Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 12 - part 3


Broadcast Network        Tencent




Dipesta. Pi Pi merangkul tangan He Lan dan mengikutinya masuk kedalam suatu tempat yang telah ramai dipenuhi oleh orang rubah. Orang- orang tersebut langsung menyapa dan memberi hormat kepada He Lan yang memasuki ruangan.



“Apa kamu merasa tidak nyaman?” tanya He Lan, saat melihat tingkah tidak nyaman Pi Pi.

“Tidak. Hanya saja begitu banyak orang yang memandangku. Aku sedikit tidak terbiasa,” jawab Pi Pi dengan nada kecil. Dan He Lan mengatakan agar Pi Pi santai saja, tidak perlu khawatir.



“Tuan He Lan, ketika kamu memasuki ruangan, kamu terlihat keren. Dari belakang kamu tampak bersinar,” puji Xiao Ju yang berdiri disebelah He Lan.

“Bagaimana? Apa rasanya bagus ikut dengan kami?” tanya Xiu Xian kepada Xiao Ju yang sedang berbicara kepada He Lan.

“Orang yang terasa bagus adalah Tuan He Lan. Apa hubungannya denganmu?” balas Xiao Ju, bertanya.

“Aku orang yang membawamu kesini,” balas Xiu Xian.

“Bisakah kalian berdua lebih tenang?” kata Kuan Yong, memperingatkan mereka berdua.


Pi Pi merasa takjub ketika mengetahui bahwa semua yang hadir dipesta ini adalah orang –orang rubah yang merupakan teman dan keluarga bagi He Lan. Karena Pi Pi tidak pernah menyangka kalau He Lan mempunyai status yang begitu tinggi.

“Santailah. Kamu tidak perlu takut apapun, ketika kamu berada disisiku,” kata He Lan, lalu menawarkan beberapa dessert kepada Pi Pi.


Karena tetua sedang berada dipesta ini, maka He Lan ingin menemuinya. Dan Pi Pi mengizinkannya, namun ia tidak mau ikut bersama dengan He Lan.

“Xiao Ju, tolong jaga Pi Pi sebentar ya,” kata He Lan, menitipkan Pi Pi.

“Yeah,” balas Xiao Ju.



Didalam pesta. Xiao Ju tampak bersemangat, saat ia melihat Fang Jingxue, seorang wanita yang sedang viral. Dan Xiao Ju mengajak Pi Pi untuk ikut bersamanya, meminta tanda tangan Fang Jingxue.

Namun Pi Pi menolak, karena ia tidak tertarik. Jadi Xiao Ju pun pergi kesana sendiri dan Xiu Xian mengikutinya.


Karena hanya ada tinggal Kuan Yong seorang yang dikenalnya disana, maka Pi Pi pun mendekati Kuan Yong. Namun karena mau menemani He Lan, maka Kuan Yong pamit kepada Pi Pi dan meninggalkan Pi Pi sendirian.



Disaat Pi Pi sedang sendirian. Tiga orang wanita datang mendekatinya. Mereka menyapa Pi Pi dengan sangat ramah.

“Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Siapa namamu?” tanya si wanita bergaun merah.

“Namaku Guan Pi Pi,” jawab Pi Pi.



“Xiumei. Senang bertemu denganmu,” kata Xiumei sambil mengulurkan tangannya. Dan sambil tersenyum, Pi Pi menyalaminya.

“Tahun berapa kamu?” tanya Xiumei, lagi.

“Tahun?” tanya Pi Pi tidak mengerti. Lalu saat sadar apa itu, Pi Pi menjawab kalau tahun ini ia berumur 24 tahun.

“Kami tidak menanyakan umur manusiamu,” kata si wanita bergaun peach.



Xiumei lalu menanyakan darimana Pi Pi mendapatkan kalung itu. Dan dengan jujur Pi Pi menjawab kalau He Lan yang memberikan itu kepadanya.

“Tuan He Lan yang secara pribadi memberikannya padamu?” tanya si wanita bergaun peach, tidak percaya.

“Bukankah seharusnya itu untuk Qian Hua?” bisik si wanita bergaun hitam kepada Xiumei dengan suara pelan.

“Kemudian, kamu dan He Lan adalah…” tanya Xiumei.

“Kami adalah teman biasa,” jawab Pi Pi.



“Bagaimana mungkin Tuan He Lan memberikan Pearl of Charm nya kepada seorang teman biasa,” komentar si wanita bergaun hitam.

“Sesuatu yang buruk terjadi padaku sebelumnya. Dia bilang ini bisa melindunginku dan jadi dia memberikannya padaku. Kalian tidak perlu salah paham,” kata Pi Pi membenarkan dengan cepat.

