Network : Channel 3
Nok meminta tolong kepada seseorang ditelpon agar
berbicara lagi dengan Nim. Kemudian karena Nai mengetuk kaca mobilnya, maka
dengan buru- buru Nok menyudahi telponnya dengan orang itu. Lalu dia pun
membuka pintu mobil.
“Hey, aku sudah bilang untuk tidak menyetir
sendirian kemanapun,” kata Nai.
“Aku hanya mengunjungin Nenekku dan membeli
beberapa barang,” balas Nok.
“Bagaimana pun itu berbahaya. Jika sesuatu terjadi
…”
“Hey. Aku hanya hamil. Jangan membuatku marah.”
Lalu Nai pun membantu Nok untuk mengangkat barang
belanjaan Nok yang berada dibelakang mobil. Dan ketika Nai melihat garland yang
dibeli Nok, dia tersenyum seperti mengingat sesuatu. Dan Nok memperhatikan itu.
Dirumah. Dengan penuh rasa sayang, Nim memeluk
kain yang diberikan oleh Nai. Dia memakai kain tersebut dan memeluknya dengan
penuh kerinduan. Dan ketika mengetuk pintu rumahnya, Nim pun segera menlap air
matanya.
Nart datang sambil membawakan makanan untuk Nim.
Dan dengan heran, Nim menanyakan apa yang membawa Nart datang untuk makan
bersamanya. Kemudian tanpa berbasa- basi, Nart menanyakan kenapa Nim kabur dari
rumah. Dan Nim pun menjadi kaget, karena ternyata Nart telah mengetahui
semuanya.
“Ya. Apa kamu tahu betapa khawatir nya setiap
orang? Khususnya, Khun Nok. Pikirkan lah. Kamu adalah seseorang yang
membesarkan dia ketika dia kecil. Dan kamu tidak membiarkan dia untuk menjagamu
ketika kamu sakit. Dan melarikan diri seperti ini. Kamu pantas dipukul,” kata
Nart memukul pelan Nim.
Mendengar itu, Nim menjadi lega. Karena awal nya,
Nim mengira bahwa Nart telah mengetahui semuanya. Tapi ternyata tidak. Dan kemudian
Nim pun menanyakan bagaimana Nart bisa mengetahui itu.
“Barusan dia menelponku dan menceritakan padaku
bahwa kamu bilang padanya untuk tidak memberitahu aku. Tapi besok jangan keras
kepala,” kata Nart. Lalu Nart menjelaskan jika besok Nim tidak keras kepala,
maka Nim bisa memegang bayi di dalam kandungan Nok.
Lalu mendengar itu, Nim tampak sangat senang
sekali.
Nai meletekan garland yang dibeli oleh Nok. Lalu
dia berdoa agar bayinya sehat dan mereka bisa segera menemukan Ibunya, sehingga
mereka bisa memberitahukan kabar baik ini kepada Ibunya. Karena Ibunya pasti
akan sangat senang mendengar tentang cucunya.
Dan dari jauh, Nok mendengarkan semua itu.
Dirumah sakit. Nok mengambil tangan Nim dan
meletakannya di perutnya. “Cucumu. Kamu akan segera menjadi Nenek. Apakah kamu
bahagia?” tanya Nok sambil tersenyum kepada Nim yang tampak sangat senang.
“Aku memberitahu Nart untuk merahasiakan ini dari
Nai. Aku bilang Nai tidak akan setuju, aku datang dan pergi ke rumah sakit.
Karena Nai mengkhawatirkan tentang bayinya,” jelas Nok.
“Terima kasih, sayang,” balas Nim.
“Aku melakukan segala yang kamu minta. Jadi kamu
harus melakukan seperti yang ku minta dengan baik. Tolong jangan melarikan diri
lagi,” pinta Nok.
“Ya. Aku tidak akan melarikan diri lagi,” janji
Nim.
