Network : Channel 3
Wat terus berlatih untuk berjalan dengan perlahan-
lahan. Dan lalu karena masih tidak terlalu kuat, maka Wat pun kehilangan
keseimbangan dan terjatuh. Untung saja, Wat terjatuh di atas sofa dan disaat
itu Nai datang ke kamarnya.
“Paman! Apa kamu baik- baik saja?” tanya Nai
dengan khawatir.
“Untung saja aku terjatuh diatas sofa, jika tidak,
maka itu akan sakit,” jawab Wat dengan nafas yang kelelahan.
Kemudian saat Wat ingin lanjut berlatih lagi, Nai
meminta agar Wat menunggu sebentar, karena dia memiliki sesuatu yang harus
diberitahukan kepada Wat.
Dikamar mandi. Nok begitu terkejut saat melihat
alat test pack nya yang bergaris merah dua, yaitu berarti menandakan dia Hamil. Dan kemudian, Nok tersenyum, dia
tampak sangat senang sekali. Lalu dengan bersemangat, Nok keluar dari kamar
mandi dan mencari Nai. Tapi Nai tidak ada dimanapun didalam rumah kecil.
Kemudian Nok pun mencoba untuk menghubungin Nai,
tapi sayangnya tidak diangkat. Lalu seperti teringat sesuatu, Nok terdiam untuk
sesaat.
Nai menceritakan segalanya, dia takut Khae akan
melakukan tindakan yang tidak baik kepada bayi tersebut, maka dari itu dia
berjanji kepada Khae bahwa dia tidak akan memberitahu Wat. Lalu selama beberapa
bulan, dia mengujungin Khae dan menolong nya. Hanya sebagai teman.
Mendengar semua itu, Wat berterima kasih, karena
Nai telah mau memberitahukan kebenaran nya. Serta karena Nai telah menjaga Khae
selama ini. Dan dia sama sekali tidak meragukan bahwa bayi yang dikandung Khae
adalah anaknya sendiri.
“Aku tidak ingin Khae melihatku dalam kondisi ini.
Aku tidak ingin senyumnya menghilang karena kesalahan ku. Aku bahkan tidak
cukup kuat untuk berdiri sendiri. Aku tidak pantas untuk senyum Khae,” jelas
Wat dengan sedih.
“Itu salah. Senyum Khun Khae yang kamu lihat hari
itu. Itu tidak berbeda dari bunga di dalam vas, cantik tapi tanpa hidup,” balas
Nai.
Ketika Khae menunjukan baju- baju bayi yang ada di
internet dan meminta pendapatnya. Nai menunjukan pilihannya, tapi Khae malah
memilih baju yang lain. Karena menurut Khae, Ayah dari bayinya pasti akan lebih
menyukai baju yang itu.
“Khun Wat suka warna hijau dan menamai
perusahaannya ‘Green Dream’. Jika itu
dia, dia akan memilih yang satu ini pastinya,” jelas Khae sambil tersenyum.
Dikantor. Khae tersenyum saat melihat baju bayi
yang dipesannya telah tiba. Lalu tiba- tiba saja terdengar suara keributan.
Jadi Khae keluar dari kantornya. Dan ternyata orang yang datang serta membuat
keributan tersebut adalah Nok.
Lalu saat melihatnya, Khae memberitahu karyawannya
bahwa dia yang akan menutup toko hari ini. Dan ketika karyawannya pulang, Khae
mengomentari Nok yang begitu cepat kembali kepadanya. Lalu Khae melihat
kesekeliling dan menanyakan mana suami Nok yang akan Nok berikan kepadanya.
“Aku menarik kembali perkataanku. Aku tidak bisa
memberikan dia kepada kamu,” kata Nok.
“Pagi ini, kamu bilang bahwa kamu berani untuk
menukar kannya, tapi sekarang tidak?” balas Khae.
“Berapa banyak yang kamu mau? Katakan saja. Aku
akan menanda tanganin nya,” balas Nok sambil berteriak keras. Lalu Nok
mengeluarkan buku cek dan menanda tanganinya, kemudian Nok memberikan selembar
cek tersebut kepada Khae.
“Oh. Apa harga Ayah dan Suami mu bernilai segini?”
balas Khae.
Lalu dengan kesal, Nok merobek cek tersebut. Dan
dia memberikan cek yang lain, tapi Khae tetap menolak. Jadi Nok menuliskan cek
yang lain lagi sambil menangis frustasi. Tapi walau melihat Nok begitu
frustasi, namun Khae sama sekali tidak mau mengambil cek tersebut.
