Sinopsis C- Drama : To Love Episode 7



Original Network : Youku

Ji Xiao Ou.


Yan Jin sudah lama sekali tidak ada datang ke café, dan Xiao Ou tidak mengerti ada apa. Feng Niya juga merasa heran, lalu dia mulai berpikiran negatif. Tapi Xiao Ou tetap berpikiran positif, dia yakin saat ini Yan Jin pasti sedang pergi perjalanan bisnis keluar kota, karena itu Yan Jin tidak ada datang menemuinya.


“Aku tidak mengatakan apa- apa, kamu sudah berpihak padanya,” goda Feng Niya dengan geli. “Apa kamu kecewa kamu tidak berjumpa dengannya setelah perjalanan kalian ke Lichuan?” tanyanya, ingin tahu.

Mendengar itu, Zhan Yu merasa terkejut dan tidak sengaja menjatuhkan gelas yang dipegang nya. Setelah itu, gelas tersebut pun pecah, dan saat dia ingin membersihkannya, dia tidak sengaja melukai tangannya sendiri.

Dengan perhatian, Xiao Ou pun segera membantu Zhan Yu membersihkan pecahan gelas serta mengobati tangannya.


“Kakak, kamu benar- benar memutuskan untuk berkencan dengan Yan Jin?” tanya Zhan Yu, ingin tahu. Dan Xiao Ou tidak menjawab. “Dia pria yang tidak konsisten…”


“Seperti apa Yan Jin itu, aku tahu sendiri,” balas Xiao Ou, membela Yan Jin.


Beberapa hari berlalu, tapi masih belum ada kabar juga dari Yan Jin. Dan Xiao Ou merasa agak kecewa serta jadi tidak bersemangat. Dan Feng Niya menghibur Xiao Ou bahwa mungkin memang benar, Yan Jin sedang sibuk, jadi tidak sempat mengabari Xiao Ou. Lalu kalau Xiao Ou memang rindu, maka Xiao Ou bisa menelpon duluan.


“Jika aku menelponnya lagi, maka namaku bukan Ji,” kata Xiao Ou, tidak mau.


“Jadi akan berubah menjadi Yan?” canda Feng Niya. Dan Xiao Ou merasa kesal. “Aku hanya berusaha membuat kamu tersenyum,” jelasnya, meminta maaf.

Feng Niya kemudian membujuk Xiao Ou untuk coba saja menelpon Yan Jin duluan. Dan Xiao Ou pun mau mencoba, tapi dia masih merasa agak ragu. Jadi Feng Niya pun membantunya untuk menekan tombol telpon. Lalu ketika telpon sudah terhubung, dia langsung melemparkan ponsel kepada Xiao Ou.


“Halo?” sapa Xiao Ou, dan Feng Niya mendengarkan dari samping. “Kemana saja kamu dua hari ini?” tanyanya, ingin tahu.


“Aku tak bisa membicarakannya sekarang, aku lagi diluar kota. Ada beberapa masalah belakangan ini dengan perusahaan,” jawab Yan Jin sambil menghela nafas berat seolah-olah dia merasa capek. “Suasana disini sangat kacau. Aku tidak sengaja mengabaikan panggilanmu. Setelah semua selesai, aku akan datang ke Flowing Café untuk meminta maaf,” jelasnya.

Setelah telpon selesai, Feng Niya menggelengkan kepalanya dan memberikan tatapan simpati kepada Xiao Ou. Lalu diapun pergi.

Dirumah sakit. Ayah Ji menitipkan obat untuk Meiqin kepada Xiao Ou, dan dia meminta Xiao Ou untuk lebih memperhatikan kondisi Meiqin serta pastikan Meiqin datang ke rumah sakit secara teratur untuk pemeriksaan. Dan Xiao Ou mengiyakan.



“Apa yang membuatmu sibuk belakangan ini? Kamu terlihat tidak terlalu sehat,” tanya Ayah Ji, perhatian. Ketika dia telah selesai membahas tentang Meiqin.