Tepat disaat itu, Wes datang dan dia
mempersilahkan agar Nim mengikutinya. Namun Nok tampak heran, dia menanyakan
bagaimana bisa Wes berada disini, kepadahal ini adalah hari off Wes. Dan Wes
pun menjelaskan bahwa dia datang karena Nok.
Lalu saat Wes mengatakan bahwa dia harus cepat,
karena dia harus pergi ke suatu tempat. Maka Nok pun menggoda Wes yang tampak seperti ingin bertemu seorang wanita.
“Jangan lupa untuk membawa dia dan mengenalkannya
padaku,” kata Nok. Dan Wes membalas dengan tersenyum.
Ditempat panjat tebing. Wes melalukan olahraga
panjang tebing bersama dengan Vi. Dan ketika tanpa sengaja, Vi hampir terjatuh,
Wes pun langsung ikut turun dan dia menanyakan apa ada yang terluka.
“Tidak ada. Ini tidak sakit. Aku kuat,” kata Vi
sambil mengangkat tangannya, namun tiba- tiba dia merasa sakit dan meringis.
“Jika kamu terluka, hanya bilang kamu terluka,”
kata Wes. Lalu dia membantu Vi.
Disaat itu, seorang wanita mendekati mereka. Dia
mengajak Vi untuk ikut keruang perawatan, tapi Vi menolak. Dan Wes pun meminta
es untuk mengompres Vi.
“Tapi…” kata si wanita tersebut.
“Tidak apa. Dia seorang dokter. Percayai dia,”
jelas Vi.
“Baiklah. Bagusnya punya pacar seorang dokter,”
kata si wanita tersebut.
“Um! Dia bukan pacarku. Aku lebih tua daripada
dia,” balas Vi, menyangkal.
“Berapa umurmu? Kamu masih terlihat cantik. Pria
muda akhir- akhir ini suka wanita yang lebih tua. Benarkan?”
“Bisakah kamu mengambilkan beberapa es?” balas Wes
dengan tegas.
Kemudian saat wanita tersebut pergi, Wes segera
membantu Vi. Dan dengan canggung, Vi membiarkan Wes untuk membantunya.
Vi menghubungin Wat dan menanyakan pendapat Wat
sebagai orang yang pengalaman dengan yang lebih mudah. Dan Wat pun menggoda Vi
yang terdengar mencurigakan. Lalu karena Wes datang, maka Vi langsung mematikan
sambungan telponnya dengan Wat.
Kemudian saat makanan mereka tiba, Wes malah
mengambil steak pesanannya. Dan hal itu membuat Vi menjadi heran. Namun alasan
Wes mengambilnya adalah karena dia mau memotongkan steak tersebut untuk Vi,
karena lengan Vi masih sakit.
Melihat sikap perhatian dan baik dari Wes membuat
Vi tersenyum- senyum sendiri. Namun ketika sadar, Vi langsung berpura- pura
bersikap biasa saja.
Ketika Wat sedang chat bersama seseorang, Khae
datang dan mengomentari Wat. Lalu Wat pun mengatakan bahwa dia bukan hanya
ngechat saja, tapi dia sudah banyak membuat perubahan. Kemudian Wat pun
berdiri.
Dan dengan segera, Khae ingin membantu, tapi Wat
menolak. Lalu dengan perlahan, Wat berjalan masuk ke dalam kamar. Dan hal itu
membuat Khae merasa heran. Namun tidak lama setelah itu, Wat keluar dari dalam
kamar tanpa memakai tongkat lagi sambil membawa sebuket bunga yang indah untuk
Khae. Dan melihat itu Khae pun tersenyum senang.
“Sejak kapan kamu bisa berjalan? Aku tidak tahu,”
kata Khae.
“Aku sudah bilang padamu, sebelum anak kita lahir,
aku akan berlari,” balas Wat.
“Bagus. Jadi kamu bisa kembali bekerja setelah
bayi ini lahir. Menghasilkan susu untuk bayinya.”
