Original Network : Youku
Ji Xiao Ou.
Zhan Yu berniat tidur di bangku café. Dan
melihat itu, Xiao Ou tidak mengizinkannya. Dia membawa Zhan Yu ke kamar nya dan
menyuruh Zhan Yu untuk tidur di sofa kamar nya saja.
“Kak,
ini akan tidak nyaman bagimu,” kata Zhan Yu, merasa agak tidak enak.
“Tidak
nyaman bagaimana maksudmu? Kecuali kamu mengira aku mendengkur terlalu keras,”
balas Xiao Ou, agak bercanda.
‘Kak,
bagaimana kamu bisa mendengkur? Aku tidak percaya itu,” balas Zhan Yu.
Mendengar
itu, Xiao Ou teringat saat dia pernah mendengkur, dan lalu Yan Jin merekamnya
serta menggoda nya menggunakan itu. Dan mood nya pun berubah menjadi agak buruk
serta suram.
Zhan
Yu menyadari kalau mood Xiao Ou berubah, tapi dia tidak tahu kenapa. Juga dia
tidak menanyakannya.
Sebelum
tidur, Zhan Yu dan Xiao Ou mengobrol sesaat. Zhan Yu ingin tahu apa yang Xiao
Ou dan Yan Jin lakukan di Lichuan, lalu apakah disaat itu Yan Jin menyatakan
cinta kepada Xiao Ou tapi kemudian mengacuhkan Xiao Ou. Dan Xiao Ou menolak
untuk memberitahu.
“Kak,
aku bukan anak kecil. aku mengerti apa yang kamu pikirkan. Aku tahu akhir-
akhir ini kamu kecewa karena Yan Jin. Dia pasti telah menyakiti hatimu,” kata
Zhan Yu dengan yakin.
“Tidak,”
jawab Xiao Ou, menyangkal.
“Lalu kenapa
ia tidak datang ke café akhir- akhir ini?” tanya Zhan Yu. Dan Xiao Ou tidak bisa
menjawab.
Dengan
tulus dan perhatian, Zhan Yu mengakui bahwa dia tidak suka melihat Xiao Ou
sedih. Jadi jika Yan Jin menyakiti Xiao Ou, maka dia akan membalasnya.
“Sudah.
Sudah. Bagaiamana seorang pria bisa menyakitiku?” kata Xia Ou, bersikap tegar. “Tidak pernah
ada apa- apa antara Yan Jin dan aku. Bahkan bukan sebagai teman,” tegasnya.
“Kak, aku
tidak akan pernah membuatmu sedih. Selamat malam.”
Sejak
saat itu Zhan Yu selalu menemaniku. Dia membuatku tenang. Tapi yang aneh
adalah, tidak hanya aku tak bisa melupakan waktuku bersama Yan Jin, sebaliknya
moment- moment bersamanya semakin kuat di ingatanku.
Aku
mengingat dengan jelas apa saja yang terjadi, seperti itu baru terjadi kemarin.
Aku telah jatuh cinta padanya, aku benar- benar mencintainya.
Xiao
Ou ingin sekali meminta penjelasan dari Yan Jin. Tapi setiap kali dia telah
mengetikkan pesan, dia merasa ragu untuk mengirimkannya.
Ini
pertama kalinya aku merasa menjadi tipe wanita yang paling kubenci. Tapi meski
begitu, aku tidak bisa menahan diri untuk berharap yang tidak mungkin. Berharap
besok saat aku membuka mataku, Yan Jin akan ada disini.
Dini
hari. Xiao Ou terbangun oleh suara teriakan Zhan Yu yang berada diluar.
Ternyata Zhan Yu berhasil menangkap orang yang menguntit Xiao Ou dan membuat
masalah di café.
“Seseorang
memberiku uang, aku hanya melakukan tugasku. Aku tidak tahu siapa dia,” jelas si
pembuat onar tersebut. Lalu setelah dia berhasil melepaskan dirinya dari
cengkeraman Zhan Yu, dia langsung melarikan diri.
