Broadcast Network : Tencent
Dipesta. Pi Pi merangkul tangan He
Lan dan mengikutinya masuk kedalam suatu tempat yang telah ramai dipenuhi oleh
orang rubah. Orang- orang tersebut langsung menyapa dan memberi hormat kepada
He Lan yang memasuki ruangan.
“Apa kamu merasa tidak nyaman?” tanya
He Lan, saat melihat tingkah tidak nyaman Pi Pi.
“Tidak. Hanya saja begitu banyak
orang yang memandangku. Aku sedikit tidak terbiasa,” jawab Pi Pi dengan nada
kecil. Dan He Lan mengatakan agar Pi Pi santai saja, tidak perlu khawatir.
“Tuan He Lan, ketika kamu memasuki
ruangan, kamu terlihat keren. Dari belakang kamu tampak bersinar,” puji Xiao Ju
yang berdiri disebelah He Lan.
“Bagaimana? Apa rasanya bagus ikut
dengan kami?” tanya Xiu Xian kepada Xiao Ju yang sedang berbicara kepada He
Lan.
“Orang yang terasa bagus adalah Tuan
He Lan. Apa hubungannya denganmu?” balas Xiao Ju, bertanya.
“Aku orang yang membawamu kesini,”
balas Xiu Xian.
“Bisakah kalian berdua lebih
tenang?” kata Kuan Yong, memperingatkan mereka berdua.
Pi Pi merasa takjub ketika mengetahui
bahwa semua yang hadir dipesta ini adalah orang –orang rubah yang merupakan
teman dan keluarga bagi He Lan. Karena Pi Pi tidak pernah menyangka kalau He
Lan mempunyai status yang begitu tinggi.
“Santailah. Kamu tidak perlu takut
apapun, ketika kamu berada disisiku,” kata He Lan, lalu menawarkan beberapa
dessert kepada Pi Pi.
Karena tetua sedang berada dipesta
ini, maka He Lan ingin menemuinya. Dan Pi Pi mengizinkannya, namun ia tidak mau
ikut bersama dengan He Lan.
“Xiao Ju, tolong jaga Pi Pi sebentar
ya,” kata He Lan, menitipkan Pi Pi.
“Yeah,” balas Xiao Ju.
Didalam pesta. Xiao Ju tampak
bersemangat, saat ia melihat Fang Jingxue, seorang wanita yang sedang viral.
Dan Xiao Ju mengajak Pi Pi untuk ikut bersamanya, meminta tanda tangan Fang
Jingxue.
Namun Pi Pi menolak, karena ia tidak
tertarik. Jadi Xiao Ju pun pergi kesana sendiri dan Xiu Xian mengikutinya.
Karena hanya ada tinggal Kuan Yong
seorang yang dikenalnya disana, maka Pi Pi pun mendekati Kuan Yong. Namun
karena mau menemani He Lan, maka Kuan Yong pamit kepada Pi Pi dan meninggalkan
Pi Pi sendirian.
Disaat Pi Pi sedang sendirian. Tiga
orang wanita datang mendekatinya. Mereka menyapa Pi Pi dengan sangat ramah.
“Aku tidak pernah melihatmu
sebelumnya. Siapa namamu?” tanya si wanita bergaun merah.
“Namaku Guan Pi Pi,” jawab Pi Pi.
“Xiumei. Senang bertemu denganmu,”
kata Xiumei sambil mengulurkan tangannya. Dan sambil tersenyum, Pi Pi
menyalaminya.
“Tahun berapa kamu?” tanya Xiumei,
lagi.
“Tahun?” tanya Pi Pi tidak mengerti.
Lalu saat sadar apa itu, Pi Pi menjawab kalau tahun ini ia berumur 24 tahun.
“Kami tidak menanyakan umur
manusiamu,” kata si wanita bergaun peach.
Xiumei lalu menanyakan darimana Pi
Pi mendapatkan kalung itu. Dan dengan jujur Pi Pi menjawab kalau He Lan yang
memberikan itu kepadanya.
“Tuan He Lan yang secara pribadi
memberikannya padamu?” tanya si wanita bergaun peach, tidak percaya.
“Bukankah seharusnya itu untuk Qian
Hua?” bisik si wanita bergaun hitam kepada Xiumei dengan suara pelan.
“Kemudian, kamu dan He Lan adalah…”
tanya Xiumei.
“Kami adalah teman biasa,” jawab Pi
Pi.
“Bagaimana mungkin Tuan He Lan
memberikan Pearl of Charm nya kepada seorang teman biasa,” komentar si wanita
bergaun hitam.
“Sesuatu yang buruk terjadi padaku
sebelumnya. Dia bilang ini bisa melindunginku dan jadi dia memberikannya
padaku. Kalian tidak perlu salah paham,” kata Pi Pi membenarkan dengan cepat.
