Sinopsis Lakorn : Game Sanaeha Episode 12 - part 3




Network : Channel 3


Setelah Nai mengantar mereka pulang dan sampai di dalam kamar. Khae langsung menyarankan agar Nai kembali kerumah kecil. Dan Wat menambahkan agar Nai segera berbaikan dengan Nok. Lalu Nai pun berterima kasih kepada mereka berdua. Kemudian dia pun keluar dari dalam kamar.



Tepat disaat Nai keluar dari dalam kamar, Pen langsung menghampiri Nai. Dia tampak seperti memang sudah menunggu Nai dari tadi. Dan dengan sengaja, Nai ingin berjalan pergi serta mengabaikan Pen. Tapi Pen dengan segera langsung menarik tangan Nai dan menahannya.

“Ada apa?” tanya Nai.

“Mm… aku hanya mau memberikan selamat padamu. Karena kamu akan menjadi seorang Ayah,” kata Pen dengan sikap pura- pura polos.

“Ayah?” tanya Nai dengan heran.


“Barusan aku pergi untuk membuang sampah. Dan aku menemukan ini terjatuh di samping tempat sampah. Jadi aku membawanya padamu,” kata Pen sambil menunjukan buku kehamilan milik Nok. Dan Nai pun membuka serta melihat isi buku tersebut.



“Bagaimana bisa mereka salah membuangnya ya? Jika itu aku, aku akan menjaganya dengan baik. Apalagi ini anak pertama,” kata Pen dengan sengaja untuk membuat Nai salah paham. “Apa yang salah? Segera kamu akan menjadi seorang Ayah. Tapi kamu malah bertindak seperti baru mengetahuinya,” kata Pen lagi.

Lalu saat Nai hanya diam saja dengan raut wajah yang tampak terkejut. Pen kembali berbicara,”Atau… apa kamu benar- benar baru tahu? Ampun,” kata Pen semakin memanasi Nai.



Dirumah kecil. Nok kebingungan mencari buku tersebut, karena seingatnya dia meletakan buku tersebut diatas lemari tadi, tapi kini tidak ada. Lalu dengan cemas, Nok pun mulai melihat ke sekeliling dan mencari buku tersebut. Dan tepat disaat itu, Nai datang.

Nai menunjukan buku kehamilan tersebut kepada Nok dan bertanya apa maksudnya ini. Dan dengan heran, Nok pun bertanya mengapa buku tersebut ada dengan Nai, lalu Nok ingin mengambilnya. Tapi Nai tidak membiarkan Nok.

“Ini tidak penting. Yang penting adalah mengapa kamu tidak memberitahu ku. Kamu pergi ke prenatal care hari ini, tapi mengapa Khun Wes yang menemanin mu? Seharusnya aku jadi pertama yang mengetahui tentang bayi itu, bukan dia,” kata Nai dengan nada marah.



Kemudian Nai mengambil barang- barang belanjaan Nok yang berada diatas meja. Dia mengatakan harusnya dia yang mengangkat kan barang ini. Lalu Nai pun ingin membawa semua barang tersebut keluar. Dan tentu saja, dengan kebingungan, Nok menahan Nai.

“Mengembalikan ini kepada dia. Dan membiarkan dia tahu, bahwa ini bukan kewajibannya untuk menjaga istri orang lain. Serta mencoba untuk merusak kelurga seseorang,” kata Nai dengan keras.



Mendengar itu, Nok pun kembali mengungkit tentang Nai sendiri yang telah diam- diam menjaga wanita lain (yaitu Khae) dan juga merusak keluarganya. Dan karena salah paham, Nai menganggap bahwa alasan Nok tidak memberitahunya adalah karena Nok ingin membalasnya. Lalu karena emosi, maka Nok mengatakan bahwa dia sangat puas.