Zhan
Yu ingin mengejar orang tersebut, tapi Xiao Ou menghentikannya. Lalu dia
membantu mengobati luka- luka Zhan Yu.
“Dulu ketika
sekolah, aku sering dibully karena tubuhku pendek. Jadi aku belajar beberapa
gerakan bela diri untuk melindungi diriku,” kata Zhan Yu dengan bangga supaya Xiao Ou
jangan terlalu khawatir.
“Sejujurnya,
aku sudah bisa menebak siapa yang mengirimnya,” kata Xiao Ou, memberitahu. Lalu dia
menceritakan tentang wanita -Nona Mei- yang ditemuinya dirumah Yan Jin pada
hari itu.
Mendengar
itu, Zhan Yu menunjukkan foto Nona Mei serta Yan Jin yang tampak mesra dan
sangat dekat sekali. Dan Xiao Ou merasa heran, darimana Zhan Yu mendapatkan
foto tersebut. Dan Zhan Yu beralasan bahwa pada saat gurunya membawanya ke club
house kelas ataas untuk bertemu musisi asing, dia tidak sengaja melihat
kejadian itu didekat toilet dan memotretnya. Karena dia takut Xiao Ou akan
sedih, maka dia tidak memberitahu Xiao Ou.
“Kak,
seharusnya aku menunjukkan foto ini padamu sebelumnya,” kata Zhan Yu merasa
bersalah dan menyesal. “Jadi kamu
tidak terus memikirkan Yan Jin dan pergi ke tempatnya. Lalu kamu tidak perlu
bertemu wanita itu. Dan Flowing Time juga tidak akan berada dalam kekacauan
seperti sekarang ini.”
“Ini tidak
ada hubungannya denganmu. Aku saja yang naif. Aku yang berharap terlalu tinggi,” kata Xiao
Ou, merasa sedih dan kecewa pada dirinya sendiri.
“Kakak, kamu
orang yang baik. Kamu dan Yan Jin berasal dari dua dunia yang berbeda. Kamu
seharusnya tidak terlibat dengannya sejak awal. Wanita itu juga sepertinya
bukan orang yang baik. Keduanya lebih cocok satu sama lain,” balas Zhan
Yu, menghibur dan menasehati Xiao Ou. “Lupakan dia.”
Mendengar
itu, Xiao Ou tidak mengatakan apapun dan hanya mengganggukkan kepalanya saja.
Setelah
mengetahui apa yang terjadi, Feng Niya mengajak Xiao Ou untuk pergi menemui Yan
Jin dan minta penjelasan darinya. Walaupun Xiao Ou dan Yan Jin belum punya
status dalam hubungan, tapi mereka berdua sudah berciuman. Jadi Yan Jin harus
memberikan penjelasan.
Mendengar
itu, Tuan Feng menawarkan diri untuk menemani mereka berdua. Dan dengan puas,
Feng Niya mengacungkan jempol padanya.
“Kak, jangan
pergi. Wanita itu kelihatannya bukan orang sembarangan. Bagaimana kalau terjadi
sesuatu pada kalian?” bujuk Zhan
Yu, merasa khawatir.
“Ada kakak
Feng sebagai bodyguard kita, apa lagi yang harus ditakutkan?” balas Feng
Niya, tidak takut.
“Bagaimana
kalau nanti Kakak Feng tidak ada didekat kalian dan mereka membuat masalah
lagi?” balas Zhan
Yu. “Aku pikir
lebih baik kita lupakan saja semua ini. Jangan ada hubungan apapun dengan Yan
Jin dan itu baik- baik saja,” jelasnya,
membujuk mereka.
Feng
Niya tidak mengerti kenapa Zhan Yu terus membujuk mereka agar jangan pergi
menemui Yan Jin dan Nona Mei. Lalu dia menarik tangan Xiao Ou untuk pergi saja.
