Sinopsis K-Drama : Doctor John Episode 23


Tolong bantu follow/like/share/shopping akun ig aku di atas (kalau bersedia). Apapun bentuknya, sangat berterimakasih. Apalagi selama follow, like dan share masihlah gratis.
Terimakasih banyak sebelumnya. Kamsahamnida. XieXie. Arigatou. Thank u very much.
Terimakasih juga karena masih tetap membaca di blog ini. Dan untuk yang meninggalkan komentar, thank you very much. Tanpa kalian, para pembaca, blog ini tidak akan bisa bertahan.
=====

Sinopsis K-Drama : Doctor John Episode 23

Images by : SBS
Semua karakter, tempat, perusahaan dan kejadian dalam drama ini hanyalah fiksi
Yo Han berada di rumah sakit dan menjalani pemeriksaan pada telinga-nya.

Di rumah sakit yang sama, tapi di ruangan yang berbeda, Son Seok Ki (umur 38 tahun) juga menjalani pemeriksaan dan pengobatannya. Dengan pandangan nanar, Seok Ki menatap langit-langit kamarnya.
--

Seok Ki telah bertukar baju dari baju pasien ke jas. Dia bersiap untuk pulang. Dokter yang menangani Seok Ki memberitahu Seok Ki kalau efek sampingnya paling buruk setelah kali pertama. Pembengkakan, mual, dan kelelahan. Nyeri perut juga bisa memburuk. Dan jika rasa sakitnya semakin memburuk, Seok Ki harus datang ke UGD. Seok Ki mengiyakan.
Sebelum keluar, dia menatap para pasien yang berada di ruangan yang sama dengannya, di temani oleh anggota keluarga masing-masing. Sementara Seok Ki, hanyalah seorang diri.
--

Yo Han selesai menjalani pemeriksaannya. Dan ternyata, Si Young telah menunggunya di depan ruangan test. Dia menjadi wali bagi Yo Han, setidaknya itu anggapan Si Young.

Mereka masuk ke dalam lift. Lift sangat penuh sesak oleh orang-orang, dan Si Young segera membentangkan tangannya, melindungi Yo Han yang berada di belakangnya. Dia takut orang-orang akan tanpa sengaja melukai Yo Han. Yo Han tersenyum melihat tindakan Si Young tersebut.
Saat keluar dari lift, Seok Ki lewat di belakang mereka. Tapi baik Seok Ki maupun Si Young dan Yo Han, tidak menyadari hal tersebut.

Doctor John
Episode 12 РKucing Schr̦dinger
Seok Ki keluar dari rumah sakit. Baru juga keluar, dia sudah mendapat telepon dari det. Jung Rok. Entah apa yang di katakan oleh detektif karena Seok Ki langsung terburu-buru pergi dari sana.
Yo Han juga dalam perjalanan pulang bersama Si Young. Dan Si Young mendorong Yo Han agar berjalan di sisi dalam jalan sementara dia berjalan di sisi luar. Yo Han berkata kalau dia ingin membawa Si Young ke suatu tempat. Si Young sudah langsung senang. Yo Han langsung menyuruh Si Young untuk tidak terlalu antusias, dia hanya membawa Si Young bertemu seseorang yang akan membuat Si Young senang.
--
Dan ternyata, Yo Han membawa Si Young ke caf̩ dimana Park Jung Bo bekerja sebagai barista (pasien yang membawa Si Young kembali berani menjadi dokter Рepisode 01 s.d 04). Melihat Yo Han, Jung Bo langsung senang.
“Hallo, 5353,” sapa Yo Han, menyebut nomor tahanan Jung Bo dulu.
Si Young langsung menegur Yo Han. Jung Bo tidak marah dan sangat bersemangat melihat Yo Han lagi. Dia bahkan memeluk Yo Han dengan erat.


