Sinopsis K- Drama : Crash Landing On You Episode 5 - part 2


Network : tvN Netflix

Pria penyadap melaporkan tentang Se Ri yang akan pergi meninggalkan negara kamis depan ini. Dengan cara menyamar sebagai anggota tim nasional. Dan membuat paspor palsu di hotel Pyongyang. Pria penyadap menjelaskan bahwa seperti nya Se Ri punya paspor asli juga, karena setahunya orang dari Divisi 11 selalu menyamar agar bisa pergi diam- diam.
“Kau sungguh berpikir dia anggota Divisi 11?” tanya Cheol Gang, memastikan.
“Apa? Ya, bisa lihat dari transkripnya, kami tak temukan apa pun yang mencurigakan,” jelas Pria penyadap. Dan Cheol Gang pun pura- pura percaya.
Sebelum Pria penyadap pergi, dia menanyakan, kenapa mereka belum bisa menemukan jam tangan Ri Mu Hyuk. Dan Pria penyadap diam.


Flash back
Saat Pria penyadap di bully. Mu Hyuk mengulurkan tangan padanya.
Flash back end

“Kita cari dirumah nya, di kamp, dan semua kenalannya, tapi dimanakah jam itu berada?” tanya Cheol Gang. Dan Pria penyadap menjawab bahwa dia juga tidak tahu. Namun dia yakin bahwa siapapun yang memiliki jam itu pasti akan ada dalam masalah besar.
“Tapi aku khawatir. Jika itu jatuh ke tangan Jeong Hyeok, tamatlah riwayat kita berdua. Berhati-hatilah,” kata Cheol Gang, mengingat kan. Dan Pria penyadap mengiyakan.

Upacara pagi. Seorang petugas melaporkan kepada Jung Hyuk bahwa beberapa anggota kompi lima tidak datang. Yaitu Pyo Chi Su, Park Gwang Beom, Kim Ju Meok, dan Geum Eun Dong, karena mereka semua di panggil oleh Badan keamanan.
Mendengar itu, Jung Hyuk merasa cemas dan waspada.

Didalam ruangan introgasi. Eun Dong menangis, dan Cheol Gang bertanya kenapa dia menangis, kepadahal dia belum mulai bertanya. Kemudian Cheol Gang membaca kan data diri Eun Dong.  Setelah itu dia mendekati Eun Dong yang ketakutan.
“Begini. Rencanaku adalah menyelamatkan satu dari empat orang. Orang yang melaporkan kebenaran nya kepadaku. Kamu tidak akan dapat kesempatan kedua,” jelas Cheol Gang. “Jika kamu bicara, kamu akan hidup. Jika tidak, yang lain akan hidup,” ancam nya. “Kamu harus selamatkan dirimu, kan?”

Jung Hyuk datang ke Badan Keamanan.
Cheol Gang memberikan sapu tangan untuk Eun Dong, lalu dia menyuruh Eun Dong untuk mengatakan apa yang Eun Dong ketahui tentang identitas Se Ri yang mengaku sebagai orang dari Divisi 11. Dia ingin tahu alasan Se Ri ada disini. Dan apa yang Jung Hyuk sembunyikan. Serta kenapa Jung Hyuk menyuruh mereka semua ke rumah dengan alasan pembangunan saluran air.

Dengan takut, Eun Dong diam dan menlap ingus nya. “Aku yang terakhir, kan?” tanya nya. “Sudah lama sekali sejak Sersan Utama Pyo Chi Su, Letnan Park Gwang Beom, dan Sersan staf Kim Ju Meok di panggil. Aku yang terakhir, kan?” tanya Eun Dong. “Tapi kamu masih tidak tahu apa pun. Aku juga tidak tahu apa pun,” jawab Eun Dong. Cerdas.
“Yang benar saja!” desis Cheol Gang, marah. Lalu dia memukul Eun Dong dengan kuat.

