Sinopsis Lakorn : Trabab See Chompo (Pink Sin)
Episode 03 – 2
Images : Channel 3
Taeng membersihkan lantai yang ketumpahan kue
tart tersebut. Kiew melihatnya dan meminta tolong sesuatu pada Taeng. Dia meminta
nomor Peat. Peat yang mendapat telepon dari nomor tidak di kenal, tidak mau
mengangkatnya.
Kesal karena Peat tidak mau angkat telepon,
Kiew mengirim pesan padanya : Jika kau pria,
angkat teleponku. Kiew.
Peat kesal membaca pesan tersebut. Dan saat Kiew menelpon, Peat langsung mengangkat dan menjauh dari teman-temannya. Kiew berkata kalau pembicaraan mereka tadi belum selesai. Tapi, bagi Peat sudah selesai. Kiew terus bilang belum, jadi Peat menyuruh Kiew untuk keluar dan bicara dengannya, tidak lewat telepon.
“Maka kau kembali ke rumah dan bicara di rumah,”
jawab Kiew.
“Pengecut. Atau kau tidak berani? Tidak masalah
jika kita tidak bicara. Itu bukan urusanku.”
Dan karena di tantang seperti itu,Kiew setuju
untuk keluar menemui Peat. Dia bertanya dimana Peat sekarang? Peat tersenyum.
Usai berteleponan dengan Kiew, Peat langsung pamit pulang sama teman-temannya. Semua jelas heran, mau kemana dia? Chaya bahkan hendak mengejar Peat, tetapi Kris menahannya. Mungkin Peat sedang ingin sendirian. Dan dengan kesal Chaya kembali duduk di bangkunya.
--
Kiew menemui Peat di tempat yang di tentukannya.
Peat sudah menunggunya sambil duduk di atas motornya dan memberikan helm pada Kiew.
Kiew meminta agar mereka bicara saja di situ, tetapi Peat tidak mau dan
menyuruh Kiew untuk naik. Di sini terlalu ramai. Jika Kiew tidak mau ikut, maka
tidak usah bicara.
Peat membawa Kiew ke tempat yang sangat jauh,
dan dia juga mengebut. Kiew tentu takut dan meminta Peat untuk lebih pelan,
tetapi Peat mengabaikannya. Jadi, Kiew hanya bisa memeluk pinggang Peat lebih erat.
--
Khun Sa pergi ke kamar Kiew, tetapi kamar itu
kosong. Khun Sa jelas heran, kemana Kiew pergi tanpa memberitahunya?
--
Peat membawa Kiew ke tempat terpencil. Kiew jelas
takut. Dan Peat menyuruh Kiew untuk bicara sekarang. Kiew meminta agar mereka
bicara di tempat lain. Peat menolak, di sini tidak ribut jadi katakan apapun yang
ingin Kiew katakan padanya.
“Berhenti mengganggu ibuku,” pinta Kiew.
“Aku juga tidak ingin mengganggu. Kau tidak
perlu menyuruhku.”
“Maksudku… aku dan ibuku, tidak akan bisa
meninggalkan rumah Phromphithak. Tapi, aku janji tidak akan mengganggumu. Dan kalau
ibuku sudah sembuh, aku dan ibuku akan segera pindah dari rumahmu.”
“Lalu, bagaimana jika aku memohon? Apa bisa?”
Peat menatapnya. Dan dia dengan sinis, siapa
yang menyuruh Kiew untuk meminta hal ini, datang dan memohon padanya? Apa ibu
Kiew? Setelah merebut ayahnya, apa ibu Kiew menyuruh Kiew untuk merayunya juga?
Kiew jelas marah. Dan Peat malah menyebut
kalau Kiew cepat kali berubah, padahal tadi bicara dengan manis. Atau apa yang
di katakannya benar? Kiew masih berusaha sabar, tetapi Peat terus ngotot dengan
pemikirannya.
“Aku tidak mau bicara lagi,” ujar Peat dan
memakai helmnya. “Aku mau pulang. Dan kau, cari cara mu sendiri untuk pulang,”
lanjut Peat dan meninggalkan Kiew di sana sendirian.
Peat mengebut. Pikirannya kacau. Sepertinya,
dia benar-benar mengira kalau Kiew masih terus berbohong padanya.
Peat seperti tersadar, berbalik menuju tempat
Kiew. Dia sepertinya merasa bersalah telah meninggalkan Kiew di tempat sepi
seperti itu.
