Original Network : Youku
Ji
Xiao Ou.
Yan
Jin sudah lama sekali tidak ada datang ke café, dan Xiao Ou tidak mengerti ada
apa. Feng Niya juga merasa heran, lalu dia mulai berpikiran negatif. Tapi Xiao
Ou tetap berpikiran positif, dia yakin saat ini Yan Jin pasti sedang pergi
perjalanan bisnis keluar kota, karena itu Yan Jin tidak ada datang menemuinya.
“Aku
tidak mengatakan apa- apa, kamu sudah berpihak padanya,” goda Feng Niya dengan
geli. “Apa kamu kecewa kamu tidak berjumpa dengannya setelah perjalanan kalian
ke Lichuan?” tanyanya, ingin tahu.
Mendengar
itu, Zhan Yu merasa terkejut dan tidak sengaja menjatuhkan gelas yang dipegang
nya. Setelah itu, gelas tersebut pun pecah, dan saat dia ingin membersihkannya,
dia tidak sengaja melukai tangannya sendiri.
Dengan
perhatian, Xiao Ou pun segera membantu Zhan Yu membersihkan pecahan gelas serta
mengobati tangannya.
“Kakak,
kamu benar- benar memutuskan untuk berkencan dengan Yan Jin?” tanya Zhan Yu,
ingin tahu. Dan Xiao Ou tidak menjawab. “Dia pria yang tidak konsisten…”
“Seperti
apa Yan Jin itu, aku tahu sendiri,” balas Xiao Ou, membela Yan Jin.
Beberapa
hari berlalu, tapi masih belum ada kabar juga dari Yan Jin. Dan Xiao Ou merasa
agak kecewa serta jadi tidak bersemangat. Dan Feng Niya menghibur Xiao Ou bahwa
mungkin memang benar, Yan Jin sedang sibuk, jadi tidak sempat mengabari Xiao
Ou. Lalu kalau Xiao Ou memang rindu, maka Xiao Ou bisa menelpon duluan.
“Jika
aku menelponnya lagi, maka namaku bukan Ji,” kata Xiao Ou, tidak mau.
“Jadi
akan berubah menjadi Yan?” canda Feng Niya. Dan Xiao Ou merasa kesal. “Aku
hanya berusaha membuat kamu tersenyum,” jelasnya, meminta maaf.
Feng
Niya kemudian membujuk Xiao Ou untuk coba saja menelpon Yan Jin duluan. Dan
Xiao Ou pun mau mencoba, tapi dia masih merasa agak ragu. Jadi Feng Niya pun
membantunya untuk menekan tombol telpon. Lalu ketika telpon sudah terhubung,
dia langsung melemparkan ponsel kepada Xiao Ou.
“Halo?”
sapa Xiao Ou, dan Feng Niya mendengarkan dari samping. “Kemana saja kamu dua
hari ini?” tanyanya, ingin tahu.
“Aku
tak bisa membicarakannya sekarang, aku lagi diluar kota. Ada beberapa masalah belakangan
ini dengan perusahaan,” jawab Yan Jin sambil menghela nafas berat seolah-olah
dia merasa capek. “Suasana disini sangat kacau. Aku tidak sengaja mengabaikan
panggilanmu. Setelah semua selesai, aku akan datang ke Flowing Café untuk
meminta maaf,” jelasnya.
Setelah
telpon selesai, Feng Niya menggelengkan kepalanya dan memberikan tatapan
simpati kepada Xiao Ou. Lalu diapun pergi.
Dirumah
sakit. Ayah Ji menitipkan obat untuk Meiqin kepada Xiao Ou, dan dia meminta
Xiao Ou untuk lebih memperhatikan kondisi Meiqin serta pastikan Meiqin datang
ke rumah sakit secara teratur untuk pemeriksaan. Dan Xiao Ou mengiyakan.
“Apa
yang membuatmu sibuk belakangan ini? Kamu terlihat tidak terlalu sehat,” tanya
Ayah Ji, perhatian. Ketika dia telah selesai membahas tentang Meiqin.
