Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E09

 



Sinopsis C-Drama : The Little Nyonya E09



7 tahun kemudian,

Pergerakan anti-jepang semakin kencang dilakukan. Orang-orang semakin banyak yang melakukan demo di jalanan, mengencam Jepang. Bukan hanya itu, kondisi perang semakin parah sehingga para tentara Inggris mulai menumpuk bersak-sak pasir dijalanan sebagai antisipasi jika bom dijatuhkan.

--




Yue Niang juga sudah besar dan mulai membantu Juxiang berjualan.  Yue Niang tumbuh menjadi anak yang sehat, tapi dia selalu menggunakan isyarat. Hal itu membuat orang-orang mengira dia bisu seperti Juxiang. Juxiang sangat marah dengannya dan menggunakan isyarat, menyuruh Yue Niang untuk berbicara. Tapi, Yue Niang melawan dan menutup rapat-rapat mulutnya.


Dan setiap kali ibunya marah, dia akan mencari perlindungan dari Sheng yang sering datang berkunjung. Yue Niang sangat menyukai Sheng yang sering membelanya. Juxiang memberitahu Sheng kalau Yue Niang menolak bicara. Sheng menenangkannya dengan berkata kalau Yue Niang masih muda. Dan juga, dia tahu kalau Yue Niang bukannya bisu tapi menolak bicara. Jika saatnya dia ingin bicara, Yue Niang pasti akan membuka mulutnya.


Walau Sheng sangat baik padanya selama bertahun-tahun, Juxiang tetap menjaga jarak. Dia tidak ingin terlalu menerima bantuan Sheng.



Dan setelah sekian tahun, Meiyu akhirnya pun tahu kalau Sheng sering menemui Juxiang. Dia mengikutinya diam-diam. Dan saat dia melihat Sheng bersama dengan Juxiang dan seorang anak perempuan kecil, hatinya diliputi amarah.

--



Begitu pulang, dia menceritakan hal tersebut pada Xiulian. Sambil menangis, dia memberitahu kecurigaannya mengenai Sheng yang sering kali pergi dengan alasan urusan bisnis, padahal Gong saja tidak sesering itu pergi. Xiulian meminta Meiyu untuk tidak berprasangka dulu karna mereka tidak tahu yang sebenarnya, dan juga, jangan biarkan nenek sampai tahu hal ini. Dia akan membahas masalah ini dengan Gong dan mencarikan solusi.

--



Begitu Sheng pulang, Gong langsung mengajaknya bicara berdua. Dia membahas mengenai berita kalau Gubernur memerintahkan membekukan semua aset orang Jepang di Malaya dan orang jepang akan kembali ke Jepang. Dengan situasi begini, semuanya menjadi semakin buruk. Sheng pun memberitahu apa yang dilihatnya di jalanan, dimana Tentara Inggris dan India sedang menyiapkan pertahanan. Tampaknya, mereka menyiapkan senjata anti pesawat. Gong menjadi khawatir karna ada kemungkinan Jepang ingin meledakkan Singapura.


Sheng merasa itu mustahil. Palingan, mereka hanya ingin menakuti mereka. Menurut, Sheng, Singapura adalah negara kuat dan Inggris pun memiliki tentara dan kapal perang disini. Kecuali, jika Jepang gila, mereka tidak akan berani untuk menyerang Inggris.


Gong mempunyai pendapat yang berbeda dari Sheng. Jepang itu sangat berani dan sudah menggila sekarang. Jadi, mereka harus bersiap untuk kemungkinan terburuk. Dia juga sudah mentransfer sebagian besar uang mereka ke rekening di Inggris. Bukan hanya itu, mereka pun akan pindah ke sana. Makanya, dia sedang menyiapkan semuanya. Dia meminta Sheng pergi duluan membawa keluarga mereka, dan dia akan menyusul setelah semua urusannya beres.

