Network : Channel 3
Diparkiran. Nok berjalan cepat ke tempat dimana
mobilnya berada. Namun sebelum Nok sempat masuk ke dalam mobil, seorang pria
bermasker hitam menutupi mulut dan hidung Nok dengan sapu tangan bius. Sehingga
Nok pun menjadi tidak sadarkan diri. Dan setelah itu, Pen datang dan menyuruh
si Pria untuk segera membawa Nok masuk ke dalam mobil.
Tepat disaat itu, Nai tiba di parkiran. Tapi
sayangnya, Nai datang terlambat dan dia hanya bisa menemukan hape milik Nok
yang terjatuh dilantai. Serta melihat mobil yang membawa Nok melaju pergi.
Didalam ruangan acara. Thorsaeng dengan senang
menyapa semua tamu, lalu dia mempersilahkan Putrinya dan Wat untuk berjalan
lewat. Dan disaat itu, Vi menghampiri Wat dengan panik dan cemas.
“Khun Wat!! Nai menelpon ku dan memberitahuku
bahwa Nok.. Nok…”
“Nok. Ada apa?” tanya Wat, bingung.
Didalam mobil. Pen tersenyum jahat melihat Nok
yang tertidur dibangku belakang.
Nai mengendarai mobilnya dan berusaha untuk
mencari mobil yang membawa Nok. Tapi dia tidak bisa menemukan mobil tersebut.
Nart datang ke ruang CCTV untuk memeriksa barang
seorang pelanggan yang tertinggal di lobi. Namun tepat disaat itu, Nart tanpa
sengaja melihat kedatangan Pen serta bawahannya yang menggendong Nok ke hotel.
Dan ketika melihat itu, Nart langsung menghubungin seseorang.
Didalam kamar hotel. Wutta telah menunggu, dia
memberikan bayaran kepada bawahan Pen dan meminta orang itu merahasia kan hal
ini. Lalu ketika itu, Wutta melihat Pen yang tengah sibuk melakukan sesuatu di
dekat vas yang berada dimeja, jadi dia pun bertanya.
“Menciptakan bukti untukmu. Jika kekasih mu terbangun dan berpura- pura tidak ingat,” jelas Pen. Dan Wutta tersenyum mendengar itu.
“Bagus. Tapi jangan sampai wajahku terekam. Aku
tidak suka itu tersebar di media,” balas Wutta. Kemudian setelah itu, dia
membuka jasnya. Dan sambil tersenyum, Pen pamit pergi duluan, karena dia tidak
suka melihat itu.
Wutta melepaskan semua bajunya, kecuali celana
nya. Dan dengan sikap kurang ajar, Wutta mengelus wajah Nok dan mulai mencium
Nok.
“Jika kamu mau bekerja sama denganku. Kamu tidak
perlu menjadi seperti ini. Dan walau kamu tertidur, tapi aku aka membuat kamu
mengingat ini sampai hari kematian,” gumam Wutta sebelum mencium Nok.
Tepat disaat itu. Nai dan Nart masuk ke dalam
kamar. Dan dengan cepat, Nai langsung menarik Wutta menjauh dari Nok dan dia
memukuli Wutta. “Bajingan. Bagaimana kamu bisa melakukan ini dengan dia!!”
teriak Nai dengan marah.
Dan sebelum Wutta sempat memukul balik, Nai
langsung memukuli Wutta kembali berkali- kali. Tapi Nart meminta agar Nai
berhenti dan cepat membawa Nok ke rumah sakit. Jadi karena itu, maka Nai
berhenti memukuli Wutta yang telah lemas. Dan kemudian Nai menggendong Nok da
membawa Nok pergi dari sana.
Kemudian melihat keadaan Wutta yang tampak
menyedihkan, Nart menggeleng- gelengkan
kepalanya. Lalu dia ikut keluar dari dalam kamar.
Dirumah sakit. Untung saja tidak terjadi hal yang
buruk pada Nok, jadi mereka hanya perlu menunggu Nok bangun saja. Disana Vi
serta Wat menemani Nok. Sedangkan Nai dia pamit pergi untuk kembali ke hotel
dan kemudian akan mengantar Wat pulang, karena Khae pasti sedang menunggu Wat.
Tapi untuk sesaat, Wat merasa ragu untuk pulang.
Dan ketika akhirnya, Wat keluar dari dalam ruangan. Vi lah yang menjaga Nok
sendirian disana.
Didalam kamar pengantin. Khae duduk sendirian
sambil melihat cincin yang berada dijarinya. Dan kemudian saat pintu kamar
diketuk, Khae langsung tersenyum dengan senang, karena mengira itu adalah Wat.
Tapi sayangnya, yang mengetuk adalah Phai. Dia
memberikan telpon dari Wat kepada Khae. Dan ketika Khae mengangkatnya, dia
menjadi sedih.
Vi merasa sangat capek dan pusing. Dan lalu Wat
datang serta memberikan minuman kepada Vi. Lalu bersama mereka menjaga dan
menemanin Nok disana.
