Sinopsis Lakorn : Trabab See Chompo (Pink Sin)
Episode 01 – 2
Images : Channel 3
Peat masuk ke dalam rumah sakit, tetapi dia
bingung kemana ayahnya pergi? Menemui pasien? Dokter? Atau apa?
Dan Kiew berjalan melewatinya. Mereka tidak
saling menyadari kalau saling melewati.
Khun Nai bicara berdua dengan ibu Kiew (Khun Boonnisa
/ Sa). Khun Nai memberitahu kalau selama ini dia memerintahkan Tee untuk mengawasi
Khun Sa dan Kiew, dan sekarang, dia akan menjaga Khun Sa dan Kiew.
“Dan ada satu lagi yang Tee laporkan padaku. Kau
sakit keras.”
“Kau tahu?”
“Tapi aku juga tidak tahu bagaimana ke
depannya. Dapatkan kau mengizinkanku menjagamu untuk seterusnya?”
Khun Sa terdiam sesaat dan menjawab tidak. Dia
bisa mengurus dirinya sendiri. Khun Nai tidak menyerah, dia berusaha merayu
Khun Sa agar membiarkannya menjaganya. Khun Sa tetap berkeras dan meminta Khun
Nai agar mengabaikan semua perkataan Kiew tadi dan biarkan dia tinggal bersama
dengan Kiew berdua seperti biasanya. Khun Nai menolak.
“Aku mohon, Sa. Tinggallah di rumahku. Biarkan
aku menjagamu dan Kiew. Aku berjanji, jika kau setuju, tidak peduli bagaimana
kondisimu, aku akan melakukan segalanya. Aku tidak akan memohon, segalanya akan
berdasarkan keputusanmu,” ujar Khun Nai sambil menggenggam tangan Khun Sa.
Khun Sa menarik tangannya dari genggaman Khun
Nai. Dan Khun Nai terus meminta Khun Sa memikirkan tawarannya, pikirkan juga
Kiew. Dan hal itu membuat Khun Sa jadi galau dengan keputusannya.
Khun Nai sudah selesai bicara dengan Khun Sa,
dan berjumpa dengan Kiew yang baru selesai belanja kopi dan hendak kembali ke
kamar Khun Sa. Khun Nai pamit untuk pulang, dan Kiew meminta Khun Nai untuk
datang lagi.
“Aku senang berjumpa dengan Anda. Aku merasa
seperti bertemu dengan ayahku.”
“Aku juga senang dapat berjumpa denganmu. Aku
hanya punya seorang putra ceroboh, dan dapat bertemu dengan putri yang manis
sepertimu sangat menyenangkan.”
“Biar ku tebak, putra Anda pasti pembuat
masalah,” tawa Kiew.
“Benar. Pembuat masalah besar,” tawa Khun Nai.
“Dia seumuran denganmu. Dan kau akan segera berjumpa dengannya.”
Dan usai berbincang, Khun Nai dan Tee hendak
pergi. Tetapi, Kiew memanggilnya dan memberikan mereka kopi yang telah di
belinya.
Peat masih berkeliling rumah sakit menjadi
ayahnya and Tee. Dan pas sekali, dia berjumpa dengan ayahnya yang mau keluar
dari pintu rumah sakit. Khun Nai jelas heran melihat putranya di rumah sakit,
dan bertanya untuk apa Peat kemari? Apa dia terluka?
“Eh. Aku mengunjungi teman,” bohong Peat. “Dan
untuk apa Ayah ke sini?”
“Aku mengunjungi teman.”
“Siapa?”
“Kau tidak perlu tahu.”
Khun Nai kemudian mengajak Peat untuk pulang bersama
dengannya, tetapi Peat menolak, dia akan pulang sendiri. Khun Nai tidak memaksa
dan langsung pulang.
--
Esok hari,
Peat sedang bermain basket bersama teman-temannya
di lapangan. Dan Kiew serta Pa lewat di dekat sana, sambil Kiew curhat mengenai
ibunya yang masuk rumah sakit. Lagi asyik-asyiknya curhat, kepala Kiew malah
terkena lemparan bola basket yang di lempar oleh Peat. Kali ini, Pa yang emosi,
dia mengambil bola itu dan memarahi Peat.
Peat malah dengan cueknya meminta kembali bola
itu. Pa bertanya pendapat Kiew, apa mau di kembalikan? Kiew ternyata menyuruh
Pa untuk mengembalikan bola itu, karena mungkin saja Peat tidak sengaja. Peat jelas
heran melihat Kiew yang tidak melawan balik.
Peat malah menggoda Kiew dengan bertanya, apa
hari ini kau tidak membawa mulutmu? Kiew dengan sedikit ketus menjawab, “Aku
bawa. Tapi aku tidak mau bicara,” dan setelah itu dia langsung pergi. Membuat Peat
sedikit heran.
Pa masih ada di sana dan mengomeli Peat dan
teman-temannya yang sepertinya baru belajar main basket.
