Sinopsis
K-Drama : Chocolate Episode 10-2
Images by : JTBC
SELURUH
KARAKTER, TEMPAT, PERUSAHAAN, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
Ibu Ye Sol akhirnya di bawa kembali ke
sanatorium Geosung. Dan yang menyambut kedatangan mereka adalah Kang. Ayah Ye
Sol tampak malu tapi dia menundukkan kepala tanda terimakasih. Setelah orang
tuanya masuk ke dalam sanatorium, Ye Sol bicara dengan Kang. Dengan sopan, dia
mengucapkan terimakasih. Karena Kang, dia bisa tinggal dengan ibunya kapan pun
dia mau. Dan dia juga memberikan hadiah sebagai tanda terimakasih-nya.
Hadiah yang Ye Sol berikan adalah permen
cincin. Dia memasangkan-nya ke jari Kang dan berujar akan selalu membelikan
permen itu jika Kang sudah habis memakannya. Kang melihat permen itu, dan
teringat ucapan Cha Young pada bibinya kalau semua orang di sanatorium ini,
menjalani hidup mereka di sini. Mereka menghargai setiap hari yang mereka
miliki.
--
Seon Ae berada di dapur dan membuat
gorengan beras gitu. Setelah selesai, dia mengantarkannya ke ruangan Dir. Kwon.
Tapi, dir Kwon tidak ada dan Seon Ae mengurungkan niatnya dan kembai ke dapur. Dir.
Kwon baru saja kembali dari toilet dan tampak sedih melihat Seon Ae yang tidak
menyerah juga.
--
Ye Sol berada di ruang bersama dan menyibukkan
diri dengan menggambar di kertas. Seon Ae kebetulan melihatnya dan memberikan gorengan
itu untuk di nikmati Ye Sol. Dia juga penasaran dengan apa yang Ye Sol buat. Ye
Sol menjawab kalau dia membuat udangan pernikahan.
“Ini undangan pernikahan ayah dan ibuku. Kakekku
menentang pernikahan mereka, jadi, mereka tak bisa mengadakan pesta,” beritahu
Ye Sol.
Seon Ae kemudian meminta undangan yang sedang
Ye Sol gambar. Ye Sol menolak memberikan karena itu undangan khusus untuk kakeknya,
dan jika Seon Ae mau, dia akan menggambarkan undangan lagi.
Tapi, sedetik kemudian, Ye Sol berubah
pikiran. Dia akan memberikan undangan itu pada Seon Ae. Karena, sekalipun dia
memberikannya pada kakek-nya, kakek-nya akan mengusirnya.
“Kenapa kakekmu mengusir cucu menggemaskan
sepertimu?”
“Saat usiaku enam tahun, aku menengoknya
dengan Ayah, tapi dia mengusir kami. "Aku
tak punya cucu sepertimu. Pergi dari sini." Begitu katanya. Dan dia
mengusirku lagi saat datang sendirian tahun lalu. Aku bahkan tak datang untuk
menengok Kakek saat itu. Aku hanya ingin bakpao jualan Kakek.”
“Apa kakekmu begitu menyeramkan?”
“Kakekku sangat menyeramkan… Ibu melarangku
berkata begitu kepada orang tua. Omong-omong, dia sungguh mengerikan.”
“Kau ingin aku menemanimu?” tawari Seon Ae.
Dan muka Ye Sol langsung sumringah.
--
Dengan naik taksi, Seon Ae dan Ye Sol pergi
ke kedai kakek Ye Sol. Di tangannya, Ye Sol membawa undangan pernikahan orang
tuanya yang sudah di buatnya. Dia tampak takut untuk masuk ke dalam kedai kakek-nya,
tapi Seon Ae mengenggam tangannya dengan erat agar tidak takut.
Begitu masuk ke dalam kedai, Ye Sol menyapa
kakek-nya dengan ramah. Seon Ae juga menundukkan kepala, memberikan salam. Kakek
memasang wajah yang masam, dan tidak mengusit mereka karena Ye Sol datang
bersama orang lain.
Ye Sol tampak ngiler melihat bakpao kakek,
jadinya Seon Ae memesan sepiring bakpao. Usai memesan, Seon Ae pergi keluar untuk
ke toilet. Ye Sol takut dan menahan tangannya. Seon Ae menenangkannya karena
dia hanya ke toilet dan akan segera kembali. Dia meminta Ye Sol untuk menunggu
sebentar di sini. Dia akan segera kembali dan mencoba bicara dengan kakek Ye Sol.
Walau takut, Ye Sol mau juga duduk dan
menunggu.