“Tidak, aku baik- baik saja,” sangkal Xiao Ou.


“Pria bermarga Yan yang datang ke rumah kita terakhir kali, apa kalian berdua masih berhubungan?” tanya Ayah Ji, menebak masalah Xiao Ou.


“Kadang- kadang,” jawab Xiao Ou, singkat. “Kamu dan Ibu tidak perlu khawatir,” jelasnya. Lalu diapun pamit dan pergi.

Feng Niya menghubungi Xiao Ou dan menanyai tentang Yan Jin. Lalu dia menyarankan Xiao Ou untuk pergi ke rumah Yan Jin saja langsung supaya semuanya bisa jelas.


Mendengar saran itu, Xiao Ou menghela nafas frustasi.


Xiao Ou akhirnya beneran datang ke rumah Yan Jin untuk memastikan secara langsung. Dan disana, dia bertemu dengan Nona Mei.


Yan Jin dan Nona Mei bersikap sangat dekat, serta Yan Jin menjelaskan kepada Nona Mei bahwa Xiao Ou adalah temannya, yang merupakan seorang pemilik café. Mendengar itu, Xiao Ou merasa terluka. Dan tanpa mengatakan apapun, diapun langsung pergi darisana.


Dalam perjalanan. Xiao Ou sama sekali tidak bisa fokus, sehingga dia tidak sengaja tersenggol mobil yang lewat dan terjatuh dari sepedanya.



Yan Jin tidak menelpon untuk menjelaskan, apalagi muncul di Flowing Time. Saat aku sedang mempertimbangkan apakah akan menghapus informasi kontaknya atau tidak, apa aku akan melupakan tentang dua bulan terakhir kekonyolan yang ada …. Dalam hidupku muncul semakin banyak hal konyol yang terjadi berturut- turut.


Suatu saat, tiba- tiba ada dua pelanggan yang mengaku bahwa ada paku didalam kue mereka. Dan mereka menciptakan keributan besar di café.


Sejak saat itu, café pun mulai menjadi sepi. Dan Xiao Ou merasa seperti ada yang tidak beres. Kemudian akhirnya, Xiao Ou menemukan jawabannya dari Feng Niya.


Café mereka tiba- tiba mendapatkan ulasan buruk dari pelanggan baru yang terdaftar. Karena itulah dua hari terakhir ini, café menjadi sangat sepi. Dan orang yang membuat ulasan tersebut adalah dua pelanggan yang menemukan paku di dalam kue mereka.


Saat pagi, ketika Xiao Ou ingin membuka café. Pintu café terkunci dari luar.


Saat malam, ketika Xiao Ou sedang tidur, Xiao Ou tiba- tiba mendapatkan telpon dari stalker yang mengikutinya. Dan Xiao Ou pun jadi merasa takut serta panik.

Xiao Ou menceritakan masalahnya kepada Tuan Feng. Dan Tuan Feng menebak, apakah mungkin Xiao Ou ada menyinggung seseorang. Dan Xiao Ou tidak tahu. Lalu tiba- tiba dia teringat tentang akan Nona Mei. Tapi dia tidak terlalu yakin, jadi dia berniat untuk melapor ke polisi saja.


“Kita belum ada bukti. Tidak ada gunanya melapor. Kecuali… kita bisa menangkap basah mereka,” kata Tuan Feng, memberitahukan pendapatnya. “Kita bisa memasang kamera video diluar tempat yang lebih tersembunyi. Jika orang ini datang untuk melecehkan kamu lagi, kamu bisa membawa rekaman video ke polisi. Dengan cara ini, polisi bisa melakukan investigasi,” jelasnya.


“Ide bagus,” kata Zhan Yu, setuju.


Zhan Yu kemudian menawarkan diri untuk pindah ke café dan tinggal bersama Xiao Ou. Namun Xiao Ou menolak. Tapi Tuan Feng setuju dengan Zhan Yu. Jadi akhirnya, Xiao Ou pun setuju.