“Setiap orang pasti pernah berbuat salah,”
jawab Katha, teman Peat (sepertinya itu namanya, lihat di mydramalist). “Apa kau
tidak pernah berbuat salah seumur hidupmu?”
“Salah atau sengaja?”
“Ooohh. Untuk apa sengaja?”
“Ya, mungkin ingin bicara dengan gadis muda
tapi tidak berani!” sindir Pa. “Jadi pakai cara kuno seperti ini.”
“Muda? Hey, tante, kau terlalu banyak baca
manga Jepang ya? Siapa yang mau bicara dengan ‘gadis Chinese’ sepertimu!”
Dan Pa dengan Katha malah bertengkar. Peat langsung
menarik Katha untuk lanjut bermain basket. Dan Pa mengejar Kiew yang sudah
pergi jauh. (Tapi, daritadi si Kris – teman Peat – ini merhatikan Pa lho).
--
Khun Nai menjenguk Khun Sa lagi. Dokter juga
ada di sana dan menanyakan keputusan Khun Sa. Khun Sa tampak pesimis, karena
sebanyak apapun dia melakukan pengobatan, waktu hidupnya juga tidak akan bertambah.
Khun Nai meminta Khun Sa untuk tidak terlalu pesimis. Dan Khun Sa meminta
dokter memberikannya waktu untuk berpikir. Dokter mengerti dan keluar dari
ruang rawat Khun Sa.
Dan Khun Nai kembali meminta Khun Sa
memikirkan tawarannya kemarin. Tinggal bersamanya.
“Kau harus memikirkan Kiew. Tolong jangan
mengira aku menghancurkan harapanmu, Sa. Tapi, jika sesuatu terjadi padamu, kau
ingin Kiew sendirian di dunia ini? Tolong beri aku kesempatan Sa. Kau dan
putrimu tinggallah di rumahku. Ini agar ada kepastian, jika sesuatu terjadi,
Kiew akan punya hidup yang baik. Dia akan punya orang yang menjaganya selain
kamu.”
“Putriku akan punya hidup baik? Dia tidak akan
sendirian sepertiku, kan?” tanya Khun Sa memastikan dengan suara bergetar.
Khun Nai duduk di samping tempat tidurnya, dan
memastikan hal itu. Dia akan menjaga dan selalu berada di sisi Kiew selamanya. Khun
Sa menangis mendengarnya.
--
Peat dkk makan di kantin, dan kebetulan sekali
mereka duduk tidak jauh dari Kiew dan Pa. Peat tampak melirik terus menerus ke arah
meja Kiew dan Pa, dan Katha menyadari hal itu. Dia bertanya apa Peat ingin
duduk bersama Kiew? Peat gugup dan membantah hal itu. Katha dengan tenang
menyuruh Peat untuk tidak berbohong, dia tahu siapa yang Peat lihat. Peat masih
terus membantah.
“Mulut mu tidak sejalan dengan hatimu!” ujar
Katha.
“Jika Chaya tahu, kau pasti akan terkena
masalah Peat!” ingati Kris.
“Masalah? Mengapa?”
“Karena kau sengaja mencari masalah dengan
wanita itu (Kiew) karena kau tertarik padanya.”
“Hey! Orang sepertimu tidak akan tertarik pada
wanita seperti itu. Aku mencari masalah dengannya, karena dia merusak motorku.”
Tetapi, Kris malah mengejek Peat yang tidak
jantan karena mencari masalah hanya karena alasan tersebut. Peat jadi kesal dan
menyuruh Kris untuk tutup mulut saja. Mereka hampir bertengkar, kalau Katha
tidak melerai dan menyuruh mereka untuk lanjut makan saja.
--
Khun Sa masih memikirkan tawaran Khun Nai. Dan
setelah memikirkannya cukup lama, Khun Sa akhirnya bicara dengan Kiew. Pertama,
dia memberitahu kalau dia sudah boleh keluar dari rumah sakit besok. Dan Kiew
jelas senang mendengarnya.
“Ada hal lain yang ingin Ibu bicarakan padamu,
Kiew,” ujar Khun Sa.
--
Esok hari,
Kiew duduk sendirian di bangku penonton lapangan
kampus. Pas sekali, Peat lewat dan melihatnya. Dia dengan sengaja berjalan di
depan Kiew, tetapi tidak ada respon, padahal dia berjalan bolak balik.
Dan karena itu, dia melempar bola basket yang
di bawanya ke arah Kiew. Dan itu membuat Kiew terperanjat dari lamunannya.
“Apa rohmu sudah pergi dari tubuhmu?”
“Kau lagi. Ada apa lagi?” kesal Kiew.
“Lempar bolanya balik padaku.”
Kiew malas bertengkar, jadi dia lempar balik
bolanya pada Peat. Tetapi, Peat melemparnya lagi pada Kiew dan menyuruh Kiew lempar
balik padanya. Lama kelamaan Kiew jadi kesal dan menyuruh Peat ambil sendiri
saja. Peat tertawa melihatnya.
