Sinopsis Drama China : When I Fly Towards You Episode 8




Hai, Pangeranku




Guru Lin memanggil Zai Zai ke ruangannya untuk menyampaikan rasa terimakasih karena sudah mengajarkan Lu Rang bahasa Inggris. Sedari masih SMP, nilai bahasa Inggrisnya adalah hal yang selalu di khawatirkan oleh orang tuanya. Untunglah, setelah belajar dengan Zai Zai, nilainya mengalami kemajuan pesat. Zai Zai senang tetapi mencoba untuk tetap rendah diri dengan memuji Lu Rang yang memang dasarnya pintar.



Suasana hati Zai Zai sangat bahagia, apalagi sepulang sekolah dia akan langsung les dengan Lu Rang. Karena Zai Zai pergi les, Jiang Jia pulang sendirian. Baru keluar beberapa langkah dari kelas, salah seorang siswi perempuan memanggilnya dan berbisik dengan pelan memberitahu kalau dia ‘tembus.’ Sisiwi itu juga sangat baik karena mau memberikan pembalutnya. Masalahnya, dia tembus hingga mengenai jaket sehingga sulit berjalan karna takut terlihat. Dia sudah menurunkan tasnya serendah mungkin agar bisa menututpi, tetapi tetap saja rasanya risih jika sempat terlihat.



Ah, kebetulan sekali Gu Ran lewat. Dia langsung memanggilnya dan mau minta diboncengi. Gu Ran ternyata belum mau pulang karena dia mau main basket. Hm, setelah melihat gegalat Jiang Jia, dia langsung paham yang terjadi dan meminta Jiang Jia menunggunya sebentar. Jiang Jia salah paham mengira kalau Gu Ran meminta di tunggu sampai selesai main basket. Jadi, dia memutuskan untuk pulang sendirian.





Tidak diduga, Qian Yu lewat dan menawarkan bocengan setelah melihat Jiang Jia yang berjalan dengan pelan sambil menutupi bagian belakang roknya. Sepertinya, dia paham apa yang dialami oleh Jiang Jia. Ini seperti keberuntungan di tengah masalah. Perasaan Jiang Jia sangat bahagia sehingga dia ingin diam-diam memotret Qian Yu. Qian Yu ternyata sadar kalau Jiang Jia mengeluarkan hp, tetapi dia mengira Jiang Jia hendak memotret foto matahari terbenam. Makanya, dia berhenti sebentar dan memberikannya waktu untuk memotret. Tentu, Qian Yu juga ikut memotret pemandangan matahari terbenam.



“Ini senja terindah yang pernah kulihat,” ujar Jiang Jia.


Dan begitulah hari berlalu bagi Jiang Jia.





Keesokan harinya adalah hari perayaan sekolah. Klub drama mendapat giliran tampil paling terakhir. Semua sudah sibuk di bagian belakang panggung. Gu Ran dan Lu Rang juga ada di sana untuk menunjukkan dukungan sebelum tampil. Dan untuk sesaat, Lu Rang terpesona dengan penampilan Zai Zai yang tampak cantik. Pertunjukkan tidak lama lagi, tetapi Qian Yu masih belum datang.


Dan ternyata, Qian Yu mengalami kecelakaan. Dia terjatuh dari sepeda dalam perjalanan ke sekolah dan sekarang ada di rumah sakit. Kondisinya baik-baik saja. Yang mesti dikhawatirkan sekarang adalah pertunjukkan mereka. Mereka tidak ada menyiapkan pemeran pengganti. Ah, Zai Zai langsung terpikirkan untuk minta tolong Lu Rang, karena Lu Rang selama ini membantunya latihan dengan menjadi Pangeran, jadi dia pasti hafal dialognya. Guru Xiao langsung setuju dan membujuknya untuk mau membantu. Guan Fang sampai akting menangis agar Lu Rang bersedia membantu, supaya dia bisa menunjukkan rekaman pentas mereka pada neneknya. Dan setelah semua bujuk rayu itu, Lu Rang bersedia untuk mencoba.



Sebentar lagi mereka sudah harus tampil. Rasa gugup mulai menyerang, terutama Jiang Jia. Gu Ran menyadari hal ini dan mulai memberikan tips kalau dia anggap saja semua orang sebagai sawi putih. Ah, tetapi tentu saja ada sawi putih tampan sepertinya yang tetap akan membuat grogi. Ucapannya itu langsung membuat Jiang Jia tertawa dan melupakan rasa gugupnya.




Pentas drama Cinderella dimulai. Sangat menarik. Gu Ran yang tidak ikut dalam pentas, bertugas sebagai seksi dokumentasi untuk Guan Fang. Dia membantu merekam agar Guan Fang bisa menunjukkannya pada neneknya. Ditengah pentas, penonton di samping Gu Ran malah tertarik pada penampilan Jiang Jia yang menurutnya imut. Dan kalau Gu Ran mengenalnya, dia mau minta dikenalkan dengan Jiang Jia. Gu Ran langsung menjawab kalau Jiang Jia tidak imut dan dia tidak dekat dengannya. Ahayyy, cemburu!!