--
Cha Young sedang mengupas kulit lobak
bersama dengan Jun. Cha Young tampak tidak bersemangat, dan Jun menyadari hal
tersebut.
Tidak lama, Tae Hyun datang menghampiri Cha
Young sambil marah-marah karena Cha Young malah mengupas kulit lobak. Dia mengajak
Cha Young untuk menemui dokter lainnya. Dokter tadi itu tampaknya sombong dan
tidak tahu apapun.
Cha Young tampak tidak nyaman karena di
sana ada Jun juga. Jadi, dia terus berkata pada Tae Hyun agar mereka bicara
nanti. Dia harus segera menyiapkan bahan-bahan masak. Tae Hyun malah semakin
banyak bicara dan menyebut Cha Yong yang tidak bisa merasakan atau mencium
apapun, jadi bagaimana bisa menyiapkan makanan? Dia memohon Cha Young untuk menemui
dokter lain.
Jun yang dari tadi mendengarkan, menjadi
semakin penasaran dan bertanya apa maksud perkataan Tae Hyun barusan? Apa
maksudnya tidak bisa merasakan atau mencium sesuatu? Kenapa tidak bisa?
“Aku sudah membawanya ke rumah sakit. Kepalanya
terbentur sedikit…”
“Tae-hyun,” hentikan Cha Young.
“Benar. Katamu kau dokter. Tolong kakakku.
Dia…,” ujar Tae Hyun terus, mengabaikan Cha Young.
“Beri tahu semua orang bahwa kakakmu sakit.
Silakan beri tahu seluruh dunia!” teriak Cha Young penuh emosi dan pergi keluar
dapur.
Tae Hyun hendak mengejarnya, tapi Jun menahan
tangannya dan meminta Tae Hyun memberitahu detail masalahnya.
--
Seon Ae keluar dari kamar mandi dan dia
tampak linglung. Saat ada seseorang yang menanyakan padanya, “Bus mana yang harus di naiki menuju Cheongnyangni
dari sini? Seon Ae tambah bingung. Dia malah bertanya balik kepada orang
itu, mereka ada dimana sekarang?
“Di Sanggye-dong,” jawab orang itu.
“Sedang apa aku di sini?” tanya Seon Ae,
balik.
Orang itu bingung dan memilih pergi. Seon Ae
lanjut jalan dengan langkah lunglai. Penyakitnya kambuh.
--
Ye Sol masih menunggu Seon Ae di dalam kedai
kakeknya. Dan dia semakin takut saat sudah tidak ada lagi pengunjun dan Seon Ae
tidak juga kembali. Kakek-nya melirik padanya, dan Ye Sol tidak berani
menatapnya.
Seon Ae masih ada di sekitar sana. Berjalan
dengan linglung. Tidak ingat apapun. Dia juga sama takutnya seperti Ye Sol,
berada di lingkungan asing.
--
Cha Young menenangkan diri dengan duduk di
taman sanatorium. Jun melihatnya dan menghampirinya. Dia sudah melihat salinan
hasil MRI Cha Young dari ponsel Tae Hyun. Dan karna itu, dia melakukan
pemeriksaan sederhana pada Cha Young. Dia menyodorkan sebuah sabun, dan meminta
Cha Young mencium-nya. Cha Young memberitahu kalau dia tidak bisa mencium
bau-nya.
“Apa kepalamu terbentur keras belakangan
ini?” tanya Jun.
Cha Young langsung teringat saat saudara
Michael mendorongnya dengan keras hingga kepalanya terbentur. Melihat ekspresi Cha
Young, Jun bisa tahu kalau memang Cha Young baru-baru ingin mengalami benturan
keras di kepala.
“Seperti kata dokter, kurasa kau kehilangan
penciumanmu karena cedera itu. Kerusakan saraf penciuman juga memengaruhi indra
perasa. Kau mungkin alami penglihatan ganda, tapi itu akan menghilang seiring
waktu.”
“Lalu, apa indra perasa dan penciumanku akan
kembali seiring waktu?”
“Apa kata dokter?”
“Katanya mungkin kembali atau tidak.”
“Aku setuju dengannya. Mungkin kembali, atau
tidak,” jawab Jun. “Kang juga tahu soal ini?” tanya-nya tiba-tiba saat melihat
Kang di sekitar sana.
“Tidak. Jangan beri tahu dia,” pinta Cha
Young.
Kang yang melihat mereka berdua, tampak
jelas kalau wajahnya cemburu. Dia berjalan menghampiri mereka. Tapi, Yeong Sil
sudah duluan menghampiri mereka.
