Tokoh, Kejadian, Organisasi, dan Latar
Belakang adalah Fiksi
Selangkah
demi selangkah. Se Ri berjalan mendekat ke arah cahaya yang di lihat nya, dan
dia pun bertemu dengan Jung Hyuk.
“Kali ini
bukan cuma lilin, tapi yang wangi. Benar, kan?”
“Benar.”
Se Ri
tersenyum senang. Dan Jung Hyuk tersenyum juga.
Seung Jung
mengomentari bahwa tampak nya Seo Dan baru saja di campak kan. Dan Seo Dan
mengucap kan terima kasih dengan sopan. Dan Seung Jung mengiyakan, lalu dia pun
pergi darisana.
Se Ri
menanyakan, kenapa Jung Hyuk bisa berdiri disana di waktu yang tepat dengan
lilin, karena itu membuat jantung nya jadi berdebar- debar. Dan Se Ri menebak
bahwa Jung Hyuk pasti juga pernah melakukan hal yang sama dulu, karena Jung
Hyuk sangat hebat, hebat dalam merayu. Mendengar itu, Jung Hyuk berhenti
berjalan dan menatap Se Ri.
“Kenapa?”
tanya Se Ri, bingung.
Jung Hyuk
mengingat perkataan Ju Meok tentang hati. “Aku ragu soal ini, tapi ..”
“Ada apa?”
“Karena kamu
bilang jantung mu berdebar ..” kata Jung Hyuk dengan gugup. “Aku hanya ingin
memastikan agar tidak gugup, ada yang harus ku katakan.”
“Kenapa
rumit sekali? Apa? Bilang saja,” balas Se Ri, bingung.
“Aku punya
kekasih. Dia tunanganku.”
Se Ri
terkejut dan meminta Jung Hyuk untuk mengulang kembali perkataan barusan. Lalu
dia menjelaskan bahwa dia sama sekali tidak gugup, dan Jung Hyuk pasti telah
salah paham, karena ntah Jung Hyuk sudah punya pacar atau tunangan dia sama
sekali tidak peduli. Karena dia juga punya banyak pria di Seoul dan para pria
itu pasti sedang menangis saat ini, karena itulah dia harus segera kembali.
Mengetahui
itu, Jung Hyuk tampak cemburu, tapi dia sendiri tanpa tidak menyadari nya. Se
Ri menjelaskan bahwa dia mau kembali ke Seoul untuk para pria nya dan dia tidak
ingin tinggal di sini. Walaupun Jung Hyuk meminta nya untuk tinggal, dia tidak
akan mau. Jadi dia tersinggung dengan perkataan Jung Hyuk yang menyiratkan
seolah dia menyukai Jung Hyuk. Dan Jung Hyuk pun mengerti.
“Tenang
saja. Aku tidak pandai melewati batas. Aku tidak pernah di tilang saat
menyetir. Aku tidak pernah begitu. Aku terus fokus dan tidak lihat ke samping,”
jelas Se Ri dengan berapi- api.
“Bukankah
kamu harus sedikit lihat ke samping?” tanya Jung Hyuk, bolos.
“Pentingkah
itu? Kamu tidak paham?” balas Se Ri. Lalu dia pun berjalan pergi duluan sambil
mendengus kesal. Dan Jung Hyuk segera mengikuti nya.
Cheon
menanyakan, apakah Seung Jung adalah seorang aktor, karena Seung Jung sangat
pandai dalam memakai logat Utara mereka. Dan Seung Jung menjelaskan bahwa
seorang penipu bisa segala nya, bahkan dia bisa berbicara dengan logat Jeju.
Dan Cheon tertawa pelan.
Tepat di
saat itu, Se Ri dan Jung Hyuk lewat di samping mobil mereka. Dan Seung Jung pun
langsung meminta Cheon untuk menghentikan mobil sebentar. Lalu dia turun untuk
memastikan, tapi Se Ri dan Jung Hyuk sudah tidak kelihatan lagi.
“Ada apa?”
tanya Cheon, heran.
“Tampaknya,
aku lihat kenalan ku,” jawab Seung Jung.
“Kamu tidak
kenal siapapun disini,” balas Cheon.
Ibu lain dan
Ibu bermake up tebal (Ok Geum). Mereka menghampiri Seo Dan yang berdiri di
depan rumah Jung Hyuk, dan bertanya siapa yang di cari nya. Dan Seo Dan
menjawab bahwa dia mau menemui Jung Hyuk. Dengan penasaran, mereka berdua
menanyakan siapa Seo Dan sampai datang semalam ini. Dan Seo Dan menolak untuk
menjawab.
“Aku kepala
desa ini. Biar kulihat identitas mu,” kata Ibu lain. Dan Seo Dan pun menunjuk
kan kartu identitas nya kepada mereka. “Jadi, kamu masih tidak mau memberitahu
apa hubungan mu dengan nya?” tanya Ibu lain, masih penasaran.
“Aku
tunangann nya,” jawab Seo Dan. “Aku tunangan Ri Jung Hyuk.”