Kiew kesal karena di tinggal dan bertekad akan membalas Peat nanti. Dia mengeluarkan ponselnya untuk menelpon, tetapi baterai ponselnya malah habis. Kiew jadi tambah panik. Sementara itu, Khun Sa menelpon Kiew, tetapi tidak bisa tersambung.
Peat mencari Kiew. Dia menoleh ke kiri dan
kanan. Tetapi Kiew tidak terlihat. Peat jadi ikutan panik juga.
Kiew berlari seolah ada yang mengejarnya. Dan sebuah cahaya terang menyinarinya. Helm yang di pegangnya sampai terjatuh.
Peat kaget melihat yang ada di depannya, dan
menekan rem dengan kuat. Tapi, itu karena tanda perbaikan jalan.
Khun Nai bertanya pada Khun Sa, apa Kiew masih
belum bisa di hubungi? Khun Sa membenarkan, dan hal ini membuatnya sangat
cemas. Khun Nai langsung memanggil Taeng, dan bertanya apa dia ada melihat Kiew
tadi?
Khun Nai langsung khawatir dan merasa ada yang
tidak beres.
Peat tidak bisa menemukan Kiew. Dia menelpon
ke ponsel Kiew, tetapi tidak tersambung. Dan yang menelponnya, malah Khun Nai.
--
Khun Nai menenangkan Khun Sa, dia akan pergi
mencari Kiew. Khun Sa minta ikut, dia merasa khawatir pada Kiew. Dan tidak
lama, Taeng berteriak karena Kiew sudah pulang. Kiew masuk dan langsung memeluk
Khun Sa sambil menangis. Khun Sa jelas heran dan bertanya apa yang terjadi?
Terdengar suara motor, dan Taeng langsung keluar. Khun Nai tampak sangat amat marah. Dan benar, yang pulang adalah Peat?
“Apa Khun Kiew-mu belum pulang?” tanyanya
dengan panik.
“Err.. itu…”
“Ai-PEAT,” Khun Nai keluar. “Kenapa kau
melakukan hal jahat seperti ini?” dan plak!!! Dia menampar Peat.
“Kenapa kau menamparku?”
“Masih berani tanya?! Kau membawa Nu’Kiew dan
meninggalkannya di tempat sepi seperti itu. Jika sesuatu terjadi, apa yang akan
kau lakukan?”
Kiew keluar bersama dengan Khun Sa. Peat sebenarnya
lega melihat Kiew yang pulang dengan selamat, tetapi bukannya mengungkapkan hal
itu, dia malah balik marah pada Khun Nai yang membuat kehebohan padahal ‘putri’nya
pulang dengan normal.
“Kau tidak menyesal?! Apa yang kau lakukan itu
sangat jahat. Putra kejam!”
“Ya. Aku jahat! Aku kejam! Tampar saja aku! Tampar!
Tampar! Dia tidak terluka sama sekali, tapi kau bertingkah seolah dia mati.”
“Jika kau marah dan benci padaku, aku tidak
akan menyalahkanmu jika kau melakukan sesuatu padaku. Atau jika kau ingin hidupku,
akan ku berikan!” marah Khun Sa. “Tapi, jika kau menyentuh Kiew, menyakiti
Kiew, aku tidak akan membiarkannya!!!”
“Lalu kau mau apa? Kau punya kemampuan apa? Lakukan
yang ingin kau lakukan padaku. Lakukan!” tantang Peat.
Khun Nai langsung melarang Peat bersikap
kelewatan. Dan karena situasi yang kacau, Khun Sa tiba-tiba saja pingsan. Semua
panik. Kiew menangis dan Khun Nai langsung membawa Khun Sa ke rumah sakit.
Plak!!! Kiew menampar Peat (isshhh… si Peat
ini harus di tampar berapa kali sih biar bisa sadar!) “Hanya pingsan?! Bagaimana
bisa kau berkata seperti itu?! Aku sudah bilang padamu kalau ibuku sakit keras.
Kau tidak pernah percaya. Jika sesuatu terjadi pada ibuku, aku akan melihatmu
dengan dendam seumur hidupku!”
Peat terkejut. Sepertinya, dia mulai menyadari
situasi.
--
Dokter keluar dari ruang UGD dan memberitahu
kondisi Khun Sa.
Dan Peat ternyata datang ke rumah sakit dan diam-diam mengintip. Dia tampak shock menyadari kalau Kiew selama ini benar. Dia menemui dokter yang merawat Khun Sa, dan memperkenalkan diri sebagai keluarga Khun Sa. Dia bertanya penyakit Khun Sa. Dan dokter memberitahu kalau kanker tulang Khun Sa sudah menyebar ke limpa dan organ lainnya.
