Network : Channel 3
Saat akan turun dari tangga, tiba- tiba saja Nim
merasa sangat pusing. Sehinga dia pun bertopang di pegangan anak tangga. Namun
karena tidak kuat lagi, melawan rasa pusingnya, maka Nim pun terjatuh dari
tangga bersama dengan semua barang jualannya.
Dikantor. Nart meminta izin kepada Nai untuk
pulang lebih awal, karena tanpa sengaja dia membawa ID milik pembantunya. Dan
hari ini pembantunya tersebut ingin pergi checkup ke rumah sakit, maka dari itu
pembantunya membutuhkan ID tersebut. Jadi Nart ingin mengantarkan ID tersebut.
Dan Nai menyetujui Nart untuk pulang lebih awal,
asalkan Nart kembali tepat waktu pada saat rapat jam 11.
Lalu selagi mengobrol dan membuka pintu, tanpa
sengaja ID milik Nim terjatuh. Dan ketika melihat ID tersebut, Nai menjadi
sangat terkejut. Sementara Nart menjadi panik, karena dia telah berjanji kepada
Nok untuk merahasiakan hal tersebut.
“Jangan marah kepada Khun Nok ya. Dia khawatir
kepada bibi Nim. Dan dia takut, kamu akan khawatir tentang nya juga. Jadi dia
tidak memberitahu mu,” kata Nart yang masih salah paham tentang siapa Nim yang
sebenarnya.
“Khun Nok mengetahui tentang ini?” balas Nai
dengan pandangan serius.
Nenek ditemanin oleh pelayannya, mereka mengunjungin
tempat biasa Nim berjualan, tapi anehnya sampai siang Nim belum juga datang dan
berjualan. Lalu si pelayan pun berpikiran, bisa jadi Nim sedang beristirahat,
makanya dia tidak berjualan hari ini.
Namun menurut, Nenek itu tidak mungkin. Kemudian
dia menyuruh si pelayan untuk berkeliling, mana tau ada orang yang tahu. Dan
tepat ketika si pelayan pergi, Nenek melihat sebuah mobil ambulans lewat.
“Khun Thun,” panggil Nim.
“Mae Nim,” kata Nenek dengan nada lega.
Nim menanyakan mengapa Nenek berada disini dan apa
Nok yang memberitahu Nenek. Lalu Nenek menjawab bahwa bukan Nok lah yang
memberitahunya, tapi dia yang memberitahu Nok. Karena dia ingin bertemu dengan
Nim, tapi dia terlalu pengecut untuk menemui Nim, jadi dia menyuruh Nok untuk
datang.
“Jika aku tahu ini. Aku akan pergi memberitahu
anakmu daripada Nok,” kata Nenek.
“Khun Thun.”
Nenek menasihatkan agar Nim berhenti keras kepala
dan membiarkan Nai untuk menjaga nya. Lalu Nenek mengatakan bahwa dia tidak
peduli anak Nok dan Nai tersebut laki- laki atau perempuan, karena dia telah
mempersiapkan sebuah nama untuk anak tersebut.
Dan mendengar itu, Nim menjadi terharu, karena itu
tampak seperti Nenek telah memaafkan nya dan anaknya.
“Jika aku tidak memaafkan, mengapa aku datang
kesini? Sekarang kita tidak memiliki kemarahan atau kebencian satu sama lain.
Aku lebih marah pada diriku sendiri yang mengusirmu 20 tahun lalu. Jika aku
memaafkan mu saat itu, maka kamu tidak akan perlu seperti ini,” kata Nenek
sambil menangis.
Mendengar itu, Nim menjadi sangat senang dan dia
menjatuhkan barang jualan yang dipegangnya. Lalu Nim mendekati Nenek dan
berterima kasih kepada Nenek yang telah memaafkannya sebelum dia mati.
Dan mendengar itu, Nenek langsung menegur Nim,
karena telah berkata hal buruk mengenai kematian. “Bagaimana bisa kamu mati
sebelum aku? Pergilah perawatan dan sembuhlah. Biarkan anak mu menjaga mu dan
kembali padaku. Kembali dan bayarlah aku yang telah membesarkan mu seperti
seorang anak. Janji padaku, Nim. Janji kamu akan sembuh,” kata Nenek.
Kemudian mereka berdua pun saling berpelukan
dengan penuh kerinduan. Namun tiba- tiba saja Nenek merasa aneh, ketika tanpa
sengaja dia melihat tangannya yang memegang Nim penuh dengan darah, dia menjadi
sangat terkejut sekali.