Mendengar
itu, Ibu lain dan Ok Geum sangat terkejut. Dan memutus kan untuk pergi dari
sana terlebih dahulu.
Sepanjang
perjalanan. Se Ri terus mengomel tentang betapa tidak setia nya Jung Hyuk,
karena memiliki dua tunangan. Dan Jung Hyuk pun menjelaskan bahwa itu tidak
benar, sebab Se Ri bukanlah tunangan nya dan dia mengira bahwa Se Ri akan
segera pergi.
“Aku tidak
bisa pergi. Paham? Tidak bisa. Kenapa terus bilang begitu? Dan bagaimana kalau
ini jadi masalah? Kita akan kena getah nya,” keluh Se Ri dengan kesal.
“Tidak akan
terjadi,” jawab Jung Hyuk dengan yakin.
“Bagaimana
kalau dia kemari? Kamu tidak perhitung kan?”
“Dia sedang
belajar di Rusia. Berarti, dia tidak akan kemari untuk sementara. Menurut mu,
aku tidak memperhitung kan itu? Aku tidak bodoh,” jelas Jung Hyuk, kesal. Lalu
dia pun berjalan duluan.
Namun baru
saja berjalan sedikit, Jung Hyuk langsung melihat Seo Dan berdiri di depan
rumah nya. Dan dia merasa terkejut sendiri.
Seo Dan
tersenyum kepada Jung Hyuk. Dan saat Se Ri melihat itu, dia menatap Jung Hyuk
dengan heran, lalu akhirnya dia pun sadar siapa itu. “Masalah itu terjadi,
kan?” keluh Se Ri, berbisik pelan. “Jadi kamu bodoh, pak Ri. Kamu akan
bagaimana sekarang?”
Tanpa menjawab
Jung Hyuk berjalan mendekati Seo Dan yang berjalan ke arah nya juga. “Kapan
kamu pulang dari Rusia?”
“Sudah
beberapa hari. Maaf, aku tidak mengabari mu,” jelas Seo Dan. Lalu dia
menjelaskan maksud kedatangan nya yang mau mengambil mobil yang di pinjam oleh
Jung Hyuk.
Dengan
cepat, Jung Hyuk segera menjelaskan bahwa dia akan mengembalikan mobil itu
pekan depan. Dan Seo Dan pun mengerti. Lalu Jung Hyuk ingin mengenalkan Se Ri,
dan Se Ri tersenyum dengan ramah kepada Seo Dan. Tapi sebelum Jung Hyuk sempat
berbicara, Seo Dan langsung berbicara lagi, seolah dia tidak peduli siapa Se Ri
dan kenapa Se Ri ada disana.
“Ibuku ingin
tahu kabar mu. Berkunjunglah ke Pyongyang. Mari kita makan malam bersama.
Berikan aku kunci nya. Aku akan pergi,” jelas Seo Dan.
“Berbahaya
menyetir sendiri semalam ini. Jalan nya jelek, tidak seperti di Pyongyang,”
balas Jung Hyuk. Dan Seo Dan menanyakan, apa yang harus di lakukan nya. Jung
Hyuk pun menjawab bahwa dia akan mengantarkan Seo Dan pulang. Dan Seo Dan
setuju serta berterima kasih.
Jung Hyuk
kemudian menjelas kan tentang Se Ri yang ada bersama nya. Dia menjelaskan bahwa
Se Ri sedang menjalani misi bersama nya, Se Ri adalah kolega nya. Dan Se Ri
mengiyakan. Dengan senang, Seo Dan menanyakan,
apa yang akan terjadi setelah misi Se Ri selesai, akankah Se Ri masih
akan saling bertemu dengan Jung Hyuk. Dan Jung Hyuk langsung menjawab dengan
tegas bahwa dia tidak akan bertemu lagi dengan Se Ri.
Mendengar
itu, Se Ri tampak terkejut, tapi dia langsung menutupi nya dan menjawab bahwa
apa yang Jung Hyuk katakan adalah benar. Hubungan mereka hanya semacam aliansi
strategis, jadi mereka tidak akan bertemu lagi begitu misi selesai. Jadi dia
meminta Seo Dan agar tidak salah paham. Lalu dia menjelaskan tentang aksen aneh
nya, dengan alasan dia adalah agen dari Divisi 11.
“Aku tidak
peduli,” jawab Seo Dan, cuek dan dingin.
“Setidak nya
tidak ada salah paham. Syukurlah,” balas Se Ri dengan ramah. Kemudian dia pun
pamit untuk pulang duluan.
Namun
sebelum Se Ri pergi, Jung Hyuk langsung memegang tangan nya dan menghentikan
nya. Melihat itu, Seo Dan tampak cemburu. Tapi tanpa menyadari itu, Jung Hyuk
menarik tangan Se RI ke arah rumah nya. “Rumah mu tetap disini. Diluar gelap,
kunci pintu dan tetap di dalam. Aku akan kembali,” jelas Jung Hyuk dengan
tegas.
