Dirumah kecil. Nok datang membawa kan baju ganti
untuk Nai. Namun setelah menerima baju yang dibawanya, Nai tidak ada mengatakan
apapun. Sehingga Nok pun menjadi kebingungan sendiri harus bagaimana, karena
dia belum mau pergi.
Jadi saat melihat Non, maka Nok pun mulai
bertanya- tanya, seperti apa barang yang Non bawa cukup. Dan Nai menjawab bahwa
dia sudah membawa cukup diapers untuk Non. Lalu setelah itu Nok kembali menjadi
bingung harus ngapain lagi.
“Apa ada lagi yang ingin kamu tanyakan? Jika
tidak, maka beristirahatlah,” kata Nai, karena Nok diam terlalu lama
dihadapannya.
“Mm …” kata Nok dengan kebingungan.
Didapur. Khae serta Wat sedang membuatkan susu
untuk anak tersayang mereka. Lalu mereka membicarakan Non yang tadi tampak baik
bersama dengan Nin. Dan Khae berharap agar mereka bisa tinggal bersama,
sehingga anak- anak mereka bisa menjadi teman baik. Lalu Wat membalas bahwa itu
akan terjadi tidak lama lagi, karena dia percaya Nok pasti bisa melunakan hati
Nai..
Nok mendekati Non yang sedang tertidur pulas di
tempat tidur. Dia beralasan bahwa Non pasti sangat bosan dan menginginkan
seseorang bermain dengannya. Dan mendengar itu, Nai bertanya bagaimana bisa Non
bosan, karena sekarang kan Non sedang tidur.
“Kemudian. Bisakah aku duduk disini dan melihat
dia tidur sebentar saja? Ya? Ya, Lucky?” pinta Nok. Dan Nai pun mengizinkan Nok
untuk boleh melihat Non yang sedang tidur, sementara dia sendiri akan mandi
dulu. Lalu dengan senang, Nok pun mengiyakan.
Setelah itu, ketika Nai telah pergi. Nok mendekat
dan mencium Non. “Aku akan membuat Ayah mu melembut. Lihat lah Non,” gumam Nok.
Dan Nai yang ternyata belum benar- benar masuk ke
dalam kamar mandi. Dia tersenyum melihat serta mendengar itu. Lalu setelah itu,
barulah dia masuk ke dalam kamar mandi.
Nok menggendong Non yang sudah terbangun dan mulai
menangis. Lalu tepat disaat itu, Nai telah selesai mandi. Dan ketika melihat
itu, dia pun mendekat dan gantian mengendong Non. Lalu dia menimang dan
bersenandung pelan agar Non tidak menangis lagi.
Kemudian sama seperti Nai. Nok mulai bernyanyi dan
bersikap lucu untuk menghibur Non agar tidak menangis lagi. Dan begitulah
selama semalaman, mereka berdua sibuk dan bekerja sama dalam merawat Non.
Hingga akhirnya. Karena sudah mengantuk, maka Nai
pun tidur duluan, sementara Nok yang menjaga Non. Lalu saat Nok sudah mulai
mengantuk dan tertidur, maka gantian Nai lah yang menjaga Non.
Saat pagi hari. Ketika terbangun dari tidur nya
dan tidak melihat Non diatas tempat tidur, Nok pun menjadi cemas dan khawatir.
Lalu dengan kesal, Nok mengeluh, karena dia mengira bahwa Nai pasti telah
membawa Non pulang. Dan ketika seseorang mengetuk pintu kamar, Nok pun langsung
berteriak bahwa dia tidak lapar.
Namun orang tersebut terus mengetuk pintu kamar. Jadi
dengan kesal, Nok pun mengatakan bahwa dia sedang tidak lapar, karena sekarang
dia sedang tidak dalam mood mau makan.
“Ini aku,” kata Nai, masuk ke dalam kamar.
Dan melihat itu, Nok pun langsung berdiri dan
meminta maaf. Nok menjelaskan bahwa tadi dia mengira yang mengetuk pintu adalah
pelayan. Serta dia berpikir bahwa Nai dan Non telah pulang.