“Tidak. Aku tidak mau pergi. Jika kau cemas, pergilah dahulu,” tolak Sheng. “Aku akan mengurus bisnis kita di sini.”


Melihat reaksi Sheng, Gong bisa menebak kalau dia melakukan hal lain yang tidak di ketahuinya. Apakah dia bergabung dengan serikat penggalang dana anti-Jepang? Sheng membenarkan. Gong sangat marah karna dia sudah berulang kali menyuruh Sheng untuk fokus mengurus bisnis mereka dan menjauh dari politik! Sheng tidak mau karna dia ingin membela Tiongkok, asal leluhur mereka. Dia hanya memerangi penjajah. Apa yang salah dari itu?


Gong menahan emosinya. Dia mengingatkan kalau mereka adalah Baba. Leluhur mereka sudah hidup di Singapura selama beberapa generasi. Kita tidak ada hubungan dengan Tiongkok! Sheng tahu hal itu, tapi apa para dewa dan leluhur yang kita doakan dan darah di pembuluh darah kita berbeda dengan mereka?!


Mereka berdua terlibat perdebatan panjang. Gong ingin mereka mengungsi ke Inggris, tapi Sheng tetap pada pendiriannya yaitu tetap di Singapura. Gong pun memperingati Sheng untuk tidak mempertaruhkan keluarga demi seseorang. Ucapan terakhir kakaknya itu, membuat Sheng mulai mengerti kenapa Gong sangat ingin dia segera pergi.


“Apa yang wanita itu katakan kepadamu?” tanya Sheng, penuh amarah. Dan secara kebetulan, Meiyu lewat dan mendengar obrolan mereka.

“Wanita yang mana?”

“Kau tahu maksudku. Huang Mei Yu!”

“Huang Meiyu adalah istrimu!!”


“Aku tak pernah mau menikahinya!” teriak Sheng. “Jika saat ini nenek tidak sakit, dan aku tak mau menentangnya, aku tidak akan pernah menikahinya!”


Gong marah mendengar ucapan Sheng. Kejadian itu sudah bertahun-tahun yang lalu, tapi Sheng masih seperti ini. Sheng mengakui kalau dia tidak bertanggung jawab. Tapi, siapa yang tahu mengenai keputusasaannya?! Selama bertahun-tahun, demi Nenek dia berkorban. Dia bahkan tidur dengan Meiyu. Apalagi yang diinginkannya?!


“Tak ada yang terjadi antara aku dan Juxiang. Dia membuatku tersentuh dan aku menghormatinya. Aku tidak akan memiliki niat apapun padanya. Jadi, tolong katakan pada wanita itu (Meiyu) berhenti menyebarkan rumor! Juga jangan melibatkan Juxiang! Kalau tidak, aku akan menceraikannya,” tegas Sheng.


Kalimat terakhirnya itu, membuat Meiyu sangat shock.

--


Untuk menghilangkan stress, Sheng pergi ke bar untuk minum sekaligus berbincang dengan Yan Zi. Dia menyuruh Yan Zi untuk mencari sarang baru karna kondisi yang berbahaya seperti sekarang. Yan Zi menolak karna menurutnya ini sarangnya. Sheng berkata kalau dia memang membeli bar ini, agar Yan Zi mempunyai tempat tinggal. Tapi, jangan menganggap tempat ini sebagai sarang.



Dengan santai, Yan Zi menjawab kalau dia sedang menunggu pahlawan lain dan mungkin akan terbang bersama pahlawan tersebut. Tapi, yang pasti, orang itu bukanlah tentara Inggris.

“Kau tak mau mengulangi kesalahan ibumu?” tebak Sheng. “Apa kau pernah berpikir, kalau tentara itu bukannya tidak mau kembali, tapi tidak bisa kembali?”

“Maksudmu, dia sudah mati?”

“Mungkin.”


Yan Zi tidak pernah terpikirkan kemungkinan tersebut. Mereka kemudian membahas mengenai perang yang sedang terjadi. Sheng tetap pada kepercayaannya kalau Inggris akan mampu mempertahankan Singapura dari Jepang.