“Setelah bayi kita lahir, aku akan mengundurkan
diri.”
“Tapi kamu sudah sembuh sekarang.”
“Karena aku telah sembuh dan merasa kuatlah. Aku
ignin menggunakan waktu yang ada dengan kamu dan bayi kita. Mendapatkan luka,
membuatku berpikir, setumpuk uang tidak bisa membeli kebahagian tanpa kamu,”
jelas Wat. Dan dia ingin membiarkan genarasi kedua yang mengambil alih
perusahaan.
“Kalau begitu, bisakah kita berkeliling ke seluruh
dunia?” tanya Khae. Dan Wat setuju. Kemudian mereka saling bergandengan tangan.
Ditoko musik. Nai memilih beberapa CD, yaitu musik
Beethoven dan Mozart. Lalu Nai menanyakan pendapat Nok, tapi karena sedang
sibuk nge chat dengan seseorang, maka Nok pun tidak memperhatikan Nai.
Kemudian saat tersadar bahwa ada yang bertanya,
maka Nok pun baru memperhatikan Nai. Dan Nai bertanya ulang.
“Oi, apapun yang kamu suka pilih saja itu. Mengapa
bertanya padaku,” kata Nok sambil fokus kembali dengan hapenya.
“Aku membelinya untuk bayi itu. Ini bisa membantu pengembangan
otak dan emosi nya,” balas Nai, menjelaskan.
“Terserah. Tapi jika itu bisa membantu, maka itu
bagus. Jadi bayinya tidak akan menjadi menjengkelkan seperti Ayahnya ini,”
balas Nok.
Kemudian Nai pun menjadi kesal, karena Nok terus
fokus bermain hape saja. Dan Nok pun menjadi heran, siapa yang hamil. Lalu saat
Nok ingin menyusuli Nai, dia mendapatkan balasan chat dari Nart.
Dia
muntah- muntah segalannya yang dia makan.
Dan
mengetahui itu, Nok menjadi cemas.
Dirumah.
Nim mulai muntah- muntah. Dan dengan segera, Nart pun membantu Nim. Nart
meminta agar Nim menahannya sedikit, karena ini adalah efek samping dari kemo.
Dan Nim membalas bahwa dia akan menahannya.
“Ini
mungkin akan memperpanjang hidupku. Jadi aku bisa melihat bayi di dalam
kandungan Khun Nok. Itu begitu bagus,” kata Nim.
“Bukan
hanya itu, tapi kamu juga akan bisa melihat dia masuk ke sekolah,” balas Nart.
“Terima
kasih ya,” balas Nim. Kemudian dia kembali muntah lagi.
Nok
merawat Nenek yang sudah lebih baikan. Dan Nenek membalas bahwa itu karena dia
tidak memiliki apapun yang harus dikhawatirkan lagi. Lalu Nenek mengucapkan
terima kasih banyak kepada Nok.
“Dokter
bilang kemo nya akan menyakitkan pertama kalinya. Pusing, muntah, dan mual.
Tapi hasih positifnya, dia bisa hidup beberapa tahun lagi,” kata Nok
menjelaskan kondisi Nim.
“Berapa
tahun? Tidak peduli berapa lama, itu tidak cukup untuk orang yang kita rindukan
beberapa tahun ini. Dan berapa lama kamu tidak akan memberitahu Luckannai?”
tanya Nenek.
“Kamu
orang kedua yang menanyakan itu. Aku ingin memberitahu Nai, ketika pertama kali
aku melihat Khun Nim. Tapi aku takut, jika aku memaksa Khun Nim sekarang. Itu
akan membuat dia melarikan diri lagi,” balas Nok.
Menurut
Nok, karena kini Nim telah mau mengikuti perawatan. Mungkin segera dia akan
memberitahu Nai.