“Kelihatannya rencana tahun ini tidak adak bisa terjadi lagi,” keluh si wanita bergaun peach.


“Kami sudah menunggu selama lebih dari seratus tahun. Kali ini, tampaknya kita harus menunggu sepuluh tahun lagi atau lebih,” tambah si wanita bergaun hitam.



Saat kedua temannya tampak mulai mengeluh, seperti tidak senang. Xiumei pun memanggil pelayan, meminta minuman. Ia memberikan itu kepada Pi Pi, namun Pi Pi menolak untuk minum, karena ia tidak kuat dengan alkohol.



“Ini bukan beer. Ini jus buah,” kata Xiumei membujuk Pi Pi. Sehingga Pi Pi pun meminum itu. Lalu para wanita memberikan segelas lagi kepada Pi Pi sambil bertossan, jadi Pi Pi pun meminumnya lagi.



Xiao Ju datang mendekati Fang Jingxue, ia bertanya apa mereka bisa berfoto berdua. Namun sayangnya, karena ini pesta pribadi, maka tidak boleh. Jadi Xiao Ju pun meminta tanda tangannya saja. Dan Fang Jingxue setuju.



Sayangnya Xiao Ju serta Xiu Xian sama sekali tidak ada membawa kertas dan pena. Sehingga mereka terpaksa harus mencarinya dulu. Dan Kuan Yong melihat itu dari jauh.



Para wanita itu kembali menuangkan minuman ke gelas Pi Pi dan mengajaknya untuk minum lagi. Sebenarnya Pi Pi mulai tampak pusing, namun karena mereka melakukan toss dan memintanya untuk meminum itu lagi, maka Pi Pi pun meminumnya.



Saat Xiumei sadar kalau Pi Pi sudah tampak sangat mabuk dan pusing. Maka ia menyarankan agar Pi Pi pergi saja kelantai atas, karena disana ada kamar yang bisa dipakai Pi Pi untuk beristirahat.

“Itu tidak bagus,” kata Pi Pi dengan lemah.


“Apa yang tidak bagus? Biar kuberitahu. Seluruh lantai ini adalah milik pacarmu,” kata Xiumei, lalu menawarkan diri untuk mengantarkan Pi Pi keatas.



Xiu Xian mengatakan bahwa Xiao Ju tidak perlu kecewa karena tidak mendapatkan tanda tangan itu. Karena masih ada cara yang lain untuk mendapatkannya. Yaitu menggunakan Kuan Yong.

“Mengapa?” tanya Xiao Ju.

“Mereka berdua saling mengenal. Fang Jingxue suka kepada Kuan Yong,” jawab Xiu Xian. Dan mendengar itu, Xiao Ju tampak terkejut.



“Xiao Ju, sebenarnya…” kata Xiu Xian seprti ingin berbicara. Namun dipotong oleh Xiao Ju yang menanyakan dimana Pi Pi berada, karena ia tidak melihat Pi Pi dimanapun.


Dua orang wanita mendekati He Lan. Sambil berbisik ditelinga He Lan, wanita itu memberitahu kalau tadi ia melihat Pi Pi yang tampak tidak sehat. Dan mendengar itu, He Lan pun pamit kepada tetua untuk mengurus hal yang lain dulu.


Xiao Ju merasa khawatir, karena ia masih tidak bisa  menemukan Pi Pi dimanapun. Dan Xiu Xian mengatakan agar Xiao Ju tidak perlu khawatir, karena ia juga tidak ada melihat He Lan.

“Xiao Ju,” panggil Xiu Xian.

“Huh?”


“Aku benar- benar punya sesuatu dari hatiku yang ingin aku bicarakan denganmu,” kata Xiu Xian dengan seriut, menatap Xiao Ju yang sedang sibuk melihat ke sekeliling ruangan.

“Ahyoo.. bisakah kamu membantuku mencari Pi Pi dulu?” balas Xiao Ju.



“Jangan khawatirlah. Disana ada begitu banyak orang. Tidak akan ada yang terjadi,” kata Xiu Xian menenangkan.



“Aku tau disini banyak orang yang kalian kenal, tapi disini hanya kami berdua yang…” balas Xiao Ju dengan agak kesal. Dan tiba- tiba Xiao Ju, berhenti bicara. Karena ia melihat kuang Yong dan Fang Jingxue yang sedang berpelukan.

“Ada apa?” tanya Xiu Xian, heran.

Dengan alasan mau mencari Pi Pi, Xiao Ju buru- buru pergi dari sana. Dan Xiu Xian pun mengikutinya.



Setelah memeluk Kuan Yong, maka Fang Jingxue pun menyerahkan kertas tanda tangannya kepada Kuan Yong.

“Terima kasih,” kata Kuan Yong. Lalu pergi meninggalkan Fang Jingxue.



