Sinopsis
C-Drama : The Little Nyonya E10
Sheng
sudah lupa dengan Yosuke sehingga dia menanyakan, siapa dia? Mau apa?
Tapi,
Juxiang tidak lupa sama sekali. Mau seperti apapun penampilannya, dia tetap
ingin Yosuke, pria yang dicintai dan ditunggunya selama ini. Dia menangis dan
memeluk Yosuke dengan sangat-sangat erat. Yue Niang tidak tahu siapa yang
dipeluk ibunya, berteriak menyuruh Yosuke untuk melepaskan ibunya.
Juxiang
menarik Yue Niang dan menyuruhnya memanggil Yosuke : Papa. Tapi, Yue Niang
menolak dan malah berlari memeluk Sheng dan memanggilnya : Papa.
Sheng
menatap Yosuke dengan kemarahan dan menanyakan, apakah dia kembali karna
tentara Jepang menurunkannya disini? Untuk apa dia kembali? Demi istrinya? Demi
anaknya? Atau untuk bergabung dengan pasukan udara Jepang dan siap membunuh?!
Pulanglah!!
Ucapannya
membuat Juxiang mendorongnya. Sheng berteriak menyebut Yosuke : Pembunuh.
Juxiang pun menamparnya dengan keras. Dia menangis tanpa suara. Dia sadar kalau
Sheng sudah membantunya selama ini, tapi Yosuke bukanlah seperti itu. Yang bisa
Juxiang lakukan hanyalah mendorong Sheng keluar dari rumahnya dan menutup rapat
pintunya. Dia pun menutup mulut Yue Niang saat memanggil Sheng : “Papa.”
--
Setelah
membersihkan diri dan berganti baju, Juxiang memberikannya semangkok ronde.
Hari itu, bertepatan 03 Februari 1942, bertepatan dengan hari ulang tahun
Yosuke. Juxiang juga menarik Yue Niang untuk mendekat dan memegang tangan
Yosuke. Juxiang sangat bahagia karna mereka sekarang bisa berkumpul kembali.
Kondisi
Yosuke tampak tidak baik. Wajahnya pucat. Tampaknya, dia sudah mengalami banyak
hal buruk karna tidak terpancar sedikitpun kebahagiaan di wajahnya. Dia menjadi
sangat pendiam. Tapi, Juxiang tidak demikian. Dia tetap memberitahu Yosuke dan
menunjukkan kertas merah yang berisi nama Yue Niang. Nama anak mereka adalah
Yamamoto Yueniang.
--
Gong
memarahi Sheng karna baru pulang padahal banyak tempat yang sudah di bom. Sheng
menjawab kalau dia baru pulang dari kantor dan gudang, usai menyuruh para staff
untuk pulang. Gong mengumumkan kalau mulai sekarang, semua bisnis perusahaan
mereka akan dihentikan. Sheng malah menilainya terlalu berlebihan. Gong
menasehatinya untuk tidak berpikir terlalu gampang karna sejak tentara Jepang
mendarat di Kota Bharu, mereka terus bergerak maju dan tentara Inggris terus
kalah. Dia juga tak mengira pasukan Kerajaan Inggris sangat lemah.
Intinya,
mereka akan meneruskan rencana awal Gong, mengungsi ke Inggris. Dalam dua hari
lagi, akan ada kapal yang meninggalkan Singapura. Dia sudah berhasil
mendapatkan beberapa tiket, jadi seluruh keluarga akan pergi bersama.
Sheng
masih mau protes. Gong berteriak menyuruhya berhenti bicara dan segera mengemas
barang-barang saja.
--
Di
kamarnya, Meiyu merasa tidak tenang. Baru saja, dia menerima telepon dari
Ibunya yang memberitahu kalau dia sudah menyuruh orang untuk membunuh Juxiang
dan putrinya. Meiyu sangat ketakutan saat tahu ibunya juga akan membunuh putri
Juxiang juga. Guihua dengan santai malah berkata kalau bukankah Meiyu cemas
kalau putrinya itu adalah keturunan keluarga Chen?
Karna
rasa takut kalau kejahatannya ketahuan tersebut, Meiyu menjadi diliputi rasa
cemas. Saat Xiulian menanyakan keadaannya, dia berkata kalau itu karna sirene
selalu berbunyi dua hari ini. Bahkan saat angin bertiup, dia mengira itu adalah
pesawat Jepang yang datang lagi. Xiulian percaya dengan alasan Meiyu karna dia
pun merasa demikian ditengah situasi tidak pasti ini.