“Setelah kamu kembali dari Lichuan dan Yan Jin bersikap aneh padamu, apa pendapat Zhan Yu tentang pelakunya?” tanya Detektif Zhao.


“Dia wajar bersimpati kepadaku,” jawab Xiao Ou, dengan agak bingung kenapa Detektif Zhao bertanya seperti itu.



Detektif Zhao dengan jujur menjelaskan bahwa dia masih menyelidiki kasus Zhan Yu ini, namun mereka tidak memiliki tersangka. Jadi selama orang itu ada berhubungan dengan Zhan Yu, maka dia akan menyelidki orang tersebut.


Yan Jin.


Karena Yan Jin terluka demi melindunginya, maka Nona Mei pun menjaga Yan Jin. Dan dia sudah menyuruh Tuan Liu untuk menyelidiki.


Tepat disaat itu, ponsel Yan Jin berbunyi, dan Yan Jin pun langsung mematikannya. “Ada telpon dari keluargaku,” jelasnya, beralasan.


Ketika Nona Mei sedang sibuk di dapur. Yan Jin mengedit nama Xiao Ou dikontak ponselnya menjadi nama ‘petugas asuransi’.


Tuan Liu datang berkunjung ke rumah Yan Jin, sekaligus membawakan obat untuk Yan Jin. Dan dengan perhatian, Nona Mei membantu mengoleskan obat tersebut ke lengan Yan Jin. Sambil dia menanyai Tuan Liu, apakah Tuan Liu sudah menemukan orangnya.


“Aku curiga orang yang menembak tidak ada motif balas dendam,” kata Tuan Liu, menebak. “Aku yakin ini sudah direncanakan sebelumnya,” jelasnya sambil menatap Yan Jin. Tapi Yan Jin masih bersikap biasa saja.


“Apa maksudmu? Bicara yang jelas,” perintah Nona Mei, menyadari ke arah mana Tuan Liu menatap dan kepada siapa Tuan Liu curiga.


Tuan Liu memberitahukan analisis nya. Pertama, bawahannya telah mencari ke seluruh Lichuan, tapi tidak menemukan bukti sedikitpun. Dia juga sudah diam- diam menyelidiki musuh mereka, Geng Honshi dan Lu Wanjin, tapi dua orang tersebut tidak ada mengirim orang untuk membuat masalah.


Kedua, kalau ada yang mau balas dendam kepada mereka, maka itu bisa dengan mudah dilakukan dalam satu tembakan. Namun kenapa ditembakan yang kedua, baru diarahkan kepada Nona Mei. Jadi dia menebak kalau tembakan pertama itu pasti adalah sinyal untuk seseorang.



Ketiga, pada hari peringatan kematian Duan, bagaimana Yan Jin bisa kebetulan berada dipemakamam. Itu terlalu kebetulan.


Mendengar itu, Yan Jin membela dirinya. Dia menjelaskan bahwa dia tahu kalau Tuan Liu masih belum bisa percaya kepadanya. Lalu dia menunjukkan semua luka yang didapatkan nya, pada saat dia masih menjadi polisi. Dan luka itu adalah medali baginya. Tembakan paling mengesankan yang diingatnya adalah saat dia ditembak oleh pengedar narkoba pada misi terakhirnya, disaat itu seorang temannya mati, dan diapun lalu keluar dari kepolisian. Alasanya adalah karena dia takut mati. Dan baginya hidup adalah segalanya. Karena itu, dia tidak mungkin akan membahayakan hidupnya.


“Bukankah kamu tidak mati?” kata Tuan Liu sambil mendengus.


“Apa yang kamu coba katakan? Yan Jin hampir mati karena kita. Bagaimana kamu bisa berpikir seperti itu dan mengatakan hal- hal konyol? Kamu seharusnya meminta maaf,” kata Nona Mei, memilih untuk mempercayai Yan Jin.