“Tidak,
aku baik- baik saja,” sangkal Xiao Ou.
“Pria
bermarga Yan yang datang ke rumah kita terakhir kali, apa kalian berdua masih
berhubungan?” tanya Ayah Ji, menebak masalah Xiao Ou.
“Kadang-
kadang,” jawab Xiao Ou, singkat. “Kamu dan Ibu tidak perlu khawatir,” jelasnya.
Lalu diapun pamit dan pergi.
Feng
Niya menghubungi Xiao Ou dan menanyai tentang Yan Jin. Lalu dia menyarankan
Xiao Ou untuk pergi ke rumah Yan Jin saja langsung supaya semuanya bisa jelas.
Mendengar
saran itu, Xiao Ou menghela nafas frustasi.
Xiao
Ou akhirnya beneran datang ke rumah Yan Jin untuk memastikan secara langsung.
Dan disana, dia bertemu dengan Nona Mei.
Yan
Jin dan Nona Mei bersikap sangat dekat, serta Yan Jin menjelaskan kepada Nona
Mei bahwa Xiao Ou adalah temannya, yang merupakan seorang pemilik café.
Mendengar itu, Xiao Ou merasa terluka. Dan tanpa mengatakan apapun, diapun
langsung pergi darisana.
Dalam
perjalanan. Xiao Ou sama sekali tidak bisa fokus, sehingga dia tidak sengaja
tersenggol mobil yang lewat dan terjatuh dari sepedanya.
Yan Jin tidak menelpon untuk menjelaskan, apalagi
muncul di Flowing Time. Saat aku sedang mempertimbangkan apakah akan menghapus
informasi kontaknya atau tidak, apa aku akan melupakan tentang dua bulan
terakhir kekonyolan yang ada …. Dalam hidupku muncul semakin banyak hal konyol
yang terjadi berturut- turut.
Suatu
saat, tiba- tiba ada dua pelanggan yang mengaku bahwa ada paku didalam kue
mereka. Dan mereka menciptakan keributan besar di café.
Sejak
saat itu, café pun mulai menjadi sepi. Dan Xiao Ou merasa seperti ada yang
tidak beres. Kemudian akhirnya, Xiao Ou menemukan jawabannya dari Feng Niya.
Café
mereka tiba- tiba mendapatkan ulasan buruk dari pelanggan baru yang terdaftar.
Karena itulah dua hari terakhir ini, café menjadi sangat sepi. Dan orang yang
membuat ulasan tersebut adalah dua pelanggan yang menemukan paku di dalam kue
mereka.
Saat
pagi, ketika Xiao Ou ingin membuka café. Pintu café terkunci dari luar.
Saat
malam, ketika Xiao Ou sedang tidur, Xiao Ou tiba- tiba mendapatkan telpon dari
stalker yang mengikutinya. Dan Xiao Ou pun jadi merasa takut serta panik.
Xiao
Ou menceritakan masalahnya kepada Tuan Feng. Dan Tuan Feng menebak, apakah
mungkin Xiao Ou ada menyinggung seseorang. Dan Xiao Ou tidak tahu. Lalu tiba-
tiba dia teringat tentang akan Nona Mei. Tapi dia tidak terlalu yakin, jadi dia
berniat untuk melapor ke polisi saja.
“Kita
belum ada bukti. Tidak ada gunanya melapor. Kecuali… kita bisa menangkap basah
mereka,” kata Tuan Feng, memberitahukan pendapatnya. “Kita bisa memasang kamera
video diluar tempat yang lebih tersembunyi. Jika orang ini datang untuk
melecehkan kamu lagi, kamu bisa membawa rekaman video ke polisi. Dengan cara
ini, polisi bisa melakukan investigasi,” jelasnya.
“Ide
bagus,” kata Zhan Yu, setuju.
Zhan
Yu kemudian menawarkan diri untuk pindah ke café dan tinggal bersama Xiao Ou.
Namun Xiao Ou menolak. Tapi Tuan Feng setuju dengan Zhan Yu. Jadi akhirnya,
Xiao Ou pun setuju.