“Tapi,
kita tak perlu takut lagi. Suamiku minta kita berkemas. Kita akan ke Inggris
dengan kapal laut,” beritahu Xiulian.
“Bukankah
Inggris juga sedang berperang?”
“Inggris
sangat besar. Akan ada lebih banyak tempat tinggal daripada di sini. Terlebih
lagi, Kak Gong sudah melakukan persiapan. Dia membeli rumah di Inggris. Dia
juga menyimpan sejumlah uang.”
“Lalu…
keluarga Ibuku...”
“Tenang.
Dia akan mengaturnya.”
Mendengar
itu, Meiyu pun bisa sedikit lega.
--
Sebelum
berangkat, keluarga Chen berdoa di depan leluhur. Mereka memberitahu rencana
mereka untuk meninggalkan Singapura dan pergi ke Inggris untuk menghindari
perang. Mereka memohon pemberkatan dari para leluhur di sepanjang jalan nanti.
Tapi,
di tengah-tengah acara berdoa, Meiyu tiba-tiba saja terjatuh. Untungnya, para
pelayan sigap menangkapnya dan segera membawanya ke kamar untuk beristirahat.
Setelah
selesai acara berdoa, dokter pun dipanggil untuk memeriksa keadaan Meiyu. Dan
saat dokter sudah pergi, Xiulian menghadap ke nenek untuk menyampaikan apa yang
dokter katakan. Ada berita baik dan buruk. Berita baiknya, Meiyu hamil. Dan
berita buruknya, Meiyu keguguran. Mungkin, itu karna dia selalu merasa takut
selama dua hari ini.
Nenek
sangat bersedih mendengar berita tersebut. Dia menyuruh Xiulian menyampaikan
kepada Meiyu kalau ini adalah takdir dan lebih baik menjaga kesehatannya.
--
Xiulian
menemui Meiyu yang terus menangis. Dia menyampaikan pesan Nenek untuknya. Meiyu
terus saja menangis dan merasa kalau ini adalah hukuman Dewa untuknya.
(Bayangkan saja, dia sudah sangat ingin hamil selama bertahun-tahun, lebih
kurang 9/8 tahun. Tapi, saat dia hamil, dia malah harus mengetahui bahwa dia
keguguran. Tepat ketika dia dan ibunya menyuruh orang membunuh Juxiang. Dan
ketika dia sedang berdoa di altar leluhur).
Xiulian
tidak mengerti apa yang dikatakan Meiyu sehingga dia menyuruhnya tidak bicara
seperti itu. Di pandangan Xiulian, Meiyu adalah orang baik yang menghormati
para tetua dan merawat keluarga dengan baik. Jadi, kenapa Dewa mau
menghukumnya? Meiyu tidak bisa menjelaskannya dan hanya terus berkata Dewa
menghukumnya.
Sheng
yang masuk ke kamar juga menghibur Meiyu. Dia menyuruh Meiyu untuk tidak
berpikir banyak dan beristirahat. Meiyu menangis dan menyebut dirinya sendiri
tidak berguna karna tidak bisa mempunyai anak. Dia meminta maaf pada Sheng.
“Kenapa
kau minta maaf? Ini bukan salahmu. Kita seharusnya menyalahkan para penjajah
jahat itu. Mereka sudah menghancurkan banyak keluarga. Aku mau bergabung dengan
relawan dan pergi ke garis depan untuk melawan pasukan Jepang.”
“Jangan
pergi, Sheng. Tolong jangan.”
“Tenang.
Aku hanya berpendapat. Untuk meluapkan kekesalan. Kenyataannya, aku tak bisa
melakukan apa-apa. Aku hanya bisa memilih untuk menjadi pembelot. Aku seorang
pengecut. Pengecut sejati.”
--
Yosuke
menyalakan kembali mesin fotonya. Dia akan memotret Juxiang dan Yueniang. Saat
dia sudah memotret, dia menanyakan, apakah Yueniang mau mencoba melihat
bagaimana proses pencetakan foto mereka? Yosuke berusaha mendekatkan diri
dengan Yueniang. Juxiang sangat bahagia melihatnya. Dan akhirnya, Yueniang pun
mau mengenggam tangan Yosuke.
