Network : Channel 3
Setelah Nai mengantar mereka pulang dan sampai di
dalam kamar. Khae langsung menyarankan agar Nai kembali kerumah kecil. Dan Wat
menambahkan agar Nai segera berbaikan dengan Nok. Lalu Nai pun berterima kasih kepada
mereka berdua. Kemudian dia pun keluar dari dalam kamar.
Tepat disaat Nai keluar dari dalam kamar, Pen
langsung menghampiri Nai. Dia tampak seperti memang sudah menunggu Nai dari
tadi. Dan dengan sengaja, Nai ingin berjalan pergi serta mengabaikan Pen. Tapi Pen
dengan segera langsung menarik tangan Nai dan menahannya.
“Ada apa?” tanya Nai.
“Mm… aku hanya mau memberikan selamat padamu. Karena
kamu akan menjadi seorang Ayah,” kata Pen dengan sikap pura- pura polos.
“Ayah?” tanya Nai dengan heran.
“Barusan aku pergi untuk membuang sampah. Dan aku
menemukan ini terjatuh di samping tempat sampah. Jadi aku membawanya padamu,”
kata Pen sambil menunjukan buku kehamilan milik Nok. Dan Nai pun membuka serta
melihat isi buku tersebut.
“Bagaimana bisa mereka salah membuangnya ya? Jika
itu aku, aku akan menjaganya dengan baik. Apalagi ini anak pertama,” kata Pen
dengan sengaja untuk membuat Nai salah paham. “Apa yang salah? Segera kamu akan
menjadi seorang Ayah. Tapi kamu malah bertindak seperti baru mengetahuinya,”
kata Pen lagi.
Lalu saat Nai hanya diam saja dengan raut wajah
yang tampak terkejut. Pen kembali berbicara,”Atau… apa kamu benar- benar baru
tahu? Ampun,” kata Pen semakin memanasi Nai.
Dirumah kecil. Nok kebingungan mencari buku
tersebut, karena seingatnya dia meletakan buku tersebut diatas lemari tadi,
tapi kini tidak ada. Lalu dengan cemas, Nok pun mulai melihat ke sekeliling dan
mencari buku tersebut. Dan tepat disaat itu, Nai datang.
Nai menunjukan buku kehamilan tersebut kepada Nok
dan bertanya apa maksudnya ini. Dan dengan heran, Nok pun bertanya mengapa buku
tersebut ada dengan Nai, lalu Nok ingin mengambilnya. Tapi Nai tidak membiarkan
Nok.
“Ini tidak penting. Yang penting adalah mengapa
kamu tidak memberitahu ku. Kamu pergi ke prenatal care hari ini, tapi mengapa Khun
Wes yang menemanin mu? Seharusnya aku jadi pertama yang mengetahui tentang bayi
itu, bukan dia,” kata Nai dengan nada marah.
Kemudian Nai mengambil barang- barang belanjaan
Nok yang berada diatas meja. Dia mengatakan harusnya dia yang mengangkat kan
barang ini. Lalu Nai pun ingin membawa semua barang tersebut keluar. Dan tentu
saja, dengan kebingungan, Nok menahan Nai.
“Mengembalikan ini kepada dia. Dan membiarkan dia
tahu, bahwa ini bukan kewajibannya untuk menjaga istri orang lain. Serta mencoba
untuk merusak kelurga seseorang,” kata Nai dengan keras.
Mendengar itu, Nok pun kembali mengungkit tentang
Nai sendiri yang telah diam- diam menjaga wanita lain (yaitu Khae) dan juga
merusak keluarganya. Dan karena salah paham, Nai menganggap bahwa alasan Nok
tidak memberitahunya adalah karena Nok ingin membalasnya. Lalu karena emosi,
maka Nok mengatakan bahwa dia sangat puas.