Se Ri
mengerti dan masuk ke dalam rumah. Jung Hyuk kemudian mengajak Seo Dan untuk
berangkat. Namun sebelum menjauh pergi darisana, Jung Hyuk mengintip ke
belakang dari kaca spion untuk memeriksa apakah Se Ri sudah menutup pintu rumah
dengan benar. Dan Seo Dan menyadari itu.
Se Ri
bersandar di belakang pintu pagar. Dia tampak sedih.
“Kamu tahu
sudah berapa kali kita bertemu?” tanya Seo Dan. “Ini kali ketujuh. Kita bertemu
dengan orang tua sebanyak empat kali, dan di kali kelima, kita bertunangan. Itu
tujuh tahun yang lalu.”
“Sudah
selama itu?” balas Jung Hyuk, cuek.
“Setelah
pertunangan, pernikahan. Begitu urutannya. Tapi bukankah ada sesuatu yang
hilang?”
Jung Hyuk
tidak mengerti. Dan Seo Dan menjelaskan bahwa hal yang hilang dari mereka
adalah cinta. Dia ingin mereka berdua untuk saling mencintai dan segera
menikah. Jadi dia mohon kerja sama Jung Hyuk. Dan dengan kaku, Jung Hyuk
menjawab bahwa dia akan mengusahakan nya.
Seo Dan lalu mengalihkan
pembicaraan, dia menghubungin Ibu nya untuk memberitahu bahwa dirinya dan Jung
Hyuk akan datang bersama.
Ibu Seo
memamerkan dress biru panjang yang di pakai nya dan lalu mnenanyakan pendapat
Myeong Seok. Kemudian saa tmelihat bahwa Myeong Seok seperti biasa saja. Ibu
Seo pun segera mengganti pakaian nya menjadi dress merah panjang. Dan Myeong
Seok menjelaskan bahwa itu terlalu mencolok. Ibu Seo kemudian berganti pakaian
lagi. Dan dengan kesal Myeong Seok menjelaskan bahwa bukan Ibu Seo yang mau
menikah, jadi kenapa Ibu Seo yang repot berdandan.
“Tolong
perhatikanlah. Kakak mau bertemu menantu setelah bertahun- tahun,” keluh Ibu
Seo.
“Pada
dasarnya, dia belum jadi menantu kakak,” balas Myeong Seok.
Dengan sikap
seperti preman, Ibu Seo langsung menatap nya dengan tajam. Dan Myeong Seok pun
segera menyarankan supaya Ibu Seo cukup memakai pakaian yang sopan saja.
Ibu Seo
dengan segera mengganti pakaiannya mengenakan hanbok putih. Dan Myeong Seok
meminta nya untuk mengikat rambut, jika tidak, orang akan mengira bahwa Ibu Seo
adalah hantu dan lalu pingsan.
“Diam dan
tunggu di luar. Bagaimana kalau Jung Hyuk pergi setelah mengembalikan mobil
nya? Pastikan ajak dia ke rumah kita, ya?” keluh Ibu Seo dengan kesal sambil
terus menendang Myeong Seok supaya pergi dari rumah nya.
Myeong Seok
berdiri di depan gedung apatermen dan merokok. Lalu saat dia melihat Jung Hyuk
telah datang, dia pun segera menyapa Jung Hyuk dan menarik nya untuk segera
masuk ke dalam rumah bersama nya dan menyapa keluarga mereka. Dan tanpa
menolak, Jung Hyuk mengikuti nya.
Didalam
lift. Petugas lift menanyakan, apakah Jung Hyuk datang dan mau menginap, karena
jika iya, maka dia harus membuat laporan. Dan Jung Hyuk langsung menjawab bahwa
dia hanya mampir saja.
“Kalian
sudah lama tidak bertemu. Pasti senang bisa bertemu lagi. Tidak heran Jung Hyuk
mengantar mu jauh- jauh kemari. Dan meskipun Jung Hyuk tampak dingin, tapi dia
lebih tulus daripada pria yang lain. Dia berbeda. Kalian tujuh tahun tidak
bertemu. Pria lain pasti sudah berselingkuh dua hingga tiga kali. Bahkan ada
bajingan yang mengajak wanita untuk tinggal dengannya,” kata Myeong Seok dengan
senang. Dan memuji Jung Hyuk.
Tapi
mendengar itu, Jung Hyuk sama sekali tidak merasa dipuji, malahan dia jadi
tampak bersalah sambil memandang sedikit ke arah Seo Dan. Dengan suara pelan,
Seo Dan meminta Myeong Seok untuk lebih baik mereka diam saja. Dan walaupun
merasa bingung, Myeong Seok pun diam.
“Kak Myeong
Eun (Ibu Seo Dan), kamu hanya pakai kaus kaki,” komentar Myeong Seok,
mengingatkan. Saat Myeong Eun menyambut mereka dan mengangkat sedikit pakaian
nya.
Mendengar
komentar itu, Myeong Eun langsung menurun kan pakaian nya. Dan dengan sikap
seolah biasa saja, dia menyapa Jung Hyuk. Dan Jung Hyuk pun membalas sapaannya.
“Lama tidak
bertemu. Maaf, aku datang terlambat,” kata Jung Hyuk.