Setelah itu, Jung Bo menghindangkan kopi tetes (untuk Yo Han) dan ice mocha (untuk Si Young) pada mereka. Sebelum minum, Yo Han meniup kopinya terlebih dahulu dan langsung terlihat uap panas kopi. Yo Han kagum karena Jung Bo membuat air panas tepat 75 derajat Celcius. Jung Bo lebih kagum lagi, darimana Yo Han bisa tahu?
“Air dengan suhu 75 derajat tidak akan beruap sendirinya. Tapi, jika kita melakukan hal ini (di tiup), maka uapnya terlihat,” jelas Yo Han.
Mereka berbincang dengan santai. Jung Bo ternyata melihat Yo Han di berita dan memuji Yo Han yang sangat keren. Si Young kemudian bertanya, apakah Jung Bo masih ke rumah sakit kan? Jung Bo membenarkan, dia sekarang rutin ke rumah sakit bersama abangnya. Dia sekarang menjadi lebih baik dan dia berterimakasih pada mereka berdua.

Dan tiba-tiba Jung Bo berkata kalau Yo Han dan Si Young terlihat sangat serasi bersama (pacaran). Si Young tersenyum malu mendengar hal itu. Yo Han tampak bingung.
Selesai berbincang, Yo Han membayar tagihannya dan berkata akan sering datang ke café itu. Jung Bo benar-benar senang.

Saat keluar café, Yo Han tiba-tiba merasa pusing, hingga dia memilih jongkok sejenak. Si Young yang melihat hal tersebut, khawatir. Yo Han menarik dan menghela nafas dalam dan kemudian berkata, dia sudah baik-baik saja.

Si Young mengulurkan tangannya dan menyuruh Yo Han untuk memegang tangannya. Yo Han tampak kaget. Si Young beralasan kalau Yo Han bisa saja merasa pusing nanti. Dan tanpa menunggu, Si Young menggenggam tangan Yo Han. Merkea berjalan bersama.

Si Young membawa Yo Han ke supermarket. Si Young membeli banyak bahan masak dan sayur yang bagus untuk meningkatkan imun tubuh dan memiliki antioksidan yang tinggi. Yo Han sampai speechless melihat Si Young yang membeli banyak sekali barang. Dia sangat memperhatikan Yo Han. Mungkin, ini pertama kalinya bagi Yo Han mendapat perhatian seperti ini.
--

Det. Jung Rok datang ke kantor Seok Ki. Dia memberitahu kalau salah satu anggota “Bincang Kematian” di laporkan menghilang. Det. Jung Rok menunjukkan foto anggota itu. Seok Ki mengenali foto itu karena wanita itu adalah wanita yang di temuinya saat dia  melihat mading di Pusat Medis Hanse. Dan wanita itu juga yang memperkenalkannya dengan tempat bernama “Bincang Kematian.”

Det. Jung Rok lanjut memberitahu kalau suami wanita itu, pagi ini menerima pesan video. Sebelum Seok Ki memutar video tersebut, det. Jung Rok memperingati kalau video itu mungkin akan cukup mengejutkan.
Video di putar. Wanita itu berada di tempat yang sempit dan berada di ranjang dengan alat medis terpasang di kepala dan tubuhnya. Pesan yang di tinggalkan oleh wanita itu adalah : Sayang. Aku diberi tahu… Waktuku tinggal beberapa bulan lagi. Aku lebih takut terhadap rasa sakitnya. Aku harus menahan penderitaan sebelum benar-benar mati. Aku sudah tenang karena bisa mengakhiri ketakutan itu. Terima kasih karena sudah merawatku selama lebih dari sepuluh tahun. Sekarang kamu juga harus tenang. Aku tidak dipaksa oleh siapa pun. Itu pilihanku. Aku siap.
--
Eun Jung melihat acara Yo Han dimana Yo Han memperkenalkan mengenai Pusat Pengendalian Rasa Sakit Pusat Medis Hanse.
Lagi menonton, Eun Jung mendapat telepon dari rept. Ahn yang meminta bertemu besok. Dia menemukan sesuatu mengenai Cha Yo Han. Eun Jung setuju untuk bertemu besok.
--
Kita melihat lanjutan video wanita itu kembali. Seseorang mengenakan jas dokter dan memasukan obat “Cherubim” ke alat suntik. Dan kemudian, menyuntikannya pada wanita tersebut. Wanita itu memenjamkan tubuhnya. Dan alat-alat vital yang terpasang di tubuh wanita itu, mengindikasikan bahwa wanita itu meninggal. Wanita itu bernama : Park Hyun Sook.
Dan di akhir video tertulis : Cherubim menjanjikan kematian tanpa rasa sakit.
Mata Seok Ki bergetar melihat video itu.
(Cherubim adalah obat yang di bahas oleh Myung Oh bersama dengan tn. Lee Won Gil dulu. Ada di episode-episode sebelumnya).
--