Tapi, tiba-tiba saja, radio menyiarkan berita kalau angkatan Jerman melakukan serangan rudal atas Inggris semalam. London, Liverpool dan Manchester semuanya di serang. Jumlah korban dari serangan itu, masih belum jelas. Tapi jumlahnya, di perkirakan hingga sepuluh ribu.


Berita itu sangat mencengangkan semua orang yang mengerti Bahasa Inggris. Sheng sama sekali tidak menyangka kalau Inggris akan goyah.

--



di Melaka, kediaman keluarga Huang,

Meiyu datang berkunjung. Kedatangannya di sambut hangat oleh Xiufeng dan anak – anaknya yaitu : Tian Bao (laki-laki, umur 9 tahun), Zhen Zhu (perempuan, umur 8 tahun) and Yu Zhu (perempuan, umur 7 tahun).  Meiyu mengungkapkan rasa irinya karna Xiufeng melahirkan anak setiap tahunnya. Dia semakin iri saat tahu Xiufeng sekarang sedang hamil 3 bulan. Sementara dia, sama sekali belum mengandung. Xiufeng menghiburnya dengan menyuruhnya bersabar dan juga dia masih muda dan masih memiliki kesempatan.



Meiyu pun mengalihkan topik dengan menanyakan kabar Xiujuan. Xiufeng menghela nafas dan bercerita kalau adiknya membuat orangtuanya sterss. Baru-baru ini, adiknya ini berkencan dengan orang kulit putih yang sudah menikah. Mereka pacaran di depan umum. Istri si pria tahu dan mendatangi keluarganya sehingga semua tetangga jadi tahu masalah itu. Ibunya sangat marah sampai jatuh pingsan. Udah itu, Xiujuan bilang ingin ikut orang putih itu ke Inggris. Ibunya langsung mengurungnya.

Usai berbincang, Meiyu ingin segera menemui ibunya.

--


Ah Tao sekarang menjadi pincang sejak Guihua menghukumnya karna menjadi saksi pernikahan Juxiang dan Yamamoto 9 tahun yang lalu. Walau begitu, dia tetap setia pada Tian Lan. Dia juga memberitahu Tian Lan kalau Meiyu datang dan menemui Guihua. Dia sempat mendengar kalau dia menyebutkan nama Juxiang.

“Kenapa dia membicarakan Juxiang?”


“Aku juga nggak tahu. Saat kubawakan teh, Nona Muda Meiyu menyebut “Juxiang--.” Tapi, dia berhenti saat melihatku. Melihat raut wajahnya, aku ragu itu hal baik.”

Tian Lan jadi sangat cemas kalau terjadi sesuatu pada Juxiang. Ah Tao pun berkata kalau dia akan mencoba menguping. Walaupun nanti satu kakinya di patahkan lagi, dia akan tetap mencoba mencari informasi.

--



Meiyu menangis sambil menceritakan mengenai Sheng yang menemui Juxiang. Guihua tentu marah. Meiyu memanasi kalau Juxiang pasti membalas dendam padanya melalui Sheng karna mereka sudah mengusirnya. Dia menyebut Juxiang sangat jahat dan Ibunya sudah meremehkannya. Dia juga menggosipi Yosuke yang tidak pulang dan menurut rumor, Yosuke kabur ke Jepang karna takut di bunuh. Dia malah menuduh kalau Juxiang itu bisu dan tuli dan punya seorang anak, sehingga untuk bertahan hidup, dia memanfaatkan Sheng.



Guihua sangat marah mendengarnya. Tapi, ada hal lain yang di khawatirkan, apa Meiyu sudah mencari tahu dengan jelas, mengenai anak siapa itu? Meiyu masih sambil menangis menjawab kalau tetangga bilang, anak itu adalah anak Yosuke. Tapi, siapa yang tahu? Meiyu malah menambah rumor kalau bisa saja Yosuke pergi karena tahu hubungan Juxiang dengan Sheng.