“Setelah
kamu kembali dari Lichuan dan Yan Jin bersikap aneh padamu, apa pendapat Zhan
Yu tentang pelakunya?” tanya Detektif Zhao.
“Dia
wajar bersimpati kepadaku,” jawab Xiao Ou, dengan agak bingung kenapa Detektif
Zhao bertanya seperti itu.
Detektif
Zhao dengan jujur menjelaskan bahwa dia masih menyelidiki kasus Zhan Yu ini,
namun mereka tidak memiliki tersangka. Jadi selama orang itu ada berhubungan
dengan Zhan Yu, maka dia akan menyelidki orang tersebut.
Yan
Jin.
Karena
Yan Jin terluka demi melindunginya, maka Nona Mei pun menjaga Yan Jin. Dan dia
sudah menyuruh Tuan Liu untuk menyelidiki.
Tepat
disaat itu, ponsel Yan Jin berbunyi, dan Yan Jin pun langsung mematikannya.
“Ada telpon dari keluargaku,” jelasnya, beralasan.
Ketika
Nona Mei sedang sibuk di dapur. Yan Jin mengedit nama Xiao Ou dikontak
ponselnya menjadi nama ‘petugas asuransi’.
Tuan
Liu datang berkunjung ke rumah Yan Jin, sekaligus membawakan obat untuk Yan
Jin. Dan dengan perhatian, Nona Mei membantu mengoleskan obat tersebut ke
lengan Yan Jin. Sambil dia menanyai Tuan Liu, apakah Tuan Liu sudah menemukan
orangnya.
“Aku
curiga orang yang menembak tidak ada motif balas dendam,” kata Tuan Liu,
menebak. “Aku yakin ini sudah direncanakan sebelumnya,” jelasnya sambil menatap
Yan Jin. Tapi Yan Jin masih bersikap biasa saja.
“Apa
maksudmu? Bicara yang jelas,” perintah Nona Mei, menyadari ke arah mana Tuan
Liu menatap dan kepada siapa Tuan Liu curiga.
Tuan
Liu memberitahukan analisis nya. Pertama, bawahannya telah mencari ke seluruh
Lichuan, tapi tidak menemukan bukti sedikitpun. Dia juga sudah diam- diam menyelidiki
musuh mereka, Geng Honshi dan Lu Wanjin, tapi dua orang tersebut tidak ada
mengirim orang untuk membuat masalah.
Kedua,
kalau ada yang mau balas dendam kepada mereka, maka itu bisa dengan mudah
dilakukan dalam satu tembakan. Namun kenapa ditembakan yang kedua, baru
diarahkan kepada Nona Mei. Jadi dia menebak kalau tembakan pertama itu pasti
adalah sinyal untuk seseorang.
Ketiga,
pada hari peringatan kematian Duan, bagaimana Yan Jin bisa kebetulan berada
dipemakamam. Itu terlalu kebetulan.
Mendengar
itu, Yan Jin membela dirinya. Dia menjelaskan bahwa dia tahu kalau Tuan Liu
masih belum bisa percaya kepadanya. Lalu dia menunjukkan semua luka yang
didapatkan nya, pada saat dia masih menjadi polisi. Dan luka itu adalah medali
baginya. Tembakan paling mengesankan yang diingatnya adalah saat dia ditembak
oleh pengedar narkoba pada misi terakhirnya, disaat itu seorang temannya mati,
dan diapun lalu keluar dari kepolisian. Alasanya adalah karena dia takut mati.
Dan baginya hidup adalah segalanya. Karena itu, dia tidak mungkin akan
membahayakan hidupnya.
“Bukankah
kamu tidak mati?” kata Tuan Liu sambil mendengus.
“Apa
yang kamu coba katakan? Yan Jin hampir mati karena kita. Bagaimana kamu bisa
berpikir seperti itu dan mengatakan hal- hal konyol? Kamu seharusnya meminta
maaf,” kata Nona Mei, memilih untuk mempercayai Yan Jin.