“Apa yang kau mau sih?”
“Tidak ada. Aku hanya ingin mencari teman
bermain. Tapi kemampuanmu sangat buruk. Aku tidak yakin kalau kau mampu
melempar bola ke dalam ring atau tidak.”
Kiew jadi merasa tertantang mendengarnya. Dia mencoba
melempar bola itu ke dalam ring, tetapi tidak masuk. Peat memberitahunya kalau
cara memegang bolanya salah. Dan karena itu, dia akna mengajari Kiew cara memegang
bola yang benar. Setelah Kiew mahir, mereka bisa bertanding.
Dan dimulailah pengajaran basket oleh Peat
kepada Kiew. Mereka tampak sangat bersenang-senang.
Dan Chaya serta Kris melihat mereka berdua. Chaya
tampak marah dan cemburu melihat Peat yang dekat dengan wanita lain. Dan anehnya,
Kris tersenyum menatap Chaya.
--
Pembantu Peat (Taeng) sedang sibuk ngepel
lantai. Dan Peat pulang dengan gembira, hingga berjalan terburu-buru dan
terpeleset. Peang langsung panik dan memohon ampun agar tidak di potong
gajinya.
“Ya udah. Cuma masalah kecil aja kok,” jawab
Peat dan tersenyum.
Taeng sampai kaget melihat senyum Peat,
apalagi Peat tidak marah dan langsung naik ke atas. Dia sampai nampar pipinya
sendiri untuk membuktikan kalau dia tidak bermimpi.
Peat masuk ke kamarnya dengan senyum terkembang.
Dia memainkan bola basket yang ada di kamarnya dan mengingat saat dia mengajari
Kiew bermain basket. Dia benar-benar bahagia.
Di tempat lain, Kiew juga tersenyum senang
mengingat Peat. Mereka masih terus senyum-senyum sendiri hingga malam.
--
Esok hari,
Peat baru pulang dari bermain basket. Tetapi,
dia malah melihat ayahnya bersama Taeng
berdiri di depan rumah. Dan tidak lama, sebuah mobil putih berhenti di depan
rumah mereka. Dari dalam mobil itu, keluarkan Khun Sa bersama dengan Kiew.
Peat jelas terkejut melihat Kiew.
“Peat,” pangiil Khun Nai. “Kau tiba tepat waktu.
Sini.”
Dan Kiew baru melihat Peat. Dia juga terkejut.
“Ini Khun Sa. Dan ini Nu’Kiew, putri Khun Sa,”
perkenalkan Khun Nai. “Dan ini, Peat, putraku.”
Peat masih bingung dan bertambah bingung
sekaligus marah melihat Khun Nai menggenggam tangan Khun Sa.
“Untuk apa mereka kemari?”
“Khun Sa akan tinggal di sini sebagai istriku.
Dan Nu’Kiew, dia akan menjadi adikmu.”
Peat kaget hingga dia menjatuhkan bola
basketnya. Dia menatap marah pada Khun Sa dan Kiew. Dan Kiew menghindari
tatapannya.
BERSAMBUNG
Tags:
Pink Sin
Ini yg jdi kiew tu yg main di you are me..yg jdi siriya bukan sihh???
ReplyDeleteIya...
DeleteSemangaaaaat
ReplyDeleteSelalu dutunggu kelanjutannya kakak
ReplyDeleteSelalu dutunggu kelanjutannya kakak
ReplyDeletelanjut...donkk kakkk
ReplyDeletelanjut...donkk kakkk
ReplyDeleteLanjut dong kakk tmbah pnasaran nich
ReplyDeleteBagus ceritanya....kami tunggu part selanjutnya
ReplyDeleteNice, lanjut min semangat 😊
ReplyDeleteLanjut lagi kakk
ReplyDeleteLanjut dong gue nonton dari epesode 1 sampe 16 nggak tau apa yang mereka omongin cuman ikut sedih + lucunya doang😂😂
ReplyDeleteAku nyari kok TDK ketemu sama link nya...kasi tahu dong, biar bisa nonton jg...tks sebelum nya
DeleteNonton di daily motion tapi engsub, kalo di youtube mah cuma ada yg bahasa thailand
DeleteLanjut , jgn lama2 please. Dah nnton tp Krn g ad subtitle nya jd penasaran bgt
ReplyDeleteDitunggubpart lanjutannya... Semangat
ReplyDeleteDi youtube cuma sampe episode 16 . Penasaran banget sumpah... lanjut sampe selese min.. plissssss..
ReplyDeleteSiiipp lanjut smpe slese...jng lmaa2 dong. Makasih
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMakasihh zaa...di yautube cuma liat bahasa bibir aja..semangatt
ReplyDeletekasih yg sub indo donk kak penasaran nihhh pengn liatt
ReplyDelete