Sinopsis Drama China : When I Fly Towards You Episode 7



Kinerjamu Sangat Bagus, Kuberi Hadiah 10 Poin




Saat Zai Zai sibuk dengan Lu Rang, maka Jiang Jia sibuk mengagumi Qian Yu. Dan dimana ada Qian Yu, pasti ada Gu Ran. Hm, atau lebih tepatnya, dimana ada Jiang Jia, di sana ada Gu Ran? Yang jelas, seperti biasa, dia menggoda Jiang Jia yang menjadi pengecut bagai burung puyuh setiap kali berhubungan dengan Qian Yu. Jiang Jia tentu saja kesal. Dasar Gu Ran, dia malah sok mau memberitau Qian Yu soal perasaan Jiang Jia. Jiang Jia tentu panik dan akhirnya berusaha bersikap baik padanya agar tetap mulut.



Pertandingan Lu Rang sudah selesai dan dia mendapatkan peringkat ke-2.Bagi Zai Zai itu hal yang hebat, tetapi bagi Lu Rang peringkat ke-2 tidak ada artinya. Baginya, juara pertama baru bermakna. Zai Zai tidak setuju karena di kompetisi, peringkat berapapun itu bermakna. Jika dia, meskipun mendapatkan juara terakhir, dia juga akan merasa dirinya hebat. Jadi, Lu Rang sangat hebat baginya.



Ucapan yang tidak pernah di dengar oleh Lu Rang. Selama ini, dia hanya terus di tuntut menjadi yang ‘terbaik’ hingga Lu Rang pun tidak lagi menghargai apa yang telah dicapainya. Namun, Zai Zai begitu menghargai upayanya. Dia juga memuji medali perak yang dimenangkannya ini seperti diikat dengan syal merah. Sangat cantik. Pujian itu langsung membuat Lu Rang mengalungkan medalinya ke leher Zai Zai. Dia menghadiahkan medali itu untuknya.


Zai Zai bahagia. Sayang, mereka tidak bisa mengobrol lebih lama karena dia diajak teman-temannya untuk foto kelas. Zhenxin kebetulan melihatnya dan protes pada Lu Rang karna memberikan medalinya pada orang lain.



“Dia suka,” jawab Lu Rang, singkat. Se- simple itu alasannya memberikan medali pada Zai Zai.



Saat pulang sekolah, Zai Zai mengembalikan medali Lu Rang. Dia menyuruh Lu Rang untuk menyimpannya sendiri dengan baik. Karena, itu adalah medali pertama yang Lu Rang dapatkan dengan kesaksiannya.


“Aku hanya bercanda,” lanjut Zai Zai. “Sebenarnya menurutku meskipun hanya juara ke-2, tapi ini juga sangat bermakna bagimu. Kau tidak perlu memberikannya padaku hanya karena aku suka. Selain itu, sebenarnya yang kusukai juga bukan medali ini. Aku…”



“Kau suka...,” potong Lu Rang.


“Tidak, aku sungguh tidak pernah. Aku bersump…. Bersumpah, tahun ini usiaku baru 16 tahun,” jelas Zai Zai, terbata-bata dan langsung kabur karena malu.



Saat sampai di rumah, dia langsung menelpon Jiang Jia untuk curhat. Zai Zai sangat galau karena tiba-tiba Lu Rang menanyakan soal itu. (Mungkin, Zai Zai takut kalau Lu Rang akan menjauhinya karena dia menyukainya). Jiang Jia mencoba menenangkan berdasarkan pengalamannya dari menonton serial drama tv dan novel, kalau mungkin saja Lu Rang mau berkata : “Aku menyukaimu” atau “ Aku tidak menyukaimu.” Argh, Zai Zai semakin bingung. Lebih baik dia tidak ambil pusing karena Lu Rang juga tidak pernah bilang membencinya. Setidaknya, sekarang mereka sudah berteman dan itu sudah cukup.



Lu Rang memang tidak membenci Zai Zai. Kalau benci, apa mungkin setiap malam dia akan terus menerus mendengar rekaman suara Zai Zai di boneka?



Semester baru. Kepssek Chang mengadakan rapat guru. Ini terkait nilai siswa-siswa kelas 1 yang tidak merata. Kelas 1-1 dan kelas 1-2 sebagai kelas unggul, memiliki kesenjangan nilai yang besar dengan nilai kelas biasa. Nilai yang bagus adalah hal baik, tetapi kesejangan perbedaan nilainya terlalu besar. Meski begitu, ada yang cukup menonjol dari kelas biasa, yaitu nilai bahasa Inggris di kelas 9 yang melampaui murid kelas 1-1 dan 1-2. Guru Zhang juga tidak segan memuji Zai Zai yang sangat pandai dalam bahasa Inggris. Karena itu, Guru Chang berencana untuk meminta murid berprestasi bertukar pengalam belajar ke kelas lain di dua jam pelajaran terakhir hari ini.