Guihua menyarankan Meiyu memberitahu masalah ini ke Nenek. Meiyu menjawab kalau dia tidak berani. Dulu, nenek sangat marah dan membuat Sheng berlutut di depan para leluhur. Dan karna masalah itu, Sheng marah padanya sangat lama. Guihua tidak peduli mau Sheng marah atau tidak, yang penting, pada akhirnya, Sheng tidur dengan Meiyu.

“Hentikan, Ibu.”

“Apa? Dia berani menentang perintah Ny. Chen?”

“Dia melakukannya dengan sengaja. Dia membuatku bertanggung jawab untuk semuanya. Sekarang, aku tak bisa melahirkan keturunan keluarga Chen. Semua itu salahku. Kepada siapa aku harus melampiaskan keputusasaanku?”

“Pernikahan itu memang harus terjadi.”


“Ju Xiang yang harus disalahkan. Sheng sangat marah kepadaku. Saat kakaknya tahu, dia memarahinya dan memintanya meninggalkan wanita itu. Tapi, dia bahkan menolak mematuhi kakaknya. Dia mengatakan ingin bercerai,” ujar Meiyu sambil menangis terisak-isak.

Guihua sangat marah mendengarnya dan menuduh kalau Juxiang adalah penyihir! Semua karna Juxiang. Dulu, gara-gara dia, keluarga mereka jadi menyinggung Charlie Zhang. Untungnya keluarga Chen mau membantu mereka. Kalau tidak, mana mungkin Charlie Zhang akan membiarkan mereka?


Masih ada yang ingin mereka bicarakan, tapi Guihua menyadari kalau ada yang menguping dari pintu. Dan orang itu adalah Ah Tao. Ah Tao berpura-pura kalau dia baru saja datang untuk mengantarkan teh lengkeng. Untungnya, Guihua tidak menanyakan apapun dan menyuruhnya pergi dan jangan datang kemari kecuali dia memanggilnya. Ah Tao pun pergi tanpa berani menguping lagi.

Setelah Ah Tao pergi, Meiyu meminta jalan keluar dari Ibunya. Dia sudah merasa buntu karna Sheng sekarang sudah tidak mau mendengarkan Gong.


“Begitu Juxiang mati, masalahmu akan beres,” ujar Guihua, dengan tatapan jahat.

--



Ah Tao segera menemui Tian Lan untuk menyampaikan apa yang berhasil di dengarnya. Dia tidak mendengar semuanya. Yang dia dengar, Juxiang melahirkan seorang anak. Tapi, dia tidak tahu jenis kelaminnya. Selain itu, Yosuke kembali ke Jepang. Dan Juxiang mendapat bantuan dari Tuan Muda Chen Sheng.


Tian Lan langsung berfirasat buruk. Apakah Meiyu pulang untuk membahas soal ini? Ah Tao berusaha menutupinya karna dia juga tidak yakin. Dia hanya terus mendengar kata ‘penggoda’ dan ‘tak tahu malu.’ Tian Lan sangat terpukul. Ah Tao menenangkannya dan merasa kalau mereka hanya terlalu membenci Juxiang. Sudah seperti itu dari dulu. Dan juga, tadi dia sempat mendengar Guihua dengan kejam menyebutkan kata ‘mati.’



Tian Lan terkejut dan takut terjadi hal buruk pada Juxiang. Karna itu, dia segera brelari menemui Guihua dan berlutut meminta maaf jika Juxiang melakukan hal yang menyinggung mereka. Percuma! Guihua tidak mendengarkannya dan pura-pura tidak mengerti apa yang Tian Lan bicarakan. Tian lan tidak peduli dan berlutut memohon agar Guihua tidak menyakiti Juxiang karna Juxiang adalah anak semata wayangnya. Jangan bunuh dia.