Penampilan ditutup dengan narasi Zai Zai sebagai Cinderella.


Pangeran tercinta. Menurutku, kau seperti bulan yang menggantung tinggi dan cahaya lembutnya menyinari laut. Bahkan jika aku melihat dari jauh, juga akan merasa semuanya indah. Namun, bulan bukan milikku. Kau juga.


Dulu, aku mengira sihir peri yang membuatku menjadi seorang putri, tapi kau berdiri di depanku sekarang. Aku baru menyadari bahwa setiap gadis adalah seorang putri di depan orang yang disukainya.


Karena saat aku berlari ke bulan, bulan juga sedang belajar berlari untukku.



Zai Zai mengakhiri kalimatnya dengan menatap Lu Rang. Saat Lu Rang berjalan ke arahnya dan menggenggam tangannya, Zai Zai tersenyum lebar. Senyuman tulus bahagia, bukan akting.




Selesai penampilan, Zai Zai mulai menanyakan pendapat Lu Rang mengenai penampilannya. Apakah dia cantik? Lu Rang mengalihkan pandangan, memegang leher dan menjawab : “Biasa saja.” HAHAHAHA. Sepertinya dia tidak menyadari sama sekali kebiasannya dalam berbohong. Zai Zai yang sudah tau, semakin bahagia karena artinya bagi Lu Rang dia terlihat cantik hari ini.



Karena mereka belum berganti baju, Guan Fang menyuruh mereka untuk berfoto bersama terlebih dahulu. Arghhh, Guan Fang beneran cupid!!



Begitu sampai di rumah, Guan Fang segera menunjukkan video rekaman pentas drama yang tadi di rekam sama Gu Ran kepada Neneknya. Padahal Guan Fang hanyalah pemeran figuran dan tampil sebentar, tetapi Nenek bisa menemukan sosoknya yang mengintip dari balik panggung. Dia sangat bangga padanya. Sejak dulu, setiap kali Guan Fang tampil di atas panggung, dia akan selalu bisa menemukannya di antara banyaknya peserta. Guan Fang sangat senang mendengar tawa bahagia Nenek dan berjanji kelak, dia akan menjadi pemeran utama. Dia akan berdiri di tengah panggung sehingga Nenek tidak perlu mencarinya lagi.



Nenek begitu baik. Dia tidak menuntut Guan Fang untuk menjadi pemeran utama. Dia tidak perlu melakukannya. Kita tidak perlu menjadi matahari agar bersinar dan bisa terlihat orang lain. Masih banyak hal lain yang bisa bersinar seperti bintang, lampu jalan dan kunang-kunang. Bahkan mereka lebih enak karena bisa bersinar saat ingin dan bisa bermalas-malasan saat tidak mau bersinar.


“Bahkan jika tidak pernah bersinar, juga ada orang yang bisa melihatmu dalam sekilas,” nasehat Nenek.


Nasehat yang begitu menyentuh hati Guan Fang. (Meski terdengar sepele, namun nyatanya, terkadang kita pasti ingin mendengar orang memuji hal-hal kecil yang telah kita capai. Di dunia ini ada begitu banyak orang dan tidak mungkin semua bersinar dengan sangat terang. Bayangkan, jika ada banyak matahari di dunia ini, bukankah akan luar biasa panas? Atau, bayangkan, jika semua orang bersinar terang, bukankah kita tidak akan bisa melihat apapun karena terlalu terang? Aku yakin bahwa semua orang bersinar dengan caranya sendiri, entah sebesar atau sekecil apapun sinar itu, akan ada setidaknya satu orang yang menyadari sinar kita).



Setelah membahas Guan Fang, Nenek kemudian membahas soal rekaman video yang agak aneh. Kayaknya, si perekam (Gu Ran) bukan fokus merekam Guan Fang karena ada satu adegan yang tidak di rekam oleh perekam padahal Guan Fang ada di panggung. Adegan itu terfokus pada Jiang Jia.




Semenjak pentas drama waktu itu, Zai Zai menjadi populer. Banyak siswa pria yang berusaha mendekatinya. Sontak saja, Guan Fang dkk mengejek Lu Rang yang akan kehilangan Cinderella-nya. Hahahaha. Lu Rang seperti biasa, bertingkah seolah tidak peduli, padahal nyatanya dia cemburu.



Tetapi, tenang saja karena Zai Zai sangat setia hanya menyukai satu pria. Secara perlahan namun pasti, Lu Rang semakin membuka hatinya pada Zai Zai. Mungkin ini yang dinamakan : she fell first, but he fell harder .




Di akhir pekan, Jiang Jia dkk janjian untuk menjenguk Qian Yu di rumah sakit. Jiang Jia yang tiba pertama, tetapi dia tidak berani masuk dan menunggu hingga yang lain datang. Gu Ran yang datang selanjutnya sehingga dia bisa melihat kegugupan Jiang Jia. Saat sedang menjenguk, Gu Ran juga memperhatikan ekspresi Jiang Jia yang sedih karena buah yang di bawanya tidak tersentuh. Makanya, Gu Ran memberitahu Qian Yu kalau buah itu hadiah dari Jiang Jia. Qian Yu tersenyum sopan dan berterimakasih.




