Company name : Citizen Kane
Trai datang kehadapan Krit. Dan Nee
yang juga berada disana tampak khawatir tentang apa yang akan Krit lakukan.
Jadi ketika Krit bangkit berdiri, Nee juga ikut bangkit berdiri sambil terus
mengawasi Krit.
Menyadari hal itu, Krit pun menyuruh
agar Nee keluar dan meninggalkan mereka sendirian. Karena ia ingin berbicara
kepada Trai saja.
Yada langsung memotong perkataan
sinis Krit dan menyuruh Krit untuk mengubah topik. Jadi dengan tajam, Krit pun
langsung menanyakan siapa orang yang telah melakukan ini (menyebarkan
foto/artikel itu).
Trai tidak menjawab dengan tegas,
jadi Krit pun menyindirnya lagi dan menyuruhnya untuk bicara seperti seorang
pria. Jika tidak, maka Trai tidak seharusnya lahir menjadi seorang manusia.
Khem maju kedepan dan ikut
berbicara, ia mengatakan pada Krit bahwa mereka sama sekali tidak tau apapun.
Serta bila memang Krit terganggu akan hal itu, maka Krit yang harus mengurunya
sendiri.
“Tapi itu sulit. Karenat foto ini
akan tersebar di online sampai kita mati. Jika kamu ingin menyalahkan
seseorang, salahkan saja Khun Nee yang membiarkan dirinya pergi dengan Trai,”
kata Khem.
Mendengar perkataan Khem, Trai
langsung memanggil namanya, memperingatinya. Tapi tanpa merasa bersalah, Khem
malah berkata bahwa ia benar, karena jika tidak ada foto itu, maka tidak akan
ada masalah.
Yada juga tampak menunggu penjelasan
tegas dari Trai, tapi Trai sama sekali tidak berbicara dan hanya diam.
Khem sama sekali tidak sadar. Dengan
percaya diri, ia berkata kepada Krit bahwa mengenai foto itu semuanya sudah
jelas. Dan lalu Khem menanyakan, tentang siapa yang akan Krit percayai.
“Apa belum cukup?!” tanya Trai
dengan nada keras kepada Khem yang langsung nampak terkejut. Dan lalu Trai pun
pergi dari sana.
Disaat itu, Krit menatap kepergian
Trai dengan pandangan yang tajam. Dan menyadari hal itu, Yada menjadi khawatir.
“Menolong kakak mu untuk balas
dendam pada kami?” tanya Nee.
“Aku tidak ingin menarik mu kedalam
ini,” balas Trai.
“Kamu yang membocorkan foto itu?”
tanya Nee. Dan Trai hanya diam.
Trai berdiri diam disana, syok
karena tamparan serta ekspresi marah dan kecewa Nee kepadanya. Begitu juga
dengan Khem yang melihat itu dari jauh.
“Senang sekarang?” tanya Trai kepada
Khem.
“Aku melakukan itu untuk
keluargaku,” balas Khem.
Ditempat parkir. Krit serta anak
buahnya mendekati Trai. Krit mengajak Trai untuk bicara, tapi Trai menolak, ia
berbalik untuk pergi menjauhi Krit. Dan pada saat itu, beberapa anak buah Krit
datang, menghalangin Trai untuk pergi.
“Apa yang kamu mau? Katakanlah,”
kata Trai kepada Krit.
“Jangan menganggu adikku lagi!”
balas Krit, memperingatkan.
Pada saat itu, ternyata Yada berada
disana dan ia mendengar semua itu. Ia lalu memanggil nama Trai untuk
memperingatkannya.
“Silahkan dan lakukan apa yang kamu
mau padaku!” balas Trai.
Ketika para anak buah Krit mulai
bergerak kearah Trai. Yada pun menjadi panik, ia berteriak menyuruh agar mereka
berhenti dan dengan cepat ia berlari kearah Trai untuk melindunginnya.
“Jangan Khun Krit,” balas Yada,
memperingatkan.
“Aku membocorkan foto itu! Kamu bisa
menjadi penipu, jadi aku juga bisa! Dan aku akan lebih buruk daripada ini, jika
kamu tidak berhenti mengganggu P’Da!” kata Trai, semakin memancing emosi Krit.
Melihat hal itu, Yada menjadi tambah
khawatir. Tapi Trai yang juga menyadari hal itu, tidak takut sama sekali, ia
melepaskan tangan Yada yang memegangnnya dan menolak untuk pulang.
“Jangan sakiti Trai. Aku mohon padamu,”
pinta Yada.
“Adikmu tidak pernah belajar dari
pengalamannya. Itu mengapa ia terus melakukan kesalahan!” balas Krit.
