan Jiang Jia sama sekali tidak menduga kalau akan ada yang menjemput. Makanya, saat melihat mereka, keduanya senang. Lu Rang juga membelikan Zai Zai makanan hangat dan langsung membantu membawakan kopernya. Tindakan sederhana tetapi mampu membuat perut Zai Zai dipenuhi kupu-kupu. Karena keduanya datang terlambat, mereka jadi tidak bisa memilih satu kamar. Jiang Jia di kamar 411, kamar Gu Ran dan Lu Rang di 401 dan Zai Zai di kamar 407. Lu Rang sangat duper perhatian. Dia menyuruh Zai Zai untuk tidak membuat hp nya dalam mode senyap, karena besok pagi dia akan meneleponnya untuk membangunkan.





Zai Zai satu kamar dengan Xia Ning yang berasal dari SMA Suyang, kelas 1. Setelah sedikit mengobrol, akhirnya diketahui kalau Xia Ning mengenal Lu Rang karena mereka dulu satu SMP dan ayah Xia Ning adalah guru Fisika Lu Rang. Xia Ning terlihat dekat dengan Lu Rang dari caranya menceritakan soal Lu Rang, sehingga ada sedikit rasa cemburu di hati Zai Zai. Saat dia mengonfirmasinya ke Lu Rang, Lu Rang ternyata memang mengenal Xia Ning dan memujinya. WKWKWK, Lu Rang sengaja memuji Xia Ning untuk membuat Zai Zai kesal.



Zai Zai semakin tidak tenang saat Xia Ning ternyata tau kalau Lu Rang kesulitan dalam pelajaran bahasa Inggris dan punya anjing peliharaan bernama Su Su.





Esok harinya, kompetisi Fisika di mulai duluan sementara kompetisi Bahasa Inggris yang terakhir. Jadi, begitu selesai kompetisi, Zai Zai udah lesu, mengira kalau Lu Rang pasti sudah pulang ke hotel duluan. Tidak disangka, ternyata Lu Rang menunggu di depan gerbang bersama teman-teman yang lain. Tapi, yang dilihat sama Zai Zai hanya Lu Rang. Guang Fang dkk langsung kesal karena Zai Zai tidak menyadari kehadiran mereka. Keterlaluan!! Zai Zai segera beralasan kalau dia sedikit rabun jauh.



Mereka akan pulang lusa dan besok sudah tidak ada kegiatan, mereka memutuskan untuk berwisata besok. Baru juga membicarakan rencana besok, mereka malah bertemu dengan Xia Ning dan ayahnya. Xia Ning memanggil Lu Rang dengan panggilan : “A-Rang” dan ini membuat Zai Zai merasa kesal. Ayah Xia Ning sangat ramah dan menawarkan Xia Ning untuk menjadi tour guide mereka besok karena Xia Ning sudah beberapa kali datang ke Yong’an.




Ah, harusnya ini wisata bagi Zai Zai, tetapi dia tidak bisa menikmatinya karena Lu Rang sangat dekat dengan Xia Ning. Untung ada Jiang Jia yang menghiburnya agar tidak memikirkan kedekatan keduanya dan nikmati saja jalan-jalan mereka. Xia Ning membawa mereka untuk melihat Gunung Xiaolan yang terkenal di Yong’an. Untuk ini, Zai Zai tidak ikut dan memilih menunggu di bawah saja karena sepatunya sedikit melukai kakinya. Dia takut jika ikut malah menyusahkan mereka. Jiang Jia mau menemaninya, tetapi Zai Zai menyakinkan kalau dia tidak apa-apa. Xia Ning juga tidak enak dan berjanji akan segera turun setelah sampai di puncak.





Duduk sendirian di kaki gunung, Zai Zai merasa kesal karena Lu Rang benar-benar meninggalkannya. But, mendadak, Lu Rang kembali. Dia tidak kembali begitu saja, melainkan kembali dengan membawakan jelli kesukaan Zai Zai. Lu Rang ternyata masih ingat ucapan Zai Zai yang bilang kalau saat tidak senang, dia akan makan jelli agar perasaannya membaik. Karena Xia Ning dkk akan kembali sekitar 1-2 jam lagi, Lu Rang mengajak Zai Zai untuk pergi melihat-lihat pemandangan sendiri.