Hal ini terdengar menarik bagi para guru sehingga mereka menyetujui hal ini. Apalagi sudah ada contoh nyata seperti Zhang Lu Rang yang melakukan belajar bersama dengan Su Zai Zai sehingga keduanya mengalami peningkatan di mata pelajaran yang menjadi kekurangan mereka.



Zai Zai terpilih sebagai siswa yang akan mengajarkan bahasa Inggris ke kelas 1-1. Meski berasal dari kelas biasa, kemampuannya dalam mengajar memang bagus. Tidak heran kalau murid kelas 1-1 menjadi berminat untuk belajar bahasa Inggris darinya. Ah, kecuali satu orang dikelas itu yang tidak menyukainya, Ye Zhenxin.



Guan Fang juga tertarik dan ingin ikut masuk ke kelas bahasa Inggris Zai Zai. Lu Rang langsung bilang kalau dia sudah terlambat? Karna Zai Zai hanya memberikan kelas privat padanya. Cieee!



Btw,sebentar lagi adalah hari perayaan sekolah, jadi setiap klub harus menunjukkan satu pertunjukkan. Klub drama akan menampilkan drama ‘Cinderella.’ Dan menurut rumor, pemeran utama Cinderella akan dipilih dari siswi baru (kelas 1). Sementara pangeran akan diperankan oleh Shen Qianyu. Kalau yang jadi pangeran bukan Lu Rang, tentu saja Zai Zai tidak berminat untuk ikut serta dalam pemilihan. Dia tidak tertarik, lebih baik jadi ibu peri aja.



Masalahnya, Jiang Jia membujuknya untuk tetap ikut dalam pemilihan karena Zhenxin juga akan ikut serta. Jiang Jia tidak mau kalau Zhenxin yang terpilih. Lebih baik mereka yang mendaftar dan andaikan bukan dia yang terpilih melainkan Zai Zai, dia tidak akan kesal. Dan juga coba bayangkan, andaikan dia terpilih dan memakai gaun cantik, bukankah Lu Rang akan bisa melihat sisi dirinya yang cantik? Cukup hanya dengan rayuan demikian, Zai Zai langsung mau ikut dalam pemilihan.





Di hari pemilihan, sebelum pemilihan dimulai, Zhenxin sibuk membagikan biskuit ke Lu Rang dkk kecuali Jiang Jia dan Zai Zai. Tujuannya jelas, dia meminta dukungan mereka agar memilihnya menjadi pemeran Cinderella. Dia sampai bilang ke Lu Rang dkk, agar mendukungnya karena mereka adalah teman sekelas. Gu Ran dan Guan Fang menolak dengan sopan menggunakan alasan lagi sakit gigi, jadi tidak makan manis. Lu Rang tidak memakai alasan itu, tetapi dia menolak menerima biskuit karena ini adalah pemilihan dan seharusnya pemilihan dilakukan setelah melihat penampilan tiap orang. Zhenxin agak malu dan dengan pede berkata kalau dia pasti terpilih karena dia sudah latihan.




Pemilihan sudah berakhir dan hasilnya cukup ketat antara Zhenxin dengan Zai Zai. Zhenxin sudah sangat yakin kalau dia akan menang. Sayangnya, yang menang adalah Zai Zai. Jiang Jia, Zai Zai, Gu Ran, Guan Fang dan Lu Rang langsung bertepuk tangan. Lu Rang juga tersenyum manis diam-diam.




Zhenxin tidak terima dengan hasilnya dan mengajukan protes pada Qian Yu. Bukan hanya sekedar protes, dia menuduh Zai Zai sudah berbuat curang atau sudah menyuap terlebih dahulu karena aneh jika menang hanya selisih 1 suara. (Ckckc, padahal dia yang mencoba menyuap menggunakan biskuit. Cih!) Untunglah Qian Yu adalah senior yang dewasa dan adil. Dia menasehati Zhenxin jika aktris profesional tidak akan mengeluh tanpa peduli peran apa yang didapatkan. Selain itu, menerima hasil voting, harap bisa terima dengan besar hati. Jika masih tidak mau percaya, silahkan diperiksa sendiri kertas suaranya. Nasehat Qian Yu membuat Zhenxin menjadi malu sehingga dia tidak lagi protes dan pamit pulang.



Setelah Zhenxin pergi, giliran Zai Zai yang mencarinya. Berbeda dengan Zhenxin yang protes mengenai hasil voting, Zai Zai malah minta diperlihatkan kertas suaranya. Qian Yu tersenyum kecil karena meski sudah menang, Zai Zai malah tetap mau lihat kertas suara. Walau begitu, dia tetap menunjukkannya. Zai Zai mulai memeriksa kertasnya, dia mencari kertas yang ada noda hitam. Ketemu ada satu kertas. Dan dikertas itu tertulis namanya. Senyumnya langsung mengembang.