Tepat disaat itu, Jung Hyuk datang. Dan dengan alasan bahwa dia sedang melakukan introgasi, Cheol Gang menyuruh Jung Hyuk untuk keluar. Tapi Jung Hyuk tidak keluar dan dengan berani dia mendekati Cheol Gang. Dengan tegas dia menyuruh Cheol Gang untuk langsung bertanya kepada nya, jika Cheol Gang penasaran kepadanya.
Cheol Gang menjelaskan bahwa sayang nya dia tidak bisa bertanya langsung, karena ini berhubungan dengan Jung Hyuk. Jadi Jung Hyuk pasti tidak akan jujur. Dan Jung Hyuk menjelaskan bahwa dia akan jujur, jadi dia ingin Cheol Gang untuk jujur juga tentang semua yang telah Cheol Gang lakukan.
“Apa maksudmu?” tanya Cheol Gang, tidak mengerti. Dan tepat disaat itu, telpon berbunyi. Jadi Cheol Gang pun mengangkatnya.

Dengan perhatian, Jung Hyuk mendekati Eun Dong.

Kolonel Senior yang menelpon. Dengan kesal, dia menanyakan apa maksud Cheol Gang, bukankah kasus kecelakaan truk itu sudah di tutup. Tapi sekarang dia malah menerima permintaan resmi dari Badan Keamanan untuk mengirim supir dan Cheol Gang. Bahkan dirinya juga. Dan dia marah karena dia tidak ada terlibat, serta Cheol Gang telah berjanji untuk bertanggung jawab penuh. Tapi kenapa dia malah ikut dipanggil juga.


Mendengar itu, Cheol Gang menatap ke arah Jung Hyuk yang sedang membantu Eun Dong untuk berdiri. Lalu dia pun mematikan telponnya.
“Dengar, Ri Jung Hyuk ..” kata Cheol Gang.
“Tampaknya kamu sibuk. Akan ku bawa anak buah ku,” sela Jung Hyuk. Kemudian dia langsung keluar dengan membawa Eun Dong bersama nya.

Disaat keluar dari ruangan, Jung Hyuk bertemu dengan Pria penyadap. Dan dia menatap ke arah kertas yang di bawa oleh nya.
Pria penyadap dengan gugup menyembunyikan dokumen yang dibawanya.


U pil dibully oleh teman- temannya. Dan melihat itu, Se Ri pun mendekati serta menolong nya. Dia menanyakan kenapa mereka membully U pil. Dan anak- anak itu balas bertanya, siapa Se Ri.
“Aku dari Pasukan Khusus. Aksen Selatan ku bagus, kan? Jika tahu apa yang kulakukan di Selatan, kalian pasti takut,” jelas Se Ri. Dan seorang anak menjelaskan bahwa Ayah U pil adalah pengkhianat. “Pengkhianat?” gumam Se Ri, bingung.

“Semua pekerjaan itu terhormat. Tidak peduli apa pekerjaan ayahnya. Apa peduli kalian?” jelas Se Ri, menasehati mereka sambil memukul pelan kepala mereka satu persatu. Kemudian dia menjelaskan bahwa jika mereka terus melakukan pembully- an, maka mereka akan jadi sama seperti Pyo Chi Su. Pria yang jelek. Lalu dia menakuti mereka bahwa lain kali mereka membully- an lagi, maka dia akan melaporkan mereka ke Ri Jung Hyuk. Pria yang bisa bertarung dengan baik.
Kemudian setelah itu mereka semua pun bubar.

Se Ri lalu membantu U Pil untuk berdiri, dan dia menanyakan kenapa U Pil membiarkan mereka memukul. Dia menasehati supaya U Pil melawan supaya mereka tidak merendahkan U Pil. Dan U Pil menjelaskan bahwa dia mendengar kalau dia harus bersikap baik kepada teman- temannya. Itu kata Ayahnya.
“Ayah mu pria yang hebat. Tapi dunia ini bukan kebun bunga. Jangan bersikap baik kepada yang memukuli mu. Mereka yang memukul tidak tahu sakit nya di pukul. Hanya penerima yang tahu. Jika ada yang mau merundungmu, pukul saja lebih dahulu,” jelas Se Ri sambil mencontohkan.

“Kakak melakukan itu?”
“Aku? Ya. Aku melakukannya. Lalu mereka berhenti merundungku. Juga berhenti mendekat. Kesepian lebih baik daripada kesakitan,” jawab Se Ri dengan raut sedih.
Kemudian Se Ri mengambilkan tas U Pil dan membantu nya memakai itu.