“Tuan Yan, jangan kesal. Aku hanya menyatakan kemungkinannya,” kata Tuan Liu sambil tertawa seolah dia hanya bercanda saja barusan. “Jangan khawatir. Aku akan menemukan orang yang menembakmu,” katanya dengan penuh penekanan.

Tepat disaat itu, Xiao Ou menelpon dan Yan Jin langsung mematikannya. Dia berpura- pura kesal dan mengomel bahwa ‘petugas asuransi’ terus saja menelpon dan mengusiknya.


Mendengar itu, Tuan Liu tersenyum. Lalu dia pamit dan pergi.



Malam hari. Ketika Xiao Ou menelpon lagi, Yan Jin pun mengangkat telponnya secara diam-diam supaya Nona Mei tidak mendengar. Dia berbohong dan memberitahu Xiao Ou bahwa sesuatu terjadi di perusahaan nya dan sekarang dia sedang ada pertemuan dengan klien, karena itu dia berbicara berbisik- bisik di toilet. Lalu dia pamit dan mematikan telpon.


Nona Mei memanggil Yan Jin untuk makan bersama. Dan melihat semua makanan buatan Nona Mei, Yan Jin memuji nya.


“Aku minta maaf atas nama Tuan Liu, karena dia berbicara kasar padamu,” kata Nona Mei sambil bersulang dengan Yan Jin.


“Dia memikirkanmu, ketika dia melakukan itu,” balas Yan Jin, mengerti.


Nona Mei berharap Yan Jin bisa mengerti dengan sikap Tuan Liu, sebab di masa lalu Tuan Liu sangat menderita. Dan dulu, jika bukan karena Tuan Liu yang menjaganya, maka dia pasti sudah dihabisi oleh musuh- musuh Duan. Lalu dia tahu kalau Tuan Liu mempunyai perasaan padanya, tapi dia hanya memiliki perasaan platonis (perasaan saling meyanyangi, tapi hanya sekedar teman) terhadap Tuan Liu. Dan dia adalah ‘kakak ipar’ bagi Tuan Liu.


“Tampaknya Liu Wei adalah orang yang memiliki perasaan kuat dan menghargai hal- hal yang benar,” komentar Yan Jin, mengerti.



Sepanjang malam. Nona Mei banyak membagikan kisahnya. Tentang kisah masa kecilnya, tentang kisah kesusahannya, tentang kebaikan Duan yang menolongnya, tentang awal hubungannya dengan Duan. Dan perasaan tulusnya dalam mencintai Duan.


Nona Mei dibesarkan di Yanbian di Provinsi Jilin. Orang tuanya adalah petani. Sewaktu dia berumur 16 tahun, dia pergi ke Harbin sendirian. Dia bekerja di pemandian, pusat rekreasi, dan jasa pijat. Orang- orang yang pergi ke sana kebanyakan kasar- kasar, tapi ada kalanya mereka akan bersikap baik. Tapi Duan tidak seperti itu, ketika Duan datang, Duan sering meminta dirinya untuk melayani, dan Duan akan berbicara kepadanya, bercerita banyak hal kepadanya dan juga memberinya tip besar. Ada suatu ketika, seorang pria kesal karena dirinya melayani Duan, dan lalu Duan hampir membunuh pria itu ditempat. Disaat itu dia baru tahu bahwa Duan adalah seorang pemimpin gangster. Tapi dia tetap jatuh cinta dengan Duan. Dan Duan mengaku bahwa ia juga jatuh cinta padanya, saat pertama kali ia melihatnya. Namun setelah itu, dia tidak menikah dengan Duan. Karena seorang peramal memberitahu Duan bahwa Duan tidak boleh menikah. Dan dia tidak masalah dengan itu, yang penting dia menjadi wanita yang hidup bersama Duan.