Guihua hanya tersenyum sinis dan berjalan pergi meinggalkannya.

--




Di Singapore,

Yue Niang mulai membantu dan belajar dari Juxiang caranya membuat kue-kua Nyonya dan makanan tradisional. Jika hari sudah gelap, mereka akan duduk di depan untuk menunggu kepulangan Yosuke. Juxiang sering sekali menunjukkan foto Yosuke dan memberitahu Yue Niang kalau pria di foto itu adalah ‘Papa.’ Yue Niang hanya melihat sekilas dan tampak tidak begitu peduli. Wajar saja, karna sedari kecil, dia tidak pernah bertemu ayahnya.




Untunglah Yue Niang terlahir sehat. Karna di kondisi perang saat ini, sering sekali dilakukan latihan sirene. Jadi, sirene akan berbunyi jika ada bahaya. Nah, setiap malamnya, mereka akan melakukan latihan agar terbiasa ketika hal berbahaya terjadi. Ketika sirene berbunyi, Yue Niang lah yang memberitahu ibunya. Mereka pun bergegas mematikan lampu, menutup pintu dan pergi ke tempat penampungan dengan barang-barang mereka.


Banyak warga yang menggerutu mengenai sirene latihan yang selalu berbunyi siang dan malam. Tapi, mereka juga tidak berani mengabaikan karna takutnya sirene yang berbunyi kali ini benar-benar adalah tanda bahaya.


Pokoknya, setelah sirene selesai dan jika itu hanya latihan mereka akan kembali ke rumah kembali.



Sheng kembali mengunjungi mereka dan Yue Niang menyambutnya dengan riang. Tapi, Juxiang selalu menjaga jarak dan memberi batas. Dia tidak mengizinkan Yue Niang memeluk Sheng dan mendorong Sheng hingga ke ambang batas pintu. Sheng tahu maksud Juxiang sehingga dia tidak merasa tersinggung.


Sheng khawatir karna pasukan Inggris sering melakukan latihan serangan suara sekarang ini. Apa mereka baik-baik saja? Dengan bahasa isyarat, Juxiang menjawab kalau Yue Niang selalu memberitahunya setiap kali sirene berbunyi. Sheng menenangkan Juxiang kalau Jepang tidak akan pernah menyerang Singapura. Tapi, situasi sedang kacau sehingga banyak terjadi penjarahan. Akibatnya, harga beras menjadi meroket. Punya uang pun tidak bisa membeli. Dan karna itu, dia sudah memesankan beras, tepung dan makanan kaleng untuknya. Seseorang akan mengantarnya besok. Dia menyuruh Juxiang untuk menyimpan semua makanan itu dengan baik. Bukan hanya makanan, Sheng juga memberikan sekantong emas.


Juxiang sudah sangat berterimakasih padanya. Tapi, menerima emas, dia tidak bisa. Sheng terus memaksa kalau emas ini akan bergunan karna harganya akan meroket tajam nanti. Juxiang tetap pada pendiriannya, dia tidak bisa menerimanya. Sheng tidak bisa memaksa lagi. Dia pun pamit pergi dan menasehati Yue Niang untuk menjaga Juxiang dengan baik.

--



Meiyu sudah kembali ke Singapur. Saat Sheng pulang, dia menghidangkan semangkuk minuman herbal yang di bawanya dari rumah. Awalnya, da bohong itu obat kerajaan. Tapi, Sheng nggak bodoh. Dan akhirnya, dia pun bilang kalau itu obat agar mereka punya anak lelaki. Dia pun meminumnya. Sheng nggak peduli dan menolak dengan tegas. Meiyu tetap membujuknya dan memaksa. Sheng paling nggak suka hal kolot seperti itu apalagi dipaksa, jadi dia pun menampik tangan Meiyu yang akhirnya membuat mangkok obat tersebut jatuh dan pecah berkeping-keping.