“Aku lupa sesuatu,” kata Nai sambil berjalan
mendekati Nok.
“Barang?” gumam Nok dengan bingung. Lalu saat
melihat sebuah boneka yang berada di dekat kakinya, Nok pun mengira bahwa itulah
yang Nai cari. Dan dia memberikan boneka itu kepada Nai. Lalu dia mengucapkan
hati- hati kepada Nai.
Saat Nai berbalik dan seperti akan pergi. Nok
menjadi kesal kepada dirinya sendiri. Namun tiba- tiba saja Nai berbalik dan
kembali. “Kamu merencanakan agar aku tinggal disini sepanjang malam. Apa hanya itu saja yang mau kamu
katakan?” tanya Nai. Dan Nok menjadi bingung.
“Kamu bilang tidak peduli betapa dinginnya aku,
itu tidak akan menghentikan mu. Kamu bertingkah seperti kamu seorang penyerang.
Tapi… mm…. kamu mengecewakan aku,” kata Nai tepat di hadapan Nok.
“Kamu tahu?” tanya Nok dengan terkejut.
“Keluarga mu berusaha begitu keras,” balas Nai,
mengiyakan.
Dengan kesal, Nok pun mendorong Nai, dia memarahi
Nai yang jelas- jelas sudah tahu, tapi malah bersikap seperti tidak tahu dan
sombong. Dan saat Nok akan memukulnya, maka Nai pun memegang tangan Nok dan
menghentikannya.
“Sekarang jika kamu tidak mengatakan apa yang
ingin kamu katakan. Aku akan pergi seperti yang kamu bilang padaku,” kata Nai
dengan tegas sambil menatap Nok. Lalu saat Nok hanya diam saja, maka Nai pun
berjalan pergi.
Ketika Nai telah berjalan pergi. Dengan segera,
Nok langsung mengejar dan memeluk Nai dari belakang. “Jangan membelakangin aku
lagi,” pinta Nok.
“Aku mengira akan mendengar satu kata dari kamu
yang sangat penting. Tapi hari ini datang, itu tidak diperlukan,” balas Nai
dengan nada kecewa. Tapi wajah tersenyum.
“Aku mencintaimu. Aku ingin memberitahu mu,” kata
Nok sambil menangis.
Nai melepaskan tangan Nok yang memeluknya. Lalu dia
berbalik dan menghadap kearah Nok. Dan sekali lagi, Nok mengatakan bahwa dia
mencintai Nai dan dia tidak mau Nai pergi kemana pun. “Tolong jangan pergi
kemana pun lagi ya,” pinta Nok.
Dengan lembut Nai tersenyum dan menlapkan air mata
Nok. “Dimengerti,” kata Nai. Dan dengan senang, Nok pun tersenyum. Kemudian Nai
mendekat dan mencium dahi Nok. Setelah itu dengan penuh kerinduan, mereka
berdua saling berpelukan.
Diruang tamu. Khae serta Wat saling tersenyum,
saat mereka mengingat kejadian tadi pagi. Nai datang kepada mereka dan menitip
kan Non, karena dia harus menjaga pergi dan menjaga Istrinya.
“Ingin bermain dengan Non?” tanya Wat sambil
mendekatkan Nin dan Non.
“Lihat dia sangat senang bicara dengannya,” tambah
Khae.
Nai berbaring diatas tempat tidur, dia mengatakan
bahwa bayi mereka telah cukup beristirahat. Jadi ini adalah giliran mereka. Namun
bukannya ikut berbaring, Nok malah sibuk memperbaiki tempat tidur yang
berantakan. Dan karena itu, maka Nai pun menarik tangan Nok.
“Jangan bereskan. Karena itu akan berantakan lagi,”
kata Nai sambil tersenyum nakan.
“Gila! Ini masih terang,” balas Nok.
“Jadi kenapa jika ini masih pagi? Aku hanya
mengundang mu untuk tidur. Apa kita tidak bisa tidur saat hari masih terang?”
tanya Nai dengan sikap polos.
“Tidak begitu. Lihat bagaimana kamu bertingkah,”
balas Nok.