Namun ketika dia bertanya kepada Nim apa yang
terjadi. Ternyata Nim yang berada di dalam pelukannya telah tidak sadarkan diri
lagi. Dan karena tidak kuat menahan Nim, maka Nim dan Nenek pun sama- sama
terjatuh.
Lalu dengan panik, Nenek berteriak memanggil
bantuan. “Tolong! Seseorang tolong! Seseorang tolong anak ku! “ kata Nenek
sambil menangis.
Nok datang ke tempat Nim untuk menjemput Nim. Tapi
anehnya, walau Nok terus mengetuk dan berteriak, namun tidak ada jawaban.
Sehingga dia pun berniat untuk menelpon Nim. Dan tepat disaat itu, Nai datang.
“Mengapa kamu menyembunyikan ini dari ku, Khun
Nok?” tanya Nai dengan raut marah.
“Nai,” gumam Nok dengan terkejut.
“Kamu masih tidak cukup balas dendam padaku? Jadi
kamu menggunakan cara ini? Kamu tahu berapa lama aku mencari Ibuku,” kata Nai,
marah.
“Ini bukan apa yang kamu pikirkan.”
“Tidak? Kemudian mengapa kamu tidak memberitahuku?
Terakhir kali, bayi itu. Kali ini, Ibuku. Kamu marah padaku dan membenciku dan
memblok ku dari keluarga mu, tidak cukupkah itu? Kamu malah masih memblokku
dari keluargaku sendiri? Kamu ingin aku menjadi sendirian di dunia ini baru
kamu senang, Khun Nok?” tanya Nai dengan marah, tanpa memberikan waktu kepada
Nok untuk menjelaskan.
Pas disaat itu, seorang anak perempuan datang. Dan
dia memberitahu kepada Nart yang dikenalnya sering datang berkunjung bahwa
barusan Nim dibawa menggunakan ambulans. Lalu mendengar itu, mereka semua pun
menjadi terkejut.
Dirumah sakit. Setelah dokter bicara padanya,
Nenek mulai menangis. Dan ketika Nai datang, Nenek langsung membuka lengannya
dan menyuruh Nai untuk datang kepadanya, karena dia akan membawa Nai untuk
menemui Nim. Karena saat ini, Nim sedang menunggu Nai.
Lalu dengan heran, Nai menatap Nenek yang bersikap
aneh. Dan saat dia melihat bekas darah di tangan Nenek, dia pun tampak seperti
mengerti.
Nai masuk ke dalam kamar perawatan Nim. Disana Nim
sedang dalam kondisi tidak sadarkan diri. Dan dengan sikap kuat, Nai berbicara
kepada Ibunya.
“Jika kamu mendengarku, bisakah kamu bangun? Aku
disini untuk melihat kamu sekarang. Kita akan bersama- sama sekarang, mom. Aku
punya seorang bayi, mom,” kata Nai di dekat Nim.
Lalu saat Nim masih saja tidak membuka matannya,
Nai pun memeluk Nim dan menangis di samping Nim.
Setiap orang yang melihat itu dari luar kamar,
mereka juga tampak sangat sedih sekali. Dan Vi pun menyarankan agar Nok masuk
ke dalam serta menemani Nai. Tapi Nok ragu dan tidak berani untuk masuk, karena
apa yang telah dilakukannya.
Saat malam telah sangat larut. Vi mengajak Nok
untuk pulang dengannya, tapi Nok menolak, karena dia tidak ingin ketika Nai
keluar dan tidak melihat siapapun. Dan mendengar itu, Vi pun mengerti, lalu dia
memberitahu jika nanti Nok ingin pulang, maka Nok bisa menghubunginnya. Karena
dalam kondisi seperti ini, Vi khawatir bila Nok menyetir sendirian.
“Aku khawatir dan Ayahmu juga khawatir,” kata Vi
dengan sedih, saat Nok hanya diam saja. Kemudian setelah itu, Vi pun pergi
meninggalkan Nok.
Wes mengikuti Vi yang baru saja keluar dari dalam
rumah sakit. Lalu ketika dia melihat Vi menangis, dia berdiri diam dibelakang
Vi. Dan ketika menyadari Wes berada dibelakangnya, Vi pun menjadi terkejut dan
dengan segera dia menlap air matanya.