“Tuan
Yan, jangan kesal. Aku hanya menyatakan kemungkinannya,” kata Tuan Liu sambil
tertawa seolah dia hanya bercanda saja barusan. “Jangan khawatir. Aku akan
menemukan orang yang menembakmu,” katanya dengan penuh penekanan.
Tepat
disaat itu, Xiao Ou menelpon dan Yan Jin langsung mematikannya. Dia berpura-
pura kesal dan mengomel bahwa ‘petugas asuransi’ terus saja menelpon dan
mengusiknya.
Mendengar
itu, Tuan Liu tersenyum. Lalu dia pamit dan pergi.
Malam
hari. Ketika Xiao Ou menelpon lagi, Yan Jin pun mengangkat telponnya secara
diam-diam supaya Nona Mei tidak mendengar. Dia berbohong dan memberitahu Xiao
Ou bahwa sesuatu terjadi di perusahaan nya dan sekarang dia sedang ada pertemuan
dengan klien, karena itu dia berbicara berbisik- bisik di toilet. Lalu dia
pamit dan mematikan telpon.
Nona
Mei memanggil Yan Jin untuk makan bersama. Dan melihat semua makanan buatan
Nona Mei, Yan Jin memuji nya.
“Aku
minta maaf atas nama Tuan Liu, karena dia berbicara kasar padamu,” kata Nona
Mei sambil bersulang dengan Yan Jin.
“Dia
memikirkanmu, ketika dia melakukan itu,” balas Yan Jin, mengerti.
Nona
Mei berharap Yan Jin bisa mengerti dengan sikap Tuan Liu, sebab di masa lalu
Tuan Liu sangat menderita. Dan dulu, jika bukan karena Tuan Liu yang
menjaganya, maka dia pasti sudah dihabisi oleh musuh- musuh Duan. Lalu dia tahu
kalau Tuan Liu mempunyai perasaan padanya, tapi dia hanya memiliki perasaan
platonis (perasaan saling meyanyangi, tapi hanya sekedar teman) terhadap Tuan
Liu. Dan dia adalah ‘kakak ipar’ bagi Tuan Liu.
“Tampaknya
Liu Wei adalah orang yang memiliki perasaan kuat dan menghargai hal- hal yang
benar,” komentar Yan Jin, mengerti.
Sepanjang
malam. Nona Mei banyak membagikan kisahnya. Tentang kisah masa kecilnya,
tentang kisah kesusahannya, tentang kebaikan Duan yang menolongnya, tentang
awal hubungannya dengan Duan. Dan perasaan tulusnya dalam mencintai Duan.
Nona
Mei dibesarkan di Yanbian di Provinsi Jilin. Orang tuanya adalah petani. Sewaktu
dia berumur 16 tahun, dia pergi ke Harbin sendirian. Dia bekerja di pemandian,
pusat rekreasi, dan jasa pijat. Orang- orang yang pergi ke sana kebanyakan
kasar- kasar, tapi ada kalanya mereka akan bersikap baik. Tapi Duan tidak
seperti itu, ketika Duan datang, Duan sering meminta dirinya untuk melayani,
dan Duan akan berbicara kepadanya, bercerita banyak hal kepadanya dan juga
memberinya tip besar. Ada suatu ketika, seorang pria kesal karena dirinya
melayani Duan, dan lalu Duan hampir membunuh pria itu ditempat. Disaat itu dia
baru tahu bahwa Duan adalah seorang pemimpin gangster. Tapi dia tetap jatuh
cinta dengan Duan. Dan Duan mengaku bahwa ia juga jatuh cinta padanya, saat
pertama kali ia melihatnya. Namun setelah itu, dia tidak menikah dengan Duan. Karena
seorang peramal memberitahu Duan bahwa Duan tidak boleh menikah. Dan dia tidak
masalah dengan itu, yang penting dia menjadi wanita yang hidup bersama Duan.