Myung Oh kembali bertemu dengan tn. Lee. tn. Lee bertanya pada Myung Oh, apa pendapat Yo Han? Apa Yo Han bersedia bergabung dengan mereka?
Dan Myung Oh memberitahu perbincangannya dengan Yo Han saat dia menjemput Yo Han saat pertama kali Yo Han keluar penjara (episode 04).
Flashback
Myung Oh memberitahu kalau dia merekomendasikan Yo Han di rumah sakit. Apa Yo Han mau kembali bekerja? Yo Han tentu mau. Dia bahkan bersyukur jika ada rumah sakit yang mau menerimanya.
“Bagaimana jika kamu bertemu dengan pasien lain seperti Yoon Seong Kyu? Apa yang akan kamu lakukan? Jika kamu bisa dilindungi oleh hukum, bukankah kamu tidak akan bisa membiarkan orang seperti dia mati tanpa dipenjara?” tanya Myung Oh.
“Dilindungi oleh hukum? Seolah-olah dokter berhak melakukan pembunuhan konsensual. Pemikiran yang mengerikan.”
End

tn. Lee menyimpulkan dari jawaban Yo Han kalau Yo Han skeptis. Myung Oh membenarkan. Dan dia juga tidak tahu pendapat Yo Han mengenai cherubim. Jadi, dia tidak ingin memberitahu Yo Han sampai obat itu di sempurnakan.
“Aku yakin cherubim akan bisa membantunya dalam perawatan terhadap pasiennya,” ujar tn. Lee.
--
Det. Jung Rok memberitahu Seok Ki kalau video itu di kirim dengan ponsel sekali pakai. Seok Ki tampak marah. Dia kemudian memperlihatkan mengenai brosur : Bincang Kematian, Yayasan yang mensponsori mereka dan perusahaan Farmasi Zinmu Rijund. Dia meminta det. Jung Rok untuk menyelidikinya.
“Harga saham mereka naik 20 persen baru-baru ini,” beritahu det. Jung Rok.
“Ya. Saham perusahaan farmasi biasanya naik untuk mengantisipasi perilisan obat baru.”
“Pak. Bisakah obat dari video itu dirilis?”
“Jika eutanasia dilegalkan. Itu juga bisa mendapatkan penjualan eksklusif dengan baik. Kamu sudah menemukan koneksi dengan Menteri Lee Won Gil?” tanya Seok Ki.
“Seperti yang kamu tahu, dia sangat kuat…,” ujar det. Jung Rok. Dan kemudian dia teringat sesuatu. Simbol yang kemarin Seok Ki minta dia selidiki, “Ini yang kamu minta aku selidiki. Ini artinya cherubim dalam bahasa Ibrani.”

Seok Ki semakin kaget. Semua pasti saling berhubungan, tapi tidak ada bukti konklusif. Dia meminta det. Jung Rok untuk terus menyelidiki karena dia yakin akan menemukan sesuatu. Det. Jung Rok mengerti.
Tapi, det. Jung Rok bertanya pada Seok Ki, apakah dokter di video yang menyuntikan obat adalah … (kita pasti tahu siapa yang di curigai det. Jung Rok, bukan?) Seok Ki langsung melarang untuk menyimpulkan karena mereka belum tahu pasti.
Walau begitu, Seok Ki tetap curiga. Dia meminta det. Jung Rok untuk meminta Badan Forensik Nasional menganalisis video tersebut.
--

Si Young mampir ke rumah Yo Han. Dia mengeluarkan semua bahan-bahan makanan yang telah di belinya, yang semuanya adalah untuk Yo Han. Yo Han sampai menyebut kalau Si Young seperti ingin menggemukkannya. Si Young malah berkata kalau hal itu bagus.
Dan tiba-tiba, telinga Yo Han kembali berdengung dan Yo Han refleks langsung menutup telinga-nya. Si Young jadi khawatir. Yo Han dengan tenang berkata kalau tadi suara Si Young meredam, tapi sekarang baik-baik saja. Si Young tetap khawatir.

