Original Network : Tencent
Video, iQiyi
Ning Yi berhenti ditempat jual
semangka dan makan disana.
Seekor Ayam kabur, saat dia ingin dibunuh. Si Wanita yang ingin membunuh si Ayam tanpa sengaja terpeleset dan terjatuh ke dalam sungai.
Ning Yi kebetulan melihat
kejadian tersebut. Awalnya dia ingin berteriak memanggil bantuan, tapi kondisi
disekitarnya sangat sepi. Jadi diapun melompat ke dalam sungai dan menolong si
Wanita.
Su Tan’er mencari- cari Ning Yi
didalam kediaman, tapi tidak ketemu dan dia merasa bingung, kemana Ning Yi.
Si Wanita yang Ning Yi selamatkan
barusan bernama Nie Yunzhu. Dia menghampiri Ning Yi yang sedang mengeringkan
pakaian dan menghangatkan diri dihalaman belakang. Mereka mengobrol selama
sesaat dan saling mengenalkan diri masing- masing.
“Tuan Ning, biarkan aku yang
mengeringkan pakaianmu. Kamu istirahat dulu di kamar. Jangan sampai masuk
angin,” kata Nie Yunzhu, perhatian.
“Tapi, aku masuk ke kamar tidur
Nona juga tidak terlalu pantas,” tolak Ning Yi dengan malu- malu. “Kamu tenang
saja. Tubuhku ini sangat baik. Hanya saja beberapa waktu ini, aku kurang
berolahraga. Jika dibandingkan dulu, dengan lebar sungai Qinhuai ini dari
tepian sini ke sana, bolak-balik sepuluh kali tidak menjadi masalah,” katanya
dengan bersemangat. Lalu dia melihat ke sekeliling kediaman Nie Yunzhu. “Hanya
saja Nona, kamu tahu bagaimana cara untuk hidup. Dengan melihat saja, jagung
ini terasa sangat harum dan manis. Biasa memakannya sangat baik untuk tubuh.
Juga, menggiling jagung ini menjadi tepung jagung, dimasak menjadi bubur juga
sangat lezat,” ocehnya.
Mendengar itu, Nie Yunzhu tertawa
geli.
Penjaga Geng sedang sibuk membaca
novel tulisan Ning Yi. Kemudian Su Tan’er tiba- tiba datang menemuinya dan
menanyai, dimana Ning Yi. Dan Penjaga Geng berpura- pura tidak tahu.
“Apakah itu yang ada di tanganmu?
Berikan padaku,” kata Su Tan’er, memperhatikan novel yang Penjaga Geng
sembunyikan dibelakang punggung. Dan dengan terpaksa, Penjaga Geng memberikan
novelnya. “Tuan Menantu Arogan Jatuh Cinta Padaku. Jilid dua?” baca Su Tan’er. “Di mana yang pertama?” tanyanya, ingin tahu.
“Setelah habis membacanya…” jawab Penjaga Geng dengan gugup. “Kukembalikan pada Tuan Menantu,” katanya, jujur.
“Tampaknya hubungan kalian
sebagai tuan dan pelayan tidaklah buruk. Pergi ke Teater Xinmen bersama.
Sekarang sampai berani melindunginya di depanku,” sindir Su Tan’er.
“Itu… Aku, Geng, jujur dan setia pada
Nona,” kata Penjaga Geng, membela dirinya.
“Jujur dan setia padaku?
Tunjukkan. Bakarlah buku ini,” tantang Su Tan’er.
“Biar kuantar Nona mencari Tuan
Menantu. Silakan lewat sini,” kata
Penjaga Geng, memilih untuk mengkhianati Ning Yi.
Ning Yi menemukan ada kandang angsa Salah
paham. dan ada banyak angsa disana. Melihat itu, dia jadi ingin memegang serta
mengelus- ngelus angsa tersebut, jadi diapun meminta izin. Dan Nie Yunzhu
mengizinkan. Lalu dengan bersemangat, Ning Yi masuk ke dalam kandang angsa dan
bermain kejar- kejaran dengan angsa disana.
Penjaga Geng dan Su Tan’er tidak
berhasil menemukan Ning Yi. Mereka hanya berhasil menemukan tas Ning Yi saja
didekat penjual semangka.
“Maaf, mengganggu. Bolehkah aku
bertanya, ke mana perginya pemilik barang ini?” tanya Su Tan’er kepada si Penjual semangka.
“Sudah melompat ke sungai,” jawab si Penjual semangka dengan
sikap acuh.
Mendengar itu, Penjaga Geng
langsung menangisi Ning Yi, karena dia mengira Ning Yi terlalu emosional, jadi
bunuh diri. Sementara Su Tan’er
terdiam dengan perasaan sedih dan stress.
Lalu tiba- tiba Penjaga Geng dan
Su Tan’er mendengar suara Ning Yi.
“Angsa ini benaran besar. Sudah
besar, putih lagi. Jangan bergerak. Jangan bergerak,” kata Ning Yi, bermain dengan
gembira.
“Tuan Ning, pakaianmu sudah
selesai dikeringkan. Bergantilah dulu di kamar,” ajak Nie Yunzhu, perhatian.
“Baiklah,” jawab Ning Yi, mengikuti.
Su Tan’er dan Penjaga Geng
mencari- cari darimana asal suara Ning Yi kedengaran barusan, supaya mereka
bisa menemukannya.