“Kali ini Trai tidak melakukan
kesalahan apapun.”
“Itu karena kamu memanjakannya
seperti ini, itu mengapa ia tersesat,” kata Krit.
“Trai hanya mau membuatmu jengkel
saja. Tidak bisakah kamu melihatnya?” tanya Yada, mencoba untuk membuat Krit
berubah pikiran.
“Jangan begitu optimis. Lagian,
siapa yang bilang, dia yang akan membayar apa yang dikatakannya itu,” balas
Krit.
Mendengar itu, Yada melepaskan
pegangangnya pada tangan Krit. Ia hanya diam, tidak bisa menjawab. Dan Krit pun
lalu pergi meninggalkannya. Setelah itu dengan sedih Yada memandang Krit yang
pergi dari sana.
Nee duduk dilantai, memeluk lututnya
sendiri dan mulai menangis. Krit yang masuk kedalam sana, ketika ia melihat Nee
yang menangis seperti itu. Ia tampak tidak tega sama sekali, lalu ia pun pergi.
“Belum,” jawab Khem, lalu ia
mengambil hpnya. Tapi dengan segera Yada memberitahu bahwa Trai mematikan
hpnya.
Yada takut bahwa kali ini Krit akan
benar-benar membunuh Trai. Dan mengetahui itu, Khem menjadi takut juga, ia lalu
ingin menghubungin polisi.
“P’Da apa yang kamu lakukan?” tanya
Khem, heran.
Khem bingung dengan apa yang akan
Yada lakukan dengan itu, ia meminta agar Yada memikirkannnya dulu. Tapi dengan
tegas Yada berkata bahwa ia tau apa yang harus dilakukannya.
Setelah Trai kalah dan lemas, para
anak buah Krit menarik dan menyeretnya, membawanya pergi.
“Jika dia tidak datang kesini,
kemudian kemana dia pergi?” tanya Yada, kebingungan.
“Yeah! Bunuh saja aku!” kata Trai,
tanpa tidak takut sama sekali.
“Kali ini, kamu akan mati seperti
yang kamu inginkan,” kata Krit dengan dingin. Lalu ia mengarahkan pistolnya
kepada Trai dan menembaknya.
Yada yang baru saja akan masuk
kedalam mobil, berhenti, ketika ia mendengar suara tembakan. Ia balik lagi sambil
memanggil nama Trai. Dan dengan cepat, Yada segera berlari menuju kearah asal
suara.
Krit lalu memberikan pilihan kepada
Trai, yaitu jika Trai tidak mau mati, maka Trai harus memberitahukan dimana
Ayahnya (Dilok) bersembunyi. Dan Trai menjawab bahwa ia benar- benar tidak tau.
“Biarkan Trai pergi!” tegas Yada.
“Bawa dia pergi,” perintah Krit pada
para anak buahnya.
“Jika kamu membunuh Trai, maka aku
akan membunuhmu!” ancam Yada kepada Krit. Tapi Krit tidak membalas, ia pergi
begitu saja meninggalkan Yada disana.
“Khun Krit, kemana kamu membawa
Trai?! Khun Krit! Aku tanya kemana kamu membawa Trai?!” tanya Yada terus kepada
Krit.
Dan mendengar itu, Krit pun
berhenti, lalu ia berbalik. “Kamu bahkan tidak tau bagaimana memegang pistol,”
komentar Krit.
“Pistol. Kamu harus memegangnya
seperti ini, sayang. Dan jika kamu ingin menembak, kamu harus meluncurkan ini
dulu,” kata Krit dengan lembut, menjelaskan sambil memperlihatkan pada Yada
cara yang benar.
Dan berdua mereka diam, mengingat
semua kenangan bahagia dan kemesraan mereka dulu. Kenangan mereka selama mereka
berbulan madu dulu.
“Karena kamu tidak akan berhenti,”
jawab Yada dengan mata yang tampak berkaca- kaca. Menatap Krit.
“Karena kamu tidak akan
mendengarkanku,” balas Krit dengan pandangan yang tampak sedih juga. Menatap
Yada.
Untung saja, pistol tersebut tidak
memiliki peluru sama sekali. Tapi Krit yang melihat hal itu, menjadi tampak
sangat syok.
“Aku tau.. pistol itu tidak memiliki
peluru. Tapi aku tidak tau, kalau kamu akan berani menembakku,” balas Krit
dengan pandangan yang tampak sedih. Lalu ia pun pergi meninggalkan Yada.
Lnjut lg dong
ReplyDeleteUdah blak blik tp blom lnjut😂😂😂lnjutin dong
ReplyDelete