Setelah berbincang-bincang, Qian Yu meminta tolong ke Gu Ran untuk membantunya mengembalikan beberapa alat peraga dalam pementasan ke toko sewa. Barang itu sudah harus dikembalikan besok. Gu Ran menyanggupi. Begitu pulang, Jiang Jia menawarkan diri untuk membantu. Dia juga berterimakasih karena Gu Ran sudah memberitahu soal buah yang dibawanya. Dan seperti biasa, mereka kembali berdebat.




Sesuai yang sudah dijanjikan, Gu Ran dan Jiang Jia janji ketemuan untuk mengembalikan alat peraga. Sialnya, Gu Ran yang sampai duluan, malah di cegat sama dua orang senior yang waktu itu dikalahkan saat tanding basket. Mereka masih dendam dengan kekalahan waktu itu. Jiang Jia yang baru datang, langsung maju menolong Gu Ran. Dia menarik Gu Ran untuk berdiri di belakangnya dan mulai memasang kuda-kuda. Saat semua orang terfokus pada kuda-kudanya, Jiang Jia tiba-tiba saja berteriak : “Pak Polisi, itu mereka!!” Dan memanfaatkan celah itu, Jiang Jia menarik Gu Ran untuk kabur. WKWKWKWK. Ini hanya taktik untuk mengecoh mereka dan kabur.




Dan ini semakin membuat Gu Ran menyukainya.




Sementara Jiang Jia dan Gu Ran pergi mengembalikan alat peraga, Zai Zai dan Lu Rang janjian untuk pergi ke akuarium. Nah, saat mau pergi, ibu-ibu tetangga melihat dan mulai ghibah.Mereka menduga kalau guru Lin pasti akan marah karena keponakannya pergi keluar sama cewek. Padahal, Guru Lin malah mengizinkan pergi dan menasehati banyak hal seperti, antarkan pulang, belikan minum dsb. Dia sampai mau memberikan uang jajan.



Ini pertama kalinya Lu Rang pergi ke Akuarium Jiangyi, jadi Zai Zai begitu bersemangat mau menjadi tour guide-nya. Dia mulai memperkenalkan nama ikan. Dan nama ikan yang dia sebut, salah. HAHAHAHHA. Di dekat mereka juga ada gerombolan anak kecil yang lagi diajak jalan-jalan sama gurunya. Si Ibu Guru mengajarkan anak-anak agar menjadi seperti Zai Zai yang antusias dan mencintai kehidupan laut.




Baru juga di bilang begitu, Zai Zai malah menatap ikan dengan antusias bukan karena kagum, melainkan membayangkan betapa lezatnya daging ikan itu jika dijadikan ikan rebus. Sontak saja, salah satu anak kecil menangis ketakutan. Untunglah Lu Rang pandai menenangkan anak-anak. Dia membohongi anak itu kalau Zai Zai sangat menyukai ikan yang imut dan mengungkapkan rasa sukanya dengan ungkapan ‘mau di makan.’


“Kau juga sangat imut,” ujar Zai Zai.


Anak itu langsung menangis keras lagi karena mengira Zai Zai mau memakannya.



Mereka kemudian lanjut jalan-jalan di akuarium. Dan seperti biasa, Zai Zai selalu merekam semuanya dengan handycam. Dan berbeda dari biasa, kini Lu Rang jauh lebih ekspresif.


Epilog



Zai Zai dan Lu Rang hanya berdua di ruang klub drama. Lu Rang masih membantu Zai Zai untuk menghafal naskahnya. Sekarang, Zai Zai sedang menghafal kalimat penutup drama Cinderella. Namun, ada satu bagian dari naskah tersebut yang tidak disukai oleh Zai Zai.


Naskah aslinya adalah : Dulu, aku mengira sihir peri yang membuatku menjadi seorang putri. Baru setelah lonceng tengah malam berbunyi aku dibawa kembali ke dunia nyata. Bagaimana aku bisa pantas untukmu?


Zai Zai tidak suka dengan naskahnya karena rasanya Cinderella terlalu merendah. Mengapa Cinderella harus merasa tidak layak dengan Pangeran? Apakah hanya seorang Putri yang layak bersama Pangeran? Dia tidak setuju dan ingin minta Guru Xiao untuk mengubah naskahnya. Makanya, dia mau tau, apakah Lu Rang mempunyai saran?




“Hmm… mungkin bisa di ubah menjadi … mungkin setiap gadis bisa menjadi putri di mata orang yang menyukainya.”



Gadis 16 tahun sepertinya bisa setiap saat menjadikan dirinya karakter dalam novel dan film.

Menjadi rahasia kemanisan dan keimutan diri sendiri

Post a Comment

Previous Post Next Post