Sinopsis K-Drama : Ms. Hɑmmurɑβi Episode 06- 2

Sinopsis K-Drama : Ms. Hɑmmurɑβi Episode 06- 2
Images by : JTBC
Sek. Lee ternyata juga datang ke restoran tersebut. Ba Reun tentu heran kenapa sek. Lee bisa ke sini? O Reum menjelaskan kalau itu karena dia yang mengundang sek. Lee untuk datang jika ada waktu luang. Sek. Lee kemudian melihat Bo Wang yang mabuk dan menyindir kalau ada yang tidur di sini. Bo Wang membantah, dia tidak tidur dengan marah. Ba Reun terus memukulnya untuk sadar dari mabuk dan saat Bo Wang mendongak, dia kaget karena ada sek. Lee.
Sek. Lee memberitahu kalau dia datang karena dengan bahwa Bo Wang yang akan mentraktir. Apa ada sesuatu yang bagus terjadi? Bo Wang kaget karena dia baru tahu kalau dia yang akan bayar. O Reum menggangguk. Dan mereka mulai lanjut minum-minum.  
O Reum kemudian mengajak sek. Lee untuk berteman dan bertemu di luar jam kerja tetapi sek. Lee menolak.
“Hakim Park. Lebih baik menjaga jarak dengan orang lain, terlebih dari rekan kerja,” ujar sek. Lee.
Mendengar hal itu, Bo Wang tidak setuju. Dia merasa kalau sebagai sesama teman kerja mereka harus saling mengenal. Dan dia secara jujur memberitahu kalau ada yang mencurigakan dari diri sek. Lee. Kenapa sek. Lee bekerja sebagai sekretaris padahal dia terlihat dari keluarga kaya? Apa dia bekerja hanya untuk mencari kesibukkan saja? Ba Reun segera memberi tanda pada Bo Wang untuk diam. Bo Wang yang menyadari kalau pertanyaannya sudah kelewatan, menunduk dan meminta maaf.
“Anak orang kaya macam apa yang kerja sebagai sekretaris hanya untuk cari kesibukan? Orang-orang punya pikiran masing-masing,” jawab sek. Lee.
Ba Reun segera meminta maaf dan menjelaskan kalau Bo Wang sedang mabuk saat ini. Bo Wang mengangguk membenarkan.
“Aku berasal dari keluarga yang sangat miskin, dan aku punya kegemaran lainnya. Sesuatu yang kulakukan saat malam hari,” beritahu Sek. Lee.
Dan hal itu membuat Bo Wang semakin penasaran. Apa yang dilakukan sek. Lee saat malam hari?
O Reum kemudian pamit untuk pulang duluan. Saat O Reum sudah pergi, Bo Wang baru menyadari kalau mereka pernah bertemu dengan O Reum dulu, saat di klub di perpustakaan. Siswi yang berpenampilan seperti putri. Ba Reun membenarkan. Bo Wang benar-benar tidak percaya kalau mereka adalah orang sama, itu wanita yang disukai Ba Reun kan?
Ba Reun segera membekap mulut Bo Wang dan menyebutnya sangat mabuk. Dia bahkan segera mengajak sek. Lee untuk pulang.
“Hakim Park adalah cinta pertamamu saat SMA dulu?” tanya sek. Lee tertarik.
“Itu maksudku,” tegas Bo Wang.
Dan Bo Wang mulai menceritakan mengenai O Reum dan Ba Reun saat SMA. Dan sek. Lee mendengarkan dengan antusias. Dia penasaran seperti apa Hakim Park saat SMA dulu. Ba Reun kesal dan Bo Wang segera menjelaskan kalau Ba Reun sangat sensitif jika menyangkut hal mengenai O Reum. Sek. Lee segera meminta maaf, dia hanya penasaran bagaimana bisa seseorang menyukai orang yang tidak dia kenal. Dan sek. Lee melihat ke arah Bo Wang.
Sek. Lee kemudian pamit untuk pulang duluan. Dia harus melakukan sesuatu.