Dan Tuan Feng pun langsung mengikuti mereka berdua. Sedangkan Zhan Yu ditinggal
sendirian dicafe untuk menjaga café.
Setibanya
ditempat Yan Jin, Feng Niya menyemangati Xiao Ou untuk bersikap berani dan kuat
saat berhadapan dengan penipu. Dan Xiao Ou meminta Feng Niya agar tenang
sedikit, karena dia ingin menangani semuanya secara rasional.
“Xiao Ou,
jika kita tidak menindas orang lain, kita tidak dapat diganggu oleh mereka.
Kita harus dapat penjelasan hari ini,” kata Tuan Feng, menyarankan.
“Bagus, kak
Feng,” puji Feng
Niya. “Ayo,” ajaknya
sambil menarik tangan Xiao Ou untuk turun dari mobil.
Ketika mereka masuk ke dalam komplek, mereka bertiga melihat Yan Jin dan Nona Mei sedang bermain bulu tangkis bersama. Feng Niya merasa kesal. Sedangkan Xiao Ou merasa terluka.
“Bukankan ini
Nona Xiao Ou? Ada apa kamu ke sini?” sapa Nona Mei.
“Orang- orang
yang datang ke cafeku untuk menimbulkan kekacauan, kamu yang mengirim, bukan?” tanya Xiao
Ou secara langsung. Dan Nona Mei berpura- pura tidak mengerti.
“Mengabaikan
fakta bahwa kamu mencuri pacar orang lain, kamu juga melakukan balas dendam
yang jahat. Kami dapat menuntutmu atas ancaman jahat dan merusak properti orang
lain, kamu tahu?” kata Feng
Niya dengan ketus.
Mendengar
itu, Nona Mei mendengus. “Temanmu?” tanyanya.
“Bukan,” jawab Yan
Jin. “Xiao Ou,
jika ada sesuatu bicara denganku. Jangan membawa teman- temanmu untuk mengacau
disini. Pergi,” usirnya
dengan kasar.
Melihat
itu, Nona Mei tersenyum senang.
Feng
Niya merasa kesal dan meminta penjelasan, kenapa dulu Yan Jin mau mengejar Xiao
Ou bahkan sampai meminta bantuannya. Dan Yan Jin membalas bahwa dia hanya
menyukai kopi di café Xiao Ou
saja. Lalu dia mengatai Xiao Ou sebagai pemburu uang. Merasa agak bosan, Nona
Mei pun pergi menjauhi mereka.
“Yan Jin, aku
tidak datang ke sini untuk bertengkar denganmu. Tapi apa yang kamu katakan
benar- benar mengecewakanku,” kata Tuan
Feng, melindungi Xiao Ou. Lalu dia mengajak Xiao Ou untuk pergi saja.
Xiao
Ou menolak untuk pergi dulu, karena ada yang ingin ditanyakannya kepada Yan
Jin. Dia ingin tahu, hubungan mereka sebenarnya apa.
“Kita ini
apa? Sudah kubilang 100 kali, aku tak punya perasaan padamu,” bentak Yan
Jin.
Mendengar
jawaban itu, Xiao Ou merasa benar- benar sedih dan terluka.
Mobil
sangat sunyi dalam perjalanan kembali hari itu. Aku mendengarkan suara angin,
mengawasi lalu lintas dan orang- orang yang lewat, dan tiba- tiba merasa lega.
Aku akhirnya bisa tanpa keraguan membalik halaman pada bagian yang penuh dengan
Yan Jin. Hidupku bisa kembali ke kedamaian normal. Semua kembali ke keadaan
sebelum ada Yan Jin. Kedamaian yang membosankan.
Beberapa
hari kemudian, beberapa preman datang dan menghancurkan café. Dan Zhan
Yu yang berusaha melindungi Xiao Ou, terluka.