“Aku tidak peduli, jika kamu tahu setelah atau sebelum P’Wes, atau tidak sama sekali. Karena aku tidak pernah berpikiran untuk memiliki bayi ini,” kata Nok yang telah terpancing emosinya.

“Nok!” balas Nai memperingatkan.

“Mengapa? Atau apa kamu sudah lupa mengapa kita menikah? Aku tidak pernah ingin menikah. Dan berpikir untuk memiliki bayi denganmu? Aku tidak pernah memikirkan itu. Bayi ini masih dalam kandunganku, tapi sudah menyebabkan banyak masalah. Lebih baik jika bayi ini tidak lahir sama sekali,” kata Nok.



Mendengar perkataan Nok. Maka Nai pun teringat kepada kenangan masa kecilnya, yaitu ketika Ibunya meninggalkan dia dan mengatakan bahwa ia tidak pernah ingin melahirkan Nai, karena Nai membuat hidupnya menjadi tidak beruntung.

Lalu dengan perasaan kecewa dan terluka, Nai pun menjadi lemas. Dia menjatuhkan buku kehamilan tersebut dan semua belanjaan Nok yang dipegangnya. Lalu saat menyadari kesalahannya, maka Nok pun mendekat untuk memegang tangan Nai. Tapi Nai menepis tangan Nok.

“Jika kamu tidak menginginkan bayinya, maka tidak apa. Aku adalah Ayahnya. Aku yang akan menjaga bayi itu. Jangan biarkan anak itu lahir di dalam neraka yang Ibu kandungnya ciptakan,” kata Nai.

“Lucky,” balas Nok.



“Kamu tidak akan tahu. Seorang anak yang lahir dengan perkataan dari seorang Ibu yang mengatakan bahwa dia tidak menginginkannya. Bagaimana rasanya? Itu menyakitkan. Perasaan yang buruk, membuat dia tidak ingin hidup di dalam dunia ini. Orang yang lahir dengan setiap orang yang mencintainya seperti kamu, tidak akan pernah mengerti,” kata Nai dengan terluka.

Nok ingin bicara untuk menjelaskan. Tapi Nai langsung memotong perkataan Nok, dia mengatakan bahwa dia akan memberikan apapun yang Nok mau sebagai ganti bayi tersebut, tapi asalkan Nok tidak menyakiti bayi tersebut dan melahirkannya.



“Kamu ingin aku menjadi Ibu sejenis itu?” tanya Nok dengan terluka. Dan ketika melihat tatapan serius Nai, maka Nok pun mengiyakan. “Jika kamu begitu mengingingkan bayi ini. Baik. tapi kamu perlu melakukan seperti apa yang kamu janjikan pada pernikahan kita,” kata Nok.

Janji tersebut adalah Nai harus pergi tanpa apapun. Sebagai ganti untuk bayi yang Nai inginkan. Dan Nai pun setuju.



Nok masuk ke dalam kamarnya dan mulai menangis, menumpahkan semua rasa sedih dan sakitnya. Namun karena Nai telah pergi, maka Nai pun tidak mengetahui hal tersebut.


Keesokan harinya. Pada pada pagi hari. Nok seperti bermimpi buruk. Dia tampak sangat gelisah dalam tidurnya. Dan ketika dia terbangun, lalu melihat ke samping tempat tidur yang kosong. Nok tampak sangat sedih sekali sambil meraba tempat kosong disampingnya.



Ketika telah siap dan keluar dari kamar. Nok melihat Nai yang ternyata telah menyiapkan jus jeruk untuknya. Dan dengan sikap penuh perhatian, Nai memanggil Nok untuk mendekat. Lalu dia memberikan jus jeruk tersebut kepada Nok.

Dan dengan sikap kebingungan serta ragu, maka Nok pun hanya memegang gelas yang berisi jus jeruk tersebut. Lalu dia menguatkan dirinya untuk mulai bicara, tapi sayangnya di saat itu hape Nai berbunyi.