“Aku tidak peduli, jika kamu tahu setelah atau sebelum
P’Wes, atau tidak sama sekali. Karena aku tidak pernah berpikiran untuk
memiliki bayi ini,” kata Nok yang telah terpancing emosinya.
“Nok!” balas Nai memperingatkan.
“Mengapa? Atau apa kamu sudah lupa mengapa kita
menikah? Aku tidak pernah ingin menikah. Dan berpikir untuk memiliki bayi
denganmu? Aku tidak pernah memikirkan itu. Bayi ini masih dalam kandunganku,
tapi sudah menyebabkan banyak masalah. Lebih baik jika bayi ini tidak lahir
sama sekali,” kata Nok.
Mendengar perkataan Nok. Maka Nai pun teringat
kepada kenangan masa kecilnya, yaitu ketika Ibunya meninggalkan dia dan
mengatakan bahwa ia tidak pernah ingin melahirkan Nai, karena Nai membuat
hidupnya menjadi tidak beruntung.
Lalu dengan perasaan kecewa dan terluka, Nai pun
menjadi lemas. Dia menjatuhkan buku kehamilan tersebut dan semua belanjaan Nok
yang dipegangnya. Lalu saat menyadari kesalahannya, maka Nok pun mendekat untuk
memegang tangan Nai. Tapi Nai menepis tangan Nok.
“Jika kamu tidak menginginkan bayinya, maka tidak
apa. Aku adalah Ayahnya. Aku yang akan menjaga bayi itu. Jangan biarkan anak
itu lahir di dalam neraka yang Ibu kandungnya ciptakan,” kata Nai.
“Lucky,” balas Nok.
“Kamu tidak akan tahu. Seorang anak yang lahir
dengan perkataan dari seorang Ibu yang mengatakan bahwa dia tidak
menginginkannya. Bagaimana rasanya? Itu menyakitkan. Perasaan yang buruk,
membuat dia tidak ingin hidup di dalam dunia ini. Orang yang lahir dengan
setiap orang yang mencintainya seperti kamu, tidak akan pernah mengerti,” kata
Nai dengan terluka.
Nok ingin bicara untuk menjelaskan. Tapi Nai
langsung memotong perkataan Nok, dia mengatakan bahwa dia akan memberikan
apapun yang Nok mau sebagai ganti bayi tersebut, tapi asalkan Nok tidak
menyakiti bayi tersebut dan melahirkannya.
“Kamu ingin aku menjadi Ibu sejenis itu?” tanya
Nok dengan terluka. Dan ketika melihat tatapan serius Nai, maka Nok pun
mengiyakan. “Jika kamu begitu mengingingkan bayi ini. Baik. tapi kamu perlu
melakukan seperti apa yang kamu janjikan pada pernikahan kita,” kata Nok.
Janji tersebut adalah Nai harus pergi tanpa
apapun. Sebagai ganti untuk bayi yang Nai inginkan. Dan Nai pun setuju.
Nok masuk ke dalam kamarnya dan mulai menangis,
menumpahkan semua rasa sedih dan sakitnya. Namun karena Nai telah pergi, maka
Nai pun tidak mengetahui hal tersebut.
Keesokan harinya. Pada pada pagi hari. Nok seperti
bermimpi buruk. Dia tampak sangat gelisah dalam tidurnya. Dan ketika dia
terbangun, lalu melihat ke samping tempat tidur yang kosong. Nok tampak sangat
sedih sekali sambil meraba tempat kosong disampingnya.
Ketika telah siap dan keluar dari kamar. Nok
melihat Nai yang ternyata telah menyiapkan jus jeruk untuknya. Dan dengan sikap
penuh perhatian, Nai memanggil Nok untuk mendekat. Lalu dia memberikan jus
jeruk tersebut kepada Nok.
Dan dengan sikap kebingungan serta ragu, maka Nok
pun hanya memegang gelas yang berisi jus jeruk tersebut. Lalu dia menguatkan
dirinya untuk mulai bicara, tapi sayangnya di saat itu hape Nai berbunyi.