“Jangan
begitu. Ini belum terlambat. Tapi pernikahanmu,” balas Myeong Eun, menyindiri
sedikit. Kemudian dia pun mempersilahkan Jung Hyuk untuk masuk dan makan.
Jung Hyuk
menolak karena dia hanya mampir. Tapi Myeong Eun memaksa karena dia telah
memasak, jadi dia ingin mereka untuk makan bersama. Dan dengan heran, Myeong
Seok mengingatkan bahwa mereka sudah makan tadi.
“Kamu belum
pulang?” bentak Myeong Eun, kesal. Lalu dengan ramah dia tersenyum dan mengajak
Jung Hyuk untuk masuk. Dan tanpa bisa menolak, Jung Hyuk pun mengganguk.
Dimeja
makan. Terdapat banyak sekali macam makanan yang tampak sangat mewah dan bahkan
ada anggur merah juga. Myeong Eun menjelaskan bahwa biasa nya mereka memang
makan seperti ini. Dan mendengar itu, Myeong Seok memandang nya dengan bingung.
Sementara Jung Hyuk mengucapakan terima kasih.
Myeong Eun
kemudian membahas tentang Seo Dan. Saat Seo Dan baru saja pulang dari Rusia,
banyak pencari jodoh yang tahu ntah bagaimana dan mereka memohon supaya dapat
bertemu dengan Seo Dan sekali. Lalu dia pun bersikeras kepada mereka semua
bahwa Seo Dan sudah memilki tunangan, tapi semuanya begitu bersikeras dan itu
sangat menganggu nya serta membuat nya sangat keras.
“Bersikeras?
Siapa?” tanya Myeong Seok, bingung. Dan Myeong Eun serta Seo Dan langsung memandang
nya dengan tajam. “Maksudku, aku tidak pernah dengar soal ini,” jelas Myeong
Seok dengan polos nya.
“Buka mulut
mu,“ suruh Myeong Eun. Lalu dia memasukkan satu daging besar ke dalam mulut
nya. “Kunyah ini dan tutup mulut mu.”
Jung Hyuk
tidak memperdulikan hal itu dan mengecek jam nya.
Seung Jung
duduk di rumah nya sambil merenung kan tentang Se Ri yang barusan tidak sengaja
di lihat nya. Dia bertanya- tanya apakah itu tadi mungkin hanyalah orang yang
mirip dengan Se Ri, karena mereka berdua tampak sangat mirip sekali.
Flash back
Dengan sikap
elegan. Se Ri mengiris sedikit potongan daging nya dan memakan nya. Lalu dia
mengelap mulut nya. Melihat itu, Seung Jung bertanya, apakah sudah selesai.
“Bukankah
kakak ku bilang kalau nama julukan ku Putri Pemilih? Kecuali makanannya sangat
enak, aku tidak akan makan lebih dari tiga suap,” jelas Se Ri.
“Koki disini
juga andal. Akan kuajak kamu ke tempat
yang lebih baik.”
“Tidak
perlu. Tidak akan ada lain kali.”
Seung Jung
menjelaskan bahwa dia tidak tahu kalau Se Ri secantik ini, jadi dia berharap
akan ada lain kali. Dan Se Ri membahas bahwa dia mendengar kalau nilai akademis
Seung Jung sempurna serta Seung Jung memiliki naluri yang tajam walaupun masih
mudah, bahkan Seung Jung berivenstasi dengan cerdas. Mendengar pujian itu,
Seung Jung tersenyum senang.
“Kakak kedua
ku tampak jatuh cinta kepada mu. Tapi pak Gu, aku tidak akan terbuai. Aku bisa
lihat segala nya. Kamu hanay menyiapkan fondasi nya saat ini untuk tujuan yang
lebih besar. Tampak nya kamu mau menikahi ku agar bisa memiliki semua nya.
Kurasa itu tidak akan terjadi,” jelas Se Ri dengan tegas dan dingin. “Aku
tumbuh di keluarga yang kompetitif. Jadi, pengamatan ku tajam. Ambillah uang
jajan dari kakak ku dan selesaikan.”
Dengan
ramah, Seung Jung terus tersenyum. Dan tanpa memperdulikan itu, Se Ri mencoba
wine di dalam gelas nya lalu dia mengomentari bahwa wine itu juga tidak enak.
Flash back
end
Seung Jung
tersenyum lucu. “Dia yang terpandai di keluarga nya. Dia sedang apa, ya?”
Se Ri
mengambil buku dan bersikap seolah dia sedang sibuk membaca. Namun saat dia
mendengar suara ketukan di pintu, dia pun langsung berlari keluar sambil
tersenyum senang. Tapi ternyata itu hanya angin saja dan dengan kecewa Se Ri
langsung menutup pintu.
“Sedang apa
aku sekarang? Ini seperti aku menantikan kepulangan nya. astaga. Aku sungguh
malu. Lucu sekali. Sangat lucu sekali,” gumam Se Ri kepada dirinya sendiri
sambil tertawa pelan dan memungut kembali buku yang sempat dibuangnya ke lantai
begitu saja.