Ba Reun dalam perjalanan pulang. Dia mengingat saat SMA dia selalu memperhatikan O Reum (untuk memperjelas kalau O Reum dan Ba Reun untuk beda SMA tetapi saling mengenal di perpustakaan Jungmok karena ikut klub baca. Ba Reun dari SMA biasa sementara O Reum dari SMA Seni). Ba Reun ingat saat dia selalu berbincang dengan O Reum walaupun hanya untuk hal - hal sepele. Dan bagaimana dia mulai tertarik dengan piano dan bahkan berencana mau masuk les piano. Tapi, hal itu di tentang oleh ibunya karena keuangan mereka yang tidak memungkinkan. Ba Reun ingat saat dia membeli tiket pertunjukkan Debussy dan hendak mengajak O Reum menonton bersama. Tetapi, saat itu, O Reum memberitahu kalau dia benci piano karena guru les-nya selalu berusaha memegang dan mencium-nya. Ba Reun sangat marah saat itu dan menyuruh O Reum untuk memberitahukan hal itu pada orang tuanya. Tetapi, O Reum tidak bisa, dia takut padanya. Dan Ba Reun, saat itu, tidak bisa melakukan apapun. Dan cinta pertama itu menghilang sebelum Ba Reun sempat mengungkapkannya perasaannya.
Keesokan harinya,
Ba Reun menelpon dan meminta agar tn. Kang datang untuk mediasi. O Reum kaget dan bertanya apa Ba Reun akan bertemu tn. Kang? Ba Reun membenarkan, dia merasa jawaban hanya bisa di temukan kalau tn. Kang datang.
Tn. Kang datang dan Ba Reun melakukan mediasi dengan pengacara tergugat. Pengacara tergugat merasa kalau mereka tidak salah karena hanya mempublikasikan fakta. Tn. Kang yang dari tadi diam angkat bicara. Dia secara gamblang memberitahu kalau dia pernah ditahan saat kuliah karena melakukan demonstrasi seperti yang terlihat di foto, dan hal itu sudah pernah di tuliskannya di bukunya sendiri dan melalui wawancara.
“Foto itu. Selain fakta yang telah diketahui, informasi apa yang terkandung di dalamnya?” tanya tn. Kang.
Pengacara gelagapan, dia beralasan kalau sebuah foto mempunyai dampak yang lebih daripada buku. Tn. Kang balik bertanya, apa memperlihatka masa muda nya untuk memberikan dampak itu penting? Semua hal tentang hidupnya telah dia tuliskan di dalam 2 buku-nya dan bahkan dalam wawancara. Dan dia rasa kalau hal itu lebih berdampak daripada sebuah foto.
“Andalah yang melayangkan gugatan. Daripada menanyakan perihal kepentingan foto itu kepada tergugat, Anda harus bisa menjelaskan hak apa saja yang telah di langgar karena foto itu,” balas pengacara.
“Itu foto saya dan bagian dari hidup saya. Saya tidak ingin foto itu menjadi konsumsi publik. Saya sudah memberitahunya kepada tergugat. Dia menolak permintaan saya,” balas tn. Kang.
Ba Reun mendegarkan dan memperhatikannya. Dia melihat kalau tn. Kang terus menggores-gores pensil di buku catatannya.
Mediasi selesai.
Ba Reun sedang berdiskusi dengan O Reum terkait hal ini. O Reum meraasa kalau pihak tergugat kelewatan karena bertanya alasan tn. Kang menuntut hak dilupakan terkait foto tersebut.
Bo Wang kembali berkunjung ke ruangan Ba Reun di malam hari. Dan sek. Lee tentu saja sudah pulang. Bo Wang mengajak mereka untuk makan malam bersama tetapi Ba Reun menolak. Ba Reun balas bertanya kenapa Bo Wang cepat sekali pulang padahal baru jam 6 sore. Bo Wang beralasan kalau dia hanya mau pulang cepat dan makan malam bersama. O Reum menolak untuk makan malam karena masih belum lapar. Bo Wang kesal karena Ba Reun dan O Reum menolak ajakannya. Ba Reun segera menyuruhnya pergi karena mereka sedang sibuk.
Ba Reun dan O Reum pulang bersama. Dan lagi-lagi, Yong Jun datang menjemput O Reum. Dia mengajak O Reum makan bersam dan dia juga mengajak Ba Reun untuk makan bersama dengan mereka. Dia akan mengajak Ba Reun untuk akan di restoran kesukaan O Reum.
Mereka bertiga di sebuah restoran mewah yang setiap meja di layani secara langsung oleh setiap koki. Ba Reun merasa tidak nyaman makan di sana karena terlalu mewah. Dia bertanya apa mereka sering makan disini? Yong Jun membenarkan, restoran ini adalah restoran kesukaan ayah O Reum. O Reum menyuruh Yong Jun untuk tidak bicara sembarangan.
Ba Reun yang penasaran bertanya kalau mereka pernah bilang pernah berada di klub yang sama saat kuliah kan? Kalau boleh tahu klub apa? Dan O Reum memberitahu kalau nama klub itu adalah : ‘Cinta untuk Bahasa Isyarat’. Ba Reun terkejut. Yong Jun memberitahu kalau dia punya 2 saudari yang tidak bisa jalan dan karena itu dia tertarik untuk masuk ke klub tersebut. O Reum menerima telepon dan pamit sebentar untuk menerima telepon tersebut.
“Hidup di dunia yang berbeda dari dunia yang sebelumnya tidak akan mudah,” ujar Young Jun tiba-tiba. Ba Reun tentu bingung dan bertanya apa maksud Young Jun.
Young Jun balik bertanya apa Ba Reun tidak tahu apa yang terjadi pada keluarga O Reum? Ba Reun semakin penasaran. Young Jun merasa tidak sopan jika dia menceritakan masalah keluarga orang lain.
Tiba-tiba, O Reum datang dan pamit untuk pulang duluan. Ba Reun menatap Young Jun setelah O Reum pergi.
Tidak berapa lama kemudian, Ba Reun berterimakasih atas makanan dan cerita Young Jun. Setelah itu, Ba Reun membayar biaya makanan hari ini walaupun Young Jun melarang. Tetapi, Ba Reun bersikeran walaupun itu harus menguras kantongnya.
O Reum pergi dengan terburu-buru, ternyata untuk menemui ibunya yang terbaring sakit.