Nai mengangkat hape nya tersebut. Kemudian setelah
selesai berbicara di telpon, Nai memberitahu Nok bahwa Vi datang untuk sarapan
bersama. Dan dengan raut yang tampak sedih, karena tidak bisa bicara, maka Nok
pun hanya mengangguk pelan.
Diruang makan. Vi menyiapkan air kelapa untuk Khae
agar bayi Khai memiliki kulit yang bagus, seperti kulit Nok. Dan Khae pun
berterima kasih. Lalu Vi mengingatkan agar Nok meminumnya juga, karena itu
bagus untuk kulit.
Namun ketika Nok ingin meminumnya, Nai langsung melarang
Nok. Dia mengatakan bahwa dia mendengar kalau wanita yang baru mengandung,
beresiko keguguran jika mereka meminum itu. Dan Vi pun membalas kalau itu tidak
benar.
Kemudian seperti sadar akan sesuatu, Vi pun bertanya
siapa yang hamil. Dan Nai pun menjawab Nok. Lalu ketika mendengar itu, Vi serta
Wat pun langsung menjadi sangat senang, karena itu adalah berita yang sangat
bagus sekali.
“Jadi itu berarti kalian tidak bertengkar lagi
kan?” tanya Wat dengan senanng.
“Ya. Kami saling mengerti sekarang,” jawab Nai
sambil memegang tangan Nok.
Lalu dengan gembira, Vi pun mengajak setiap orang
untuk bersulang. Karena dia sangat bahagia akan menjadi seorang Nenek . Dan Nok
pun tersenyum sambil menatap ke arah Nai, tapi ketika Nai memalingkan wajahnya,
Nok langsung tampak sedih.
Ditepi kolam berenang. Dalam perjalanan kembali
kerumah kecil. Ketika melihat kesekeliling dan tidak ada orang, Nok langsung
menarik tangan Nai yang berjalan di depannya. Lalu Nok menanyakan apa yang
sedang Nai lakukan, kenapa Nai bersikap seperti tidak ada yang terjadi.
“Aku tidak melupakan pernjanjian kita. Tapi aku
tidak ingin mengatakan itu di depan setiap orang. Karena alasan yang sama
seperti kamu. Setiap orang begitu bahagia tentang anak kita… jika aku
membicarakan tentang perjanjian kita, maka setiap orang tidak akan menyetujuinya,"
jelas Nai.
“Bagus. Kita setuju dengan ini. Jadi di depan
orang lain, kita akan berpura- pura baik- baik saja. Tapi ketika tidak ada
orang lain, jangan berpura- pura,” balas Nok, tidak jujur dengan perasaannya
sendiri.
Saat Nok berbalik untuk pergi, Nai menarik tangan
Nok. Lalu dia menjelaskan bahwa sikapnya pagi ini bukanlah pura- pura. Dan Nok
pun ingin bertanya maksud Nai, tapi Nai langsung memotong perkataan Nok.
“Nok. Bisakah aku bertanya sesuatu padamu? Apa yang
ingin kutanyakan… aku ingin kita menghabiskan sisa waktu kita bersama- sama
dengan bahagia,” kata Nai.
“Apa?”
“Aku tahu ini memaksamu. Tapi beberapa bulan ini,
kurang daripada setahun, kamu harus memaksa kan dirimu sendiri untuk menjadi
baik padaku. Sebelumnya kamu tidak akan butuh melakukan apapun selama hidupmu. Aku
tidak memiliki apapun untuk mengganti ini. Aku mohon padamu. Aku mohon. Terima kasih.
Terima kasih, Khun Nok,” kata Nai dengan pandangan sedih.
Lalu Nok yang sama sedihnya seperti Nai. Dia
memalingkan wajahnya dan menahan air matanya. Dan kemudian dengan perlahan, Nai
mengangkat tangan Nok yang dipegangnya dan menciumnya.