Nona
Mei dan Duan kemudian hidup bersama di Dongbei. Disana cukup menakutkan, tapi
bersama Duan, Nona Mei merasa sangat hangat dan bahagia. Lalu ketika Duan
meninggal, Nona Mei pindah ke Liyuan, karena bawahan Duan menolak untuk
mematuhinya. Disaat itu, Tuan Liu mempertaruhkan nyawa untuk mengangkatnya ke
posisi ini. Juga Tuan Liu yang membalaskan dendam Duan. Dan alasan keduanya
pindah dari Dongbei adalah karena dia ingin mencari tempat yang hangat dan
bahagia.
“Sebenarnya, ada saatnya kamu dan Duan cukup mirip,” kata Nona Mei penuh kerinduan kepada Duan.
“Nona
Mei,” kata Yan Jin sambil memegang tangan Nona Mei dengan lembut. “Kita berdua
bertemu benar- benar seperti takdir. Aku dengan tulus ingin menyanyangimu.”
“Sudah
cukup,” balas Nona Mei sambil mulai makan.
Yan
Jin menjelaskan bahwa awalnya dia belum yakin dengan perasaanya kepada Nona
Mei. Tapi setelah mendengar kisah Nona Mei dan Duan, dia bisa menilai bahwa
Nona Mei adalah orang yang memiliki perasaan dan nilai yang kuat. Karena itu
dia merasa tersentuh. Dan dia tidak peduli dengan usia Nona Mei, juga dia
menyukai wanita dengan cerita.
“Untuk
wanita yang punya cerita,” kata Nona Mei sambil mengangkat gelasnya. Lalu
mereka berdua bersulang dan minum bersama.
Untuk membuat koneksi cepat dengan orang- orang Xiao
Meiren, aku tidak berhenti membangkitkan perasaan romantisnya. Tapi mengingat
perasaan Xiao Ou, dari awal sampai akhir, aku selalu menjaga jarak darinya.
Tetapi hal yang paling aku khawatirkan terjadi.
Suatu
hari, Xiao Ou datang ke rumahnya. Dan Nona Mei yang membukakan pintu.
Sebenarnya, Yan Jin merasa terkejut, tapi dia tidak tahu harus menjelaskan
bagaimana. Jadi diapun mengabaikan Xiao Ou.
“Apa
Nona Xiao Ou temanmu?” tanya Nona Mei, ingin tahu.
“Apa
kamu akan marah jika aku memberi tahumu bahwa dia adalah teman dekatku?” balas
Yan Jin dengan sikap manja.
“Apa
dia pacarmu atau bukan?” tanya Nona Mei, lebih jelas.
“Sulit
untuk menghindari bertemu dengan orang yang menganggap diri mereka dianiaya,”
balas Yan Jin.
Nona
Mei kemudian pamit, karena dia mau kembali ke perusahaan dan mengurus beberapa
urusan. Dan Yan Jin menawarkan diri untuk mengantarnya, tapi Nona Mei menolak
sambil tersenyum.
Aku sangat memahami Xiao Meiren. Dia selalu berusaha
terlihat tenang, tapi sebenarnya dia marah. Aku semakin menyesal melibatkan
Xiao Ou dalam hal ini.
Yan
Jin mengetahui apa yang terjadi di café, dari penyadap di ponsel Zhan Yu. Namun
dia tidak harus bagaimana atau melakukan apa.
Selesai
makan, Yan Jin merasa sangat puas. Lalu Yan Jin pun mulai berbicara lagi kepada
Detektif Zhao. “Kenapa aku merasa kamu masih mencurigai akulah yang membunuh
Zhan Yu? Kamu sepertinya terus mencari motifku untuk membunuh seseorang. Kamu
tidak pernah berhenti mengintrogasiku tentang hubungan antara aku, Xiao Ou, dan
Zhan Yu. Kamu tidak mencurigaiku karena prasangkamu, kan?”
“Kamu
berpikir berlebihan,” balas Detektif Zhao dengan sikap tenang. “Aku hanya ingin
memahami keadaan korban.”
“Bagaimana kalau kita saling jujur satu sama lain?” tanya Yan Jin, menyarankan.