“Berhenti
mengganggu Yan Jin. Kalau tidak, café ini akan hancur!” ancam
preman tersebut.
Xiao
Ou berusaha melindungi dirinya, seorang preman ingin melecehkannya. Tapi
sayangnya dia kurang kuat. Dan Zhan Yu ingin menolongnya, tapi dia tidak bisa
melakukan apapun, karena seorang preman menginjak lehernya.
“Jangan
sentuh kakakku!” teriak Zhan
Yu dengan kuat dan dengan perasaan frustasi serta tidak berdaya.
Seorang
preman lagi, merekam tindakan pelecehan tersebut.
Untung
nya tepat disaat itu, Tuan Feng datang bersama para polisi. Sehingga Zhan Yu
dan Xiao Ou pun berhasil selamat.
Melihat
keadaan café nya yang
kacau dan berantakan, Xiao Ou merasa sangat sedih. Dan selagi Zhan Yu serta
Tuan Feng memberikan kesaksian kepada polisi, dia pergi darisana.
Xiao
Ou datang ke kantor Yan Jin dengan penuh emosi. Saat masuk ke dalam, dia
mengambil tongkat golf yang ada disana. Dan melihat itu, Yan Jin langsung
berdiri untuk melindungi Nona Mei.
Dan
dengan kesal, Xiao Ou mengayungkan tongkat golf itu dan merusak semua barang-
barang yang berada didalam ruangan.
Melihat
itu, Nona Mei merasa marah. Dan Yan Jin pun langsung menghentikan Xiao Ou. “Apa karena
cafemu hancur? Kamu ingin uang? Aku ada 500.000 Yuan di kartu ini. Seharusnya
ini cukup untuk mengganti kerugian cafemu,” katanya dengan kata- kata kejam.
Mendengar
itu, Xiao Ou merasa tambah terluka. Dia menolak kartu tersebut. “Aku tidak pernah
tahu ada manusia sampah sepertimu. Tolong jaga kekasihmu itu, pastikan dia tak
membuat masalah lagi denganku. Sekali lagi terulang, aku yang akan membunuhnya
sendiri!” teriaknya,
penuh amarah.
“Selamat
datang,” kata Nona
Mei sambil tertawa.
Kemudian
Tuan Liu datang, dan Yan Jin pun langsung menampar Xiao Ou. Dan dengan kuat,
Xiao Ou balas menamparnya. Lalu dia berniat untuk pergi.
“Kamu
menghancurkan ruangan ini dan kamu tidak menjelaskan diri kamu sendiri. Apa
yang kamu lakukan?” tanya Tuan
Liu, menghentikan Xiao Ou dengan tatapan mengancam. Dan Yan Jin sama sekali
tidak bereaski untuk membantunya.
“Liu Wei,
biarkan dia pergi,” perintah
Nona Mei. Jadi akhinrya, Tuan Liu pun membiarkan Xiao Ou untuk pergi.
Hari
itu adalah hari paling menakutkan dalam hidupku. Kenangan bodoh yang terus
mengalir dipikiranku, semuanya hancur seperti Flowing Café.
Aku
berkata pada diriku sendiri dengan keras didalam hati. Ji Xiao Ou, bajingan
itu, Yan Jin, tidak pernah ada dalam hidupmu.
Xiao
Ou terus berjalan sampai dia tiba kembali dicafenya. Dan saat dia masuk ke
dalam cafenya, dia merasa sangat sedih. Karena semuanya hancur.
Lima
tahun kerja keras, hancur dalam beberapa menit. Aku ingat banyak hal duduk di
puing- puing. Aku ingat hari- hari yang kuhabiskan dirumah ini bersama Nenek.
Aku teringat kata- kata Nenek sebelum meninggal.
“Xiao Ou, ingat, jangan menyerah apapun yang terjadi. Saat kamu
mengalami kesulitan, kamu harus menanggungnya. Saat kamu berada dalam bencana,
ingatlah untuk berbahagia.”
