Original Network : viuTV
Tuk… tuk… *suara
sesuatu dipukul*
Didalam kedalaman
hutan. Bew memukul seseorang menggunakan batu besar berkali- kali sampai
tubuhnya dan tangannya dipenuhi darah.
@@@
Didalam tenda. Dan duduk
merenung. Dia mengingat kejadian saat Lily terseret dan tenggelam dilaut. Lalu
Bew masuk ke dalam tenda serta memanggilnya beberapa kali, barulah Dan
tersadar.
“Apa?” tanya Dan, tersadar.
“Saat kau berenang untuk menyelamatkan Lily,
apa kau melihat hal yang aneh?” tanya Bew dengan serius. Tapi Dan tidak
mengerti. “Apapun yang bisa membantu kita untuk
menentukan siapa yang membunuh Lily,” jelas
Bew.
“Apa celanamu yang basah bisa dianggap aneh?” sindir Dan.
“Aku paham kau sedih karena Lily. Tapi sudah
kubilang, aku melewati air. Terserah kau mau percaya padaku atau tidak,” balas Bew.
Diluar tenda. Fone memberitahu
setiap orang bahwa dia benar- benar ada melihat Lyla. Tapi tidak ada yang
percaya. Termasuk Gel, karena pada saat itu dia terlalu sibuk memeriksa jejak
darah, dan tidak ada melihat Lyla.
Ketika orang- orang tidak mau
percaya, Fone masih bisa mengerti kenapa mereka tidak bisa mempercayainya. Tapi
pada saat Plato juga tidak mempercayainya, Fone merasa kesal dan putus asa,
bagaimana harus menyakinkan nya, kalau dia benar- benar ada melihat Lyla.
“Bagaimana kalau seseorang terbunuh malam ini?” tanya Mind, khawatir.
“Kalau begitu, Ken dan aku akan berjaga malam
ini,” jawab Plato, memutuskan. Dan Ken setuju aja.
@@@
Didalam ruang teater
yang sepi. Lily duduk sendirian disana dan menangis. Lalu Dan datang serta
duduk disebelahnya, dengan perhatian dia menanyai, ada apa.
“Aku lelah sekali. Aku
tak tahan lagi,” kata Lily sambil
menangis.
“Apapun masalahmu, kau
bisa cerita padaku,” kata Dan dengan lembut
dan perhatian. Dia cemas karena Lily sedih.
Sambil menangis, Lily
menceritakan bahwa dia tidak tahu apa penyebab Lyla merasa stress dan juga
kenapa Lyla malah melampiaskan itu padanya. Kepadahal dia sudah berusaha, dan
hal ini membuatnya lelah sekali.
“Jika kau merasa tak mau
tinggal dirumah, datanglah ke tempatku,” hibur Dan sambil membelai kepala Lily dengan lembut.
“Orang lain mungkin
punya pendapat berbeda tentangmu. Tapi aku mencintaimu, Lily,” kata Dan dengan tulus sambil
menatap Lily.
Mendengar pengakuan
cinta itu, Lily merasa tersentuh. Tanpa mengatakan apapun, dia mendekati Dan
serta mencium bibirnya. Dan pun merespon ciuman itu.
@@@
Bew menghampiri Nest dan
mengajaknya untuk berbicara berdua. Nest setuju. Lalu Sonar dan Mind pun
kembali ke tenda duluan.
“Ada apa, Bew?” tanya
Nest.
“Aku hanya mau bilang turut berduka tentang
Mac,” kata Bew, tulus.
Semasa sekolah. Bew
sering memperhatikan Nest, karena dia menyukai Nest. Walaupun dia telah
berpacaran dengan Lyla, namun dia terus memperhatikan Nest.
@@@
Plato, Ken, dan Bozo. Mereka
bertiga berjaga di luar tenda sambil mengobrol. Plato mencoba menganalisa
situasi. Pada saat Mac mati, ditubuhnya ditemukan foto Lyla, hal itu membuat
setiap orang jadi berpikiran bahwa kejadian itu untuk membalas dendam atas
kematian Lyla. Tapi anehnya, tak ada seorang pun di kelompok mereka yang cukup
termotivasi untuk melakukan hal sekejam itu.
Gel dan Fone, mereka berdua tidak
memiliki motif untuk membalaskan dendam Lyla. Lily sudah mati tenggelam. Sonar,
Nest, dan Mind, tidak tahu apakah salah satu dari mereka adalah pelakunya,
karena Plato tidak cukup mengenal mereka.
“Lalu, siapa yang akan membalaskan kematian
Lyla?” tanya Ken, ingin tahu.
“Awalnya, kupikir itu Mac,” jawab Plato, jujur. “Tapi sekarang, kurasa itu mungkin Bew. Dia
mungkin sudah membunuh Mac, karena berpikir, Mac membocorkan video klip Lyla.
Kejadian itu menghancurkan hidupnya. Dan Bew juga masih menyimpan cinta yang
mendalam untuk Lyla,” jelasnya.
Selagi Ken dan Plato mengobrolkan
tentang siapa sih orang yang paling mencurigakan. Bozo hanya diam saja dan
mendengarkan. Lalu tiba- tiba dia mengatakan bahwa mungkin saja Lyla masih
hidup dan menipu mereka. Tapi Plato serta Ken tidak percaya dengan hal itu.
Gel dan Fone keluar dari tenda.
Mereka duduk didekat pacar mereka masing- masing untuk mencari kehangatan dan
tempat bersandar.
Disisi lain. Nest bertanya-
tanya, apa yang harus mereka lakukan sekarang. Dan Mind menjawab bahwa dia tak
mau disini lagi. Lalu Sonar pun menyarankan supaya besok mereka membuat tanda
untuk meminta bantuan, seperti membuat api unggun besar, karena mana tau akan
ada perahu yang lewat.
“Sejak kita tiba di sini, aku tak melihat ada perahu lewat,” kata Mind dengan lemah. Dia berbicara sambil menunduk, menutup matanya, dan memegang dahinya. Lalu dia menatap Nest. “Bisakah kita memindahkan jasad Mac lebih jauh dari tenda?” tanyanya, meminta izin, karena dia tidak tahan dengan bau jasad Mac.