Dia membawa Yo Han masuk ke dalam kamar Yo Han dan memeriksa suhu tubuh-nya. Setelah itu, dia memeriksa denyut nadi Yo Han. Yo Han menatapnya dengan tatapan canggung. Si Young khawatir karena denyut nadi Yo Han sangat cepat. Apa Yo Han merasa pusing?
“Tidak, aku baik-baik saja,” ujar Yo Han.
Si Young bingung. Dia meminta Yo Han menunggu sebentar dan hendak mengambil sesuatu. Tapi, Yo Han menahannya.
“Ini aneh,” ujar Yo Han dan menunjuk ke dadanya, “Jantungku… berdebar-debar. Aku tidak pernah membayangkan ada orang lain di sini selain aku. Aku pernah bermimpi bahwa tempat ini ditemukan.”
“Oleh siapa?”
“Pasienku. "Apakah kamu juga sakit? Kamu tidak bisa merasakan sakit? Lalu kenapa kamu berlagak tahu? Kamu bahkan tidak tahu seperti apa rasa sakit itu. Kamu yakin sudah membuat diagnosis yang tepat?"”
“Kamu mungkin tidak bisa merasakan sakit. Tapi karena kamu sendiri seorang pasien, kamu bisa memahami betapa frustrasi, sedih, dan kesepiannya para pasien lebih baik dari siapa pun. Itulah keinginan pasien. Alih-alih ditanya di bagian mana rasa sakitnya, mereka lebih suka ditanya seberapa besar rasa sakitnya.”
Yo Han tampak tersentuh dengan ucapan Si Young tersebut. Mereka saling menatap dan saling tersenyum.
Lagi dalam suasana khusyuk, malah terdengar suara bel. Ada yang datang. Yoo Joon, Heo Jun dan Won Hee. Panik, Si Young segera bersembunyi di ruangan, dimana Yo Han biasa memeriksa kesehatannya. Si Young berkata dia akan menunggu di sini dan diam-diam pergi. Jadi, sebaiknya, Yo Han segera membuka pintu.
Setelah Yo Han keluar membuka pintu, Si Young menutup pintu.

Yoo Joon terus menerus menekan bel dan akhirnya Yo Han membuka pintu. Begitu pintu di buka, Yo Han langsung bertanya, kenapa mereka kemari? Yoo Joon menjawab kalau mereka datang karena khawatir. Sementara Heo Jun, malah langsung nerobos masuk ke dalam rumah Yo Han. Won Hee juga berkata kalau mereka datang dengan membawa makanan dan minuman, bukan tangan kosong.

Di dalam, Yoo Joon terus menggerutu karena Yo Han mendapatkan tindakan pendisiplinan padahal tidak salah. Dia merasa ini adalah konspirasi. Sementara Yoo Joon berbincang dengan Yo Han, Heo Jun malah sibuk menganggumi rumah Yo Han dan memotret setiap sudut rumah. Dia memuji rumah Yo Han yang sangat bersih.
Yoo Joon masih menggerutu dengan kesal. Pusat Pengendalian Rasa Sakit membutuhkan Yo Han. Yo Han tidak bisa mundur dan harus datang bekerja.
“Ini hanya satu pekan. Aku bisa istirahat sebentar. Itu tidak akan terlalu buruk,” ujar Yo Han.
“Dokter Cha benar-benar harus beristirahat,” timpal Heo Jun.
“Aku bingung kenapa rumah sakit memperlakukanmu seperti ini. Yang lebih penting,  bagaimana kami akan menangani semua pasien itu tanpamu?” gerutu Yoo Joon, lagi.
“Kamu bisa menanganinya,” ujar Yo Han. “Aku akan memberimu protokol perawatan. Gunakan itu untuk mengatur semuanya. Gunakan kesempatan ini untuk melakukan prosedur operasi lagi. Ini bagus untukmu.”
Eh, Heo Jun malah membuka kulkas Yo Han dan kagum karena melihat isi kulkas Yo Han yang penuh. Tanpa malu, dia malah minta di berikan. Yo Han hanya menjawab dengan bergumam.
Yo Han merasa cemas karena mereka tidak berniat pergi. Jadi, Yo Han mengajak mereka untuk ke taman rumahnya saja, berbincang. Dia ingin memberikan waktu bagi Si Young untuk diam-diam keluar.