Su Chan dan Chang Sik datang ke gedung keamanan. Dan petugas disana menjelaskan bahwa pada pagi hari dia mendengar suatu panggilan, tapi ada banyak protofon di frekuensi yang sama. Namun Su Chan tetap ingin mendengarkan. Dan petugas pun menyalakan rekamannya.
“Ini Se Ri, ganti. Ini Se Ri, ganti.”

Mendengar itu, Su Chan dan Chang Sik langsung merasa bersemangat, karena itu benar suara Se Ri. Dan Su Chan pun meminta rekaman itu supaya mereka bisa mengirimkannya kepada polisi dan melacak transmisi nya. Dan petugas pun mengerti.
Dari telpon. Hye Ji menjelaskan kepada Se Jun bahwa sepertinya dia harus menunjukkan kesetiaannya kepada Yoon Hee, bukannya berdoa. Itu semua supaya Yoon Hee mau mendukung mereka.


“Ibu. Aku minta maaf atas kejadian terakhir. Suamiku menyuruhku mengunjungi Ibu karena dia terlalu malu. Ibu tahu dia membangun resor di Bali, 'kan? Begitu Ayah pensiun, kami akan buat satu gedung pribadi untuk digunakan Ibu dan Ayah. Itu ideku,” jelas Hye Ji dengan ramah dan membanggakan dirinya sendiri serta Se Jun juga.
“Bali? Ide bagus. Kamu mau mengusir kami?” balas Yoon Hee.

Dengan panik, Hye Ji langsung menjelaskan bahwa dia tidak bermaksud mengusir. Namun dia hanya ingin Yoon Hee dan Pimpinan Yoon menikmati waktu romantis berdua. Dan sambil tersenyum, Yoon Hee menjelaskan bahwa dia telah berpisah ranjang dengan Pimpinan Yoon selama 20 tahun.
Hye Ji terkejut dan menjelaskan bahwa dia tidak tahu. Kemudian dia berpura- pura perhatian. Dan dengan halus, Yoon Hee menyuruh Hye Ji untuk pulang dan beristirahat. Dan dengan panik, Hye Ji langsung mengatakan bahwa dia serta Se Jun berencana pindah ke rumah ini lagi untuk menemani Yoon Hee yang pasti nya kesepian, karena dia adalah menantu dan akan menjadi putri Yoon Hee sebab Yoon Hee tidak memiliki putri.

“Aku tidak punya putri?” tanya Yoon Hee, tidak senang.
“Ibu pernah punya putri. Tapi tidak punya lagi, jadi … “ kata Hye Ji dengan gugup.
Yoon Hee sangat tidak senang. Dan Hye Ji menjelaskan bahwa Se Ri belum meninggal, karena Se Ri akan terus hidup di dalam hati mereka selama nya. Dengan sikap dingin, Yoon Hee menyuruh Hye Ji untuk pergi saja. Tapi Hye Ji tidak mau.
“Ada satu hal lagi,” kata Hye Ji dengan cepat. Dan Yoon Hee pun mendengarkan dengan malas. “Ibu punya saham perusahaan. Delapan persen. Bisakah Ibu mendukung kami? Jika digabung dengan saham pendukung kami, kami punya kesempatan. Bagaimana?” pinta Hye Ji, membujuk.

Keluar dari rumah. Hye Ji langsung menelpon Se Jun dan melaporkan bahwa dia tidak berhasil, malahan Yoon Hee semakin marah kepadanya. Kepadahal dia cuma bilang bahwa Yoom Hee sudah tidak punya putri lagi, tapi Yoon Hee malam marah. Dan dia mengejek bahwa pantas saja Yoon Hee bisa ranjang dengan Pimpinan Yoon, karena kepribadian Yoon Hee sangat aneh.
Kemudian Hye Ji menanyakan, apakah Se Jun sudah menangkap penipu Se Hyung. Dan jawabannya belum. Dengan tidak sabaran, Hye Ji meminta Se Jun untuk cepat menangkap penipu itu, karena jika Se Hyung duluan yang berhasil menangkap nya, maka mereka semakin dalam bahaya.