“Aku cepat- cepat datang setelah aku menggantikan
pakaian ku,” jelas Wes. Tapi Vi tampak tidak terlalu memperhatikan nya dan
sibuk mencari sesuatu di dalam tas. Jadi melihat itu, maka Wes pun bertanya apa
yang Vi cari.
“Kunci mobilku. Aku tidak tahu dimana aku
meninggalkannya. Aku kira ini pasti nyelip,” jelas Vi.
“Kamu tidak akan menemukannya. Karena kamu tidak
membawa mobilmu. Orang yang mengantar mu adalah aku,” kata Wes mengingatkan.
“Benar. Kelihatannya aku menjadi pelupa. Aku perlu
mengeceknya,” balas Vi.
Wes lalu membahas tentang Vi tampak yang menangis.
Dan dengan segera, Vi langsung menyangkali hal tersebut. Namun tidak lama
setelah menyangkali hal itu, Vi mulai menangis. Lalu dengan sikap penuh
perhatian, Wes menyentuh bahu Vi untuk menenangkannya.
“Aku sudah bilang, kamu tidak perlu bersikap cool
setiap waktu. Jika itu sakit, maka katakan itu sakit. Jika kamu sedih, maka
katakan. Jadi kamu tidak akan menangis sendirian lagi,” kata Wes dengan
pengertian.
“Aku merasa
bersalah dengan Nai. Dia baru saja bertemu dengan Ibunya. Tapi mengapa seperti
ini? Dan Nok juga, sesuatu sebesar ini, mengapa dia tidak memberitahu Nai?
Mereka tidak akan berpisah karena masalah ini, kan? Mereka akan masih saling
mencintai, kan? Anak ku tidak akan gagal di dalam hubungan seperti aku, kan? Ya
kan Wes? Ya kan?” kata Vi sambil menagis tersedu- sedu.
Tanpa bisa mengatakan apapun, Wes pun hanya bisa
diam. Dia mengambil sapu tangannya dan menlap air mata Vi.
Nai mulai hampir tertidur, tapi dengan sekuat
tenaga dia menahan dirinya agar tetap terjaga. Kemudian pas disaat dia menutup
matanya, dia merasakan tangan Nim yang memegangnya. Jadi dengan segera Nai pun
bangun dan menyentuh tangan Nim.
“Kamu bangun,” kata Nai sambil tersenyum kepada
Nim. Lalu dengan sayang dia mencium tangan Nim. “Aku sangat merindukan mu.”
“Aku juga merindukan mu. Aku merindukan mu setiap
hari. Setiap bernafas. Aku minta maaf telah meninggalkanmu,” kata Nim dengan
lemah.
“Tidak, mom. Tidak. Jangan bicara seperti ini
lagi. Kita telah bertemu sekarang. Disana begitu banyak yang bisa kita
bicarakan,” balas Nai dengan nada lembut.
“Cerita ku? Cerita ku tidak menarik,” balas Nim.
“Tapi aku ingin mendengar nya. Tidak peduli apa
itu, aku ingin mendengarnya. Tidak peduli berapa lama. Aku akan mendengarkan.”
Dengan penuh sayang, Nim mengulurkan tangannya dan
memegang pipi Nai. Kemudian setelah itu dia melihat kearah pintu. Dan melihat
itu, Nai pun bertanya. Lalu Nim mrenjawab, dia menanyakan dimana Nok berada.
Dan mendengar pertanyaan itu, ekspresi Nai langsung menjadi sedih.
“Dia mungkin ada diluar. Kamu ingin menemui nya?”
tanya Nai.
“Bisakah kamu memanggil dia untukku?”
Nok masuk ke dalam ruangan dan menemui Nim. Lalu
dengan segera dia meminta maaf kepada Nim sambil menangis. Dan dengan sikap
lembut, Nim meminta agar Nok tidak perlu meminta maaf dan menangis, karena ini
bukan kesalahan Nok.
“Aku yang salah. Jika aku menunggu mu di dalam
kamar, ini tidak akan terjadi. Jadi jangan menangis ya, sayang,” kata Nim
sambil memegang pipi Nok.
Lalu setelah itu, Nim memandang sesaat ke arah
Nai. Dan kemudian dia meminta agar Nok mau melakukan sesuatu untuknya, yaitu
sesuatu yang tidak bisa dilakukannya lagi didalam hidup ini.
“Jangan bicara seperti itu. Kamu akan sembuh. Dan
tinggal untuk melihat cucu mu,” kata Nok.
“Nai. Nai, sayang,” panggil Nim. Jadi Nai pun
mendekat.