Kemudian
tiba- tiba terdengar suara pagar di ketuk, dan Se Ri pun langsung membuang
kembali ke lantai begitu saja. Dan berlari keluar rumah. Dengna senang dia
tersenyum dan membuka pintu pagar. Tapi ternyata yang berada di luar adalah
para Ibu- Ibu kampung yang menatap nya dengan kasihan. Dan Se Ri pun langsung
merasa kecewa serta bingung.
“Kenapa
kalian kemari?” tanya Se Ri dengan bingung.
“Kami lihat
semuanya tadi. Kamu pasti patah hati,” kata Ok Geum.
“Aku pernah
lihat banyak monster, tapi aku tidak tahu kalau Jung Hyuk setega it. Aku turut
berduka,” tambah Ibu lain dengan raut bersimpati.
Young Ae
kemudian mengajak semuanya untuk langsung masuk ke dalam dan makan PK serta Bir
untuk menghibur Se Ri yang pasti sedang patah hati. Dan sebelum Se Ri bisa
menolak, mereka sudah mendorong nya dan masuk ke dalam rumah begitu saja.
Dengan
bingung, Se Ri menahan Myeong Sun dan menanyakan, apa itu PK serta Bir, apakah itu sama dengan Ayam dan Bir. Dan
Myeong Sun pun menunjuk kan Pollack kering dan bir yang di bawa nya.
“Tapi kenapa
kalian lakukan ini di tengah malam?” tanya Se Ri dengan bingung, saat mereka
semua mengajak nya untuk bersulang. Dan tanpa menjawab Young Ae mengajak semua
nya untuk minum. Dan Se Ri pun meminum nya.
Ok Geum
menjelaskan bahwa selama ini mereka terus menggujingkan kalau Se Ri tidak
memiliki moral. Tapi hari ini mereka bertemu dengan wanita yang lebih tidak
bermoral. Dan mereka merasa kasihan kepada Se Ri.
Se Ri merasa
bingung dengan apa yang mereka semua bicarakan, jadi dia pun bertanya, apa
tidak bermoral itu maksud nya jalang. Dan mereka semua balik bingung, karena
mereka tidak tahu apa maksud nya kata ‘Jalang’. Se Ri pun menjelaskan dengan
detail, jalang itu artinya pelacur, brengsek, dan bajingan tengik. Dan mereka
pun mengerti.
“Ada banyak
juga kata- kata makian di Selatan,” komentar Myeong Sun, kagum. Dan Ok Geum pun
menjelaskan bahwa tidak bermoral itu artinya Jalang.
Ok Geum
kemudian mengulangin perkataan Seo Dan barusan. “Aku adalah tunangan Ri Jung Hyuk. Dan yang membuat ku kesal, Jung
Hyuk kita memasuk kan wanita itu ke mobil dan pergi begitu saja,” jelas nya.
Dan semuanya langsung berkomentar kasihan kepada Se Ri.
“Astaga.”
“Itu
menyedihkan.”
Se Ri
tersenyum dengan tenang kepada mereka semua yang menatap nya dengan kasihan.
Dia berterima kasih atas perhatian mereka semua dan menjelaskan bahwa dia serta
Jung Hyuk bisa mengurus urusan mereka sendiri.
“Kalian
pasti tahu, aku selalu mengira Jung Hyuk adalah pria yang baik,” kata Young Ae,
ikut berbicara. “Tapi, jika dia bertunangan dengan orang lain sementara sudah
bertunangan, kamu harus patah kan leher nya,” jelas Young Ae kepada Se Ri
sambil mematahkan kepala Pollack kering nya sebagai contoh.
“Apa?
Patahkan apa nya?” tanya Se Ri. Terkejut.
Young Ae
melemparkan Pollack kering nya dan menjelaskan dengan kesal bahwa dia akan
memberikan pelajaran kepada Jung Hyuk. Dan semuanya setuju. Myeong Sun
menambahkan bahwa mereka harus melakukan sesuatu demi desa mereka. Dan semuanya
setuju juga.
“Akulah yang
dicampakkan. Kalian semua, tenanglah,” kata Se Ri mencoba untuk menenangkan
mereka semua. Tapi mereka semua malah semakin ribut, mereka tidak bisa terima
yang namanya berselingkuhan, jadi mereka semua ingin memberikan pelajaran
kepada Jung Hyuk. Kemudian dengan kompak mereka bersulang dan minum bersama.
“Pantas saja
penggemar musiman lebih menakutka dari anti-fan,” gumam Se Ri merasa ngeri.
Mendengar kata ‘penggemar musiman’, Ok Geum tidak mengerti dan bertanya apa
itu. Malas menjelaskan Se Ri pun mengalihkan pembicaraan dan mengajak mereka
semua untuk bersulang. Lalu mereka semua pun minum bersama- sama.
“Astaga,
kita tidak bisa menilai buku dari sampulnya,” gumam Pria penyadap, ikut
mengomentari Jung Hyuk yang berselingkuh.