Kenapa? Karena saat pemilihan tadi, dia tidak sengaja mendengar Gu Ran yang mengomentari kertas suara Lu Rang yang ada noda hitam. Dia menyuruh Lu Rang untuk minta ganti kertas saja, tetapi Lu Rang menolak.




Setelah tau Lu Rang memilihnya, Zai Zai terus memandanginya sambil tersenyum. Setelah itu, dia menggoda Lu Rang yang memilihnya saat pemilihan Cinderella. Lu Rang malu untuk mengakui dan menyangkal kalau dia tidak memilih Zai Zai. Saat dia menyangkal, dia memegang belakang lehernya. Hal ini membuat Zai Zai jadi teringat setiap kali dia bertanya sesuatu, ada saat-saat Lu Rang memegang belakang lehernya. Dia jadi sadar kalau Lu Rang punya kebiasaan memegang leher saat berbohong.


“Zhang Lu Rang. Terimakasih,” ujar Zai Zai, meskipun Lu Rang bilang tidak memilihnya.



Kebahagiaan Zai Zai berlangsung sampai malam. Dia ternyata juga meminta kertas suara Lu Rang dari Qian Yu. Sebenarnya, Zai Zai tetap akan bahagia meskipun tidak terpilih menjadi Cinderella karena Lu Rang memilihnya. Ah, sepertinya ini bisa menjadi kesempatan lain bagi Zai Zai untuk dekat dengan Lu Rang. Dia meminta tolong Lu Rang untuk membantunya berlatih dialog. Setelah mengeluarkan banyak alasan dan bujuk rayu, akhirnya Lu Rang mau membantu. Eit, ada syaratnya. Dua hari lagi mereka ada jadwal les dan dia akan memberikan soal matematika, jika Zai Zai bisa mendapatkan nilai 90 dalam ujian yang dibuatnya, dia akan membantu.




Semangat Zai Zai langsung turun karena angka 90 itu sangat tinggi. Mau protes, nggak berani. Akhirnya, dia hanya bisa menyakinkan diri sendiri kalau dia pasti bisa!!!



Dua hari kemudian.


Café tempat mereka biasa les, lagi tutup. Lu Rang menyarankan untuk libur saja dulu untuk hari ini. Zai Zai langsung menolak dengan alasan tidak boleh buang waktu. Padahal, sebenarnya dia ingin ikut ujian Lu Rang biar dibantu latihan drama. Hm, akhirnya Lu Rang membawa Zai Zai ke rumah pamannya. (Lu Rang tinggal terpisah sama orang tuanya. Orang tuanya tinggal di Suyang – kampung halaman Lu Rang- dengan adiknya. Sementara Lu Rang tinggal dengan pamannya. Hanya terkadang Ibunya datang berkunjung, seperti waktu itu).



Baru juga tiba, mereka sudah disambut oleh Su Su. Lu Rang berkomentar kalau Su Su pasti suka dengan Zai Zai. Tanpa malu, Zai Zai malah membalas kalau pemilik Su Su juga pasti demikian. Setelah ngomong begitu, Zai Zai baru menyesal dan beralasan kalau dia hanya bercanda.



Ini pertama kali Zai Zai berkumpul di rumah Lu Rang. Dia baru tau kalau Lu Rang tinggal dengan pamannya. Dan pamannya bekerja sebagai guru Matematika. Sebelum Zai Zai semakin banyak bicara, Lu Rang menyerahkan soal ujiannya. Dan waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal adalah 2 jam 10 menit. Sudah seperti ujian formal saja, ada batas waktu.


Selama Zai Zai mengerjakan soal, Lu Rang mendengarkan kaset rekaman bahasa Inggris.



Ujian sudah selesai. Dan hasilnya, Zai Zai mendapat nilai 85, kurang 5 point dari yang ditargetkan. Zai Zai tidak mau langsung menyerah dan meminta Lu Rang untuk membenarkan soal yang dia kerjakan dengan salah karena dia mengganti jawaban, padahal jawaban pertamanya sudah benar. Sayang sekali, Lu Rang tidak bisa memberikannya. Lu Rang juga sudah memberikan nilai dengan adil karena jawaban yang salah kalau caranya benar, ada point juga.



Lagi sedih, paman Lu Rang pulang. Dan betapa terkejutnya Zai Zai saat tau paman Lu Rang adalah Guru Lin. Melihat ekspresi Zai Zai, Guru Lin sudah langsung bisa tau kalau Lu Rang pasti tidak memberitahu Zai Zai kalau dia adalah pamannya. Lu Rang membela diri kalau Zai Zai tidak bertanya. HAHAHAHA.