Shenyang. Tiongkok.
Se Hyung datang ke sana dan menemui Pak Oh yang dikurung di dalam gudang serta telah di kebukin oleh para anak buah Se Hyung.
“Aku tidak tahu apapun,” jelas Pak Oh.
“Sudah bahas uang?” tanya Se Hyung. Dan anak buah nya menjawab belum. “Astaga. Karena itulah dia bungkam. Dapat berapa dari Gu Seung Jung? Ku beri 10 kali lipat,” kata Se Hyung memberikan penawaran kepada Pak Oh. Dan Pak Oh langsung tampak tertarik.

Pak Oh menelpon Cheon. Dan Cheon pun menjelaskan bahwa dia tidak bisa membawa Seung Jung ke Tiongkok, karena walaupun bisnis mereka ilegal, tapi mereka masih ada etika bisnis. Namun saat Cheon mendengar harga 10 kali lipat. Dia langsung merasa tertarik.
Tepat disaat itu, Seung Jung datang. Dan Cheon pun segera mematikan telpon.

“Aku sungguh bosan,” keluh Seung Jung. “Ayo ke Pyongyang besok. Ayo ke Okryu gwan dan kasino,” ajak nya. Dan setelah berpikir sejenak, Cheon pun mengiyakan.
“Kita ke Pyongyang besok.”

Jung Hyuk meminta maaf kepada semua rekannya. Dan Letnan Park menjelaskan bahwa Jung Hyuk tidak perlu meminta maaf, sebab situasi mereka semua sama. Dan Sersan Pyo setuju, menurutnya yang harusnya meminta maaf adalah Se Ri.


Tanpa melawan, Se Ri langsung mengucapkan permintaan maaf dengan tulus. Lalu dia juga berterima kasih kepada mereka. Dan dia juga berniat untuk memberikan hadiah kepada mereka semua, tapi sayangnya, dia tidak punya uang. Jadi dia pun memberikan dua jari nya, yaitu hati nya, kepada mereka semua sambil tersenyum manis. Dan semuanya langsung terdiam.
Saat pulang. Mereka semua membicarakan sinyal hati yang diberikan oleh Se Ri barusan. Ju Meok tidak mengerti kenapa Se Ri melakukan itu. Sementara Sersan Pyo merasa cukup lega, karena dia sempat khawatir kalau Se Ri mempunyai perasaan kepada Jung Hyuk. Dan Letnan Park merasa senang, karena barusan Se Ri memberikan sinyal hati dua kali kepadanya.

“Hati- hati di jalan pulang,” kata Jung Hyuk menyela semua pembicaraan mereka. “Besok, Se Ri dan aku akan pergi ke studio foto di Hotel Pyongyang untuk ambil foto paspor,” jelas nya.
“Baik,” jawab semuanya.

Sesampainya dirumah. Jung Hyuk memperhatikan Se Ri yang sedang mencuci piring. Dan karena Jung Hyuk terus menatap nya, Se Ri pun merasa heran dan bertanya, kenapa Jung Hyuk hanya terus berdiri disana saja.
“Kamu punya banyak hati?” kata Jung Hyuk.
“Apa? Siapa yang punya banyak hati?” tanya Se Ri, bingung.

“Lupakan. Percuma saja,” keluh nya. “Aku pakai kasur nya malam ini.”
“Punggungku bisa sakit,” keluh Se Ri. Tapi Jung Hyuk tidak peduli lagi, dia melepaskan sepatunya secara sembarangan dan langsung masuk ke dalam kamar. Dan Se Ri pun merasa heran.

Didalam kamar. Jung Hyuk duduk merenung. “Hati kapitalis sialan!” keluh nya. Kemudian dia menutup dirinya didalam selimut dan menendang- nendang dengan kesal.
Malam hari. Myeong Sun menceritakan kepada suami nya (Pria penyadap) tentang Se Ri yang menyelamatkan anak mereka (U Pil) dan tentang perkataan Se Ri yang begitu baik juga. Dan Pria penyadap berkomentar bahwa melakukan tugas itu sungguh tidak enak.

“Bukan berarti kamu mau mengkhianati orang lain. Kamu di perintahkan begitu,” hibur Myeong Sun. Dan Pria penyadap diam sambil menyalakan pemanas.