“Nai. Bisakah kamu tersenyum untukku? Tolong,”
pinta Nim. Dan Nai pun tersenyum. Lalu melihat itu, Nim memuji senyum Nai yang
sangat indah sekali. Kemudian dia mengambil tangan Nai dan meletakannya diatas
tangan Nok.
“Ini adalah senyum paling indah di dalam hidupku.
Aku mempercayai kamu untuk membuatnya tetap tersenyum selamanya. Bisakah kamu?”
tanya Nim kepada Nok.
“Aku berjanji,” balas Nok.
“Terima kasih, sayang. Terima kasih,” kata Nim
dengan sangat lemah sekali. Kemudian dia memanggil nama Nai. “Nai.”
“Ya, mom,” jawab Nai dengan cepat.
“Bisakah aku beristirahat?” tanya Nim sambil
menyentuh pipi Nai.
“Ya. Ya, mom,” jawab Nai sambil tersenyum dan
berusahan menahan kesedihannya.
“Terima kasih, sayang. Aku mencintai my.”
“Aku juga mencintaimu.”
Kemudian setelah itu, sambil tersenyum bahagia.
Nim menutup matanya untuk selama- lamanya. Dan dengan pelan. Nai membisikan
ditelinga Nim bahwa dia mencintai Nim. Lalu Nai pun mulai menangis. Dan melihat
itu, Nok pun memegangin Nai.
Diacara pemakaman. Semua orang tampak sangat
bersedih. Apalagi Nai, dia yang paling tampak sangat sedih. Nai berdiri diam di
depan peti Nim yang telah di tutup. Lalu setelah agak lama melihat itu, Nenek
pun mendekati Nai. Dan dengan sikap tegar, Nai berusaha untuk tampak baik- baik
saja di hadapan Nenek.
“Ketika Ibumu melarikan diri. Aku membuang semua
miliknya. Semua yang tertinggal adalah foto ini. Aku tidak pernah menyangka
bahwa ini akan digunakan dalam waktu seperti ini,” kata Nenek dengan nada penuh
penyesalan.
“Terima kasih untuk tidak membuang itu,” balas
Nai. Lalu sambil memandang foto Nim dimasa muda, Nai mengatakan bahwa foto ini
sangat cantik. Persis seperti Ibu di dalam ingatannya.
“Jika ada apapun hal buruk yang telah
diperbuatnya, sebagai anaknya, aku memohon pengampunan mu,” kata Nai sambil
melipat tangan dan menundukan kepalanya dengan sopan di hadapan Nenek.
“Aku minta maaf. Dan aku juga minta kamu untuk
memaafkan. Aku melakukan banyak hal padamu, tapi apa kamu tahu, kamu
mengajariku untuk mengetahui bahwa dendam tidak bermanfaat, khususnya dengan
orang yang saling menyanyangin. Aku mengetahui tentang pernjanjian mu dengan
Nok mengenai bayi itu. Apa kamu yakin, kamu benar- benar ingin menjadi seperti
itu?” kata Nenek. Dan Nai hanya diam saja.
“Nai. Waktu tidak pernah menunggu siapapun. Apapun
yang kamu cintai, kamu perlu untuk melindunginya sekarang. Jangan menjadi seperti
Ibumu dan aku,” lanjut Nenek memberikan nasihat kepada Nai. Kemudian dia mulai
menandis sambil menatap foto Nim.
Diluar. Nok mengobrol dengan Wes. Nok menyalahkan
dirinya sendiri, karena andai saja dia mengikuti saran Wes untuk memberitahu
Nai, maka sekarang Nai pasti ada dengan Ibunya. Dan Nai bisa melakukan banyak
hal yang diinginkannya untuk Nim. Bukannya berpisah seperti sekarang.
Dan Wes pun meminta agar Nok tidak menyalahkan
diri sendiri, karena tidak ada yang menduga bahwa ini akan terjadi. Lalu dengan
perhatian, Wes menlap air mata Nok dengan sapu tangannya.
“Aku juga berpikiran untuk menyalahkan diriku
sendiri. Ketika aku meninggalkan mu di malam di acara Full Moon,” kata Wes
bercerita untuk menyemangati Nok.
“Tidak apa sekarang. Aku sudah melupakannya,”
balas Nok.
“Tapi aku tidak lupa. Dan disana banyak alasan
yang membuatku menyalahkan diriku sendiri berulang kali. Khususnya ketika
seseorang menyelingkuhin ku. Jika aku tidak meninggalkan mu pada malam itu, aku
tidak akan diputuskan seperti itu,” jelas Wes.