Didalam kamar. Pi Pi melihat dengan takjub pemandangan malam yang ada diluar jendela besar. Dan disaat itu, He Lan masuk kedalam kamar. He Lan tampak sangat panik, ia menanyakan apa Pi Pi baik- baik saja.

“Aku baik- baik saja. Ada apa?” tanya Pi Pi.


“Mereka bilang kalau kamu sedikit mabuk… sudahlah, jika kamu baik- baik saja, maka istirahatlah sebentar,” kata He Lan. Lalu mau pergi meninggalkan Pi Pi.



Namun sayangnya, ketika He Lan mencoba membuka pintu kamar, ia tidak bisa. Karena ternyata Xiumei dan kedua temannya yang berada diluar dengan usil dan sengaja mengunci pintu kamar.



He Lan mengetuk pintu dan meminta agar Xiumei membuka pintunya. Tapi Xiumei tidak mau, ia malah menyuruh agar He Lan  bersenang- senang saja, lalu ia da kedua temannya itu pergi.


Karena pintu kamar tidak bisa dibuka. Maka He Lan pun kembali kedekat Pi Pi. Ia duduk didekat Pi Pi dan menyalahkan dirinya sendiri yang begitu bodoh.

“Aku lupa malam ini adalah bulan purnama,” kata He Lan.

“Bulan purnama? Kenapa?” tanya Pi Pi, tidak mengerti.



“Dalam Fox Clan, disana dikatakan rubah hanya bisa bereproduksi ketika bulan purnama. Itu setiap sepuluh tahun sekali. Juga ada sebuah syarat.”

“Syarat apa?”


“Sebuah syarat, dimana hanya setelah Imam melakukannya duluan, maka barulah setiap rubah yang lain bisa melakukan itu,” bisik He Lan dengan suara pelan.



Pi Pi menghela nafas dan berdiri sedikit menjauh, ia berdiri didekat jendela. Dan dengan cepat He Lan mengatakan bahwa Pi Pi jangan salah paham, karena ia tidak akan melakukan apapun.

“Mereka akan membiarkan kita keluar. Ketika bulan purnama telah menghilang,” kata He Lan.

“Kemudian kita harus menunggu sampai pagi?” tanya Pi Pi.



He Lan lalu meminta agar Pi Pi jangan berdiri menjauh dan kembali duduk didekatnya saja. Mungkin dengan demikian, mereka (rubah) bisa merasakan itu dan membiarkan mereka berdua untuk segera keluar.

Jadi setelah agak berpikir sejenak, Pi Pi pun kembali duduk didekat He Lan.



“Mungkin sedikit lebih dekat,” kata He Lan dengan suara pelan, meminta.

“Apa kamu sedang mencoba menjebakku?” tanya Pi Pi.

“Bagaimana bisa aku menjebakmu?” balas He Lan.



Karena sikap serius He Lan yang tidak mungkin melakukan hal buruk kepadanya, maka Pi Pi pun  bergerak dan duduk lebih mendekat kepada He Lan. Lalu setelah itu mereka berdua saling terdiam agak lama.

Pi Pi memandangin wajah He Lan yang sedang memejamkan matanya.



“Aku pikir ini tidak bekerja,” kata He Lan, masih sambil memejamkan matanya. Mungkin ia sedang mencoba merasakan sesuatu.

Pi Pi hanya diam, tidak berkomentar. Sambil tetap memandangin wajah He Lan.



Dalam hidup kita, ada beberapa moment yang begitu special yang kita tidak akan pernah lupakan. Mungkin itu hanya sebuah senyuman, pelukan, atau mungkin hanya beberapa detik ketika mata mu saling menatap. Tetapi semuanya terjadi begitu tiba- tiba.


Itu seperti banyak moment biasa lainnya dalam hidup. Hanya saja ketika moment itu datang, kita akan melihatnya. Bahwa semua ini telah ditakdirkan.



Dengan perlahan Pi Pi mendekatkan wajahnya kepada He Lan. Dan tepat ketika Pi Pi sudah semakin dekat, He Lan membuka matanya, dan tanpa diduga oleh He Lan.

Pi Pi mendaratkan bibirnya ke bibir He Lan. Lalu pada saat itu, He Lan pun kembali menutup matanya.


Setiap orang rubah yang berada dimanapun, tampak merasakan itu. Mereka mulai saling bermesraan dan berciuman dengan pasangan mereka masing- masing.




Setelah ciuman berakhir. Dengan nada khawatir, He Lan menanyakan apakah Pi Pi baik- baik saja. Namun Pi Pi tidak menjawab.


Pi Pi tiba- tiba merasakan pusing dan pingsan. Dan kalung Pearl yang dipakainya bersinar.

1 Comments

Previous Post Next Post