“Khun Nok. Kamu bertingkah seperti kamu akan
kehilangan sesuatu yang kamu cintai,” komentar Khae melihat sikap aneh Nok.
“Ya. Aku tidak ingin kehilangan dia,” balas Nok.
“Orang yang kamu maksud, apa itu Khun Wat atau
Luckanai?” tanya Khae. Dan Nok hanya diam saja sambil menangis. “Luckanai,
kan?” tebak Khae.
Kemudian dengan penuh perhatian, Khae memegang
tangan Nok yang bergetar dalam menuliskan cek. “Kamu mencintai dia kan?” tanya
Khae.
“Jangan sentuh aku,” balas Nok sambil memaksa Khae
untuk menerima cek nya. “Tolong ambil ini. Ambil,” kata Nok.
“Khun Nok, kamu mencintai Luckannai sebanyak ini?”
“Jangan katakan apapun sama sekali. Ini semua yang
aku miliki sebagai pengganti untuk Ayahku dan suami ku. Tolong kembalikan
mereka kepadaku ya,” pinta Nok.
Tapi Khae menolak dan membuang cek tersebut.
Kemudian tepat disaat itu, mereka berdua menyadari
kedatangan Wat dan Nai yang berada dibelakang mereka. Dengan perlahan, Wat
mencoba untuk berdiri dan mendekati Khae. Dia berkata bahwa dia tidak bisa
menahan dirinya lagi dari merindukan Khae. Dan melihat serta mendengar itu,
Khae tampak sangat terharu.
Namun baru beberapa langkah saja, Wat terjatuh. Dan melihat itu, dengan segera Khae
mendekati Wat. Tapi dengan panik, Wat langsung menyuruh Khae untuk berhati-
hati, karena Khae bisa membahayakan diri sendiri dan anaknya.
“Tidak apa. Aku baik- baik saja. kita cukup kuat
untuk menolong satu sama lain. Memegang tanganmu dan berjalan bersama,” kata
Khae. Lalu dia mengatakan bahwa dia merindukan Wat dan memeluk Wat.
Dan dengan bahagia, Wat pun memeluk Khae. Sedangkan
Nok menangis, dia tidak senang sama sekali melihat itu. Kemudian Nai pun
mendekati Nok dan mengambil cek yang terjatuh didekat Nok.
“Untuk mu… apa aku seharga ini?” tanya Nai. Dan Nok
hanya diam saja, lalu karena saking sedihnya, Nok pun pergi dari sana. Kemudian
melihat itu, Nai pun menyusuli Nok.
Dihalaman parkir. Sebelum Nok masuk ke dalam
mobil, Nai langsung menahan Nok dan menanyakan kemana Nok akan pergi, karena
Nok belum menjawab pertanyaannya. Dan dengan marah, Nok membalas bahwa tidak
ada yang perlu dijawab, karena yang dia tahu adalah Nai telah merahasiakan
mengenai Khae dari nya dan menjaga Khae dibelakangnya, bahkan Nai membawa
Ayahnya kepada Khae.
“Bagaimana bisa kamu melakukan ini? Bagaimana
bisa?! Bagaimana bisa kamu menyakiti keluarga ku?” tanya Nok dengan marah
sambil mendorong Nai dengan kuat. Kemudian Nok membuka pintu mobil. Namun Nai
kembali menahan Nok.
“Bagaimana bisa aku menyakiti keluarga mu? Sejak
keluarga mu adalah keluarga ku. Kamu yang bilang begitu padaku, kan?” balas
Nai.
“Orang yang berada di dalam keluarga yang sama,
tidak akan pernah melakukan apa yang kamu lakukan. Aku menarik perkataanku. Kamu
tidak akan pernah bisa menjadi keluarga ku. Tidak pernah!” balas Nok dengan kata
yang menyakitkan. Lalu Nok mendorong Nai dan masuk ke dalam mobilnya.
Dan mendengar perkataan itu, maka Nai pun hanya
bisa terdiam. Serta membiarkan Nok untuk pergi dari sana.
Pen pulang sambil membawa kan minyak urut untuk
Phai. Tapi karena sedang bertelponan dengan Nok, maka Phai memberikan tanda
agar Pen tidak bicara dulu. Dan melihat itu, Pen menghela nafas dan tampak
cemburu.