Dengan perhatian, Pria penyadap menyelimuti istri dan anak nya yang sudah tidur. Lalu dia pun merenung kan masa lalu.

Flash back. Sembilan tahun yang lalu.
Pria penyadap di hajar oleh teman- temannya, karena dia mengadukan tentang mereka yang menjual bingdu (narkoba) sehingga mereka hampir di kirim ke kamp konsentrasi. Dan dengan lemah karena sudah kesakitan, Pria penyadap meminta maaf. Tapi mereka tidak mau menerima permintaan maaf nya.
Mereka mengambil pisau dan ingin menghancurkan telinga Pria penyadap supaya dia tidak bisa mendengar lagi. Dan Pria penyadap menjerit ketakutan.




Mu Hyuk datang dan menyelematkan Pria penyadap. Awalnya Pria penyadap takut karena dia mungkin akan dipukuli lagi. Tapi ternyata tidak, malahan Mu Hyuk tersenyum dan mengulurkan tangan kepadanya. Dan dengan malu, Pria penyadap tidak berani memegang tangan Mu Hyuk, karena tangannya penuh dengan luka dan kotor.
Namun dengan perhatian dan tulus, Mu Hyuk tersenyum dan memberikan tanda tidak apa- apa kepada Pria penyadap. Sambil tetap mengulurkan tangannya.
Flash back end

Pria penyadap menangis mengingat kejadian itu.


Suasana didalam kereta sangat hangat dan menyanyikan. Semua orang bernyanyi dan bertepuk tangan bersama- sama saat mendengarkan musik. Bahkan ada petugas yang menawarkan jualan makanan ringan. Dan Se Ri membeli nya dengan senang.
Digerbong lain. Direstoran. Seung Jung berusaha untuk menggoda para wanita seperti biasa. Dan dia menikmati lagu yang dibawakan oleh para pemusik.
“Omong-omong, apakah studio foto di hotel satu-satunya tempat untuk mendapatkan foto paspor?” tanya Se Ri sambil mengupas telur.
“Itu studio foto yang ditunjuk negara. Itu satu-satunya tempat,” jawab Jung Hyuk. Dan Se Ri pun mengerti. Lalu suasana kembali hening, karena Jung Hyuk hanya diam saja.

Se Ri kemudian mulai berbicara lagi. Dengan cemas, dia menanyakan, apakah saat dia menghilang di Eropa nanti, tidak akan terjadi apa- apa. Maksud  nya apakah Jung Hyuk tidak akan terkena dampak nya. Dan Jung Hyuk diam sambil mengingat pembicaraannya dengan Ayah nya.
Flash back
“Jika orang rekomendasimu masuk tim nasional, dan menyebabkan masalah, ayah tidak akan bisa membantu. Ayah tidak berniat membantu,” kata Ayah dengan tegas.
“Aku paham. Aku akan bertanggung jawab penuh,” balas Jung Hyuk dengan yakin.
Flash back

“Tidak akan terjadi apa-apa,” jawab Jung Hyuk.
“Sungguh?” tanya Se Ri, ragu. Dan Jung Hyuk mengangguk.


Kereta berhenti. Petugas mengumumkan dari loudspeaker bahwa kereta akan berhenti sebentar karena gangguan listrik. Perkiraan durasinya sekitar sepuluh jam. Mendengar itu, Se Ri merasa terkejut dan berbicara sambil memuncaratkan telur di dalam mulut nya.
“Tidak akan butuh sepuluh jam,” jelas Jung Hyuk. Dan Se Ri pun merasa lega. “Lebih lama. tebakan ku antara 13 sampai 16 jam,” jelas Jung Hyuk.
“Yang benar?! Lalu kita harus apa disini? Kita hanya punya dua telur lagi,” keluh Se Ri.

Seung Jung mengeluh kepada Cheon, karena jika kereta berhenti sangat lama, maka mereka harus makan apa dan tidur dimana. Dan Cheon memintanya untuk jangan khawatir.
“Sepuluh jam. Hanya aku yang aneh di sini?” keluh Seung Jung.
“Lihat kesana,” jawab Cheon sambil menunjuk keluar jendela.