Young Ae
menjelaskan bahwa dia akan memberitahu suaminya, yaitu Kolonel Senior, kalau
Jung Hyuk harus mendapatkan kesulitan tambahan di kemiliteran. Karena
menurutnya bagaimana bisa orang yang tidak bermoral memimpin sebuah kompi. Dan
semua nya setuju.
Mendengar
itu, Se Ri terkejut. “Sejujurnya, kedua orang tua Pak Ri dan wanita tadi, ingin
mereka bersama. Ini semacam pernikahan yang di atur,” kata Se Ri, menjelaskan.
“Lalu
bagaimana denganmu, Sam Suk?” tanya Young Ae, perhatian.
“Aku ..
kalian tahu Romeo dan Juliet?” tanya
Se Ri. Dan semuanya tidak tahu apa itu dan siapa itu. “Kalau Gyeonu dan Jiknyeo?” tanya Se Ri. Dan
semuanya langsung berseru bahwa mereka mengerti. “Aku seperti Jiknyeo. Aku
begitu mencintainya, tapi ada tembok realitas yang menghalangi,” jelas Se Ri
dengan sikap seolah dia merasa sangat sedih dan menderita.
“Lalu
maksudmu, pertentangan orang tua mereka menghalangi cinta mu?” tanya Young Ae.
“Kamu
menyimpulkan nya dengan baik. Itulah situasi sebenarnya,” jelas Se Ri. Dan
Young Ae langsung merasa betapa baik nya Se Ri dan betapa tegar nya Se Ri. “Dia
tidak mau melawan keinginan orang tua nya, dan aku bisa memahami nya. Jadi,
kalian harus memahami nya juga,” pinta Se Ri.
Dengan
terharu, Young Ae memegang tangan Se Ri dan memuji betapa baik nya Se Ri yang
rela membiarkan pria nya sendiri pergi dengan wanita lain ke Pyongyang. “Sam
Suk, kamu sungguh hebat.”
“Jangan
memuji ku. Bagaimana kalau kita minum saja?” balas Se Ri. Dan semuanya langsung
setuju serta mengangkat kaleng bir mereka, lalu mereka pun minum bersama- sama.
Seo Dan
menanyakan, apakah Jung Hyuk akan mampir ke stasiun. Dan Jung Hyuk menjawab
bahwa dia mau mampir ke tempat lain dahulu. Myeong Seok menawar kan diri untuk
mengantarkan Jung Hyuk. Dan Jung Hyuk menolak, sebab dia bisa naik taksi, lalu
dia pun memberikan hormat dan pamit lalu pergi.
Kemudian
Myeong Seok segera masuk kembali ke dalam gedung, karena dia merasa sangat
dingin. Sementara Seo Dan tetap berdiri di sana dan memperhatikan Jung Hyuk
yang pergi.
Saat petugas
penjaga melihat Jung Hyuk berada didalam taksi, dia langsung memberikan hormat
kepada Jung Hyuk dan menyingkirkan penghalang untuk membiarkan taksi Jung Hyuk
melalui jalan ke tempat mereka. Kemudian sesampainya di depan sebuah rumah
besar, Jung Hyuk masuk ke dalam nya dan dia disambut oleh suara burung unta
yang berkicau.
“Jung Hyuk.
Kamu tidak bilang mau datang. Sudah makan?” sambut Ibu dengan senang.
“Sudah. Tapi
kenapa ada burung unta?” tanya Jung Hyuk.
“Sekarang
pelihara burung Unta lebih bagus dari anjing. Tren baru. Lebih lantang daripada
anjing.”
Jung Hyuk
kemudian menemui Ayahnya diruang belajar. Ibu Jung menjelaskan bahwa dua hari
lalu Seo Dan ada datang berkunjung dan dia tampak semakin cantik. Lalu Ayah
Jung menjelaskan bahwa sebaiknya mereka segera mengadakan pernikaha tahun ini,
karena Jung Hyuk dan Seo Dan sudah bertunangan selama tujuh tahun. Dan Ibu Jung
terkejut sebab Seo Dan baru saja pulang dan Jung Hyuk masih bekerja di garis
perbatasan.
“Aku turuti
Ayah. Tapi bolehkah aku meminta sesuatu?” pinta Jung Hyuk.
Dengan
perhatian, Young Ae mengatakan bahwa jika Se Ri membutuhkan bantuan soal
hubungan Se Ri dengan Jung Hyuk, maka Se Ri bisa menghubungi nya, karena dia
siap untuk membantu. Dan Se Ri pun menjelaskan bahwa seandainya Jung Hyuk bisa
mendapatkan promosi dan bisa semakin sukses, maka orang tua Jung Hyuk mungkin
saja akan bermurah hati. Contohnya, jika Jung Hyuk mendapatkan Bintang
Prestasi.
“Ah,” kata
Young Ae, mengerti. “Jangan khawatir. Akan kuberi tahu suami ku.”
“Sungguh?’
tanya Se Ri dengan senang. Dan Young Ae mengiyakan. “Kak Young Ae,” panggil Se
Ri dengan manis sambil memeluk tangan Young Ae.