Sedangkan Khae. Didalam kamar pengantin yang
begitu indahnya. Khae berbaring dan menangisi malam pernikahannya yang tidak
seindah perkiraannya.
Didalam kamar hotel. Wutta mengeluh kesakitan
ketika Ibunya mengobatinya. Lalu Tana memarahi Wutta. Dia mengatakan bahwa dia
mengizinkan Wutta untuk memakai metode apapun, tapi ternyata metode yang Wutta
gunakan sama sekali tidak berhasil dan malahan metode itu bisa membuat Wutta
dipenjara.
Pas disaat itu, Wutta melihat kamera kecil yang
dipasang oleh Pen. “Itu tidak gagal sama sekali, mom,” kata Wutta sambil
menatap kamera tersebut. Dan Tana yang tidak mengerti, dia hanya bisa menghela
nafas saja melihat sikap anaknya.
Pagi hari. Nok akhirnya terbangun dan dia menjadi
bingung saat menyadari dimana dirinya berada saat ini. Dan mengetahui bahwa
akhirnya Nok telah terbangun, Vi serta Wat pun menjadi lega. Lalu ketika Nok
bertanya apa yang terjadi, mereka berdua menjawab bahwa Nok tiba- tiba pingsan,
sehingga membuat mereka khawatir.
“Tapi aku ingat bahwa aku …” kata Nok, lalu
mengingat tentang telpon mengenai bibi Phai. Dan mengingat itu, Nok langsung
bangun dan menanyakan keadaan bibi Phai.
“Dia selamat. Tidak ada yang terjadi, itu hanya
salah paham,” jelas Vi.
“Bagaimana bisa itu salah paham. Kemarin yang
menelponku adalah nomornya,” balas Nok.
“Itu benar- benar salah paham seperti yang Ibumu
katakan. Jika kamu tidak percaya, aku akan menelpon bibi Phai untukmu,” jelas
Wat, lalu dia mengambil hape nya.
Kemudian disaat itu, Nai datang dan masuk ke dalam
ruangan. Dan melihat dia, Nok langsung menyuruh Nai untuk keluar. Lalu
mendengar itu, Vi pun menjelaskan bahwa Nai lah yang telah menolong Nok dan
membawa Nok ke sini. Tapi Nok tidak peduli tentang hal itu. Lalu Wat ingin ikut
menjelaskan, tapi Nai langsung memotong.
“Tidak masalah, paman. Kemarin malam, tidak ada
yang untuk diingat. Biarkanlah. Mari biarkan dia mengingat hal buruk
tentangku,” kata Nai sambil tersenyum lembut pada Nok.
“Aku jelas ingat dan akan mengingatnya sampai hari
kematian,” balas Nok.
“Aku senang mendengarnya.”
Karena kesal dengan sikap Nai yang tampak tenang,
Nok pun mengambil buku yang ada dimeja dan melemparkan itu kepada Nai. Tapi
dilemparin itu, Nai sama sekali tidak masalah,” Kuat seperti ini, kamu harusnya
akan membaik. Jadi aku pamit,” kata Nai, lalu pergi dari sana.
Diluar. Nai mendapatkan kiriman video CCTV hotel
yang memperlihatkan Pen dan anak buahnya membawa Nok. Dan Nai pun menunjukan
hal itu kepada Pen. Tapi Pen tidak mau
mengakui hal itu dan mengelak bahwa dia tidak tahu apapun.
“Aku pergi bekerja disana. Kebetulan aku melihat
dia pingsan, jadi aku membawa dia, itu saja,” jelas Pen dengan sedikit gugup.
“Jadi mengapa tidak mengantarnya pulang? Mengapa
mengantar dia ke kamar hotel Wutta?” balas Nai.
“Itu kamar Wutta? Aku tidak tahu sebelumnya. Khun
Nok yang memberitahu ku untuk membawa dia ke kamar itu. Mungkin dia tidak mau
tidur di rumah, karena Ayahnya menikah. Dan dia ingin seseorang membuainya ke
surga,” jawab Pen dengan tidak tahu malu.
“Disana tidak ada hal buruk seperti yang kamu
pikirkan, karena aku yang menolongnya, sebelum bajingan itu melakukannya.”
“Apa?”
“Jika kamu benar- benar berpikir untuk menolong
Khun Nok. Tidak seharusnya kamu menunjukan kekecewaan seperti ini.”
“Aku hanya terkejut. Aku membawa dia ke kamar,
tapi tidak berpikir akan terjadi hal gila itu.”
“Cukup! Kamu bilang dia pingsan, jadi bagaimana
dia bisa bisa memberitahu untuk membawanya ke kamar itu? Aku memberimu
kesempatan untuk mengaku. Tapi kamu masih seperti ini. Aku tidak bisa
menahannya. Jika masalah ini sampai kepolisi, maka para pelaku akan masuk
bersama. Pada waktu itu, akan diketahui bagaiman hubungan antara Wutta dan
kamu,” balas Nai, lalu pergi.
Dan dengan kesal, Pen menghentakan kakinya.