Nona Mei dan Duan kemudian hidup bersama di Dongbei. Disana cukup menakutkan, tapi bersama Duan, Nona Mei merasa sangat hangat dan bahagia. Lalu ketika Duan meninggal, Nona Mei pindah ke Liyuan, karena bawahan Duan menolak untuk mematuhinya. Disaat itu, Tuan Liu mempertaruhkan nyawa untuk mengangkatnya ke posisi ini. Juga Tuan Liu yang membalaskan dendam Duan. Dan alasan keduanya pindah dari Dongbei adalah karena dia ingin mencari tempat yang hangat dan bahagia.


“Sebenarnya, ada saatnya kamu dan Duan cukup mirip,” kata Nona Mei penuh kerinduan kepada Duan.



“Nona Mei,” kata Yan Jin sambil memegang tangan Nona Mei dengan lembut. “Kita berdua bertemu benar- benar seperti takdir. Aku dengan tulus ingin menyanyangimu.”


“Sudah cukup,” balas Nona Mei sambil mulai makan.


Yan Jin menjelaskan bahwa awalnya dia belum yakin dengan perasaanya kepada Nona Mei. Tapi setelah mendengar kisah Nona Mei dan Duan, dia bisa menilai bahwa Nona Mei adalah orang yang memiliki perasaan dan nilai yang kuat. Karena itu dia merasa tersentuh. Dan dia tidak peduli dengan usia Nona Mei, juga dia menyukai wanita dengan cerita.


“Untuk wanita yang punya cerita,” kata Nona Mei sambil mengangkat gelasnya. Lalu mereka berdua bersulang dan minum bersama.

Untuk membuat koneksi cepat dengan orang- orang Xiao Meiren, aku tidak berhenti membangkitkan perasaan romantisnya. Tapi mengingat perasaan Xiao Ou, dari awal sampai akhir, aku selalu menjaga jarak darinya. Tetapi hal yang paling aku khawatirkan terjadi.


Suatu hari, Xiao Ou datang ke rumahnya. Dan Nona Mei yang membukakan pintu. Sebenarnya, Yan Jin merasa terkejut, tapi dia tidak tahu harus menjelaskan bagaimana. Jadi diapun mengabaikan Xiao Ou.

“Apa Nona Xiao Ou temanmu?” tanya Nona Mei, ingin tahu.


“Apa kamu akan marah jika aku memberi tahumu bahwa dia adalah teman dekatku?” balas Yan Jin dengan sikap manja.


“Apa dia pacarmu atau bukan?” tanya Nona Mei, lebih jelas.


“Sulit untuk menghindari bertemu dengan orang yang menganggap diri mereka dianiaya,” balas Yan Jin.


Nona Mei kemudian pamit, karena dia mau kembali ke perusahaan dan mengurus beberapa urusan. Dan Yan Jin menawarkan diri untuk mengantarnya, tapi Nona Mei menolak sambil tersenyum.


Aku sangat memahami Xiao Meiren. Dia selalu berusaha terlihat tenang, tapi sebenarnya dia marah. Aku semakin menyesal melibatkan Xiao Ou dalam hal ini.

Yan Jin mengetahui apa yang terjadi di café, dari penyadap di ponsel Zhan Yu. Namun dia tidak harus bagaimana atau melakukan apa.


Selesai makan, Yan Jin merasa sangat puas. Lalu Yan Jin pun mulai berbicara lagi kepada Detektif Zhao. “Kenapa aku merasa kamu masih mencurigai akulah yang membunuh Zhan Yu? Kamu sepertinya terus mencari motifku untuk membunuh seseorang. Kamu tidak pernah berhenti mengintrogasiku tentang hubungan antara aku, Xiao Ou, dan Zhan Yu. Kamu tidak mencurigaiku karena prasangkamu, kan?”


“Kamu berpikir berlebihan,” balas Detektif Zhao dengan sikap tenang. “Aku hanya ingin memahami keadaan korban.”



“Bagaimana kalau kita saling jujur satu sama lain?” tanya Yan Jin, menyarankan.

Post a Comment

Previous Post Next Post