Ibu lain
yang sudah mabuk meneriaki Se Ri supaya memutuskan Jung Hyuk saja dan jangan
menikahi Jung Hyuk. Karena begitu menikah, pria yang Se Ri cintai akan tiada
dan akan menghilang. Jadi jika Se Ri cinta, maka lebih baik Se Ri menyimpan itu
saja di dalam hati nya. Dengan begitu, Jung Hyuk tidak akan menghilang.
“Kamu ini
kenapa? Kamu sudah mabuk?” bentak Young Ae. Dan Ok Geum meminta maaf
menggantikan Ibu lain.
Ibu lain
yang sudah benar- benar mabuk memegang wajah Young Ae dan bertanya dengan
perhatian. “Young Ae, kamu sungguh suka suami mu? Kamu menyukai nya karena dia
Kolonel Senior? Selain Kolonel Senior, apa yang hebat dari nya? Dia cuma rakun
tua,” kata nya.
Ok Geum
langsung menutup mulut Ibu lain. Dan Myeong Sun langsung mengingat kan nya.
Dengan kesal, Young Ae menyuruh mereka semua untuk menyeret Ibu lain supaya
pergi. Dan mereka semua pun langsung melakukannya.
“Kenapa aku
tidak boleh bilang kalau dia cuma rakun tua?” teriak Ibu lain, tidak mengerti.
Dan semua nya langsung meminta maaf menggantikannya, lalu mengangkat nya untuk
pergi darisana. Dan dengan kesal, Young Ae mengeluh lalu pergi darisana juga.
Se Ri
kemudian berniat untuk masuk ke dalam, namun sebelum itu dia memeriksa apakah
Jung Hyuk sudah akan pulang. Dan saat dia melihat bahwa tidak ada siapapun
disana, dengan kecewa Se Ri pun menutup pintu dan masuk ke dalam rumah.
Sampai pagi.
Se Ri masih minum. Dan lalu saat minumannya telah habis, dengan kesal dia
meremas kaleng minum nya dan melemparkan nya.
Jung Hyuk
akhirnya pulang. Dan Se Ri langsung mengatakan kalau Jung Hyuk tidur di luar.
Jung Hyuk menjelaskan bahwa dia tidak tidur di luar rumah dan tidak menginap.
Tapi bagi Se Ri itu tetap sama saja, karena Jung Hyuk tidak pulang semalaman.
Jung Hyuk
kemudian mau masuk ke dalam rumah, tapi Se Ri langsung mengingat kan nya untuk
tidak melewati batas kaleng yang telah di susun nya menjadi barisan di lantai.
Dia menjelaskan bahwa itu adalah garis perbatasan mereka, jadi Jung Hyuk tidak
boleh melewati garis itu, jika Jung Hyuk tidak mau ada perang.
“Kamu
marah?” tanya Jung Hyuk, menebak.
“Tidak.
Untuk apa?” balas Se Ri.
“Jika kamu
tidak marah …”
“Tidak,”
tegas Se Ri, menyangkal.
Dengan
ngeri, Jung Hyuk meminta Se Ri untuk menurun kan pisau yang Se Ri pegang
sekarang terlebih dahulu. Dan Se Ri pun menusuk kan pisau itu ke apel nya, baru
dia meletak kan nya ke atas meja. Kemudian dia menjelaskan bahwa dia tidak bisa
tidur semalam, jadi dia pun menghitung nya. Menghitung waktu yang Jung Hyuk
perlukan dari sini ke Pyongyang dan dari Pyongyang ke sini. Karena sebelum
pergi Jung Hyuk mengatakan ‘Aku akan kembali’, tapi ternyata tidak.
Kemudian Se
Ri mengambi kembali pisau nya dan melanjutkan kegiatannya dalam mengupas kulit
apel.
“Aku ada
urusan,” jelas Jung Hyuk. “Aku menjadikanmu anggota tim nasional yang ikut
serta kompetisi trek internasional.”
“Apa katamu?!”
“Lalu kamu
bisa ke Eropa dengan pesawat terbang.”
Se Ri tidak
menyangka bahwa Jung Hyuk ternyata sedang membantu nya untuk mencari cara
supaya dia bisa pulang, dan dia menjelaskan bahwa Jung Hyuk seharusnya bilang
dari awal, sehingga dia tidak jadi merasa bersalah. Dan Jung Hyuk pun melangkah
masuk ke dalam rumah.
“Tapi … Aku
memang cukup atletis dan bisa berlari. Tapi tidak cukup baik untuk menjadi tim
nasional …” kata Se Ri, ragu dan cemas.
“Kau anggota
cadangan, jika ada yang cedera. Kau tidak perlu berlari sungguhan. Begitu kamu
sampai sana, kamu akan menghilang,” jelas Jung Hyuk.
“Lalu
setelahnya?”
“Kamu akan
pulang.”
Pria
penyadap terkejut mendengar pembicaraan itu.
Se Ri
mengerti, lalu dia pun menanyakan kapan jam penerbangannya. Dan Jung Hyuk
menjawab senin depan. Se Ri pun merasa lega serta cukup senang, karena itu
berarti dia masih bisa menghadiri rapat pemegang saham. Dan Jung Hyuk
menjelaskan bahwa mereka harus segera mengambil foto untuk membuat paspor. Tapi
Pyongyang tidak sama seperti disini, jadi Se Ri harus mengubah beberapa hal,
jika tidak ingin tampak mencurigakan.