Yeong Sil menghampiri Jun dan mengomelinya
yang malah duduk di sini dan bukannya mengupas lobak. Jun jadi kesal dan
berujar kalau dia sampai pingsan karena tekanan darah tinggi, maka semua adalah
salah Yeong Sil. Dia bisa menuntut Yeong Sil atas penindasan, eksploitasi, dan
pelanggaran HAM. Yeong Sil tidak takut dan mengizinkan Jun menuntutnya dan dia
akan menuntut balik Jun karena sudah melakukan fitnah.
Mereka berdua kembali ke dapur sambil bertengkar.
Tersisalah, Cha Young dan Kang. Dan lagi-lagi,
Cha Young mengalami penglihatan ganda. Kang tidak tahu hal itu dan berjalan
pergi. Tapi, baru beberapa langkah, dia malah melihat saudara Michael yang
menghampiri Cha Young sambil marah-marah.
“Ibuku menangis dan tak mau makan karenamu.”
“Jadi, bagaimana? Kau yakin itu karenaku?”
tantang Cha Young, balik. “Kau yakin itu salahku?”
“Ya, aku yakin. Lalu bagaimana? Karena kau
bicara omong kosong kepadanya.”
“Tanya langsung saja sebelum menyalahkanku.
Tanya apa dia sungguh menangis dan tak mau makan karena kata-kataku. Pastikan
itu sungguh salahku, lalu salahkan aku semaumu. Kau boleh mengancamku, bahkan
membunuhku,” ujar Cha Young, tidak merasa takut sama sekali.
Usai mengatakan itu, Cha Young beranjak
pergi. Walau pandangannya masih berbayang, dia tetap mengusahakan berjalan
pergi dan bahkan melewati Kang.
Saudara Michael masih belum puas dan berteriak
menyuruh Cha Young berhenti. Karna Cha Young tidak mau berhenti, dia berlari
mengejarnya. Kang yang ada di sana, langsung menjegal kakinya. Dia menatap tajam
dan dengan suara dingin, bertanya, apa yang akan dia lakukan jika Cha Young
berhenti? Memukulnya? Apa dia kaya?
“Urus saja urusanmu, Dokter.”
“Selain itu, beraninya kau berbicara kasar.
Dia bukan temanmu, 'kan? Dasar bedebah, aku akan mengajarimu sopan santun,” ujar
Kang, dengan nada mengancam.
--
Cha Young berada di dapur dan di sebelahnya
ada Tae Hyun. Pandangannya terus berbayang, tapi dia terus memasakkan diri
untuk bekerja. Melihat itu, Tae Hyun jadi semakin marah. Kenapa Cha Young tidak
mau mendengarnya sama sekali? Apa hanya Cha Young koki di sini?
Saat itu, Jun baru saja kembali dari
mengangkut bawang bombay dan masuk dari pintu belakang. Tapi, karena melihat
pertengkaran mereka, dia memutuskan untuk diam dan mendengarkan.
Tae Hyun terus saja marah dan marah. Cha Young
berusaha keras mengabaikannya. Tapi, Tae Hyun terus teriak dan teriak.
“Sejak kapan kau sangat mengkhawatirkanku? Saat
aku sangat membutuhkanmu dan memintamu datang, kau tak pernah ada,” ingati Cha
Young, dengan suara dingin.
“Itu karena Ibu...”
“"Ibu,
Cha-young pasti kesulitan sendirian. Dia tak punya siapa-siapa. Mari kembali
untuknya." Bukankah
kau cukup dewasa untuk katakan itu kepada Ibu?”
“Aku mengatakannya. Aku memberi tahu Ibu,
tapi dia…”
“Gadis 12 tahun selamat dari reruntuhan pusat
perbelanjaan yang roboh di antara orang-orang sekarat, tanpa mengetahui ibu dan
adiknya menelantarkannya.”
“Aku tak tahu kau terjebak di reruntuhan,”
tangis Tae Hyun.
“Selama bertahun-tahun, ada tantangan yang
lebih berat dari itu. Tapi aku bertahan dan melaluinya. Jika kubiarkan diriku
hancur di sini, tamatlah aku. Jika kubiarkan diriku lemah sekarang, aku takkan
bangkit lagi, selamanya. Jika aku menyerah sekarang… Entah apa yang akan
terjadi padaku. Aku tak tahu apa yang menimpaku, apa yang terjadi jika koki
kehilangan indra perasa dan penciumannya, bagaimana aku harus memikirkan ini, bagaimana
harus bereaksi. Aku belum tahu saat ini. Jika sudah memikirkannya malam ini, aku
akan memutuskan. Siapa peduli persiapan makanan? Aku akan melupakannya dan
memutuskan amarah dan putus asa apa yang harus kurasakan,” tegas Cha Young.