“Bagaimana aku?” tantang Nai.
“Tidak ada. Kemudian mari tidur,” kata Nok sambil
berbaring dan menutup dirinya dengan selimut.
Kemudian dengan sikap bingung, Nai pun menutup
matanya. Setelah itu dia mendekati Nok dan berbisik di dekat Nok. Dia
mengatakan bahwa dia tidak ingin tidur lagi. Lalu dengan mesra dia menciumin
punggung Nok berkali- kali. Dan sambil tertawa, Nok mendorong Nai.
“Istriku yang ingin bermain duluan?” tanya Nai
dengan polos.
“Gila!” balas Nok. Lalu dengan sikap mesra, Nai
menutupi diri mereka berdua dengan selimut.
Diruang tamu. Mereka semua berkumpul. Nenek
mengendong Non dan mengatakan bahwa tidak sia- sia dia memberikan nama itu
kepada Non. Dan yang lainnya setuju. Kemudian Nai memberitahu, kalau dia sudah
tenang, sejak Nok mengatakan bahwa dia mencintainya. Dan dengan malu- malu, Nok
mencubiti lengan Nai dengan pelan.
“Jangan lukai aku, hanya karena kamu malu,” kata
Nok dengan sengaja.
“Aku ikut bahagia,” kata Khae sambil tersenyum
tulus. Lalu dia berbicara kepada anak nya Nit agar membantu menjaga Non
nantinya.
“Aku senang. Akhirnya kita bisa hidup bahagia,”
tambah Nenek.
Tepat disaat itu. Pen datang. Dia duduk dilantai
dan mengatakan bahwa dia ingin mengucapkan selamat tinggal serta dia ingin
meminta maaf kepada mereka untuk semua hal buruk yang telah dilakukannya.
“Aku minta maaf,” kata Pen dengan tulus sambil
berlutut dengan wajah menyentuh lantai. Dan Phai mendekatinya dan duduk
disebelahnya.
“Baiklah. Lagian setiap orang sudah mendapatkan
pelajarannya. Hati- hati ya,” kata Wat.
“Ketika kamu datang ke Thailand, jangan lupa untuk
mengunjungin kami. Kami sudah melihat kamu dari kamu kecil, jadi bagaimana pun,
kamu adalah keluarga kami,” tambah Vi.
“Terima kasih, Khun Vi, karena sudah memaafkan ku,”
balas Pen sambil menlap air matanya.
Kemudian dengan sedih, Pen meminta agar Nok
menjaga Ibunya dengan baik. Tapi Phai menyela dan mengatakan bahwa dia tidak
perlu siapapun untuk menjaganya lagi, kecuali Putrinya sendiri.
“Anak ku dan aku memiliki kehidupan yang nyaman,
karena kebaikan Khun Wat dan Khun Vi selama ini. Aku membalas mu dengan menjaga
Khun Nok dan rumah ini sebaik yang aku bisa. Dan saat ini Khun Nok telah
memiliki Khun Nai yang mencintainya serta menjaganya seumur hidupnya. Rumah ini
juga memiliki Khun Khae yang menjaga setiap orang. Kali ini giliran ku untuk
menjaga orang yang paling kucintai di dalam hidupku. Aku akan pergi dengan Pen,”
jelas Phai.
Mendengar itu, Pen sangat senang sekali. Dan
mereka pun berpelukan.
Nok mendekati mereka berdua dan duduk dilantai. Dia
mengucapkan terima kasih kepada Phai yang telah menjaga mereka semua. Lalu Phai
menciumin tangan Nok.
“Aku ikut bahagia denganmu,” kata Nok dengan tulus
kepada Pen.
“Penny. Jaga Ibumu dengan baik ya,” kata Vi.
“Ya,” balas Pen sambil tersenyum.
“Jika ada apapun yang kamu perlukan, yang bisa ku
bantu, maka kamu bisa selalu memberitahu nya kepadaku,” tambah Wat. Dan Pen mengangguk
dengan cepat.
“Jika kamu tidak bisa, maka kembalilah. Keluarga ku
akan selalu terbuka untukmu,” tambah Nenek. Dan secara bersamaan, Phai serta
Pen berterima kasih.