Disalon. Se
Ri memperhatikan 8 jenis potongan rambut wanita Korea Utara yang ada di poster.
Dan hanya ada 8 jenis rambut itu saja yang bisa di pilih.
“Sebaiknya
aku mencukur semua rambutku,” gumam Ibu lain dengan lemas. “Lalu Young Ae
mungkin akan memaafkan ku,” jelas nya.
“Dia tidak
akan memaafkanmu. Jangan sia- sia mencukur rambut mu,” balas Ok Geum.
Setelah
berpikir cukup lama, Se Ri pun akkhirnya memutuskan gaya rambut yang di
inginkannya. Dan dia langsung duduk di kursi untuk di eksekusi. “Aku pilih Gaya
Perpisahan. Aku akan berpisah dari negara ini. Pilihan tepat,” jelas nya.
Selesai
rambut nya di tata, Se Ri pun keluar dari salon dengan sikap malu- malu.
“Rambutku jadi tipis. Mungkin karena itu dinamakan Gaya Perpisahan.”
“Kau tampak
cantik,” puji Ok Geum dan Ibu lain.
Kemudian
setelah itu, mereka pun lanjut membeli baju. Setelah mencoba berbagai pakaian
Se Ri pun akhirnya memutuskan pakaian yang ingin di beli nya. Dan lalu Ok Geum
memasang kan kain di kepala Se Ri dan memberikan nya semangat dalam menghadapi
wanita Pyongyang.
“Kamu lihat,
aku tidak perlu berdandan untuk membuat nya sadar. Begitu kami bertemu kemarin,
aku menghajar nya dengan wajah ku,” jelas Se Ri dengan percaya diri.
“Tidak. Dia
tidak dihajar,” komentar Ibu lain, kasihan.
“Aku melihat
nya,” kata Ok Geum, menambahkan. Dan Se Ri mengabaikan itu.
Se Ri
kemudian menemukan sebuah jaket yang tampak sangat bagus dan menarik. Tapi
dengan sinis penjual langsung mengatakan bahwa jaket itu sangat mahal, jadi
jika Se Ri tidak mau beli maka tolong kembalikan jaket itu biar tidak kotor.
Harga jaket itu 15.000 won, sangat mahal.
“Aku tidak
pernah bilang ini seumur hidupku. Kanu benar. Aku tidak punya uang,” aku Se Ri
dengan kesal kepada si penjual.
Myeong Sun
membawa Se Ri ke pergadaian. Disana Se Ri merasa ragu, apakah dia harus
menggadai kan kalung emas nya atau jam tangannya. Dan setelah berpikir, Se Ri
pun memberikan jam tangan nya untuk di gadai. Dia menjelaskan kepada petugas
bahwa dia membeli jam tangan itu langsung dari desainer nya di butik utama. Dan
itu cuma ada lima di dunia. Jadi dia pun meminta 20.000 dolar.
Namun karena
jam nya sangat ringan saat ditimbang, maka si petugas pun memberikan harga
20.000 won. Itupun setelah Myeong Sun memohon supaya petugas menolong teman
nya. Dan mendengar itu, Se Ri merasa sangat terkejut dan tidak terima.
Kemudian
seorang pria datang dan memberikan sabuk pinggang nya untuk di gadai. Dan
petugas memberikan harga 35.000. Dengan tidak senang, Se Ri pun langsung
protes, kenapa bisa jam nya lebih murah dibandingkan sabuk biasa. Kepadahal jam
nya adalah edisi terbatas.
“Itu tidak
ada artinya. Hitung dari berat. Seharusnya pakai kulit lagi. Ini terlalu
ringan,” jelas petugas.
“Membuatnya
ringan seperti ini adalah teknologinya. Tidak semua orang bisa buat seperti
ini. Ini tidak ternilai,” protes Se Ri, menjelaskan. Dan petugas tidak peduli.
Se Ri pun
melunak, dia meminta supaya harga jam nya dinaikkan 5.000 won lagi. Dan petugas
pun setuju. Mendengar itu, Myeong Sun merasa sangat senang untuk Se Ri. Tapi Se
Ri nya sendiri tidak bisa merasa terlalu senang dengan harga segitu.
“Jangan
dijual, ya? Aku akan ambil kembali,” pinta Se Ri sambil mengelus jam berharga
nya. Kemudian petugas pun menyimpan jam itu di dalam tempat penyimpanan milik
nya.
Disaat itu,
Se Ri melihat sebuah jam asli disana, dan dia pun merasa bahwa pasti ada orang
yang sama seperti nya, menggadaikan jam tangan karena butuh uang. Tapi si
penjual langsung menjelaskan bahwa jam itu tidak di gadaikan tapi dititip kan
padanya, tapi sayangnya, pemilik nya sudah lama tidak kembali untuk mengambil
jam itu.
Tags:
Crash Landing On You