Dibioskop. Selagi menunggu untuk membeli tiket,
Wes tiba- tiba mendapatkan telpon dari rumah sakit. Jadi karena itu, maka dia
pun pamit kepada Vi yang menunggu bersama nya. Dia mengatakan bahwa rumah sakit
menelpon dan mengabarkan ada sebuah kasus darurat, jadi dia harus pergi.
“Oh. Cepat dan pergi lah. Hidup lebih penting
daripada sebuah tiket. Aku akan memberitahu Ibumu,” kata Vi, mengizinkan Wes
untuk pergi.
Ketika Pat kembali dari kamar mandi, Vi
memberitahunya. Dan Vi mengatakan bahwa sepertinya mereka tidak perlu menonton
dulu, karena Wes sangat ingin menonton film itu, jadi jika mereka menonton
duluan, maka Wes tidak akan punya teman nonton nantinya.
“Siapa yang bilang Wes ingin menonton ini? Anakku
itu tidak suka horror,” kata Pat.
“Oh. Kemudian mengapa dia mengajak ku?” balas Vi
dengan heran.
“Dia bilang, kamu ingin menonton ini. Terkadang
aku bertanya- tanya, jika dia anak ku atau kamu. Karena dia begitu memanja kan
kamu,” balas Pat.
“Ayo cepat dan pergi,” balas Vi dengan wajah malu-
malu.
Dirumah sakit. Nok menanyakan apa bayi dikandungan
nya baik- baik saja. Dan Wes menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan,
bayi Nok baik- baik saja, karena perut Nok tidak sakit dan Nok tidak berdarah.
Namun yang jadi masalah adalah siku Nok. Wes
menyarankan agar sesampainya dirumah, Nok segera mengompresnya atau itu akan
menhijau.
Tepat disaat itu, Nai datang. Dia berada
dieskalator dan melihat Nok serta Wes.
Wes menanyakan kenapa Nok tidak pergi ke prenatal
care, padahal Nok sudah tahu hamil 8 minggu. Dan Nok membalas bahwa dia juga
baru tahu tidak lama ini serta dia juga belum memberitahu siapapun.
“Jangan bilang padaku bahwa Khun Nai tidak tahu?”
tanya Wes dengan heran.
“Belum,” jawab Nok.
“Eh. Kalian berdua sedang mengambek ya? Pertama-
tama, Khun Nai harus tahu mengenai sesuatu seperti ini,” jelas Wes.
“Ya, aku harus tahu,” kata Nai dari belakang. Dia
berjalan mendekati mereka berdua. Dan melihat kedatangannya, Wes serta Nok
tampak kaget. Lalu tanpa sadar, Nok menyembunyikan buku catatan kehamilannya di
belakang tubuhnya.
“My wife? Kamu tidak berpikiran untuk memberitahu
ku?” tanya Nai.
Dan Nok mengira bahwa Nai telah mendengar
pembicaraannya bersama dengan Wes barusan. Namun ternyata, Nai tidak tahu
apapun mengenai kehamilannya. Karena Nai bertanya mengapa Nok tidak
memberitahunya bahwa Nok datang menemui Wes ke rumah sakit.
“Ah, itu… Khun Nok…” kata Wes sambil memandang
Nok, berharap Nok sendiri yang memberitahu kan nya kepada Nai.
“Aku tidak perlu menjaga Ayahku lagi. Jadi aku
bebas untuk bersosialisasi dengan temanku,” jelas Nok, berbohong.
“Benarkah? Jika kamu bebas, kemudian datang lah ke
kantor terkadang. Karena banyak pekerjaan yang harus di selesaikan,” balas Nai.
“Lebih baik tidak atau seseorang tidak akan punya
alasan untuk tidur di kantor. Aku tidak tahu apa yang bagus disana,” balas Nok.
Saat melihat Nai serta Nok mulai akan bertengkar.
Wes pun langsung menengahi, dia menanyakan alasan ke datangan Nai ke rumah
sakit. Dan dengan nada yang disengaja, Nai menjelaskan bahwa dia datang untuk
menjemput Ayah mertuanya dan Istri Ayah mertuanya.
Lalu mendengar itu, Nok pun menjadi kesal. Dengan
sengaja, dia memegang tangan Wes dan mengajak Wes untuk makan bersama di
restoran atap.
“Baguslah. Tolong jaga Istriku ya. Karena hari ini
aku tidak bebas,” kata Nai, tampak
cemburu.
Ketika Nai telah berjalan pergi. Wes langsung bertanya mengapa Nok tidak mem beritahu yang sebenarnya kepada Nai. Dan dengan kesal, Nok membalas bahwa Nai tidak pantas tahu.
“Bagaimanapun seorang Ayah harus tahu. Aku tidak
pernah punya anak dan aku sebahagia ini. Bayangkan lah betapa bahagiannya Khun
Nai daripada aku,” jelas Nai, menasihatkan Nok. Dan Nok pun diam
merenungkannya.
Didalam ruang perawatan. Nai duduk merenung. Sedangkan
Khae yang berada disana, dia sibuk mengawasi Wat yang sedang berlatih berjalan.
Lalu saat dia melihat Nai tampak lelah, dia pun mendekati Nai dan meminta maaf
karena telah merepotkan Nai untuk menjemput mereka. Yang satu sakit dan yang
satu lagi hamil.
Nai pun mempersilahkan Khae untuk duduk dulu. Kemudian
dia menjelaskan bahwa dia bukan capek dari bekerja. Lalu Nai memberitahu bahwa
jika Khae membutuhkan apapun, maka Khae bisa meminta padanya, karena kini
mereka tinggal dirumah yang sama.