“Kelihatannya rencana tahun ini
tidak adak bisa terjadi lagi,” keluh si wanita bergaun peach.
“Kami sudah menunggu selama lebih
dari seratus tahun. Kali ini, tampaknya kita harus menunggu sepuluh tahun lagi
atau lebih,” tambah si wanita bergaun hitam.
Saat kedua temannya tampak mulai
mengeluh, seperti tidak senang. Xiumei pun memanggil pelayan, meminta minuman.
Ia memberikan itu kepada Pi Pi, namun Pi Pi menolak untuk minum, karena ia
tidak kuat dengan alkohol.
“Ini bukan beer. Ini jus buah,” kata
Xiumei membujuk Pi Pi. Sehingga Pi Pi pun meminum itu. Lalu para wanita
memberikan segelas lagi kepada Pi Pi sambil bertossan, jadi Pi Pi pun
meminumnya lagi.
Xiao Ju datang mendekati Fang
Jingxue, ia bertanya apa mereka bisa berfoto berdua. Namun sayangnya, karena
ini pesta pribadi, maka tidak boleh. Jadi Xiao Ju pun meminta tanda tangannya
saja. Dan Fang Jingxue setuju.
Sayangnya Xiao Ju serta Xiu Xian
sama sekali tidak ada membawa kertas dan pena. Sehingga mereka terpaksa harus
mencarinya dulu. Dan Kuan Yong melihat itu dari jauh.
Para wanita itu kembali menuangkan
minuman ke gelas Pi Pi dan mengajaknya untuk minum lagi. Sebenarnya Pi Pi mulai
tampak pusing, namun karena mereka melakukan toss dan memintanya untuk meminum
itu lagi, maka Pi Pi pun meminumnya.
Saat Xiumei sadar kalau Pi Pi sudah
tampak sangat mabuk dan pusing. Maka ia menyarankan agar Pi Pi pergi saja
kelantai atas, karena disana ada kamar yang bisa dipakai Pi Pi untuk
beristirahat.
“Itu tidak bagus,” kata Pi Pi dengan
lemah.
“Apa yang tidak bagus? Biar
kuberitahu. Seluruh lantai ini adalah milik pacarmu,” kata Xiumei, lalu
menawarkan diri untuk mengantarkan Pi Pi keatas.
Xiu Xian mengatakan bahwa Xiao Ju
tidak perlu kecewa karena tidak mendapatkan tanda tangan itu. Karena masih ada
cara yang lain untuk mendapatkannya. Yaitu menggunakan Kuan Yong.
“Mengapa?” tanya Xiao Ju.
“Mereka berdua saling mengenal. Fang
Jingxue suka kepada Kuan Yong,” jawab Xiu Xian. Dan mendengar itu, Xiao Ju
tampak terkejut.
“Xiao Ju, sebenarnya…” kata Xiu Xian
seprti ingin berbicara. Namun dipotong oleh Xiao Ju yang menanyakan dimana Pi
Pi berada, karena ia tidak melihat Pi Pi dimanapun.
Dua orang wanita mendekati He Lan.
Sambil berbisik ditelinga He Lan, wanita itu memberitahu kalau tadi ia melihat
Pi Pi yang tampak tidak sehat. Dan mendengar itu, He Lan pun pamit kepada tetua
untuk mengurus hal yang lain dulu.
Xiao Ju merasa khawatir, karena ia
masih tidak bisa menemukan Pi Pi
dimanapun. Dan Xiu Xian mengatakan agar Xiao Ju tidak perlu khawatir, karena ia
juga tidak ada melihat He Lan.
“Xiao Ju,” panggil Xiu Xian.
“Huh?”
“Aku benar- benar punya sesuatu dari
hatiku yang ingin aku bicarakan denganmu,” kata Xiu Xian dengan seriut, menatap
Xiao Ju yang sedang sibuk melihat ke sekeliling ruangan.
“Ahyoo.. bisakah kamu membantuku
mencari Pi Pi dulu?” balas Xiao Ju.
“Jangan khawatirlah. Disana ada
begitu banyak orang. Tidak akan ada yang terjadi,” kata Xiu Xian menenangkan.
“Aku tau disini banyak orang yang
kalian kenal, tapi disini hanya kami berdua yang…” balas Xiao Ju dengan agak
kesal. Dan tiba- tiba Xiao Ju, berhenti bicara. Karena ia melihat kuang Yong
dan Fang Jingxue yang sedang berpelukan.
“Ada apa?” tanya Xiu Xian, heran.
Dengan alasan mau mencari Pi Pi,
Xiao Ju buru- buru pergi dari sana. Dan Xiu Xian pun mengikutinya.
Setelah memeluk Kuan Yong, maka Fang
Jingxue pun menyerahkan kertas tanda tangannya kepada Kuan Yong.
“Terima kasih,” kata Kuan Yong. Lalu
pergi meninggalkan Fang Jingxue.