Diruang
makan. Nok menyingkirkan sayuran brokoli yang ada dipiringnya. Dan Nai pun
mengomentari Nok. Lalu dengan kesal, Nok mengatakan bahwa dia bosan makan itu
terus. Sarapan, makan siang, makan malam, Nai terus membuatnya memakan itu.
“Bagaimana
jika aku makan terlalu banyak dan bayinya lahir dengan tiga tangan? Huh?” kata
Nok dengan sembarangan dan tanpa berpikir. Lalu dengan kesal, Nai pun permisi
dan pergi.
Melihat
semua tatapan orang diruang makan, Nok pun bertanya siapa yang salah. Dan
mereka menunjuk Nok. Kemudian Phai mengingatkan Nok yang telah berbicara
terlalu kasar kepada Nai. Dan Nok pun tidak terima, lalu mengomel.
“Aku
pikir dia mendapatkan gejala hamil dari Istrinya,” jelas Wat.
“Dia?”
tanya Nok tidak percaya.
“Ini
begitu manis. Satu sama lain mendapatkan gejala hamil,” goda Aff, Aey. Dan Nok
tersenyum senang mendengar nya. Karena ternyata Nai juga merasakan perasaan
moody nya.
“Lalu
apa yang harus aku lakukan?” tanya Nok.
“Anggap
dia orang hamil lainnya. Manjakan dia sedikit,” jelas Wat. Dan Nok tersenyum
senang.
Malam
hari. Saat masuk ke dalam rumah kecil, Nai mendengar musik piano yang sangat
besar. Dan ternyata yang membuka musik itu adalah Nok.
“Aku
meminjamnya dari Ayahku. Dia punya banyak. Mengapa kamu tidak minta saja sih?”
kata Nok berpura- pura cuek.
“Sebenarnya,
kamu tidak perlu memainkannya sekeras ini,” balas Nai.
“Mm…
aku mendengar lagu ini untuk membantu perkembangan emosinya,” balas Nok.
Melihat
itu, Nai pun tersenyum, karena kini dia merasa lebih baik. Lalu Nai pergi
keluar. Dan kembali dengan membawa headphones. Kemudian Nai menaruh headphones
tersebut di perut Nok. Sehingga bayi mereka bisa mendengarkannya.
“Dia
mungkin masih disana sekarang, tapi sebulan atau dua bulan. Dia akan menari,”
jelas Nai. Dan Nok tersenyum.
“Siapa
yang menari dengan lagu klasik. Kamu sendiri yang bicara,” balas Nok.
“Khun
Nok. Bisakah aku berbicara kepada bayinya? Aku ingin bayinya mengenali
suaraku,” pinta Nai. Dan Nok menyetujuinya.
Lalu
Nai pun mendekat dan mencium perut Nok. Dan karena terkejut, Nok bertanya
mengapa Nai mencium perutnya. Lalu Nai pun menjelaskan bahwa begitulah cara nya
berbicara. Dan Nok pun tidak mau mengizinkan Nai lagi.
“Tolong.
Hanya satu kalimat saja,” kata Nai.
“Satu
kalimat ya?” balas Nok. Dan mengizinkan Nai untuk bicara pada bayi diperutnya.
“Aku
mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku
mencintaimu,” kata Nai terus mengulangin kata yang sama.
“Hey.
Satu kalimat yang panjang,” kata Nok menghentikan Nai.
“Sedikit
lagi.”
“Cukup.
Cukup,” kata Nok. Namun dia mengizinkan Nai melakukannya lagi.
Tiba-
tiba saja, Nok mengingat perkataan Wes padanya. Serta perkataan Nenek padanya.
Kapan Nok akan memberitahukan tentang Nim kepada Nai. Dan mengingat itu, Nok
menjadi tampak sedih.
Pagi
hari. Nart datang mengantarkan sarapan untuk Nim dan menjelaskan bahwa jam 11
Nok akan menjemput Nim untuk melakukan kemo yang kedua. Lalu Nart mengingatkan
agar Nim tidak lupa memberitahu dokter bahwa dia merasa pusing dan muntah.