Lalu tiba- tiba saja disaat itu, Vi mendapatkan
telpon dari Wes. Namun dia tidak mengangkatnya. Dan melihat itu, Nenek hanya
tersenyum.
Sambil berpegangan tangan, Vi dan Nenek berjalan
keluar dari rumah. Lalu Nenek membahas tentang orang yang menelpon Vi barusan.
Nenek mengizinkan Vi untuk melakukan apa yang Vi mau, jika itu bisa membuat Vi
bahagia.
“Jangan takut. Aku hanya ingin melihat mu bahagia,”
kata Nenek memberikan dukungan.
“Aku tahu,” balas Vi sambil tersenyum, karena
terharu.
Dipagi hari yang sangat cerah. Wes berdiri di
dekat danau bersama dengan sepedanya. Dan kemudian, Vi yang baru datang, dia
berjalan sambil mendorong sepedanya, mendekati Wes sambil senyum- senyum.
“Aku takut kamu tidak akan datang,” kata Wes
dengan senang.
“Pertamanya memang tidak. Aku tidak suka bersepeda,”
balas Vi.
“Oh.. dan…”
“Aku membeli yang baru. Ini, ini, ini, dan ini
juga,” jelas Vi sambil menunjukan semua atributnya.
Dan Wes mendekati Vi, lalu menyentuh helm Vi. “Aku
percaya. Karena ini masih ada plastiknya.”
Kemudian dengan sikap canggung, Vi mengajak mereka
untuk langsung bersepeda bersama. Namun sebelum itu, Wes menjelaskan bahwa kini
mereka bisa bersama- sama. Dan saat Vi tampak tidak percaya, Wes menyuruhnya
untuk percaya.
Lalu dengan sikap malu- malu, maka Vi pun
mendorong sepedanya dan memberikan tanda agar Wes cepat mengikutinya. Dan bersama
mereka pun bersepeda mengelilingin taman bersama- sama.
Dirumah. Dari belakang, Nai memeluk Nok yang
sedang mengambek, karena dia ingin pergi. Nai menjelaskan bahwa dia ingin pergi
karena dia perlu untuk mengambil barang- barangnya dan Non untuk pindah kembali
ke sini bersama dengan Nok. Dan mengetahui itu, Nok pun tidak jadi mengambek
lagi.
“Cepatlah kembali. Jangan tinggalkan aku lagi ya.
Kamu dan bayi kita, itu adalah keluarga ku,” kata Nok. Dan Nai mengangguk.
“Aku mengubah pikiranku. Aku akan meninggalkan
bayinya disini. Dan membawa Ibunya untuk merubah suasana,” balas Nai dengan
nakal. Dan Nok pun memukuli pelan lengan Nai.
“Merubah suasana apa?”
“Mengapa, Khun? Aku hanya mengajak mu untuk
membantu ku mengambil barang,” balas Nai sambil mencubit pelan hidung Nok.
“Aku mengenal suami ku dengan baik,” balas Nok.
Lalu secara tiba- tiba, Nai langsung mengendong
Nok, sehingga Nok menjadi terkejut. Namun mereka berdua sama- sama tertawa. Dan
kemudian Nok setuju untuk pergi bersama, tapi dia mau mereka pergi bertiga,
yaitu dia, Nai, dan bayi mereka.
“Keluarga kita akan pergi bersama. Dan tidak akan
meninggalkan satu sama lain,” kata Nai. Dan dengan sayang, Nok pun mengecup
Nai.
Namun saat Nai ingin mengecup Nok balik, Nok malah
menghindar dan tertawa. Dan kemudian mereka berdua saling berpelukan dengan
penuh kasih.
Dipantai. Setelah beberapa tahun berlalu. Nai dan
Nok berfoto bersama Non yang sudah mulai agak besar. Dan Wat lah yang bertugas
sebagai juru fotonya. Lalu disana juga ada Vi, Wes, serta Khae dan Nin.