Sesampainya dirumah. Phai langsung membantu Nok
dan menjelaskan bahwa dia benar- benar terkejut bagaimana bisa SIM Card di
dalam hape nya bisa menghilang. Tapi Nok tidak terlalu mendengarkan perkataan
Phai, karena dia sibuk melihat ke dekatan dua orang tua nya . lalu dengan
sengaja, Nok berpura- pura akan pingsan, sehingga Vi dan Wat menjadi khawatir.
“Aku hanya bercanda,” kata Nok sambil tersenyum
kepada ke dua orang tuanya. Tapi Vi malah memarahinya, sehingga Nok pun menjadi
heran. Dan Wat menjelaskan bahwa Vi marah seperti itu adalah karena dia
khawatir. Tapi Nok sulit untuk percaya dan menatap mereka berdua.
Tepat disaat itu, Khae keluar dari dalam rumah.
Lalu dia menyambut mereka semua dan menanyakan keadaan Nok. Dan seperti biasa
Nok menjawab dengan sinis, lalu berjalan masuk ke dalam rumah dan mengabaikan
Khae.
“Kami belum memberitahu dia apa yang terjadi,”
jelas Wat, saat melihat wajah bingung Khae.
Kemudian Khae pun mengerti. Lalu Vi memberitahu
Khae bahwa kalau bisa, hal ini jangan diberitahukan kepada siapapun. Dan Khae
mengiyakan. Setelah itu dengan penuh perhatian, Khae memegang tangan Wat dan
mengajak Wat untuk makan bersama, karena dia telah menyiapkan makanan kesukaan
Wat.
Tapi Wat menolak. Karena ada hal yang harus di
diskusikan olehnya berdua dengan Vi. Dan mendengar itu, Khae pun hanya bisa
menahan kekecewaannya.
Didalam rumah. Vi dan Wat berdebat. Vi tidak mau
masalah ini dilaporkan, karena itu bisa berdampak kepada image mereka. Tapi Wat
tidak peduli dengan masalah image dan ingin melaporkan Wutta yang telah
melakukan hal itu kepada Nok.
Lalu Vi berusaha menenangkan diri dan menjelaskan
bahwa jika hal ini tersebar, maka orang akan membicarakan itu dan disaat itu,
Nok pasti akan terpukul dan itu rasanya seperti di neraka. Makanya sebagai
seorang Ibu, dia tidak mau itu terjadi kepada Putrinya.
“Terserah kamu. Aku ingin beritahu kamu. Aku tidak senang bahwa dia
tidak mendapatkan balasan dari tidakan jahatnya,” kata Wat dengan marah.
“Siapa yang bilang dia tidak akan mendapatkannya?
Jangan khawatir, dia pasti akan mendapat balasan penuh. Pastinya!!” balas Vi
dengan penuh tekad.
Polisi datang ke hotel dan berbicara kepada Nart,
lalu Nart memberitahu bahwa Tana sedang bekerja, jadi Tana tidak menjawab
telponnya. Kemudian polisi tersebut memberitahu banyak hal tentang kesalahan
hotel milik Tana ini yang mereka temukan.
Pertama, awalnya diberitahu bahwa tempat ini akan
dibangun kondominium, tapi malah berubah menjadi sebuah hotel. Kedua, ukuran
bangunan tidak tepat dan menyalahi aturan. Ketiga, pihak berwenang tidak
mengeluarkan lisensi, jadi hotel milik Tana ini melakukan bisnis tanpa izin.
Serta berbagai kesalahan lainnya. Dan sebagai manajer hotel, polisi mau meminta
keterangan dari Nart.
Diluar hotel. Pat dan Vi memperhatikan saat Nart
mengikuti polisi pergi. Dan melihat itu, Vi mengomentari betapa kasihannya
Nart, karena Tana menjadi waspada dan membiarkan bawahannya, yaitu Nart, untuk
dibawa pergi.
“Jangan takut, disana ada bisnis yang tidak transparan. Banyak kasus yang bisa
diserang,” jelas Pat, menenangkan Vi.
“Terima kasih banyak ya Pat dan maaf untuk masa
lalu,” balas Vi, berterima kasih.
“Jangan pikirkan. Bagaimana pun anakmu adalah anak
ku juga. Jadi mari tunggu 2 hari lagi. Aku tidak akan membiarkan Pria buruk itu
tinggal di kota ini,” balas Pat.
Lalu untuk merayakan pertemanan mereka yang telah
kembali, maka Vi mengajak Pat untuk makan bersama dan dia yang akan
mentraktirnya. Dan dengan bersemangat, Pat setuju. Lalu saat membuka pintu
mobil, tanpa sengaja sebuah botol kosong terjatuh, jadi Vi pergi untuk
membuangnya.
Disaat itu, ketika akan membuang botol tersebut.
Vi tampak terkejut ketika bertemu dengan seorang karyawan wanita yang sedang
memilah sampah. Karena wanita itu adalah Ibu kandung Nai.
Tags:
Game Sanaeha
Semangat kak,, ❤️❤️❤️❤️
ReplyDeleteMakasih kakak.... Buat sinopsisnya
ReplyDeleteMakasih untuk sinopsisnya😘😘
ReplyDelete