Diluar jendela. Terlihat banyak orang yang berlarian ke arah kereta. Dan Seung Jung merasa bingung ada apa. Bahkan Se Ri juga bingung siapa mereka dan mengapa mereka berlari ke arah kereta mereka. Dan Jung Hyuk pun menjelaskan bahwa itu adalah penjaja loncat.

Para penjaja loncat tersebut menawarkan dan menjual barang dagangan mereka kepada pada penumpang yang sedang berada di kereta. Mereka memberikan makanan kepada para penumpang melalui tongkat. Dan para penumpang menaruh uang mereka ke dalam plastik yang ada di tongkat. Barang yang dijual sangat beragam, kayu bakar dan makanan.

Malam hari. para penumpang keluar dari kereta dan tidur di tanah luas. Sebab di dalam dan luar kereta sangat dingin sangat malam hari, jadi mereka harus menyalakan api dan tidur di luar. Se Ri mengeluh, tapi Jung Hyuk mengajak dan membantu Se Ri untuk turun dari kereta. Jadi Se Ri pun memegang tangannya dan mengikuti nya.

Jung Hyuk menyusun tumpukan jerami dengan rapi. Lalu dia mempersilah kan Se Ri untuk tidur dan Se Ri pun duduk di atas nya. Begitu juga dengan Jung Hyuk.
“Oh. Mereka punya selimut. Mereka membeli nya? Atau bawa dari rumah?” tanya Se Ri sambil memperhatikan orang- orang. Lalu dia memandangin Jung Hyuk sambil tersenyum.


Jung Hyuk menaruh selimut tebal di atas jerami dan memberikan satunya lagi kepada Se Ri. Dengan senang, Se Ri memuji betapa nyaman nya ini, dia merasa seperti naik kelas ekonomi yang di tingkat kan menjadi kelas bisnis. Dan dia suka itu.
Se Ri kemudian melihat jagung dan kentang yang  dimakan orang- orang. Dan Jung Hyuk yang baru saja duduk langsung berdiri. “Mau kemana?” tanya Se Ri sambil tersenyum manis.

Tanpa menjawab, karena sudah mengerti, Jung Hyuk pergi untuk membelikan jagung dan membakar kan nya untuk Se Ri. Dan dengan senang, Se Ri memakan nya.
“Kamu tadi bilang tidak lapar,” keluh Jung Hyuk. Tapi Se Ri sudah tidak mendengarkannya lagi.
Se Ri kemudian membicarakan orang- orang lain yang sedang membeli air untuk membasuh wajah. Lalu dia menyebutkan harga air dingin 50 won dan air hangat 100 won.

“Kamu mau tinggal disini? Kamu mau hidup disini? Kamu sungguh serakah,” keluh Jung Hyuk.
“Sulit di percaya. Jangan bersikap seakan aku orang paling serakah, hanya karena aku ingin air 100 won untuk basuh wajah!” balas Se Ri, mengomel. “Aku punya uang. Akan kubayar untukku sendiri.”
Melihat uang sebanyak itu yang di miliki oleh Se Ri. Maka Jung Hyuk pun bertanya darimana Se Ri mendapatkan uang itu. Dan Se Ri pun menjawab dengan jujur bahwa dia menggadaikan jam tangan nya, namun setelah membeli semua pakaian yang diinginin nya, hanya tersisa 500 won saja.
Mengetahui itu, Jung Hyuk menghela nafas dan menggelengkan kepalanya dengan pelan. Se Ri lalu memberitahu Jung Hyuk bahwa ada satu jam tangan pria yang sangat bagus di pegadaian itu. Dan Jung Hyuk malas mendengarkan.

Se Ri kemudian ingin mengambil ubi untuk di makan, tapi karena saking panas nya tangannya pun jadi sakit. Dengan perhatian, Jung Hyuk pun mengambilkan ubi itu lalu mengupaskannya. Dan Se Ri memuji betapa baiknya Jung Hyuk.

“Tiba- tiba sekali,” kata Jung Hyuk.
“Aku tiba-tiba berpikir begitu. Nantinya, kamu akan jadi suami dan ayah yang baik,” puji Se Ri.
“Entahlah. Aku belum memikirkan masa depan.”
“Kenapa?”
“Saat segalanya tidak sesuai dugaanku, aku jadi kecewa,” jelas Jung Hyuk sambil memberikan ubi yang sudah dikupas nya kepada Se Ri.