Nai mengangkat hape nya tersebut. Kemudian setelah selesai berbicara di telpon, Nai memberitahu Nok bahwa Vi datang untuk sarapan bersama. Dan dengan raut yang tampak sedih, karena tidak bisa bicara, maka Nok pun hanya mengangguk pelan.



Diruang makan. Vi menyiapkan air kelapa untuk Khae agar bayi Khai memiliki kulit yang bagus, seperti kulit Nok. Dan Khae pun berterima kasih. Lalu Vi mengingatkan agar Nok meminumnya juga, karena itu bagus untuk kulit.



Namun ketika Nok ingin meminumnya, Nai langsung melarang Nok. Dia mengatakan bahwa dia mendengar kalau wanita yang baru mengandung, beresiko keguguran jika mereka meminum itu. Dan Vi pun membalas kalau itu tidak benar.



Kemudian seperti sadar akan sesuatu, Vi pun bertanya siapa yang hamil. Dan Nai pun menjawab Nok. Lalu ketika mendengar itu, Vi serta Wat pun langsung menjadi sangat senang, karena itu adalah berita yang sangat bagus sekali.

“Jadi itu berarti kalian tidak bertengkar lagi kan?” tanya Wat dengan senanng.

“Ya. Kami saling mengerti sekarang,” jawab Nai sambil memegang tangan Nok.



Lalu dengan gembira, Vi pun mengajak setiap orang untuk bersulang. Karena dia sangat bahagia akan menjadi seorang Nenek . Dan Nok pun tersenyum sambil menatap ke arah Nai, tapi ketika Nai memalingkan wajahnya, Nok langsung tampak sedih.



Ditepi kolam berenang. Dalam perjalanan kembali kerumah kecil. Ketika melihat kesekeliling dan tidak ada orang, Nok langsung menarik tangan Nai yang berjalan di depannya. Lalu Nok menanyakan apa yang sedang Nai lakukan, kenapa Nai bersikap seperti tidak ada yang terjadi.

“Aku tidak melupakan pernjanjian kita. Tapi aku tidak ingin mengatakan itu di depan setiap orang. Karena alasan yang sama seperti kamu. Setiap orang begitu bahagia tentang anak kita… jika aku membicarakan tentang perjanjian kita, maka setiap orang tidak akan menyetujuinya," jelas Nai.



“Bagus. Kita setuju dengan ini. Jadi di depan orang lain, kita akan berpura- pura baik- baik saja. Tapi ketika tidak ada orang lain, jangan berpura- pura,” balas Nok, tidak jujur dengan perasaannya sendiri.

Saat Nok berbalik untuk pergi, Nai menarik tangan Nok. Lalu dia menjelaskan bahwa sikapnya pagi ini bukanlah pura- pura. Dan Nok pun ingin bertanya maksud Nai, tapi Nai langsung memotong perkataan Nok.



“Nok. Bisakah aku bertanya sesuatu padamu? Apa yang ingin kutanyakan… aku ingin kita menghabiskan sisa waktu kita bersama- sama dengan bahagia,” kata Nai.

“Apa?”

“Aku tahu ini memaksamu. Tapi beberapa bulan ini, kurang daripada setahun, kamu harus memaksa kan dirimu sendiri untuk menjadi baik padaku. Sebelumnya kamu tidak akan butuh melakukan apapun selama hidupmu. Aku tidak memiliki apapun untuk mengganti ini. Aku mohon padamu. Aku mohon. Terima kasih. Terima kasih, Khun Nok,” kata Nai dengan pandangan sedih.



Lalu Nok yang sama sedihnya seperti Nai. Dia memalingkan wajahnya dan menahan air matanya. Dan kemudian dengan perlahan, Nai mengangkat tangan Nok yang dipegangnya dan menciumnya.