Yueniang
kelihatan terkesima melihat bagaimana sebuah foto terjadi. Yosuke menatapnya
dan berkata kalau Yueniang sama seperti yang dimimpikannya tiap hari. Dia
setiap harinya, memimpikan Yueniang. Yueniang tersenyum dan bahkan menyeka air
mata Yosuke.
--
Di
malam hari, mereka tidur bersama. Tapi, di tidurnya, Yosuke bermimpi buruk. Dia
memimpikan di saat dia menjadi tentara perang dan harus dipukuli karna tidak
mau membunuh orang. Dia dipaksa untuk membunuh walaupun dia tidak mau.
Hal
itu adalah kejadian traumatis bagi Yosuke hingga terus menghantuinya. Dia
terbangun dari mimpi buruknya dan langsung meringkuk ketakutan di bawah
ranjang. Juxiang yang terbangun dan hendak memegangnya, terkenap tampikan
kerasnya karna dia masih setengah sadar. Begitu tersadar, Yosuke merasa sangat
bersalah pada Juxiang.
Walau
tidak mengerti apa yang Yosuke alami, Juxiang tetap mendekatinya dan memeluknya
dengan erat. Yueniang pun mendekat dan ikut memeluk kedua orangtuanya.
--
Esok
harinya, mereka berkeliling. Tao Ke masih mengenali Yosuke dan menyapanya
dengan riang. Dia juga memberitahu bagaimana setiap harinya, Juxiang terus
menunggu Yosuke pulang walaupun sudah bertahun-tahun. Beberapa orang yang
sedang makan di sana, malah bergosip menyebut Juxiang yang terus berganti pria.
Saat suami nggak ada berhubungan dengan pria lain, tapi saat suami kembali,
bersikap seperti tak terjadi apa-apa.
Ucapannya
itu membuat Yosuke marah. Dia hendak memukuli pria itu karna sudah mengatai
istrinya. Pria itu malah semakin memancing emosi dengan menghina Yosuke yang
orang Jepang.
Saat
pulang ke rumah, Yosuke hanya duduk diam. Juxiang menghampirinya dengan sebilah
pisau. Dengan isyarat, dia menyuruh Yosuke untuk membunuhnya jika tidak percaya
padanya. Yosuke tentu percaya pada Juxiang. Dia melempar pisau itu. Menurutnya,
yang harusnya mati itu bukan Juxiang, tapi dia. Dia tiba-tiba menghilang tanpa
penjelasan dan membuat Juxiang harus membesarkan Yueniang seorang diri.
“Ju
Xiang. Aku tak pernah berpikir untuk meninggalkanmu. Aku tiba-tiba menghilang
karena mereka menangkapku,” cerita Yosuke. Saat itu, dia di seret paksa. “Mereka
agen rahasia Jepang. Mereka menangkap dan memaksaku berperang. Mereka mau aku
membunuh. Mereka mau aku pergi berperang dan membunuh orang. Aku tak bisa
membunuh orang. Tapi mereka tetap mau aku membunuh orang. Jangan...” teriak
Yosuke, ketakutan mengingat hal itu.
Juxiang
segera memeluknya untuk menenangkannya.
“Ju
Xiang. Aku tak pernah meragukanmu. Seperti kau percaya aku akan kembali. Karena
kau tahu, selama aku belum mati, aku pasti akan kembali.”
Juxiang
mengangguk. Keduanya berpelukan sambil menangis.
--
Malam
harinya, Yosuke mengajari Yue Niang cara menuliskan namanya. Dia juga
menunjukkan arti nama Yue Niang : Bulan. Yue Niang adalah anak yang pintar dan
suka belajar. Dia sangat bersemangat saat tahu bagaimana cara menulis dan
membaca namanya. Dia pun ingin mencoba menulis namanya sendiri.
Di
tengah kebahagiaan tersebut, terdengar suara tembakan. Yosuke segera menggendong
Yueniang dan menarik Juxiang untuk ikut dengannya. Mereka haruus segera pergi
mengungsi. Tapi, belum sempat mereka keluar dari rumah, bom sudah meledak.
Yosuke segera membawa mereka untuk berlindung di bawah tangga.
Suara-suara
tembakan itu mmebuat Yosuke menjadi berhalusinasi ke saat-saat dia harus
berperang dan dipaksa membunuh orang. Pintu rumah mereka pun hancur karna
ledakan bom. Sebuah rudal jatuh ke rumah mereka. Yosuke mengenali benda itu,
sehingga dia keluar dari persembunyian untuk menyeret rudal itu menjauh dari
rumah sebelum benda itu meledak dan melukai keluarganya. Yueniang sangat
ketakutan dan berteriak agar ayahnya tidak pergi.