O Reum mengingat masa kecilnya dengan ibunya. Ibunya sangat menyanyanginya dan bahkan ibunya yang mengajarinya piano saat kecil.
O Reum sudah SMA dan saat dia pulang ke rumah, dia mendapati wajah ibunya babk belur di hajar oleh ayahnya. O Reum sangat sedih melihat hal itu tetapi ibunya terus berkata kalau dia baik-baik saja dengan senyuman di wajahnya.

Dan suatu hari, ibunya mendapati suaminya gantung diri di kamar. Dan hal itu sangat membuatnya terkejut. Tidak berapa lama, usai pemakaman, mereka harus mendapati semua harta benda mereka telah di sita.
Ibu O Reum sudah sadar dari tidurnya. O Reum memanggilnya termasuk nenek. Nenek membelai wajah ibu tetapi ibu menghindar ketakutan. O Reum menangis melihat hal tersebut. Nenek juga menangis karena anaknya tidak mengenalinya. Ibu O Reum hanya melihat kosong.
O Reum pergi ke pasar dan bertemu para ahjumma. Semua ahjumma khawatir dan bertanya apa ibu O Reum baik-baik saja? Melihat wajah O Reum yang tidak bercahaya, mereka dapat menduga kalau ibu O Reum pasti tidak mengenali O Reum dan nenek lagi.
“Ibu sepertinya ingin melupakan semuanya… termasuk diriku,” ujar O Reum dan menangis sedih. Dia takut ibunya benar-benar akan melupakannya.
Para ahjumma pasar memintanya untuk tidak berkata seperti itu. Seorang ibu tidak akan melupakan anak mereka sendiri, walaupun mereka ingin, mereka tidak akan bisa.
Keesokan hari,
Mediasi antara tn. Kang dengan pengacara tergugat kembali dilakukan dan kedua belah pihak tetap pada pendirian masing-masing. Ba Reun memperhatikan kalau lagi-lagi tn. Kang menggambar sesuatu di buku catatannya. Dan karena itu, Ba Reun meminta pengacara tergugat untuk keluar sebentar, dia ingin bicara dengan tn. Kang.

Post a Comment

Previous Post Next Post