“Matikan telponnya. Dan menyetir lah pelan- pelan…
Aku tidak ingin kamu menyetir dan bicara dalam kondisi emotional… Aku khawatir,
sayangku,” kata Phai kepada Nok ditelpon. Sesudah selesai bicara, dengan buru-
buru Phai ingin segera pergi keluar.
Tapi Pen langsung menghalangin Phai dan menanyakan
kepada Phai, kemana Ibunya itu akan pergi. Dan Phai pun memberitahu bahwa dia
mau menemui Nok.
“Kamu mengeluh punggung mu sakit. Dan aku langsung
pergi untuk membeli minyak urut. Apa kamu akan mengabaikan niat baik ku dengan
mudahnya?” tanya Pen.
“Simpan itu untuk besok saja,” balas Phai dengan
cepat.
“Besok! Besok! Untukku, itu semua yang kamu miliki
untuk ku. Tapi untuk Khun Nok, tidak peduli sejauh apa dia, kamu pasti langsung
bergerak cepat,” kata Pen dengan emosi, karena cemburu.
“Nang Pin, bagaimana bisa kamu berbicara seperti
ini kepada ku?”
“Kamu masih berpikir kamu adalah seorang Ibu? Huh?
Ibu apa yang memperhatikan orang lain lebih penting daripada anaknya sendiri? ‘Aku khawatir, sayang’. Tidak bisakah
kamu meluangkan sebagian perhatian itu pada ku? Huh? Aku adalah anakmu bukan
Nok! Bahkan jika dia anak dari seseorang yang kamu cintai, tapi dia bukan anak
mu,” jelas Pen dengan kesal.
Dan mendengar itu, tanpa berpikir panjang, Phai
langsung menampar Pen. “Jika kamu menganggapku Ibumu, jangan bicara seperti ini
padaku lagi,” balas Phai. Lalu dia langsung pergi keluar dari dalam kamar.
Sedangkan Pen dengan sedih dan kesal. Dia hanya
bisa diam dan membiarkan Phai.
Nai pulang ke rumah kecil. Dan setelah
mempersiapkan dirinya, Nai langsung membuka pintu rumah dan memanggil nama Nok.
Namun orang yang berada di dalam rumah, bukan lah Nok, melainkan Phai yang
datang untuk mengambil pakaian Nok, karena Nok ingin tidur di rumah besar malam
ini.
“Khun Nai. Aku tahu maksud baik mu untuk Khun Wat.
Tapi ada cara lain yang tidak berdampak pada perasaan Khun Nok. Kamu sudah
menikah sekarang. Khun Nok harus jadi pertama, kan?” tanya Phai, menasihatkan
Nai.
“Ini harus dilakukan dua arah. Kami harus bicara
dulu. Sejak Khun Nok tidak mau melihat wajah ku atau mendengar kan alasan ku. Aku
tidak akan memaksa dia. Tolong jaga dia,” balas Nai. Lalu dia langsung masuk ke
dalam rumah.
Di dalam kamar. Nok merenung. Dia mengingat janji
nya kepada Nai bahwa dia akan menjadi segalanya untuk Nai. Dan kemudian
kejadian tadi, saat dia mengatakan bahwa dia menarik perkataanya dan Nai tidak
akan pernah menjadi keluarganya.
Lalu disaat itu, Wat masuk ke dalam kamarnya.
Wat meminta maaf kepada Nok. Dan dengan sedih, Nok
mengatakan bahwa selama beberapa bulan
ini, ketekunannya tidak bisa dibandingkan dengar seseorang. Lalu dia
menanyakan, apa alasan Wat ingin berjalan lagi, itu adalah karena bayi yang
dikandung oleh Khae.
“Seorang anak baru, lebih penting daripada aku,”
kata Nok.
Wat langsung mendekat dan memegang tangan Nok. Dia
menjelaskan bahwa tidak ada anak yang lebih penting dari anak yang lain, namun
dia memiliki cara sendiri dalam mencintai setiap anaknya. Kini Nok telah memiki
seseorang yang mencintai dan siap untuk menjaga Nok, jadi Wat tidak ingin Nok
datang kembali padanya.
“Bisakah kamu berjanji padaku bahwa besok kamu
akan kembali kepada Nai? Jangan biarkan masalahku, mengoyahkan hubungan mu. Aku
bisa melihat betapa kamu dan Nai saling mencintai,” jelas Wat dengan perhatian.