Flash back
Jung Hyuk mengingat konser piano nya saat di Swiss dulu.
Kemudian tiba- tiba kakak nya di kabarkan meninggal. Dan dia pun merasa sangat sedih.
Flash back end


Se Ri dengan perhatian menepuk- nepuk punggung Jung Hyuk supaya dia jangan bersedih. “Ada pepatah India yang berbunyi, "Terkadang, kereta yang salah membawamu ke stasiun yang tepat." Seperti itu juga bagiku. Sepanjang hidupku, aku seperti menaiki kereta yang salah. Suatu ketika, aku mau menyerah. Aku tidak ingin ke mana pun. Aku berpikir ingin melompat turun. Lihatlah di mana aku sekarang,” kata Se Ri. Dia bercerita dengan raut wajah sedih tapi kemudian dia tertawa seolah tidak sedih. “Aku salah naik kereta lagi, bahkan hingga menyeberangi garis perbatasan! Tetap saja, kamu harus pikirkan masa depan walau segalanya tidak sesuai harapan. Semoga kamu bisa bahagia setelah aku pergi, Jung Hyuk. Aku ingin kamu sampai di stasiun yang tepat walau naik kereta mana pun,” katanya, menghibur.

“Romanti sekali. Aku sampai muak,” keluh Seung Jung yang duduk tidak jauh darisana. Lalu disaat itu, Cheon malah tertidur di pundak nya. Dan dengan kesal dia pun membangunkan Cheo lalu kembali mengeluh lagi. Tapi Cheon malah kembali tidur di pundak nya.
“Yang benar saja. Bagaimana bisa hidup begini selama 10 tahun?” keluh Seung Jung dengan sedih dan putus asa.

Saat Se Ri sudah tertidur. Jung Hyuk dengan lembut memaikan mantel nya untuk menutupi tubuh Se Ri.
Melihat itu dari belakang. Seung Jung pun melemparkan selimut nya dengan kesal kepada Cheon yang sudah tertidur dengan nyenyak.


Jung Hyuk duduk disamping Se Ri, dan dengan hati- hati membawa kepala Se Ri untuk bersandar di pundak nya. Lalu dia diam tidak bergerak.

Malam berlalu. Dan pagi hari yang cerah datang. Kereta yang telah selesai di benarkan pun kembali memulai perjalanan nya.
Se Ri merasa kagum saat turun dari kereta, karena tempat ini sangat berbeda dengan tempat di perbatasan. Dan Jung Hyuk tersenyum melihat itu, lalu dia mengomentari bahwa Se Ri tampak seperti orang kampungan.
“Tunggu. Kamu bilang aku apa? Orang kampung? Aku ini kebalikannya orang kampung. Kamu tidak dengarkan aku lagi. Tunggu aku,” keluh Se Ri sambil berjalan mengikuti Jung Hyuk. Dan Jung Hyuk diam sambil tersenyum.
Seung Jung keluar dari kereta dengan sikap seolah senang dan lega. Tapi kemudian dia mengeluh kepada Cheon, karena perjalanan yang harus nya dua jam dengan mobil malah menjadi 17 jam dengan kereta. Dan Cheon berusaha bersabar.
“Kau tidak mau kembali? Kenapa bawa banyak koper?” tanya Seung Jung saat menyadari betapa banyak nya bawaan Cheon.
“Aku mengepak ini semua,” balas Cheon.
Hotel Pyongyang. Se Ri mengambil foto untuk membuat paspor. Dan sekali jepret, selesailah sudah. Se Ri merasa tidak puas dan beralasan bahwa barusan dia menutup mata nya saat di potret. Dan Jung Hyuk menjelaskan bahwa itu tidak masalah, karena foto ini untuk verifikasi identitas saja, jadi tidak perlu tampak cantik.

“Kamu tahu, kenapa kita tak foto bersama? Maksudku, kita takkan bertemu lagi setelah aku pergi. Ini akan jadi kenangan,” ajak Se Ri.
“Kita tidak perlu saling mengingat atau saling simpan kenang-kenangan,” balas Jung Hyuk.
“Memang benar. Aku hanya bilang.”