Nok melakukan pemotretan sebagai peringatan 10 minggu kehamilannya. Dan Nai lah yang menjadi juru fotonya. Lalu karena merasa tidak nyaman, maka Nok ingin menyudahi pemotretannya. Tapi Wat dan Vi ingin Nok tetap melakukannya.

“Bahkan jika kamu 10 kali lebih besar. Kamu masih tetap cantik,” kata Nai memuji Nok.



Lalu pemotretan pun dilanjutkan. Dan Nai pun ikut berfoto bersama dengan Nok. Sedangkan Vi yang menjadi juru fotonya. Dan dengan perasaan sedih, Nok memaksakan dirinya untuk tetap tersenyum saat bertatapan dengan Nai.



Dirumah sakit. Nai menemanin Nok untuk melakukan USG. Dan dengan senang, Nok tersenyum melihat bayinya dilayar. Namun saat dia melihat Nai yang juga tampak sangat bahagia, tiba- tiba saja Nok tampak sedih.

Saat foto USG bayi mereka telah dicetak, Nai yang mengambil nya.



Usia 20 minggu. Nok dan Nai kembali melakukan pemotretan. Dan dengan perasaan sayang, Nai mencium perut  besar Nok.

17 Comments

  1. Mkasih min...semangat lanjutkan, klo lgi ga sibuk jgn smpai ada jeda ya? krna lgi mulai seru nih cerita'y.

    ReplyDelete
  2. Makasih kak udah buat sinopsisnya

    ReplyDelete
  3. kasian nok padahal nok awal nya bahagia banget lagi hamil semua gara"peny yang buat msalh sama nay dan jga nay ngapain perhatian sma khe yang di benci nom seharusnya mau Peka Don sama perasaan istrinya sebenrnya nom hatinya baik pda siapapun tpi orang" yang di sejeliling nok buat nom jadi emosi

    ReplyDelete
  4. Tks Banget sdh buatin sinopsisnya. Semangat ya... Kita2 tunggu terus. Krn makin seru ceritanya. Bikin baper nih....

    ReplyDelete
  5. Semangat y kak, saya tunggu sinopsisnya

    ReplyDelete
  6. Sedih bgt....smua terjadi karena kesalah pahaman...padahal sama2 saling mencintai 😭😭😭
    Thanks bgt ya mimin Sinopsisnya & 💪💪💪 lanjut ke part berikutnya..yg pastinya makin seru & selalu ditunggu2 Sinopsisnya 💪💪💪

    ReplyDelete
  7. Makasih kak di tunggu kelanjutannya semangattttt

    ReplyDelete
  8. 😂😂😂 baper jadix...kakak lanjut lagi ya jangan lama" nanti aku sedih terus ingat pertengkaran nok dan nai.semangat 45 kakak hehehe✌✌✌.

    ReplyDelete
  9. Kak sinopsis kleun cheewit please. Mau baca diblog sebelah tp butuh diundang dlu bru bisa baca 😦

    ReplyDelete
  10. Trimakasih.. ditunggu part selanjutnya

    ReplyDelete
  11. kak aq pengen baca sinopsisnya padirawadda, di blog ini jg tp kok gk bisa dibuka ya kak,harus diundang dulu
    tolong dibuka untuk umum donk kak biar aq bisa baca

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kak sinopsis padiwadda tidak ada di blog ini. Maaf ya kak, sepertinya kakak salah blog.

      Blog ini sama sekali tidak perlu diundang kok. Blog ini terbuka bagi siapa saja yang mau membaca.
      Nama Blog ini --> https://k-adramanov.blogspot.com/

      Delete
    2. iya mungkin aq salah blog kak , maaf ya kak
      kak bikin sinopsis padiwaradda donk kak aq penasaran banget sm ceritanya

      Delete

  12. sedih Kalo Salah paham mulu...
    cepet di lanjut ya min ..

    ReplyDelete
  13. Tetap semangat. Di tunggu terus part selanjutnya

    ReplyDelete
Previous Post Next Post