Network : Channel 3
Nenek bersama pelayan nya berjalan kaki pergi ke
kuil. Dan selama perjalanan, Nenek mengeluh tentang Nok. Dia menceritakan bahwa
Nok bilang tidak ada pergi kemanapun, tapi bagaimana bisa sekarang Nok hamil
seperti itu.
“Khun Thun, jangan bicara seperti itu di dalam
kuil,” kata si pelayan mengingatkan.
Tepat disaat itu, Nenek bertemu dengan temannya.
Dan ketika melihat garland (rangkaian bunga) di dalam keranjang temannya
tersebut, Nenek langsung bertanya dengan serius, dimana mereka membeli garland
tersebut.
Didalam mobil. Nenek diam memperhatikan Nim yang
sedang berjualan garland. Dan ketika melihatnya, Nenek tampak sangat sedih
sekali.
Flashback
Diruang tamu. Nenek mengajari Nim serta Vi cara
membuat garland. Dan melihat hasil karya Nim yang begitu cantik, Nenek pun
memuji Nim dengan senang. “Cantik seperti orang yang membuatnya,” puji Nenek.
Sementara Vi, hasil karya nya begitu tidak rapi
dan sangat berantakan. Sehingga Nenek pun mengomentarinya. Lalu dengan sikap
baik, Nim membantu Vi. Dia mengatakan bahwa itu hanya perlu diperbaiki sedikit
saja dan akan menjadi cantik.
“Sedikit?” tanya Nenek sambil tertawa.
“Aku akan memperbaikinya untuk mu ya,” kata Nim
sambil tertawa juga.
Lalu karena sudah malas, Vi pun duduk diatas sofa.
Sedangkan Nim, dengan tekun dia melanjutkan garland nya. Sambil bersandar di pangkuan Nenek. Dan dengan
sayang, Nenek mengelus kepala Nim.
Dihari yang lain. Pada malam hari. Nenek memukuli
Nim berkali- kali dengan rotan, sehingga Nim merasa sangat kesakitan sekali.
“Berapa kali aku mengingatkanmu untuk tidak
terlibat dengan pria itu? Meh tidak akan mau mencari nafkah dan mabuk- mabukan
setiap harinya! Seorang pria seperti ini tidak benar- benar mencintai mu! Jawab
aku! Darimana kamu? Pulang semalam ini, darimana kamu?!” tanya Nenek dengan
marah.
Lalu saat Nim tetap tidak menjawab, maka Nenek pun
memukulinya lagi. Dan Nenek memaksa Nim untuk menjawab.
Dihari yang lain. Pada pagi hari. Saat Nenek masuk
ke dalam kamar Nim dan membuka lemari baju milik Nim yang telah kosong. Nenek
menduga Nim telah kabur. Dan dia menjadi sangat kesal sekali. Lalu ketika Vi
menyerahkan surat yang Nim tinggalkan, Nenek langsung merobeknya.
“Anak yang kacau! Biarkan dia mati dimana pun dia
ingin pergi. Dan jangan pernah kembali!” kata Nenek dengan marah sambil
membuang surat yang telah dirobeknya.
Beberapa tahun kemudian. Saat Nim kembali ke rumah
sambil membawa Nai. Nenek langsung menyiramnya menggunakan seember air. Dan
memarahi Nim yang telah berani datang serta menunjukan wajah disini lagi.
Lalu ketika Nim berlutut memohon padanya, kemudian
langsung berlari pergi dari sana. Nenek berteriak memanggil Nim agar kembali
dengan alasan agar Nim membawa Nai bersama nya. Tapi Nim tetap berlari dan
tidak kembali.
Setelah Nai ikut berlari pergi mengejar Nim, Nenek
langsung menangis dengan sedih dan menyesal sekali.
Flashback
End
Didalam mobil. Nenek menangis melihat Nim yang
sedang membuat garland. Dan si pelayan pun bertanya apa Nenek mau turun untuk
menemui Nim. Tapi Nenek hanya diam saja.