Meiyu sangat marah karna Sheng terus memperlakukannya seperti ini. Apa salahnya! Dia hanya ingin mempunyai anak. Melanjutkan garis keturunan keluarga Chen.


“Kau seorang wanita! Bukan alat untuk melahirkan!” teriak Sheng.

“Tapi, aku bukan wanita jika tidak bisa mengandung anak,” balas Meiyu.

Menurutku, ini hal yang paling Sheng tidak sukai dari Meiyu. Menurut Sheng, wanita adalah manusia yang mempunyai pendapat dan keinginan sendiri. Tapi, dia melihat Meiyu menganggap wanita hanya harus mengikuti dan tunduk pada keluarga, tradisi dan suami. Dan dia pun membenci dirinya sendiri yang tidak berani menentang tradisi yang ada. Itulah kenapa Sheng mengaggumi Juxiang yang tidak tunduk pada keluarga yang memintanya melakukan hal tidak masuk akal (menikahi Charlie Zhang yang jahat) dan mengejar kebahagiaannya sendiri. Dan itu juga kenapa dia bisa berteman dengan Yan Zi yang bukan dari keluarga terhormat seperti Meiyu, tapi Yan Zi jujur dan menunjukkan jelas apa dan tidak yang disukainya.

Ketidaksukaan Sheng pada Meiyu semakin bertambah saat Meiyu berkata kalau dia memiliki wanita lain yang bisa melahirkan anaknya.

“Bukankah menurutmu itu menyedihkan? Kau terus memikirkan ini setiap hari,” marahi Sheng dan langsung pergi dari rumah.



Saat dia baru tunggu dari tangga, Gong memanggilnya. Gong menyampaikan kabar di radio kalau Jepang meledakkan pelabuhan militer di Amerika. Angkatan udara Jepang menyerang Pearl Harbor dan menghancurkan banyak kapal perang.

“Jepang benar-benar gila,” gumam Sheng.


Situasi sudah semakin buruk. Dan bisa saja, Singapura akan menjadi target Jepang berikutnya. Jadi, mereka harus segera pergi dari sini!

--


Sheng pergi ke bar dan minum sampai ketiduran. Begitu sadar, sudah jam 04 pagi dan Yan Zi masih menemaninya. Dia pun mengajak Yan Zi untuk pergi minum teh. Di jalan, Yan Zi menanyakan, siapakah Juxiang? Wanita yang tak berani dicintainya itu? (Itu karna mabuk, mungkin Sheng memanggil Juxiang).


“Benar,” jawab Sheng. “Tapi perasaanku sekarang kepadanya hanyalah rasa hormat.”

“Kau masih takut mencintainya.”

“Aku tak layak mencintainya. Dia tak akan menerimaku. Karena dia jatuh cinta dengan orang lain.”


Pembicaraan mereka terhenti karna terdengar suara ngginggggg yang panjang. Dan diteruskan dengan suara dentuman keras. Sheng mulai khawatir. Apakah itu suara pesawat yang menjatuhkan bom?



Pertanyaan-nya terjawab saat suara ledakan semakin banyak. Ketika dia dan Yan Zi mendongak ke atas, terlihat di langit tidak jauh dari mereka, banyak sekali pesawat berterbangan diikuti dengan suara dentuman dan api berwarna merah. Jepang menyerang Singapura.

--


Dan ditengah situasi perang seperti ini, seorang pria sudah mengawasi rumah Juxiang dari pagi-pagi buta.


Berita mengenai Jalan Tofu dan Jalan Hai Shan yang dibom tersebar dengan cepat. Beberapa orang memaki Pasukan Inggris yang tidak membunyikan sirene berbahaya saat pesawat Jepang menyerang dan malah membunyikan di saat tidak ada apapun. Akibatnya, banyak korban berjatuhan.