“P’Wes.”
“Aku tidak ingin berdrama terlalu banyak. Tapi aku
hanya memberi diriku sebagai contoh. Dalam waktu sulit, masih ada kebaikan.
Seperti adik kecilku yang bertemu dengan seseorang yang lebih baik dariku.
Tetap kuat ya. Dari sekarang hanya akan ada hal bagus yang datang,” kata Wes.
Dan Nok pun tersenyum, lalu menggunakan sapu
tangan dari Wes. Nok menlap air matanya. Dan dari jauh Nai tampak cemburu saat
melihat kedekatan antara Nai dan Wes. Namun tanpa melakukan apapun, dia
berjalan pergi begitu saja.
Dari dalam ruangan. Vi menatap ke arah Nok dan Wes
yang tampak sangat akrab. Dan melihat itu, Wat pun berkomentar bahwa Nok dan
Wes tampak baik.
“Mengapa? Kamu akan mengubah pikiranmu untuk
memberi anak mu pada dia?” tanya Vi.
“Nok sudah menikah. Semua yang tinggal adalah
mantan Istriku. Bisakah aku memberinya kepada dia langsung?” balas Wat.
“Gila. Apa yang kamu katakan?” balas Vi dengan
kesal.
Dan sambil tertawa kecil, Wat menanyakan kenapa Vi
malah marah. Lalu Vi menjawab bahwa Wes adalah anak dari teman baiknya, jadi
hubungannya dengan Wes tidak sama seperti hubungan Nok dan Wes.
Nok berjalan ke arah parkiran dan melihat ke sekeliling, tapi dia tidak melihat
dimana mobil Nai berada. Kemudian Nok mengingat saat Nai marah kepadanya, ketika
mereka bertemu di depan kamar Nim. Dan lalu ketika dirumah sakit, saat Nok
memegang tangan Nai, dengan segera Nai menarik tangannya darinya.
Dengan sikap melamun, Nok pun berjalan ke arah
mobilnya sendiri. Lalu tanpa sengaja, Nok tersandung dan hampir saja akan
jatuh. Tapi untungnya, Nai menahannya, sehingga dia tidak terjatuh.
“Mm… aku kira kamu sudah pergi. Aku tidak melihat
mobilmu,” kata Nok dengan sikap sedikit canggung.
“Aku punya seseorang yang membawa itu pulang.
Mari, aku akan mengatar mu pulang. Aku tidak ingin kamu menyetir sendirian,”
kata Nai. Dan mendengar itu, Nok tampak senang sekali.
Lalu karena
Nok hanya diam saja, Nai pun meminta kunci mobil Nok. Dan melihat sikap Nai
yang walaup baik, tapi tampak sediki berjarak, Nok pun menjadi sedikit sedih.
Nai membuka kan pintu mobil dan mempersilahkan Nok
untuk masuk ke dalam, tanpa melihat ke arah Nok. Bahkan saat memasangkan sabuk
pengaman, Nai sama sekali tidak melihat ke arah wajah Nok. Melainkan dia cuma
memegangin sebentar perut Nok. Setelah itu Nai masuk ke kursi pengemudi.
Dan
melihat itu, Nok meneteskan air matanya.
Tags:
Game Sanaeha
😭😭😭😭 pertemuan untuk yg terakhir kali....
ReplyDeleteEpisode2 yg bakal menguras air mata...,thanks ya min buat sinopsisnya and ditunggu part selanjutnya 💪💪💪
Smngt
ReplyDeleteMakasi banayak kak.. Semangat kak.
ReplyDeleteTerimakasih kkak
ReplyDeletemakasih kak... makin penasaran sama kelanjutannya
ReplyDeletekak bikin sinopsisnya padiwaradda donk 🙏
ReplyDeleteNyesek banged bacanya min.... Lanjut lagi ah biar ga penasaran n kebawa mimpi yah trims
ReplyDelete😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭 nyesek banget...eps" akhir paling baper...lanjut lagi kak aku udah sabar pengen liat nok saat ingin bertemu bayix.
ReplyDeleteSuka skali dg drama yg 1 ini...di tggu klnjutan nya.sy mau request por pla lai...sy jg suka...Tp g tau cr di mn.thanks
ReplyDeletemeskipun udh nonton dramanya ampe abis di youtube tpi ttp suka baca sinopnya. kdg krg ngeh juga saking cepetnya subnya ilang.... pokoknya smangat epi 13 14 menguras air mata bener.....