“Siapa yang bilang? Itu rumah yang berbeda. Terpisah
beberapa meter. Eh, tapi kamu tidak akan
menelpon rumah dan membiarkan mereka tahu? Seseorang mungkin menunggu,” kata
Khae.
“Tidak ada yang menunggu. Siang hari, dia pergi bersama
dengan temannya dan pada malam hari, dia hanya berada di rumah besar,” balas
Nai, membahas Nok.
“Tapi Khun Nok sudah kembali ke rumah kecil sejak
kemarin malam,” kata Khae, memberitahu.
“Khun Nok kembali?”
“Ya. Mengapa kamu tidak tahu?”
“Kemarin malam, aku tidak pulang. Aku menunggu
seorang klien, jadi aku tidur dikantor.”
“Bahkan jika kamu tidak pulang, kamu harusnya
tahu. Atau apa kamu tidak ada bicara sejak hari itu? Oh… apa ini? Aku penyebabnya,
kan?”
“Jangan salahkan dirimu. Itu sudah sepantasnya. Aku
membuat dia kesal. Itu tidak aneh jika dia meremehkan aku dan menggunakan ku
untuk mendapatkan kembali Ayahnya,” balas Nai dengan pesimis.
Dan Khae pun membalas bahwa Nai telah salah paham,
dia percaya kalau Nok benar- benar mencintai Nai dan Nok tidak pernah
meremehkan Nai untuk mendapatkan kembali Ayahnya. Karena saat terakhir kali,
Nok memberikan semua yang dimilikinya sebagai ganti untuk mendapatkan Nai
kembali.
Mendengar itu, Nai pun terdiam dan memikir kannya.
Saat masuk ke dalam kamar, Phai melihat Pen yang
sedang memasukan baju- baju ke dalam koper, jadi Phai pun bertanya, tapi Pen
hanya diam dan tidak mau menjawab. Lalu Phai pun menebak bahwa itu karena
kejadian Nok.
“Berapa lama kamu tidak akan berbicara padaku? Malam
itu, aku tinggal dengan mu untuk kamu urut, tapi kamu tidak melakukannya,” kata
Phai.
“Jika Khun Wat tidak tidur dikamar Khun Nok. Maka
kamu tidak akan tinggal dengan ku untuk ku urut,” balas Pen.
Kemudian karena Pen kembali terdiam, maka Phai pun
tidak bicara lagi. Dan Phai ikut membantu melipatkan baju Pen. Lalu dengan
sedikit ragu, Pen mulai bicara. Dia mengatakan bahwa dia akan pergi ke China,
dia mendapatkan pekerjaan akting, dimana mereka menginginkan seseorang yang
bisa bicara bahasa Thailand.
“Jaga dirimu, mom. Jika aku selesai bekerja, aku
akan segera pulang. Aku khawatir padamu,” kata Pen.
“Selanjutnya kamu kembali, aku akan lebih
perhatian denganmu. Jaga dirimu sendiri dengan baik,” balas Phai. Dan kemudian,
karena merasa sedih, maka Phai beralasan bahwa dia kelupaan sesuatu dan akan
pergi.
Namun karena punggung nya masih sakit, maka ketika
akan berdiri, Phai pun merasa kesakitan. Dan dengan perhatian, Pen langsung
segera membantu Phai. Lalu Pen keluar untuk menggantikan pekerjaan Pen.
Sesampainya dirumah kecil. Wes mengingatkan Nok
untuk berbicara baik- baik kepada Nai nantinya. Menurut Wes, jika Nai tahu
kalau Nok hamil, maka Nai pasti akan sangat senang sekali dan apapun masalah
yang ada, maka Nai akan melupakannya.
Kemudian Wes menyerahkan buku kehamilan kepada Nok.
Dan lalu Nok pun mengantar Wes keluar. Namun sebelum itu, Nok meletakan buku
tersebut di atas lemari.
Pen yang kebetulan berada disana untuk mengambil
cucian. Dia mendengar semua pembicaraan antara Wes dan Nok. Lalu karena masih
kesal dengan Nok, maka Pen pun mengambil buku kehamilan yang Nok letakan diatas lemari. Dan Pen meremukan buku tersebut.
Tags:
Game Sanaeha
Thx kk,,smngt
ReplyDeleteAduhhh keaalah pahaman dimulaii dari sini dasar pennnnnn
ReplyDeleteMksh min
Aduhhh keaalah pahaman dimulaii dari sini dasar pennnnnn
ReplyDeleteMksh min
Aduh jadi tambah penasaran nih....ditunggu d kelanjutannya...
ReplyDeleteDitunggu kelanjutanya makin penasaran.
ReplyDeleteMakasih mimin 🙏🙏🙏 ditunggu episode berikutnya...
ReplyDelete💪💪💪💪
Tks... Ditunggu banget part selanjutnya...
ReplyDeleteLanjut min...jgn klamaan yapz
ReplyDeleteAku tunggu banget part selanjutnya nih,,,kakak jangan lama" ya lanjutinx heheheee...aku sayang kakak.
ReplyDeleteYeey makasih bnyakk udah di cepetin ya kak di tunggu selanjutnya semangattt makin penasaran nihh
ReplyDeleteMakasi banyak kak...
ReplyDeleteLanjut ya kak
Kak ini downloadnya drama dimana ya yg sekalian ada sub indonya.terima kasih
ReplyDelete