Nim merasa heran, ketika ada seorang pria yang
menyodorkan uang besar kepadanya. Dan dengan ramah, Nim pun bertanya berapa
banyak yang ini pria tersebut beli. Lalu Pria tersebut menjawab bahwa dia mau
membeli semuanya. Dan tentu saja, Nim sangat senang sekali.
Kemudian saat Nim mau memberikan uang kembalian
kepada pria tersebut, si pria menolak. Lalu sambil menunjuk ke arah mobil
dimana Nenek berada, pria itu mengatakan,” Bosk ku memberikan itu kepada kamu.
Dia orang yang baik,” kata si pria.
“Oh. Benarkah? Mm… bagaiman bila begini? Bisakah
aku menerimanya selisihnya saja? Tolong ucapkan terima kasih kepada Bosmu ya,”
kata Nim sambil memberikan kembalian uang yang besar kepada si Pria.
Didalam mobil. Nenek masih menangis. Dan ketika
supirnya kembali, maka mereka pun melanjutkan perjalan untuk pulang. Sementara
Nim, ketika mobil tersebut berjalan menjauh, dia terus menatap mobil tersebut.
Ditempat lain. Ditaman. Nai dan Nok mengikuti
kelas yoga untuk Ibu hamil. Dan ketika mereka diharuskan berpegangan, dengan
perlahan Nai menyelipkan tangannya ke pinggang Nok. Tapi karena merasa geli,
maka Nok langsung menepis tangan Nai.
“Mengapa kamu pegang di sebelah sana? Itu geli,”
keluh Nok.
“Pose ini, kamu diharuskan berpelukan dengan kuat
satu sama lain. Dan saling melihat satu sama lain. Sangat bagus,” kata si
Instruktur mengarahkan Nai serta Nok.
Pose selanjutnya. Nok diharuskan bersandar di dada
Nai. Dan dengan raut wajah penuh kerinduan, mereka sama- sama tersenyum,
menikmati saat tersebut. Kemudian lanjut ke pose selanjutnya, dimana mereka
harus berpegangan tangan sambil menatap satu sama lain.
Setelah pelajaran selesai. Nai yang baru siap
mengobrol bersama pasangan lain, dia berjalan dengan gembira mendekati Nok yang
baru selesai bertukar pakaian. Dan Nai menunjukan sebuah alat yang baru
dibelinya dari pasangan tadi, yaitu Monitor
jantung bayi.
Kemudian Nok pun menanyakan cara kerjanya. Dan Nai
menjelaskan, pertama pakai headphones di telinga. Kedua, alat deteksi diletakan
di perut. Jadi ketika bayinya bergerak, maka mereka bisa mendengar kannya. Lalu
Nai pun ingin menaruh alat tersebut di perut Nok, tapi mungkin karena malu
sedang berada di depan umum, maka Nok pun langsung menolak.
“Sejak kapan aku bilang kamu bisa mendengarkannya?”
kata Nok.
“Oh,” balas Nai dengan bingung.
“Omong kosong. Kembalikan itu,” kata Nok. Lalu
berjalan pergi.
Pada malam hari. Dirumah kecil. Secara diam- diam,
Nai memasuki kamar tidur Nok. Dan ketika dia memastikan bahwa Nok telah
tertidur, maka Nai pun menggunakan alat tersebut untuk mendengarkan suara
gerakan bayinya di dalam kandungan Nok.
“Jantung bayiku berdetak begitu cepat,” kata Nai
dengan senang.
Lalu saat Nok bergerak dalam tidurnya, maka Nai
pun menyingkir sebentar. Dan ketika dia melihat Nok tidak tampak akan bangun,
maka Nai pun kembali mendengarkan menggunakan alat tersebut.
Keesokan harinya. Pada pagi hari. Nok menggunakan
alat Monitor jantung bayi milik Nai.