Saat telah beberapa kali berfoto. Terakhir mereka
berfoto bersama sebagai sebuah keluarga besar. Dan sambil tersenyum lebar,
mereka berfoto berkali- kali dengan diakhir, Nok memegang sebuah kertas yang
bertuliskan Forever.
Selesai berfoto. Nok menuliskan di atas pasir,
tulisan FOREVER NOK & NAI. Dan melihat itu, Nai bertanya apa Nok yakin
menggunakan kata- kata ini.
“Jika tidak, maka kamu ingin aku meninggalkanmu
besok?” tanya Nok dengan pandangan menantang. Dan Nai pun langsung cemberut.
“Mm.. aku hanya bercanda. Lihat wajahmu,” kata Nok
sambil memegang wajah Nai dengan kedua tangannya. “Tahun yang telah berlalu,
apa aku tidak membuat kamu yakin sama sekali, hm?” tanya Nok.
“Tdak yakin,” balas Nai. Dan saat Nok tampak
kesal, Nai melanjutkan,”Tidak sampai kamu bermain satu game denganku.”
“Game? Hah… kamu tidak belajar dari game dulu?”
“Dengarkan dulu semuanya. Game ini disebut, Game
cinta selamanya. Hanya ada satu aturan, siapapun yang berhenti mencintai
duluan, berarti dia kalah,” jelas Nai.
“Okay. Maka aku menyerah,” balas Nok.
Mendengar itu, Nai langsung memegang tangan Nok
dan mengajaknya untuk berdiri. Nai menjelaskan bahwa Nok tidak bisa dan tidak
boleh menyerah padanya. Lalu Nok menjelaskan bahwa dia menyerah bukan karena
itu, tapi karena Nai telah begitu lama mencintainya, jadi bagaimana bisa dia
menyusul Nai.
“Aku tidak akan mengatakan apapun. Tapi aku minta
satu hal, tolong jangan menyerah padaku,” kata Nai. Dan Nok pun mendekat. Lalu
Nai menciumin dahi Nok.
“Apa kamu pikir, selamanya untuk kita itu terlalu
sulit? Bahkan Ayah dan Ibu ku berubah. Kamu dan aku, kita hampir saja melakukan
hal yang sama,” kata Nok.
“Jika disana tidak ada rintangan, maka itu tidak
akan menjadi game. Dan setelah kita melewati itu, maka kita akan mendapatkan
sebuah hadiah yang mana membuat kita mengerti. Jadi aku tidak ingin kamu menyerah
padaku. Karena setiap tantangan yang ada, membuat kita saling mencintai lebih
lagi,” balas Nai.
Kemudian Nai melepaskan pelukan Nok dan mundur sedikit. Lalu dia mengulurkan tangannya kepada Nok, “Apa kamu akan berkompetisi dengan ku?” tanya Nai. “Percayai aku, jika kita berkompetisi untuk cinta, maka cinta kita tidak akan pernah berkurang lagi,” jelas Nai.
Dan Nok pun memegang tangan Nai. “Okay. Kemudian aku
setuju untuk bermain. Kita berpegangan tangan dan lalui rintangan bersama-
sama. Dan memenangkan hadiah dari game ini bersama- sama. Forever, ya?”
Setelah itu sambil saling bertatapan mesra, mereka
saling berdekatan dan berpelukan. Lalu secara perlahan wajah mereka mulai
mendekat. Dan bibir mereka bersentuhan.
Tags:
Game Sanaeha
Thx kk smngt nulis sinopsis yg lain,,smoga kk brkenan nulis sinopsis rising sun season 1 yg pmainny nataponh sm mario maurer
ReplyDeleteterimakasih banyak kka atas sinopsisnya ug sangant membantusekaliii
ReplyDeleteterima kasih kak uda nulis sinopsisnya sampai selesai 😊😊... kak bikin sinopsisnya padiwaradda donk pengen banget baca 🙏🙏🙏
ReplyDeleteTks sinopsisnya... Sdh part terakhir. Suka skl SM serial ini .pemain dan ceritanya. Sampe baper.... Ada nggak lg serial yg spt ini?
ReplyDeleteMakasih kak.
ReplyDeleteMakasih kak.