Takut ada kesalahapahaman, Zai Zai menjelaskan kalau dia lagi les dan ikut ujian Lu Rang. Meskipun hasilnya tidak terlalu bagus, tetapi dia akan pulang sekarang karena sudah larut. Eh, tidak disangka, Guru Lin malah menyuruhnya tidak pulang dan lanjut belajar untuk mempelajari soal yang salah sementara dia bekerja di ruangannya. Setelah selesai, nanti Lu Rang yang mengantarkannya pulang. (HAHAHAHAHA, Guru Lin sengaja mamu membantu Zai Zai).



Selesai belajar, Lu Rang mengantarkan Zai Zai pulang. Seperti biasa, Zai Zai yang mengajak bicara duluan. Zai Zai lega sekaligus senang karena sepertinya hanya dia yang tau kalau Guru Lin adalah paman Lu Rang. Hm, ini kan termasuk rahasia, jadi gimana jika dia menambahkan point ujian matematikanya tadi dan dia akan membantu menjaga rahasia.


“Ini tidak termasuk rahasia, tidak perlu dirahasiakan,” ujar Lu Rang.


Zai Zai sangat kecewa. Dan mulai bicara panjang lebar agar Lu Rang merasa bersalah.



“Kurasa… belakangan ini kinerjamu selama les sangat bagus. Tidak pernah bolos dan serius saat belajar. Boleh diberi hadiah 10 poin,” ujar Lu Rang.


Ahaayyy!! Zai Zai sangat bahagia karena artinya Lu Rang mau membantunya latihan dialog!!!




Latihannya dilakukan ramai-ramai kok dengan Jiang Jia, Gu Ran dan Guan Fang. Mereka latihan di rumah Guan Fang. Gu Ran dan Lu Rang tidak ikut main drama, hanya membantu latihan. Guan Fang terpilih menjadi ayah tiri Cinderella (sedikit modifikasi) dan Jiang Jia menjadi salah satu saudara tiri Cinderella. Ini pertama kalinya Guan Fang membawa teman ke rumah, jadi terlihat sekali kalau dia grogi.



Latihan dimulai. Lu Rang membantu dengan berakting menjadi Pangeran. Aktingnya sangat kaku sehingga di protes sama Gu Ran dan Guan Fang (good job!). Zai Zai amat senang, apalagi saat adegan dansa, Guan Fang menyarankan untuk ditambah adegan peluk. Zai Zai tentu senang. Lu Rang yang protes karena Guan Fang mengganggu, emangnya dia sudah hafal? (Lu Rang hanya malu kok, guys!)



Guan Fang pede kalau dia hafal. Tapi, baru dialog pertama, dia sudah salah. WKWKWK. Dan akhirnya, dia di usir untuk menghafal dialog di luar kamar. Ya udah, Guan Fang latihan di ruang tamu sambil memakai walkman.Karena memakai walkman,dia jadi tidak mendengar suara Nenek yang pulang dan memanggilnya. Dia sibuk menghafal dialog yang lagi marah-marah dengan Cinderella. Nenek tidak tau itu dan mengira Guan Fang durhaka karena mengatainya sebagai pelayan. HAHAHAHA.




Dia habis dipukuli. Untunglah, Zai Zai dkk mendengar suara ribu dan keluar. Akhirnya, setelah dijelaskan, Nenek baru sadar kalau dia sudah salah paham. Saat tau Guan Fang ikut ambil bagian dalam drama, Nenek jadi semakin senang. Dia belum pernah menonton drama, jadi dia penasaran. Zai Zai dkk langsung menawarkan diri agar Nenek melihat apa yang sudah mereka latih. Sangat menyenangkan. Nenek tertawa bahagia melhiat drama mereka (ini benar-benar heartwarming.Karena nenek Guan Fang, memang sebaik itu pada Lu Rang dkk).

Epilog



Lu Rang tidak ikut serta dalam penampilan drama, jadi dia tidak mempunyai naskah. Maka itu, dia membantu latihan dengan menggunakan naskah Zai Zai. Dan di naskahnya, Zai Zai banyak menulis tulisan-tulisan kecil yang memarahi Cinderella karena terus melewatkan kesempatan. Hal ini tanpa sadar membuat Lu Rang tersenyum.



 Saat Zai Zai meminta tolong Lu Rang untuk merekam latihannya, agar dia bisa melihatnya nanti, Lu Rang bersedia. Dan sepanjang rekaman, dia hanya fokus merekam ekspresi wajah Zai Zai.


Malam itu, aku bermimpi sangat panjang.
Dongeng dalam mimpiku mendapatkan akhir yang sempurna.

Post a Comment

Previous Post Next Post