Si Young ada di dalam ruang perawatan Yo Han. Melihat ruangan itu, membuat Si Young dapat membayangkan bagaimana dalam kesendiriannya, Yo Han melakukan semua aktivitas seperti mengambil darah dan menunggu hasil pemeriksaan darah, mengukur suhu tubuh dan denyut. Membayangkan rasa kesepian dan Yo Han yang rasakan, membuat Si Young meneteskan air mata. Dengan segera, dia menyeka air matanya.
--
Di taman, Yoo Joon merasa sangat tidak tenang. Dia merasa sangat sulit. Yo Han berusaha menghibur dengan mengingatkan kata-kata Yoo Joon dulu, yang bertekad suatu saat akan memperbaiki kesalahan diagnosis Yo Han. Mengingat hal itu, Yoo Joon merasa malu sendiri dan sadar betapa tidak tahu malunya dia.
“Kamu hebat,” puji Yo Han, memuji tekad Yoo Joon saat itu dan menurutnya Yoo Joon juga dokter yang hebat.
Saat itu, Won Hee teringat sesuatu. Dia menunjukkan sebuah aplikasi untuk dokter. Dan setelah kedatangan Yo Han, Pusat Medis Hanse mendapat urutan nomor satu. Heo Jun dengan riang berkata kalau mereka harus menggunakan kesempatan ini untuk berharap agar dokter Cha bisa segera kembali.
Heo Jun mengajak agar mereka melakukan slogan mereka : Matong, Matong,

Semua langsung melakukannya dengan menyatukan tangan. Setelah berteriak Matong, mereka mengangkat tangan ke atas, tapi Yo Han malah ke bawah. Yo Han langsung berkata kalau dulu mereka mengarahkan tangan ke bawah. Yoo Joon membalas kalau saat itu, Yo Han mengangkat tangan ke atas, jadi mereka mengubahnya karena Yo Han.
Yo Han malu dan menyuruh mereka untuk pulang. Eh, mereka malah minta nginap.
Dan akhirnya mereka pulang. Yo Han segera masuk dan memeriksa. Ternyata, Si Young sudah pergi. Tapi, Si Young meninggalkan sebuah memo.
Aku merasa sedih memikirkan betapa kesepiannya berada di sini sendirian. Aku menjadi takut saat memikirkan kamu harus melakukan ini tiap hari agar tetap hidup. Tapi aku tetap ingin berterima kasih karena kamu tetap hidup dan tetap di sisiku.

Yo Han membaca memo itu. Dan untuk pertama kalinya, Yo Han meneteskan air mata. Dia menangis.
--
Si Young dalam perjalanan pulang. Dia mendapat pesan dari Yo Han yang mengucapkan terimakasih. Membaca pesan itu, membuat Si Young tersenyum.
--

Si Young belajar hingga larut malam. Saat dia melihat keluar jendela, nampaklah bulan purnama. Dengan kamera ponselnya, Si Young memotret bulan itu dan mengirimkannya pada ponsel ayahnya.
--

Mi Rae masih berada di kamar rawat ayah. Dan dia mendengar getaran ponsel ayah, tanda ada pesan masuk. Dia melihat pesan gambar dari Si Young : Ada bulan purnama malam ini. Aku ingat dahulu Ayah menyukainya.
Dan ada juga banyak pesan lainnya sebelum-sebelumnya dari Si Young. Melihat semua pesan itu, membuat Mi Rae sadar, kalau bukan dia yang merindukan ayahnya dengan sangat, tapi juga kakaknya, Si Young.

Si Young mendapat balasan pesan dari ponsel ayah. Itu adalah pesan yang di kirim oleh Mi Rae. Mi Rae membentuk tangan Yi Soo menjadi tanda heart dan menulis pesan : Ayah bilang dia menyanyangi kakak.
Si Young menangis melihat foto itu. Walau dia tahu Mi Rae yang membuat tanda heart dengan jari ayahnya, dia tetap menangis bahagia. Dia membalas pesan itu : Katakan pada Ayah, bahwa kakak juga menyanyanginya.
Mi Rae membaca pesan tersebut.
“Aku sayang Ayah. Kak Si Young dan aku, sangat menyanyangi ayah,” ujar Mi Rae, menangis.
Dia menangis terisak-isak.  


1 Comments

Previous Post Next Post