ReplyDeleteSemangat ya kak
ReplyDeleteSinopsis paddiwaradda jg dong..😊😊😊
ReplyDeleteiya kak bikin sinopsis padiwaradda jg 😊... please 🙏🙏
DeleteTks banget sdh dilanjutin lg... Pingin cepet 2 episode 14... Pokoknya bikin baper deh ni serial... Tetap semangat ya tuk lanjut ke part selanjutnya...
ReplyDeleteCpet diupdate y min eps slnjutnya...bapeeeer bnget klo sehari blom nnton rasanya ada yg kurang dch..palagi eps2 trakhir yg akhirnya khun nok g bisa jauh dr khunnai..gemeees sch liatny
ReplyDeleteMin please sinopsis part selanjut nya sampe tamat, sumpah penasaran... makaasii mimin yg baik hati
ReplyDeleteBlm ngepost kelanjutannya yah min??,,aduuhh bkin baper niihh penasaran banget sama kelanjutannya,,
ReplyDeleteLanjut donk sist
ReplyDeleteKami 2 sll menunggu kelanjutannya.... Tetap semangat
ReplyDelete..
Iyha ni kita tunggu kelanjutannya
ReplyDeleteAyo dong kak lanjut lgi udh beberapa hri blm ngPost nih, semangatttt kak 2 episode lgi, klo udh slesai bkin sinopsis rak nakara dong ya kak,
ReplyDeletedi tunggu kelanjutannya kak.... jangan lama2
ReplyDeleteAyo kak d tunggu kelanjutannya,jadi g sabar nih
ReplyDeleteTiap HR rajin buka blog ini. Nungguin sinopsis selanjutnya. Tetap semangat ya... Kami tunggu terus
ReplyDeleteSehari sampai 10kali buka blog ini penasaran tunggu kelanjutan nya
ReplyDelete....Di tunggu Ya! Terima kasih
Untuk kesekian kalinya buka blog ini 😅 ayo kak..kami selalu menunggu .. SEMANGAT
ReplyDeletelanjut min..
ReplyDeleteDitunggu bgt lanjutannya kak, smoga secepatnya 🙏
ReplyDeleteKelanjutannya donk kak,,,
ReplyDeleteLanjutin dong min tinggal 2 episode lg kok dlama lamain sih
ReplyDeleteLanjutkan min....
ReplyDeleteSemangat....💪
Min dilanjutin dong cerita nya
ReplyDeleteYa ka cept dong sinopsin nya ting 2 eps gi yg menguras air mata
ReplyDeleteDitunggu banget nii lanjutannyaa...
ReplyDeleteAyooo kaaaakkk
ReplyDelete..
Penasaran niihhh.. 😢😢😢😢😢
Lamjutin dong kak . Jgn lupa buat sinopsis ran nakara yah
ReplyDeleteIya kak pasti dilanjutkan.
DeleteDan maaf ya kak, tolong kalau mau rekomendasikan lakorn yang mau di buat sinopsis nya jangan gunakan kata: 'lupa'. Saya baca nya, terkesan kita sudah janji gitu mau buat sinopsis ran nakara. Padahal, kita nya baru pertama kali baca judul lakorn tersebut.
Kalau ada yang rekomendasikan lakorn,kami selalu cari sinopsis garis besar ceritanya, dan kalau menarik, kami akan coba tonton. Kalau lakorn nya sesuai dengan selera kami, kami tuliskan sinopsis nya.
Kami tulis sinopsis yang kami suka mbak, biar nulis nya bisa enjoy. Terimakasih.
Makasih banyak untuk semuanya yang udah mau ke sini dan baca 🙏
ReplyDeleteSinopsis nya akan di usahakan update secepat mungkin. Harap di maklumi, yang nulis juga kerja di dunia nyata, dan sekarang sedang sibuk banget mendekati akhir tahun. Menulis sinopsis ini, dilakukan di sela sela waktu luang yang ada. Kadang siap kerja, kita jg nggak bisa langsung nulis, karena hang out sama teman teman.
Terimakasih karena sudah mau baca ya 😊🙏
Pokoknya kita tunggu deh sinopsis 2 episode terakhir serial game sanaeha ini.... walau agak lama yg penting ada. Mungkin Setelah hang out dan tugas kantor kelar tentunya. Nanti pasti lebih fresh dan enjoy lg buat sinopsis.... Tetap semangat... kami sll menunggu...
Delete