Kemudian Wat menlap air mata yang jatuh di pipi
Nok. Lalu dengan erat, Nok memegang perutnya dan merenung kan perkataan Wat.
Pagi hari. Didepan pintu. Wat menanti kedatangan Khae
yang kembali pulang ke rumahnya. Dan ketika mobil, Khae telah tiba, Wat
tersenyum dengan senang. Lalu Thorsaeng dan Khae turun dari dalam mobil.
“Kamu akan benar- benar bisa berjalan, kan? Dan tidak
menipu Putriku untuk kembali menjaga mu?” tanya Thorsaeng dengan blak- blakan
kepada Wat.
“Mom, kami sudah memutuskan,” balas Khae,
mengingatkan Thorsaeng.
“Tidak apa, Khae. Aku mengerti kekhawatiran orang
tua,” balas Wat. Lalu kepada Thorsaeng, dia berjanji bahwa dia lah yang akan
menjaga Khae.
“Aku berharap begitu. Jika kamu tidak bisa, maka
aku akan membawa kembali Ibu dan Anak. Tunggu dan lihat lah,” balas Thorsaeng. Dan
kemudian dengan senang, Wat dan Khae bergandengan tangan.
Didalam rumah. Nok melihat dan mendengar semua
pembicaraan itu.
Wat membawa Khae ke dalam kamarnya. Disana Khae
melihat ke sekeliling. Dan Wat menjelaskan bahwa dia akan cepat sembuh, jadi
mereka bisa pindah, dari ranjang orang sakit ke tempat tidur.
“Tidak apa. Tempat tidur baru mu terlihat baik. Mudah
untuk berdiri dan duduk,” kata Khae dengan riang sambil duduk diatas ranjang.
“Tapi itu tempat tidur orang sakit,” balas Wat
sambil tersenyum.
“Itu benar. Yang satu sakit dan yang satu lagi
hamil. Ini cocok untuk kita,” balas Khae.
“Ketika aku sembuh, aku akan membawa mu kembali ke
tempat tidur yang itu,” kata Wat sambil mendekati Khae.
“Ya. Tapi kamu perlu untuk menambahkan tempat tidur
kecil. Untuk yang satu ini,” balas Khae. Dan dengan penuh kasih, Wat mengeluh
perut Khae.
Nok datang untuk mengantarkan makanan, tapi saat
melihat itu, dia tidak jadi masuk ke dalam kamar dan keluar lagi.
Saat keluar dari kamar, Nok bertemu dengan Phai. Dan
Phai pun bertanya, lalu Nok menjelaskan bahwa sekarang sudah ada orang yang
menjaga Ayahnya, jadi ini bukan kewajibannya lagi. Kemudian Nok pun berjalan
pergi.
Nok kembali ke rumah kecil. Didepan rumah, Nok
merasa ragu untuk masuk dan ingin pergi. Namun akhirnya, dia memberanikan diri
dan masuk ke dalam rumah kecil. Lalu saat melihat tempat tidur yang tampak
berantakan, Nok pun mengomel sambil merapikannya. Serta Nok juga membereskan
semua yang ada dirumah kecil.
Kemudian setelah selesai, Nok pun duduk menunggu
Nai. Tapi Nai tidak juga pulang. Bahkan sampai malam pun, Nai tidak juga pulang
ke rumah.
Dikantor. Nart mengabarkan bahwa klien mereka tidak
merespon, jadi mungkin mereka bisa pulang duluan. Namun Nai membalas bahwa dia
akan tetap dikantor dan menunggu klien. Dan dengan penasaran, Nart pun bertanya
apa Nai tidak mau buru- buru pulang untuk makan malam dengan Nok.
“Dia tidak akan menunggu ku,” kata Nai dengan singkat.
Lalu dia mempersilahkan Nart untuk pulang duluan, karena Nart tampak terburu-
buru.
“Mm… aku berpikir untuk pergi membeli obat untuk
pembantu ku, karena dia sendirian dan sakit, serta dia tidak mau pergi ke
dokter,” jelas Nart. Kemudian karena Nai mengizinkan nya untuk pulang duluan,
maka Nart pun pamit pulang.
Namun sebelum Nart sempat keluar pintu, Nai
memanggil Nart.