ReplyDeleteYesss.. akhitnya selesai jg... terima kasih sist...
ReplyDeleteStlh ini buat sinopsis padiwaradda dong...😍😍
Akhir'y selesai jg, makasih ya kak stelah ini bkin sinopsis padiwaradda ya kak.
ReplyDeletePadiwarada diblog sebelah kmren mang hrs pk undng tp skrg dtlisny lg,,,,,1 blog sm yg nulis sinopsis unwiling bride
Deleteyg bener kak,,, apa nama blognya?
DeleteAkhirnyaa jangan lupa raknakara yah kak please
ReplyDeleteTerima kasih ..
ReplyDeleteAkhirnya selesai juga baca sinopsisnya,,
Makasihg sll sehat zaaa
ReplyDeletemakasi kak ya, sampi jumpa lagi kak..
ReplyDeleteSayang kakak
Dahhh
Akhirnya selesai...makasih ya
ReplyDeleteMakasih banyakk kak udah mau berbagi...semoga kesuksesan menyertai kakak
ReplyDeleteMakasih bnyk min..untuk sinopsisnya...
ReplyDeleteTerimakasih. Nulis tentang apapun bakalan aku baca❤ mimin pasti tau lakorn yg terbaik💞
ReplyDeletemaksihhh sinopnyaa...puasssssss...semoga serial nok naii sebelumya bs diupload yaa sinopnyaa..sukaa bgt nih couple
ReplyDeleteMakasih min...
ReplyDeleteKlo bisa rising sun juga dong😍😍
Padiwarada udh tamat..it blog sebelah.penulis nya mbak ima.dkunci krn dy dpet surt peringatan dr geogle.kalo mw lht youtube atau min.beli CD esek2..budayakan baca dr atas ampe bawah.kalo kuota g pny cri tmpt mkn yg gratis wifi.ahhaha..
ReplyDeleteAkhirnya selesai juga.
ReplyDeleteDtunggu kelanjutan you are me.
Makasih byk ya kak atas sinopsis dr awal -akhir. Cerita ini bikin baper.. Tetap semangat kak.. Sekalian jg terima kasih karena sdh berbagai sinopsisnya . :) :)
ReplyDeleteMakasih bnyk y..lanjut sinopsis neung dao fah diew donk min..ato sinopsis kunchai rachanon.
ReplyDeleteTrmksh . Gara2 lakorn ini Aq jd suka drama2 Thailand dan ngefans bgt Ama jamesji . Trmksh trmksh trmksh
ReplyDeleteMakasih kakak sinopsisnya 🙏🙏🙏
ReplyDeleteDan Akhir mereka bahagia 😊😊😊
😂😂😂 makasih banget kak udah buat sinopsis game sanaeha...sumiati halim aku juga gara" drama ini jadi suka sama drama thailand tapi,,,couple ini aja heheheheee...❤❤❤ couple jitaew.
ReplyDeleteMakasih kak
ReplyDeleteterimakasih sudah sempet mau lanjutin hinga sejauh ini happy ending.. (♡˙︶˙♡)
ReplyDeleteJadi pengen d tayangin d tv
ReplyDeleteBagusssss banget..makasi sinopnya..moga lancar di project selanjutnyaa..semangattt😊😊😊
ReplyDeletebagus.....😍😍😍😍😍😍😍😘
ReplyDeleteKak request lakorn yg 5 bersaudara dongZzz,
ReplyDelete1.Khun chai Taratorn
2.Khun chai Pawornruj
3.Khun chai Puttipat
4.Khun chai Rachanon
5.Khun chai Ranopee
Bagus loh kak film'y.
Makasih mbak sinopsis nya semangat terus :)
ReplyDeleteBerakhir juga,makasih sinopsisnya,tak tunggu sinopsis berikutnya,semangat
ReplyDeleteTerima kasih banyak
ReplyDeleteRequest tra Barb see chompoo . Itu bagus bgt please. Ratingnya bagus bgt
ReplyDeleteBagus bgt crita nya...happy ending jg...mau sinopsis por pla lai donk....
ReplyDelete