Di saat itu, seorang pasien datang ke
dapur. Pasien itu datang untuk meminta
bantuan karena hari ini adalah perayaan hari jadi pernikahannya. Jadi, dia
ingin meminta Cha Young membuatkan sesuatu untuknya dan istriku.
Tae Hyun langsung berkata pada pasien itu
kalau Cha Young tidak bisa memasak karena sedang tidak sehat. Cha Young
berusaha menghentikannya. Tapi, Tae Hyun tidak bisa di hentikan. Jun yang dari
tadi memperhatikan, terpaksa langsung turun tangan. Dia memeluk Tae Hyun dengan
akrab, membekap mulutnya dan menariknya keluar. Dia membawa Tae Hyun menjauh
dari Cha Young.
Pasien itu jadi tidak enak, dan tidak jadi
meminta tolong. Tapi, Cha Young menghentikannya pergi dan bertanya apa yang
bisa di masakkannya? Pasien itu hendak meminta tolong di masakkan makanan
vietnam karena istrinya adalah orang vietnam dan bernama Hoà ng. Dia ingin
menghindangkan makanan yang mereka makan saat pertama kali bertemu.
Cha Young mulai memasak. Dan pasien itu
duduk untuk memperhatikan. Wajah mereka berdua tampak bahagia. Jun yang sudah
selesai membawa Tae Hyun menjauh, kembali. Tapi, dia tidak jad masuk karena
terkesima melihat Cha Young yang memasak dengan begitu gembira.
Cha Young membuat bun cha dan berusaha agar citarasanya sama dengan restoran yang ada
di Pasar Malam Ben Thanh di Kota Ho Chi Minh yaitu : Restoran Hang Quat! Cha
Young dulu pernah sekali ke sana dan memakannya.
“Kurasa mereka memberi banyak bawang merah dan
lemon di sausnya. Aku akan berusaha membuat rasanya semirip mungkin, jadi,
tolong bantu cicipi. Aku tak bisa membedakan rasa saat ini,” ujar Cha Young.
Pasien itu sangat berterimakasih atas
bantuan Cha Young.
Cha Young selesai memasak dan menyusunnya
di atas nampan. Atau sepotong kue juga yang khusus di buatnya. Dia memberikan
nampan itu pada pasien dan dengan tulus mengucapkan selamat hari jadi
pernikahan. Pasien itu sangat terharu.
--
Pasien itu membawa nampan itu pada
istrinya. Istrinya sangat terharu. Pasien itu membuat itu karena istrinya selalu
mengatakan ingin memakan bun cha saat
mereka pertama bertemu, pasti karena merindukan momen saat mereka pertama bertemu.
Dia meminta istrinya makan dan istrinya meminta makan bersama. Pasien itu beralasan
kalau pencernaan-nya masih belum sehat dan meminta istrinya memakannya.
Hoang memakannya dan menangis bahagia. Rasanya
sungguh lezat. Persis seperti bun cha yang mereka makan bersama.
Cha Young ada di depan pintu dan
memperhatikan mereka. Pintunya terbuat dari kaca.
“Kau pindah ke negara asing tanpa kerabat hanya
untuk bersamaku, tapi aku hanya membuatmu menderita, dan akan segera mati. Maafkan
aku. Kau tahu, di kehidupan kita selanjutnya, kita harus terlahir di negara
yang sama. Lalu mari bertemu lebih awal agar bisa saling mencintai lebih lama. Entah…
Entah aku akan lahir di Vietnam untuk bersamamu, atau kau bisa lahir di Korea. Terima
kasih untuk semuanya,” ujar pasien itu, tulus dan penuh cinta. Juga kesedihan
karena tidak bisa menemani istrinya lebih lama lagi. “Aku mencintaimu (dalam
bahasa Vietnam).”
“Aku juga berterima kasih. Aku mencintaimu,
Sayang,” tangis Hoang.
Dia memeluk suaminya dengan erat. Menangis.
Cinta mereka berdua tulus walau berasal dari negara berbeda. Namun, takdir
begitu kejam pada mereka.
Melihat pemandangan itu, Cha Young tidak
kuasa menahan air matanya. Dia menangis.
Kang yang lewat, melihat Cha Young yang
berjalan sambil menangis. Mata mereka bertemu. Tapi, Cha Young terus beranjak
pergi.
Tags:
Chocolate