Nim sedang membereskan rangkaian bunga jualannya. Dan
tiba- tiba saja dia terbatuk dengan kuatnya. Lalu ketika memegang rangkaian
bunga nya, Nim melihat bahwa di tangannya adalah darah. Yang menandakan batuk/
penyakitnya semakin parah.
Namun disaat Nart datang, Nim langsung menlap
tangannya dan berpura- pura tidak ada apapun yang terjadi.
Nart memberikan obat yang dibelinya kepada Nim. Serta
sebuah kain kepada Nart, yaitu kain yang diberikan oleh Nai. Nart menjelaskan
bahwa awalnya Nai berkata dia ingin mendonasikan nya kepada orang lain, tapi
karena sering mendengar cerita tentang Nim, maka Nai memberikan kain tersebut
kepadanya. Dan Nim pun berterima kasih.
“Ini begitu cantik,” kata Nim sambil menyentuh
kain tersebut.
Kain
tersebut merupakan hadiah yang dulu Nai beli saat bulan madunya bersama dengan
Nok. Dan hadiah itu adalah untuk Nim. Cuma karena Nim menghilang, maka kain
tersebut tidak jadi diberikan kepada Nim.
Pagi hari. Nok terbangun dari tidurnya. Dia mengulurkan
tangannya ke samping. Dan saat dia merasakan bahwa tidak ada Nai disebelahnya, maka
Nok pun langsung bangkit dari tidurnya.
Pagi hari. Dikantor. Secara diam- diam, Jomyuth
menfoto Nai yang sedang tidur di sofa sambil memeluk boneka beruang putih. Dan Nai
pun memberikan arahan agar Jomyuth memotret lebih tinggi. Lalu Jomyuth pun melakukannya,
kemudian setelah itu, barulah dia tersadar bahwa Nai telah terbangun.
Nai bangun dari tidurnya dan duduk. Kemudian dia
mengancam dengan halus bahwa dia akan memindahkan Jomyuth ke cabang. Dan dengan
gugup, Jomyuth pun menjelaskan bahwa seseorang yang lebih tinggi yang
memerintahnya.
“Lebih tinggi? Siapa?” tanya Nai.
“Lebih tinggi dari kamu,” jawab Jomyuth. Lalu Nai
hanya diam. “Bingung?” tanya Jomyuth sambil menunjukan chatnya bersama dengan
Nok.
Apa kamu
ada melihat suamiku?
Okay,
memeluk teddy bear. Tidak masalah.
Membaca chat tersebut, Nai tersenyum dengan
senang. Dan melihat itu, Jomyuth pun mengambil kembali hape nya dan menawarkan
diri untuk mengirimkan screen shot chatnya tersebut kepada Nai. Namun sebelum
itu, Jomyuth menanyakan apa mungkin Nai akan mengirimkan nya ke cabang di
amerika? Atau dia bisa pergi sendiri?
Tapi Nai hanya diam sambil tersenyum. Sehingga karena
tidak ada respon, maka Jomyuth pun mengirimkan screen shot tersebut begitu saja
ke hape Nai. Kemudia dia keluar dari dalam ruangan.
Didapur. Nok bertanya- tanya makanan apa yang bisa
dimakan orang hamil. Kemudian saat dia teringat bahwa kini sudah ada yang
menjaga Ayahnya. Maka Nok pun tidak jadi untuk memasak. Lalu disaat itu, tanpa
sengaja, Nok tergelincir dan jatuh.
Tags:
Game Sanaeha
Ayo kak lanjut lagi
ReplyDeleteMakasi kak.. Baik kali.. Lanjut ya kak
ReplyDeleteMakasih ya min....
ReplyDelete💪💪💪 lanjut ke part selanjutnya..yg pastinya selalu di tunggu2...
Ok next...
ReplyDeleteMakasih ya min. ...ditunggu kelanjutannya . .
ReplyDeleteLanjutnya kak
ReplyDeleteDi tunggu skl lanjutannya..
ReplyDeleteTks banget mm.
ReplyDeletelagi semangat bacanya.. lanjut.. lanjut...
Lanjutt kak semangat yaaaa
ReplyDeleteSemangat ditunggu lanjutannya...
ReplyDeleteSemangat.... Ditunggu lanjutannya
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteDitunggu klnjutnya..ya jngn trllu lma jd bkin pnsrn isi sinopsis game ini..👍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
ReplyDeleteDitunggu lanjutan nya sampai selesai ya min :)
ReplyDelete