Didalam kamar. Pi Pi melihat dengan
takjub pemandangan malam yang ada diluar jendela besar. Dan disaat itu, He Lan
masuk kedalam kamar. He Lan tampak sangat panik, ia menanyakan apa Pi Pi baik-
baik saja.
“Aku baik- baik saja. Ada apa?” tanya
Pi Pi.
“Mereka bilang kalau kamu sedikit
mabuk… sudahlah, jika kamu baik- baik saja, maka istirahatlah sebentar,” kata
He Lan. Lalu mau pergi meninggalkan Pi Pi.
Namun sayangnya, ketika He Lan
mencoba membuka pintu kamar, ia tidak bisa. Karena ternyata Xiumei dan kedua
temannya yang berada diluar dengan usil dan sengaja mengunci pintu kamar.
He Lan mengetuk pintu dan meminta
agar Xiumei membuka pintunya. Tapi Xiumei tidak mau, ia malah menyuruh agar He
Lan bersenang- senang saja, lalu ia da
kedua temannya itu pergi.
Karena pintu kamar tidak bisa
dibuka. Maka He Lan pun kembali kedekat Pi Pi. Ia duduk didekat Pi Pi dan
menyalahkan dirinya sendiri yang begitu bodoh.
“Aku lupa malam ini adalah bulan
purnama,” kata He Lan.
“Bulan purnama? Kenapa?” tanya Pi Pi,
tidak mengerti.
“Dalam Fox Clan, disana dikatakan
rubah hanya bisa bereproduksi ketika bulan purnama. Itu setiap sepuluh tahun
sekali. Juga ada sebuah syarat.”
“Syarat apa?”
“Sebuah syarat, dimana hanya setelah
Imam melakukannya duluan, maka barulah setiap rubah yang lain bisa melakukan
itu,” bisik He Lan dengan suara pelan.
Pi Pi menghela nafas dan berdiri
sedikit menjauh, ia berdiri didekat jendela. Dan dengan cepat He Lan mengatakan
bahwa Pi Pi jangan salah paham, karena ia tidak akan melakukan apapun.
“Mereka akan membiarkan kita keluar.
Ketika bulan purnama telah menghilang,” kata He Lan.
“Kemudian kita harus menunggu sampai
pagi?” tanya Pi Pi.
He Lan lalu meminta agar Pi Pi
jangan berdiri menjauh dan kembali duduk didekatnya saja. Mungkin dengan demikian,
mereka (rubah) bisa merasakan itu dan membiarkan mereka berdua untuk segera
keluar.
Jadi setelah agak berpikir sejenak,
Pi Pi pun kembali duduk didekat He Lan.
“Mungkin sedikit lebih dekat,” kata
He Lan dengan suara pelan, meminta.
“Apa kamu sedang mencoba
menjebakku?” tanya Pi Pi.
“Bagaimana bisa aku menjebakmu?”
balas He Lan.
Karena sikap serius He Lan yang
tidak mungkin melakukan hal buruk kepadanya, maka Pi Pi pun bergerak dan duduk lebih mendekat kepada He
Lan. Lalu setelah itu mereka berdua saling terdiam agak lama.
Pi Pi memandangin wajah He Lan yang
sedang memejamkan matanya.
“Aku pikir ini tidak bekerja,” kata
He Lan, masih sambil memejamkan matanya. Mungkin ia sedang mencoba merasakan
sesuatu.
Pi Pi hanya diam, tidak berkomentar.
Sambil tetap memandangin wajah He Lan.
Dalam hidup kita, ada beberapa moment yang begitu special yang
kita tidak akan pernah lupakan. Mungkin itu hanya sebuah senyuman, pelukan,
atau mungkin hanya beberapa detik ketika mata mu saling menatap. Tetapi
semuanya terjadi begitu tiba- tiba.
Itu seperti banyak moment biasa lainnya dalam hidup. Hanya saja
ketika moment itu datang, kita akan melihatnya. Bahwa semua ini telah
ditakdirkan.
Dengan perlahan Pi Pi mendekatkan
wajahnya kepada He Lan. Dan tepat ketika Pi Pi sudah semakin dekat, He Lan
membuka matanya, dan tanpa diduga oleh He Lan.
Pi Pi mendaratkan bibirnya ke bibir
He Lan. Lalu pada saat itu, He Lan pun kembali menutup matanya.
Setiap orang rubah yang berada
dimanapun, tampak merasakan itu. Mereka mulai saling bermesraan dan berciuman
dengan pasangan mereka masing- masing.
Setelah ciuman berakhir. Dengan nada
khawatir, He Lan menanyakan apakah Pi Pi baik- baik saja. Namun Pi Pi tidak
menjawab.
Pi Pi tiba- tiba merasakan pusing
dan pingsan. Dan kalung Pearl yang dipakainya bersinar.
Tags:
Moonshine and Valentine
Ma kasih
ReplyDelete