Yosuke
tetap pergi demi keselamatan keluarganya. Di saat dia pergi, terdengar suara
ledakan yang keras. Juxiang dan Yueniang menangis histeris karna Yosuke tidak
kelihatan. Tapi, ditengah-tengah kepulan asap, Yosuke muncul. Dia berhasil
selamat.
--
Esok
harinya,
Sheng
datang berkunjung. Saat melihatnya, Juxiang menundukkan kepala sebagai bentuk
permintaan maaf atas tamparan dan perlakuannya tempo hari pada Sheng. Sheng
menyuruhnya untuk tidak demikian karna dia juga salah sudah bicara sangat kasar
pada Yosuke. Sheng datang kemari untuk tujuan yang lebih penting. Dia akan
pergi ke Inggris dalam dua hari. Dan dia sudah berhasil membeli 2 tiket, jadi
dia ingin Juxiang dan Yueniang ikut dengannya. Mereka akan kembali setelah
situasi sudah lebih stabil.
Juxiang
menolak. Dia tidak bisa meninggalkan Yosuke. Pembicaraan mereka terhenti karna
kedatangan Yosuke. Yosuke menundukkan kepala pada Sheng, mengucapkan
terimakasih karna Yosuke sudah menjaga Juxiang dan Yueniang selama ini. Sheng
tidak mengatakan apapun. Dia hanya meminta Juxiang memikirkan tawarannya.
Yosuke
mengejar Sheng dan menanyakan, apa yang Sheng minta untuk Juxiang
pertimbangkan? Sheng menjawab kalau dia ingin Juxiang dan Yueniang ikut
dengannya ke Inggris. Ini kesempatan terakhir untuk meninggalkan Singapura.
Yosuke
tidak mendengarkan apapun dan segera kembali ke tempat Juxiang dan Yueniang.
Tapi, tiba-tiba terdengar suara pesawat. Semua mulai berlarian untuk mengungsi
ke tempat yang aman. Sheng yang baru saja pergi, segera kembali karna
mengkawatirkan Juxiang dan Yueniang.
Situasi
sangat kacau. Api menyebar di semua sudut. Bon diluncurkan dan mengenai banyak
sekali masyarakat. Yosuke berusaha sekuat tenaganya untuk melindungi Juxiang
dan Yueniang dari ledakan-ledakan bom. Bom yang meluncur terlalu banyak hingga
Yosuke terpisah dari mereka.
Sheng
yang menemukan mereka, segera menarik mereka untuk pergi ke tempat pengusian.
Juxiang dan Yueniang tetap ingin mencari Yosuke, tapi Sheng menarik mereka
mengikutinya demi keselamatan mereka. Yosuke berada tidak jauh dari mereka
dalam kondisi terluka. Dia berhasil berdiri dan mencari Juxiang dan Yueniang.
Juxiang melihatnya dan segera ingin menghampirinya. Sheng menahannya dan
menyuruh Juxiang untuk pergi bersama Yueniang ke tempat yang aman dan dia akan
memastikan Yosuke selamat.
Yosuke
berusaha menemukan Juxiang dan Yueniang. Di tempatnya berada sekarang, banyak
sekali tumpukan mayat termasuk anak-anak. Yosuke semakin marah karna perang
menghancurkan segalanya. Dia berteriak frustasi pada pesawat yang terbang untuk
pergi kembali ke tempat mereka.
Sheng
berteriak untuk menyadarkannya. Dia mengajaknya berlari karna Juxiang dan
Yueniang masih selamta. Mereka berduapun mulai berlari menuju tempat
pengungsian sambil menghindari ledakan bom. Juxiang dan Yueniang bersembunyi di
tempat karung-karung pasir diledakan. Sheng dan Yosuke berhasil menemukan
mereka.
Tapi, karna ledakan bom yang terus menerus, trauma Yosuke kambuh. Dia ketakutan dan terus
berujar : “Jangan membunuh.” Melihat itu, Sheng menjadi emosi dan
memarahinya karna tidak bisa melindungi diri sendiri, bagaimana akan bisa
melindungi Juxiang dan Yueniang!
Ucapan
Sheng kembali menyadarkan Yosuke.
Lanjut... Trim...
ReplyDelete