Feng
Niya datang ke café. Tanpa
mengatakan apapun, dia langsung memberikan pelukan kepada Xiao Ou sebagai
bentuk dukungan dan penghiburan. Dan didalam pelukannya, Xiao Ou mulai
menangis.
“Pernah kamu
memikirkan mengapa Zhan Yu secara kebetulan mengambil foto Xiao Mei Ren dan Yan
Jin?” tanya
Detektif Zhao.
“Sudah
kuberitahu kan, dia pergi menemui musisi asing, secara kebetulan dia melihat mereka disana,” jawab Xiao Ou.
“Setahuku, tempat itu
adalah klub kelas atas. Itu sudah disita karena keterlibatan dengan prostitusi
dan gangster. Guru macam apa yang membawa muridnya ke tempat seperti itu?” balas
Detektif Zhao, menyuarakan kecurigaannya.
“Apa
maksudmu?” tanya Xiao
Ou, tidak mengerti.
“Pernahkah
kamu berpikir mengapa Zhan Yu menghentikanmu untuk menghadapi Xiao Mei Ren saat
itu?” tanya
Detektif Zhao, memberikan petunjuk.
“Dia takut
aku akan dipermalukan dan dipermainkan,” jawab Xiao Ou.
“Maka dia
seharusnya menemanimu disana seperti Feng Weixing. Kecuali dia benar- benar
tahu orang macam apa Xiao Mei Ren itu,” balas Detektif Zhao.
Mendengar
itu, Xiao Ou mencengkram tangannya. Karena dia tersadar bahwa dia sama sekali
tidak mengenal Zhan Yu dengan baik.
Yan
Jin.
Yan
Jin terus mencoba menjelaskan kepada Nona Mei bahwa dia tidak memiliki hubungan
apapun dengan Xiao Ou. Dan Nona Mei berpura- pura tidak peduli.
“Aku punya
perayaan makan malam terima kasih untukmu malam ini,” kata Nona
Mei, mengundang Yan Jin. “Aku perlu
memberitahu semuanya. Hidupku diselamatkan olehmu,” jelasnya.
Dan tentu saja, Yan Jin setuju.
Aku
menggunakan makan malam ini sebagai kesempatan, untuk secara resmi mengumumkan
hubunganku dengan Xiao Mei Ren. Yang mengejutkanku, dia tidak menolaknya.
Sebaliknya, dia seperti pamer.
Setelah
makan malam, Yan Jin dan Nona Mei berjalan pergi ke dekat toilet bersama sambil
bermesra- mesraan. Tepat disaat itu, Zhan Yu dan Liu Zi lewat. Dan melihat itu,
Yan Jin pun langsung berpura- pura bahwa dia terlalu banyak minum, jadi dia
merasa sangat mual.
Setelah
masuk ke dalam bilik, Yan Jin langsung menguping penyadap Zhan Yu.
Ketika
Zhan Yu keluar dari ruangan dan melewati toilet, Yan Jin langsung menarik nya. “Kuperingatkan,
jangan bilang siapa- siapa soal ini,” katanya, memperingatkan Zhan Yu.
“Apa kamu
pikir aku akan menurut padamu?” balas Zhan
Yu, membangkang.
Setiap
malam, mendengarkan apa yang terjadi dicafe Xiao Ou. Yan Jin merasa sangat
stress. Tapi dia tetap memilih untuk bersikap egois, demi misinya.
Xiao
Mei Ren masih mengincar Ji Xiao Ou. Aku tidak bisa menahan keinginan untuk
memeriksa keamanannya.
Tapi
aku tidak menyangka bahwa Xiao Mei Ren akan membuat orang- orang mengawasiku.
Artinya sebelum aku menyelesaikan misiku, satu- satunya hal yang bisa kulakukan
adalah menjauh dari Ji Xiao Ou sejauh mungkin dan membiarkan kesalahpahaman ini
tumbuh semakin besar, seperti bola salju yang bergulir.