Nok melakukan pemotretan sebagai peringatan 10
minggu kehamilannya. Dan Nai lah yang menjadi juru fotonya. Lalu karena merasa
tidak nyaman, maka Nok ingin menyudahi pemotretannya. Tapi Wat dan Vi ingin Nok
tetap melakukannya.
“Bahkan jika kamu 10 kali lebih besar. Kamu masih
tetap cantik,” kata Nai memuji Nok.
Lalu pemotretan pun dilanjutkan. Dan Nai pun ikut
berfoto bersama dengan Nok. Sedangkan Vi yang menjadi juru fotonya. Dan dengan
perasaan sedih, Nok memaksakan dirinya untuk tetap tersenyum saat bertatapan
dengan Nai.
Dirumah sakit. Nai menemanin Nok untuk melakukan
USG. Dan dengan senang, Nok tersenyum melihat bayinya dilayar. Namun saat dia
melihat Nai yang juga tampak sangat bahagia, tiba- tiba saja Nok tampak sedih.
Saat foto USG bayi mereka telah dicetak, Nai yang
mengambil nya.
Usia 20 minggu. Nok dan Nai kembali melakukan
pemotretan. Dan dengan perasaan sayang, Nai mencium perut besar Nok.
Tags:
Game Sanaeha
Smngt kk
ReplyDeleteMkasih min...semangat lanjutkan, klo lgi ga sibuk jgn smpai ada jeda ya? krna lgi mulai seru nih cerita'y.
ReplyDeleteMakasih kak udah buat sinopsisnya
ReplyDeletekasian nok padahal nok awal nya bahagia banget lagi hamil semua gara"peny yang buat msalh sama nay dan jga nay ngapain perhatian sma khe yang di benci nom seharusnya mau Peka Don sama perasaan istrinya sebenrnya nom hatinya baik pda siapapun tpi orang" yang di sejeliling nok buat nom jadi emosi
ReplyDeleteTks Banget sdh buatin sinopsisnya. Semangat ya... Kita2 tunggu terus. Krn makin seru ceritanya. Bikin baper nih....
ReplyDeleteSemangat y kak, saya tunggu sinopsisnya
ReplyDeleteSedih bgt....smua terjadi karena kesalah pahaman...padahal sama2 saling mencintai ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
ReplyDeleteThanks bgt ya mimin Sinopsisnya & 💪💪💪 lanjut ke part berikutnya..yg pastinya makin seru & selalu ditunggu2 Sinopsisnya 💪💪💪
makasi kak, semangat ya kak
ReplyDeleteMakasih kak di tunggu kelanjutannya semangattttt
ReplyDelete😂😂😂 baper jadix...kakak lanjut lagi ya jangan lama" nanti aku sedih terus ingat pertengkaran nok dan nai.semangat 45 kakak hehehe✌✌✌.
ReplyDeleteKak sinopsis kleun cheewit please. Mau baca diblog sebelah tp butuh diundang dlu bru bisa baca 😦
ReplyDeleteTrimakasih.. ditunggu part selanjutnya
ReplyDeletekak aq pengen baca sinopsisnya padirawadda, di blog ini jg tp kok gk bisa dibuka ya kak,harus diundang dulu
ReplyDeletetolong dibuka untuk umum donk kak biar aq bisa baca
Kak sinopsis padiwadda tidak ada di blog ini. Maaf ya kak, sepertinya kakak salah blog.
DeleteBlog ini sama sekali tidak perlu diundang kok. Blog ini terbuka bagi siapa saja yang mau membaca.
Nama Blog ini --> https://k-adramanov.blogspot.com/
iya mungkin aq salah blog kak , maaf ya kak
Deletekak bikin sinopsis padiwaradda donk kak aq penasaran banget sm ceritanya
ReplyDeletesedih Kalo Salah paham mulu...
cepet di lanjut ya min ..
Tetap semangat. Di tunggu terus part selanjutnya
ReplyDelete