“Baiklah.
Terima kasih,” kata Nim.
“Dan
jangan pergi menjual garland ya. Kamu tidak diam- diam membuatnya kan?” tanya
Nart dengan curiga. Dan dengan canggung, Nim tersenyum.
Lalu
karena buru- buru ada rapat, maka Nart pun pamit untuk pergi atau Nai akan
marah, karena kini tampaknya Nai mengalami gejala orang hamil, yaitu suka moody.
Dan
setelah Nart pergi. Nim membuka kain yang menutupi garland- garland buatannya.
“Apa
yang kamu bilang?” tanya Nai, saat Nok menelponnya.
“Mengapa
kamu membesarkan suara mu? Aku hanya bilang, dokter mengubah jadwal chekup nya
hari ini. Itu saja,” jawab Nok sambil mengambil makanan dikulkas.
“Tapi
aku tidak bebas hari ini. Mengapa kamu tidak menolaknya?”
“Aku
dengar mereka akan mengecek aku, bukan kamu,” balas Nok.
“Aku
ingin pergi juga. Jika mereka melakukan ultrasound hari ini, aku akan marah
pada kamu dan dokter.”
“Ada
apa denganmu? Wajah bayinya tetap sama, tidak peduli berapa banyak
ultrasound dilakukan.”
“Itu
tidak sama. Terakhir kali, bayinya membesar beberapa cm. Kita mungkin bahkan
bisa tahu, apa bayinya laki- laki atau perempuan kali ini,” balas Nai.
“Kemudian.
Aku akan minta fotonya untukmu. Bahagia kan?”
“Tidak.
Itu tidak sama.”
“Itu
saja yang bisa ku lakukan. Aku malas bicara padamu,” balas Nok. Lalu mematikan
sambungan telpon dengan Nai.
“Aku
minta maaf. Tapi aku membawa seseorang untuk melihat bayi ini untukmu. Jika dia
melihat bayi kita, dia akan mengubah pikirannya dan menemui kamu pastinya. Aku
akan melakukan ini untukmu,” gumam Nok.
Nim
berjalan menurunin tangga sambil membawa garland. Namun karena tiba- tiba saja
dia merasa pusing, maka tanpa sengaja, Nim pun terjatuh dari atas tangga.
Tags:
Game Sanaeha
Thanks... lanjut terus yaaa😙😙
ReplyDeleteLanjut terus ya
ReplyDeleteMakasih min
ReplyDeleteKeren 2part sekaligus...
ReplyDeleteMakasih mimin sinopsisnya 🙏
💪💪💪 buat episode selanjutnya ..
Mantab min lanjuttt yaa semangattt
ReplyDeleteSeruu...makasih kakak udah lanjutin sinopsisnya.tapi,,,kalau boleh jangan kelamaan ya kak lanjutinnya heheheee✌✌✌
ReplyDelete😍😍😍
ReplyDelete👍👍👍👍👍
ReplyDeleteTrimakasih, lanjutkannya kak
ReplyDeleteBaik kali kak.. Makasi ya kk..semangat
ReplyDeletetambah seru ceritanya.. . makasih kak
ReplyDeletekak bikin sinopsisnya padiwaradda donk
Iya dong bikin sinopsis paddiwaradda ..aku baca di blog sono blm selesai udah gk bisa di buka link nya
DeleteTambah seru ceritanya, jangan lama lama membuat kelanjutannya ya kak
ReplyDeleteTerimakasih skl. Sdh lanjutin sinopsisnya..., Pokoknya tambah seru ceritanya.... Ditunggu part selanjutnya... Tetap semangat ya...
ReplyDelete👍👍👍
ReplyDeleteKalo boleh tau tayangnya di acara TV apa iya
ReplyDelete