Peat lunglai. Dia teringat kemarahan Kiew
sebelumnya. Dia menyesal. Benar-benar menyesal telah membuat Khun Sa dalam
keadaan seperti ini.
Khun Sa masih belum sadarkan diri dan masuk ke
dalam ruang steril. Kiew dan Khun Nai melihatnya dari luar. Kiew menangis
melihat keadaan ibunya. Kiew bahkan tidak mau pulang walaupun Khun Nai sudah
membujuk karena jam jenguk sudah habis.
Peat di rumah, memandangi sapu tangan Kiew. Itu
sapu tangan yang di buangnya ke tong sampah, sepertinya di pungut lagi sama
dia. Dia teringat saat Kiew menangis melihat kondisi ibunya.
--
Kiew masih menunggu Khun Sa. Khun Nai hanya
bisa melihat dari luar. Dan sepertinya hasil pemeriksaan Khun Sa tidak begitu
baik, karena wajah dokter terlihat muram. Kiew bertanya apa kata dokter? khun Nai
memberitahu kalau dokter bilang kondisi Khun Sa masih sama, mereka harus
menunggu hingga Khun Sa sadar dulu, baru bisa di periksa. Khun Nai kemudian
meminta Kiew untuk pulang dan masalah Peat, dia yang akan mengurusnya. Kiew masih
tidak mau pulang, tetapi Khun Nai membujuknya.
Peat ternyata datang ke rumah sakit. Saat Kiew
dan Khun Nai sudah pergi, Peat baru mendekat ke ruang rawat Khun Sa. Dia melihat
dari luar kaca. Dia teringat kemarahan Khun Sa sebelumnya.
Dan sejak hari itu, Kiew selalu menghindari Peat. Peat juga rutin ke rumah sakit melihat Khun Sa. Dia selalu berhati-hati, agar Kiew tidak tahu kalau dia datang menjenguk Khun Sa.
BERSAMBUNG
Tags:
Pink Sin
Sinopsis lanjutannya dong...tq
ReplyDeleteDitunggu lanjutannya, smoga scepatnya min hehe
ReplyDeleteD tnggu lnjutanya min...
ReplyDeleteTambah seru ceritanya.... Tks
ReplyDeletemasih menunggu lanjutanya..
ReplyDeleteDitunggu kelanjutannya min
ReplyDeleteGa sabar nunggu lanjutan nya..
ReplyDeleteLanjut.
ReplyDeleteSeruuuuu crtanya...lnjut dong😂😂😂😂😂
ReplyDeleteLanjuuut dong..jng lama2.tq
ReplyDeleteLanjut donk sukaak bnget...
ReplyDeleteLanjut dong min...
ReplyDeleteSemoga mimin selalu sehat, dan semangat tuk melanjutkan cerita nya...💪
kelanjutanya mana nich kakak.... tolong jangan lama2 ya
ReplyDeletemin buatin juga dong subtitle indonesia nya di drama nya , biar bisa nonton juga hehe
ReplyDeletemau sih buat sub untuk lakorn-lakorn yang belum ada sub indo-nya. Tapi mohon maaf, tidak bisa. Karena waktu nggak memungkinkan. Untuk buat sub 1 episode itu butuh waktu berjam-jam. Dan aku nggak sanggup. Buat sinopsis saja aku masih keteteran. Belum lagi kerjaan di real life, maklumlah masih kerja sama orang demi sesuap nasi :) hehe k.
DeleteLanjut dong min penasaran ni sama lanjutan ceritanya
ReplyDeleteTeman-teman, sinopsis nya di lanjut minggu depan ya. Soalnya minggu ini mau fokus selesaikan sinopsis Khun Mae Suam Roy. Biar nggak terlalu banyak hutang sinopsis. hehe k.
ReplyDeleteThank u banyak ya udah mau mampir dan tinggalkan komentar. Semua komentar di baca satu-satu, cuma nggak bisa balas satu-satu :D
Tetap semangat ya kak....
ReplyDeleteTlng,,,dilanjutin...🙏🙏🙏
ReplyDeleteMin tolong lanjutannya min. Aku galau bacanyaaaa 😪
ReplyDeleteSll ngeliat belum ada😭😭 semoga sll sehat dan di tungguu...
ReplyDeletesinopsis episode 4 mana..tambah penasaran...
ReplyDeletelanjutannya dong min
ReplyDeleteKapan lankutnya nih min?
ReplyDeleteLanjut dong min,, penasaran banget nih please
ReplyDelete