Juxiang tidak tahu apa yang terjadi kemarin karna itu, dia hendak membuka toko seperti biasa. Tapi, begitu dia keluar dari rumah, pria yang sedari tadi mengawasi segera menyerangnya dan membawanya masuk ke rumah. Yue Niang berteriak dan menggigiti pria tersebut agar melepaskan ibunya. Pria itu tetap menyerang dan mencekik Juxiang. Yue Niang segera mengambil bangku kecil dan memukulkannya pada kaki pria itu. Saat si pria kesakitan, mereka segera kabur.



Mereka kabur ke jalan utama. Di sanat, banyak sekali warga yang sedang mengungsi karna Jepang meledakkan bom. Pria itu, si pembunuh yang dikirim Guihua, masih juga mengejar Juxiang.



Situasi sangat kacau. Bom dijatuhkan menyebabkan banyak orang yang terluka, entah karna ledakan bom, atau karna terkena reruntuhan bangunan atau karna terinjak. Dengan matanya, Juxiang dan Yueniang melihat kekejaman perang. Tapi, bukan hanya bom yang mengincar nyawa mereka tapi juga si pembunuh.


Doa Tian Lan dan Ah Tao selama ini demi keselamatan Juxiang benar-benar berharga. Saat si pembunuh hendak menyerang Juxiang, bom meledak dan mengenai bangunan di dekatnya yang berakibat, bangunan itu hancur dan menimpa si pembunuh. Pembunuh tersebut meninggal. Juxiang sangat shock melihat hal itu.

--


Sheng yang khawatir dengan keadaan Juxiang, mau pergi mengunjunginya. Tapi, jalanan utama hancur total karna pengeboman dan mobil tidak bisa lewat. Sheng pun memutuskan untuk berjalan menuju ke rumah Juxiang. Dia menyuruh supirnya untuk pulang duluan.


Sementara itu, tidak jauh dari Sheng, terlihat seorang pria berpakaian lusuh dan berjalan dengan langkah sangat lemah.

--



Bom untungnya belum mengenai hingga ke daerah tempat tinggal Juxiang sehingga dia masih bisa pulang. Sheng yang khawatir segera masuk saat melihat pintu tidak terkunci. Dia sangat lega saat melihat Juxiang baik-baik saja. Juxiang memberitahu kekhawatirannya mengenai keselamatan Yue Niang karna dia tidak bisa mendengar. Sheng bisa mengerti hal itu, sehingga dia berkata akan mencarikan tempat tinggal untuk Juxiang dan Yue Niang di pedesaan. Mereka bisa tinggal di sana.


Juxiang menggeleng. Sheng bisa mengerti alasannya menolak karna takut jika Yosuke kembali, Yosuke tidak akan bisa menemukan mereka. Juxiang membenarkan.

“Apa kau pikir dia akan kembali?” tanya Sheng.




Pembicaraan terhenti karna Yue Niang keluar dari kamar dan berlari memeluk Sheng sambil berteriak : “Papa.” Dia sudah mau bicara sekarang. Juxiang sangat marah saat Yue Niang memanggil Papa pada Sheng. Dia menegurnya dengan keras dan bahkan memukuli bibirnya saat dia terus saja mengulangi. Sheng segera menengahi. Dia menyuruh Yue Niang untuk tidak memanggilnya ‘Papa’ tapi ‘Sheng-su (paman Sheng).’ Yue Niang menolak. Dia terus menggelengkan kepala dan akhirnya menolak bicara lagi.



Yue Niang pun memilih untuk pergi keluar. Tapi, di depan pintu, dia malah melihat pria dengan pakaian lusuh. Dia adalah Yosuke. Yosuke kembali dengan kondisi yang berbeda di saat dia menghilang.

“Arrgh!” teriak Yue Niang ketakutan.

Juxiang dan Sheng segera berlari keluar. Yue Niang memeluk Juxiang dengan erat sambil berkata ada orang jahat. Juxiang hanya diam dan menatap Yosuke dengan mata berkaca-kaca.


 

 

1 Comments

Previous Post Next Post