Dan sambil mendengarkan, Nok tersenyum dengan senang. Lalu di saat itu, tiba-
tiba saja Vi menelpon, jadi Nok pun mengangkatnya.
Vi menyuruh agar Nok datang ke rumah Nenek, jika
Nok tidak ada melakukan apapun hari ini. Karena Nenek hanya tiduran saja dan
tidak mau memakan apapun, bahkan Nenek juga tidak mau pergi ke dokter.
“Apa yang salah? Apa dia sakit atau karena aku?”
tanya Nok.
“Aku tidak tahu. Dia tidak menjawab, ketika aku
bertanya. Datanglah membantu Rom untuk membawa dia ke dokter,” jelas Vi. Dan
Nok pun mengiyakan.
Nok memegang tangan lemas Nenek dan menanyakan apa
itu karena dia, sehingga Nenek menjadi seperti ini. Lalu saat Nenek hanya diam,
Nok pun meminta maaf karena tidak mendengar kan Nenek dan melukai perasaan
Nenek. Dan Nok pun memberitahu Nenek tentang perjanjiannya dengan Nai.
“Luckanai berjanji untuk mengembalikan segalanya
padaku. Setelah aku melahirkan anak ini untuk nya,” jelas Nok.
“Apa maksudnya itu?” tanya Nenek dengan heran.
“Setelah aku melahirkan. Aku akan bercerai dengan
Luckannai. Aku sudah bilang padanya bahwa aku akan memberikan anak ini sebagai
gantinya. Lihat? Aku melakukan seperti yang mau bilang padaku sebelumnya,”
jelas Nok dengan nada yang terdengar sedih, namun dia berpura- pura seperti
orang yang kuat.
Dan bukannya senang mendengar itu, Nenek malah
mulai menangis. Sehingga Nok menjadi kebingungan. Dan dengan cemas, Nok
bertanya apa dia ada melakukan kesalahan dari apa yang telah Nenek ajar kan
padanya.
“Kamu tidak melakukan kesalahan apapun. Aku yang
salah. Aku orang yang salah mengajarimu. Aku mengajari kamu itu karena aku
berpikiran aku membenci Luckannai. Dan membenci Nang Nim, Ibunya. Tapi sekarang
aku tidak yakin,” kata Nenek sambil menangis dengan sedih.
Nenek merasa bersalah, tapi dia tidak bisa
memberitahu siapapun. Kemudian Nok pun meminta agar Nenek menceritakan padanya,
mana tahu dia bisa menolong. Tidak peduli betapa sulitnya, Nok berjanji bahwa
dia akan melakukan nya.
“Beberapa hari lalu. Aku melihat Nang Nim, dia
begitu kesulitan. Dia menjadi wanita penjual garland,” jelas Nenek sambil
menangis dengan sangat sedih.
Nok datang menemui Nim yang sedang berjualan. Dan
ketika melihat kedatangan Nok, Nim tampak sangat terkejut. Lalu mereka berdua pun
duduk bersama untuk berbicara.
“Dia mencari kamu kemana- mana. Dia sangat
merindukan mu,” cerita Nok.
“Aku juga merindukan Nai. Tapi Nok, tolong jangan
memberitahu Nai bahwa aku ada disini ya,” balas Nim, meminta kepada Nok.
Nok menjelaskan bahwa semuanya telah berlalu dan
menjaga Nim bukanlah beban bagi mereka, jadi mereka akan sangat senang bila Nim
mau kembali dan tinggal bersama- sama dengan mereka lagi. Tapi Nim tetap
menolak untuk kembali.
“Ini keegoisanku. Aku masih bisa mengingat jelas
hari itu. Hari aku meninggalkan Nai. Dia terluka dan menangis memanggil ku,
tapi aku meninggalkan dia. Gambaran itu tetap berada didalam hatiku, aku tidak
bisa menghapusnya. Sampai hari aku melihat dia dipernikahan, tolong biarkan aku
mengingat senyuman Nai di hari itu. Itu saja sudah baik. Dia tidak perlu
menjagaku sampai moment terakhirku. Aku mohon padamu,” kata Nim dengan sangat
sedih sambil mau menciumin tangan Nok.