Suatu
hari, Rui Min datang ke rumah Yan Jin. Dan mereka makan malam bersama. Kemudian
mereka membicarakan tentang masalah Xiao Ou.
“Apa kamu
membutuhkanku untuk mengantur seseorang untuk melindunginya?” tanya Rui
Min, menawarkan bantuan.
“Jangan
lakukan apapun untuk membuat mereka memancing. Xiao Mei Ren melakukan ini untuk
mengujiku juga. Kita tidak punya pilihan selain membiarkan Ji Xiao Ou yang
menanggung beban itu,” balas Yan
Jin, masih memilih untuk bersikap egois. Dan dia sendiri menyadari hal tersebut.
Ketika
Feng Niya, Tuan Feng, dan Xiao Ou, datang untuk meminta penjelasan darinya. Yan
Jin sengaja bersikap kasar dan tidak peduli.
Ketika
para preman datang menghancurkan café Xiao Ou, Yan Jin merasa sangat khawatir dan
ingin ke sana. Tapi tiba- tiba Nona Mei menelponnya dan memintanya ke kantor.
Jadi diapun pergi ke sana.
Dikantor.
Nona Mei menunjukkan video para preman yang melecehkan Xiao Ou kepada Yan Jin. “Aku pikir
wanita gila itu mungkin masih datang dan mengganggumu. Jadi aku berinisiatif
untuk memberinya pelajaran untukmu,” jelas Nona Mei dengan bangga.
“Bagus.
Bagus,” puji Yan
Jin dengan sikap bersemangat. “Kita
seharusnya menunjukkan siapa yang menjadi bosnya.”
Nona
Mei kemudian membahas bahwa dia telah memutuskan untuk membuat Yan Jin
bertanggung jawab atas bisnis logistik. Juga akhir- akhir ini, dia dan Tuan Liu
telah melakukan pembicaraan dengan Boss Wu di wilayah Kanton. Jadi mereka bisa
bekerja sama denganya dan keuntungan mereka akan meningkat.
“Boss Wu di
wilayah Kanton? Siapa namanya?” tanya Yan
Jin dengan agak tegang.
“Wu Feng,” jawab Nona
Mei sambil memperhatikan reaksi Yan Jin.
“Aku punya
cukup banyak teman dalam bisnis periklanan di Wilayah Kanton, tapi orang ini,
aku tak pernah mendengar tentangnya,” jawab Yan Jin, berpura- pura tidak tahu.
“Liu Wei
selalu menjadi orang yang berhubungan dengannya. Aku juga belum pernah bertemu
dengannya. Tapi berdasarkan info, tidak ada masalah dengan dia,” kata Nona
Mei, menjelaskan.
Tepat
disaat itu, Xiao Ou datang. Lalu kemudian Tuan Liu juga datang. Karena itulah,
dia menampar Xiao Ou.
Jika
Liu Wei datang, semuanya akan menjadi serius. Aku harus memastikan Xiao Ou
pergi dari sini.
Aku
melihat tatapan penuh kemarahan dimata Ji Xiao Ou. Hatiku hancur. Tamparan itu
seperti pisau yang dengan kejam menusuk hatinya, dan benar- benar memutuskan
semua perasaan diantara kita. Bahkan jika kasus selesai, aku mungkin tak akan
pernah mendapatkannya kembali.
Yan
Jin melampiaskan emosinya dengan memukul sandbag digym sampai dia merasa capek
dan tidak bertenaga lagi.
Aku
membenci diriku sendiri. Aku benci sisi kehidupan gelapku. Aku tidak pernah
ingin lepas dari semua ini, seperti hari ini. Aku ingin kembali ke masa lalu.
Rekan
Zhao datang dan memberikan segelas kopi yang Yan Jin pasti familiar. Itu adalah
kopi dari café Xiao Ou.
Meminum kopi tersebut, Yan Jin merasa puas.