Setelah Ning Yi selesai mengganti
pakaiannya, Nie Yunzhu masuk ke dalam ruangan dan memberikannya beberapa telur
bebek sebagai ucapan terima kasih. Kemudian dia menuangkan teh untuk Ning Yi
sebagai penghormatan, karena Ning Yi telah menyelamatkannya. Tapi ketika dia
akan menuangkan teh ke dalam gelas yang Ning Yi pegang, tiba- tiba dia malah
bersin dan jadi dia tidak sengaja menumpahkan teh didalam teko ke baju Ning Yi.
Menyadari hal tersebut, Ning Yi
dan Nie Yunzhu sama- sama terdiam. Lalu Nie Yunzhu menyarankan Ning Yi untuk
melepaskan baju terlebih dahulu dan dia membantu Ning Yi. Pada saat itu, Ning
Yi tiba- tiba teringat sesuatu dan dia merasa kalau kejadian ini sangat
familiar.
“Tunggu sebentar,” kata Ning Yi, menghentikan Nie
Yunzhu yang ingin membantunya. “Tiga.
Dua. Satu,” katanya, mulai menghitung.
Tepat pada hitungan ke satu, Su
Tan’er dan Penjaga Geng datang. Dan Ning Yi
langsung memperkenalkan Su Tan’er sebagai Istrinya kepada Nie Yunzhu.
“Tidak kusangka, ternyata kamu
orang seperti ini! Sia-sia kamu belajar ke Sekolah Kebajikan Pria. Aku tadi di
pinggir sungai sampai… ,” kata
Penjaga Geng sambil menunjuk Ning Yi dengan kecewa.
Ning Yi berusaha untuk membela
dirinya dan menjelaskan supaya Su Tan’er serta Penjaga Geng jangan salah paham kepadanya. Dan Su Tan’er bersedia untuk mendengarkan, tapi dia mengajak Ning Yi untuk
ikut pulang dengannya terlebih dahulu. Sementara Penjaga Geng sama sekali tidak
mau percaya.
“Salah paham,” kata Ning Yi sambil tertawa untuk menenangkan Nie Yunzhu. Lalu dia langsung
mengejar Su Tan’er dan
Penjaga Geng yang sudah berjalan pergi duluan. Tapi sebelum pergi, dia tidak lupa untuk
mengambil hadiah telur bebeknya serta sabuk bajunya.
Sambil berjalan, Ning Yi
menceritakan kejadian yang terjadi sebelumnya kepada Su Tan’er dari awal sampai
akhir, kemudian dia menunjukkan hadiah telur bebek yang didapatkannya sebagai
bukti. Lalu dia bersumpah bahwa jika dia menipu Su Tan’er, maka dia akan disambar lima
petir.
“Kenapa setiap kali keluar
sendirian pakaianmu selalu basah?” tanya Su Tan’er,
curiga. Lalu dengan kesal, dia mempercepat langkahnya.
“Tidak. Tidak bisa menyalahkanku
untuk masalah ini… Tan'er,” keluh Ning Yi, memohon. “Itu... Begitu yang ditulis
penulis skenario. Kuberi tahu kamu… Sutradara mengaturnya seperti itu. Sekarang
Tan Mu (komentar penonton) akan menertawakan kita berdua,” jelasnya dengan
panik.
“Tan Mu nona dari keluarga mana?
Nanti kamu jelaskan dengan baik padanya,” kata Su Tan’er bertambah marah, salah
paham.
“Tan Mu bukanlah seorang gadis.
Aku…” kata Ning Yi, mulai stress harus menjelaskan bagaimana.
Ning Yi dikunci didapur belakang
dan dihukum untuk melakukan intropeksi diri dengan baik. Dengan kesal, Ning Yi
menyalahkan si Telur bebek yang dibawanya.
Menantu Yao merasa sangat
khawatir kepada Su Tan’er, karena dia mendengar Ning Yi membuat masalah lagi
diluar. Dan Su Tan’er menenangkan Menantu Yao untuk jangan khawatir serta
menjelaskan bahwa dia sudah menghukum Ning Yi untuk merenungkannya.
“Apa yang bisa dilakukan telur
bebek ini?” gumam Ning Yi, berpikir. Lalu disaat itu, tampak bayangan seseorang
datang.
Awalnya Ning Yi berpikir itu
adalah Su Tan’er, tapi ternyata setelah pintu terbuka, yang datang adalah
Bawahan Su, Da, lalu diikuti oleh Su Boyong dibelakangnya. Melihat itu, Ning Yi
langsung duduk kembali ditempatnya dengan sikap patuh dan rasa takut.
“Aku… Aku sedang intropeksi diri
di sini,” kata
Ning Yi dengan suara gemetaran.
“Da, bantu aku memukulnya,” panggil Su Boyong, memerintah Da.
Dengan patuh, Da maju dan
mengeluarkan tongkat rotan yang dibawanya. “Tuan
Menantu, tahanlah sedikit. Hari ini kamu pergi ke rumah bordil, Tuan akan
mewakili Nona memberimu pelajaran,”
jelasnya.
“Beri aku kesempatan,” pinta Ning Yi, memohon, sambil bersembunyi
disudut ruangan dan dengan tubuh gemetaran.
Pakk…!!! *Suara Pukulan*. Lalu *Layar menggelap*.
Mengetahui kalau Su Boyong akan
menghukum Ning Yi, Su Tan’er sangat khawatir sekali dan langsung
berlari ke dapur belakang untuk memeriksa kondisi Ning Yi.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete
ReplyDeleteMantap Kak ceritanya, Saya juga suka cerita ini & untuk video filmnya kunjungi di galeri saya kak. www.bioskopkampung.online