Setelah sampai dihotel. Seung Jung merasa bingung melihat kelagat orang- orang di sekitar nya yang seperti memandang ke arah nya, juga kelagat Cheon yang agak mencurigakan. Tapi dia tetap mengikuti nya. Lalu setelah masuk ke dalam kamar dia beralasan bahwa dia akan mandi dan ganti pakaian dahulu baru mereka makan, karena dia lapar sekali. Dan Cheon pun mengiyakan.
Setelah Seung Jung masuk ke dalam kamar mandi. Cheon langsung menelpon Pak Oh dan melaporkan tentang Seung Jung yang belum sadar sama sekali. Namun sayangnya dia masih belum bisa menghubungi Cheol Gang. Lalu dia memastikan, apakah benar mereka akan mendapatkan bayaran sepuluh kali lipat, karena dia butuh uang sebelum menyerahkan Seung Jung.

Tepat disaat itu, Seung Jung muncul di samping Cheon dan mengarahkan pistol panjang ke arah kepala nya. “Berikan ponsel nya.”
Cheon memberikan ponsel nya. Lalu Seung Jung pun langsung keluar dari dalam kamar.


Seung Jung langsung memaki Pak Oh yang sangat tegas melakukan ini kepadanya, kepadahal telah mendapatkan banyak uang dari nya. Dan dia menanyakan, siapa yang berani membayar sampai sepuluh kali lipat.
Se Hyung mengambil ponsel Pak Oh dan menjawab Seung Jung. Dia memuji betapa cerdas nya Seung Jung karena kabur ke Korea Utara. Dan Seung Jung balas memuji bahwa dia suka dengan Se Hyung karena dia suka cara Se Hyun mengomeli nya.
“Bersiaplah untuk mati setelah kembalikan uangku,” tegas Se Hyung. Dan Seung Jung dengan kesal memaki Pak Oh.

Tepat disaat itu, Seung Jung melihat Se Ri. Dan dia pun langsung menanyakan, bagaimana kabar Se Ri sekarang. Dan Se Hyung menjawab bahwa Se Ri sudah meninggal.
“Aku melihat nya,” kata Seung Jung.
“Apa katamu?”
“Bukan apa-apa. Apa maksudmu "tiada"? tanya Seung Jung.
“Haruskah kamu bertanya? Dia sudah mati. Kurasa kamu akan segera menemuinya di surga. Sampaikan salamku saat melihatnya,” balas Se Hyung. Dan Seung Jung mengiyakan dengan senang.

Se Ri terkejut saat berjumpa dengan Seung Jung. Dan Seung Jung dengan senang menyapa Se Ri, lalu menarik tangannya untuk masuk ke dalam lift.
“Ini pasti takdir. Kurasa aku tidak akan mati,” kata Seung Jung dengan senang.
“Apa maksud mu …”

Sebelum pintu lift menutup. Jung Hyuk langsung menahan pintu lift. Dan saat dia melihat tangan Seung Jung yang memegang tangan Se Ri, dia langsung menatap tajam Seung Jung.
“Siapa kamu?” tanya Seung Jung, tidak mengenal.
Para mantan pacar Se Ri :
“Biar kujelaskan. Aku yang putus denganmu. Aku yang mencampakkanmu. Kamu boleh bilang kamu mengencaniku, tapi jangan berpikir bisa menyebarkan rumor kamu mencampakkanku. Kamu tahu betapa menakutkannya orang kaya, 'kan? Aku bisa menghabisimu.”
Itulah yang selalu Se Ri katakan kepada para pacar nya, sebelum mereka ingin memutuskannya.

“Kamu selalu begini. Kamu mendepak orang sebelum terluka. Kamu pergi sebelum harus menunggu. Semoga kamu bertemu orang yang mirip denganmu,” kata seorang mantan pacar Se Ri.
“Itu takkan terjadi. Aku takkan mempermalukan diriku dengan menunggu seseorang.,” balas Se Ri dengan sangat yakin.

“Ri Jung Hyuk. Kenapa dia lama sekali? Sialan,” keluh Se Ri yang sudah mabuk. Lalu dia kembali meminum bir di dalam kaleng nya.

Post a Comment

Previous Post Next Post