Uwwwohh, tentu saja Zai Zai mau. Ini adalah wisata yang dia inginkan dan bayangkan, hanya berdua dengan Lu Rang. Banyak hal yang dibicarakan Zai Zai. Dia mulai membahas Lu Rang yang kelihatannya menyukai tempat tinggi (Zai Zai menyadarinya saat mereka ke taman hiburan dulu). Alasan Lu Rang karena itu adalah caranya untuk menghibur hatinya saat merasa tidak senang. Zai Zai langsung memberikan banyak tips untuk memperbaiki suasana hati : makan makanan kesukaan, gigitan es krim pertama dan pergi melihat matahari terbit atau terbenam.



“Rang Rang, keberadaan setiap dari kita itu bermakna. Jangan mudah menyangkal dirimu sendiri. Bagi sebagian orang, kau adalah tombol hapus serba bisa, kau obat spesial yang bisa menyembuhkan segalanya. Dia juga bisa semakin menyukai dunia ini karenamu. Setiap hari aku selalu ingin berusaha lebih keras lagi untuk menjadi orang yang seperti ini.”



“Kau sudah menjadi orang seperti itu.”


Bagi keduanya, masing-masing dari mereka telah menjadi alasan untuk lebih menyukai dunia ini.




Rasa bahagia karena bisa jalan-jalan berdua dengan Lu Rang, dibagikan Zai Zai pada Jiang Jia dan langsung membuatnya kesal. Saat mereka naik turun gunung, mereka berdua malah jalan-jalan. Ah, btw, saat mendaki gunung, dia merasa kalau Xia Ning cukup baik. Cantik, tidak manja bahkan ramah. Dia juga membantunya mendaki saat dia kesulitan di tanjakan terakhir. Tidak hanya itu, Xia Ning juga membelikan mereka survenir.



Ucapan Jiang Jia jadi membuat Zai Zai kepikiran. Makanya, saat dia mau kembali ke kamar dan melihat Lu Rang lagi bicara dengan Xia Ning, Zai Zai jadi minder dan bergegas kembali ke tempat Jiang Jia dengan alasan ada barang yang tertinggal.



“Aku datang mencarimu,” beritau Lu Rang, agar tidak ada kesalahpahaman. “Aku mengirimimu pesan, tetapi kau tidak membalas.”


“Oh, hp-ku habis daya.”



Xia Ning cukup pengertian karena dia pamit pergi untuk membeli barang dan menyuruh mereka untuk bicara di dalam kamar saja. Lu Rang anak yang sopan karna dia tidak masuk sampai ke dalam kamar dan hanya berdri di pintu masuk. Tujuannya datang untuk mengantarkan pehangat untuk Zai Zai karena mesin penghangat kamar hotel tidak begitu bagus. Ahhh, sangat menggemaskan.




Saat sudah malam, Xia Ning mengajak Zai Zai bicara. Dia ternyata sudah tau dari awal kalau Zai Zai menyukai Lu Rang dan selama ini hanya sengaja menggodanya saja. Dia bahkan memberikan tips tentang Lu Rang yang tidak pandai mengekspresikan perasaan, tetapi dia bisa mengetahuinya dari apa yang Lu Rang lakukan. Tentu saja, Zai Zai harus bisa memahami Lu Rang sendiri secara perlahan.



Dan alasan Xia Ning begitu memahami mereka adalah karena dia tertarik pada ilmu psikologi dan berniat meneruskan pendidikan ke jurusan psikologi.



Tidak terasa, hari ini mereka sudah harus pulang. Dan sebelum berpisah, Xia Ning memberikan nasehat pada Zai Zai secara diam-diam : “Jika jalannya lambat, kau boleh inisiatif masuk ke dunianya.”


Epilog



Sehari sebelum keberangkatan ke Yong’an, Zai Zai tidur larut malam karena terlalu excited memikirkan perjalanan besok. Dia sampai memikirkan apa saja yang akan dilakukannya setelah sampai di Yong’an dengan Lu Rang.



Jika sejak awal aku tahu begadang akan membuatku ketinggalan kereta api di keesokan harinya, aku pasti akan memperbaiki kesalahan dan tidur lebih awal.

Post a Comment

Previous Post Next Post