“Jangan lakukan ini,” kata Nok dengan kebingungan
harus bagaimana.
“Tolong. Aku mohon. Jangan biarkan aku melihat
gambaran kecewa dan sedihnya pada moment terakhir di dalam hidupku. Aku tidak
punya tenaga untuk melarikan diri lagi,” pinta Nim.
“Aku mengerti kamu. Tapi aku juga ingin kamu untuk
mengerti aku. Jika Nai tahu, aku tidak memberitahu dia, aku melihat kamu, dia
akan menjadi marah dan tidak akan memaafkan ku pastinya,” balas Nok.
Kemudian setelah berpikir sejenak. Nok menyarankan
agar mereka tetap bertemu. Dan Nok meminta agar Nim mengizin kannya untuk
mengurus perawatan Nim. Jika Nim tidak sembuh, maka dia tidak akan memberitahu
Nai. Tapi jika Nim sembuh, Nim harus kembali bersamanya dan Nai.
Tepat disaat itu Nart datang. Dan dengan heran,
dia menanyakan kenapa Nok berada disini serta mengapa Nim tampak sedih. Lalu
tanpa menjawab, Nim menanyakan apa Nart mengenal Nok. Kemudian Nart pun
menjelaskan bahwa Nok adalah istri Bosnya. Dan mengetahui itu, Nim tampak
terkejut sekali.
“Khun Nok dan bibi Nim, apa kalian saling
mengenal?” tanya Nart. Dan dengan cemas, Nim menatap kepada Nok. Lalu seperti
mengerti, Nok menjawab bahwa dia datang untuk membeli garland, karena dia
melihat itu begitu cantik.
Kemudian Nok memberikan uang kepada Nim dan
mengambil sebuag garland. Lalu dia ingin pergi. Tapi Nart menahan Nok dan
mengucapkan selamat kepada Nok atas kehamilan Nok. Serta Nak menceritakan kalau
kini satu kantor telah mengetahuinya. Dan mendengar itu, Nim tersenyum senang
sambil memandang Nok.
Dicafe. Nok menemui Wes untuk mengetahui penyakit
Nim. Dan Wes pun menceritakan segalanya. Wes berpendapat bahwa karena Nim telah
mengabaikan perawatan selama beberapa bulan, maka Nok harus bersiap untuk yang
terburuk.
“Aku juga tahu. Tapi aku menanyai kamu tentang
perawatannya, karena aku ingin memperpanjang waktu hidupnya. Sehingga Khun Nim
akan bisa melihat Nai. Apa kamu mengerti aku? Ini bukan nya aku tidak mau
memberitahu Nai, tapi aku mengerti perasaan Khun Nim. Mungkin karena kami
berdua seorang Ibu sekarang,” jelas Nok.
“Aku mengerti. Tapi aku juga ingin kamu mengerti
dari sudut pandang seoerang anak. Khun Nai telah mencari Ibunya dalam waktu
yang lama. Dan akankah kamu membiarkan dia memilih kesempatan kapan dia masih
bisa melakukan sesuatu?” balas Wes. Dan Nok pun dia merenungkannya.
Tags:
Game Sanaeha
Lanjut min
ReplyDeleteMakasih mimin 🙏
ReplyDeleteSemamgat lanjuttt lagi... & yg pastinya selalu ditunggu2 sinopsisnya...
Aku hanya bisa bilang lanjut lagi kak hehehehe.
ReplyDeleteSaya tunggu kelanjutannya kak
ReplyDeleteMakasi kak.. Semangat ya kak
ReplyDelete
ReplyDeletelanjutin yg ep 13 yaa. gk sabar pengen baca ya kak..