Sinopsis
K-Drama : Chocolate Episode 13-2
Images by : JTBC
SELURUH
KARAKTER, TEMPAT, PERUSAHAAN, DAN KEJADIAN DALAM DRAMA INI ADALAH FIKSI
==Adegan
dengan hewan di rekam di bawah pengawasan profesional untuk memastikan keamanan
para hewan==
Jun sudah tiba di Wando dan tidur di dalam mobilnya, di depan restoran Bada. Jeong Bok yang lewat dan melihat ada mobil asing parkir di depan restoran, langsung mengetuk kaca jendela mobil untuk membangunkan Jun dan menyuruhnya keluar mobil. Jun sedikit bingung dan akhirnya keluar.
Dia berdiri di depan Jeong Bok dengan tegang. Dia menjelaskan kalau dia sedang mencari seseorang, tapi tidak tahu dimana orang itu sekarang. Orang itu juga tidak membalas telepon atau pesannya. Jeong Bok malah terus memandangnya, membuat Jun jadi takut.
“Apa ini restoranmu, ahjumma? Kau ingin aku membayar parkir?” tanya Jun, takut.
Jeong Bok jadi marah karena di panggil
ahjumma padahal dia tidak tua. Dia mendekat dan memberitahu kalau ini bukan
tempatnya tapi restoran paman-nya. Jun masih tetap mengira kalau Jeong-bok
hendak menagih uang parkir, jadi dia memberitahu kalau dia tiba sekitar pukul
02.00 tadi.
“Siapa yang kau cari?” tanya Jeong-bok. “Kecuali
dia kabur, aku bisa mencarinya untukmu. Aku serius. Ayahku purnawirawan polisi
air di sini. Dan kakakku petugas polisi air. Semua temanku juga polisi air di
sini.”
“Kang. Namanya Lee Kang,” beritahu Jun.
Jeong-bok lebih terkejut saat tahu Jun
mencari Kang.
--
Akhirnya, Jeong-bok naik ke mobil Jun dan
membawa Jun ke rumah Kang. Di depan rumah juga ada mobil Kang terparkir. Mereka
masuk ke dalam, tapi tidak ada siapapun. Termasuk Bada, anjing dari cucu anjing
Kang, San.
Dan karena mobil Kang masih ada, berarti
Kang tidak pergi jauh. Jeong-bok menyuruh Jun untuk duduk saja sembari mereka
menunggu Kang kembali. Jeong-bok juga membuka pembicaraan dengan bagaimana Jun
bisa mengenal Kang?
Jun belum sempat menjawab pertanyaan
Jeong-bok karena dia mendapat telepon dari ayahnya. tn. Lee menelpon karena
mendengar Jun pergi ke Wando dan alasannya karena dia merindukan Kang. Jun
membenarkan. tn. Lee langsung marah dan bertanya dengan kesal apa alasan Jun
sampai merindukan Kang? Apa yang ingin Jun lakukan sebenarnya? Sejak kapan pula
Jun akrba dengan Kang?
“Entahlah. Aku tak tahu kenapa tiba-tiba
merindukannya. Mungkin aku sudah gila. Kuhubungi nanti setelah tahu,” jawab Jun
dan langsung mematikan telepon.
Setelah itu, Jun duduk di samping Jeong-bok dan bertanya, apakah dia tampak gila? Jeong-bok menatap dengan bingung, karena pertanyaan Jun sangat aneh. Jun berujar kalau dia tidak tahu kenapa dia kemari dan dia tidak tahu kenapa dia sampai seperti ini?
“Apa kau bertanya padaku? Apa aku harus
menjawabnya?” tanya Jeong-bok, balik dengan bingung.
--
tn. Lee menggerutu kesal karena Jun
mematikan telepon begitu saja. Dia merasa kalau Jun juga meremehkannya. Lagi
kesal, suster Nara datang menemuinya dan memberitahu kalau dir. Kwon masih
harus bicara dengan keluarga pasien, jadi meminta tn. Lee menunggu sebentar
lagi (tn. Lee ternyata pergi ke sanatorium untuk menemui dir. Kwon). tn. Lee
setuju untuk menunggu.
Saat mau pergi dari sanatorium, dia malah melihat Seon Ae yang sedang duduk memotong sayur. Dan dir. Kwon ternyata mengenali Seon Ae yang adalah mantan istri dir. Kwon. Mereka pernah bertemu beberapa kali saat dia dan dir. Kwon masih magang. Seon Ae hanya diam dan menundukkan kepala memberi salam. Dia tidak ingat pada tn. Lee. Dan tn. Lee mengira itu karena penyakit alzheimer Seon Ae.
“Jadi, kau biarkan adik-adikmu belajar dengan
uang Hyeon-seok (dir. Kwon). Apa mereka menjadi hakim atau pengacara? Astaga,
kuharap mereka tak melupakan kebaikanmu. Kakak mereka menikahi pria yang tak
dicintainya. Sungguh pengorbanan, melalui semua itu untuk membantu sekolah
hukum mereka. Kurasa kudengar kau mencintai orang lain, 'kan? Astaga, ingatanku
sangat baik. Aku pasti sangat terkejut Hyeon-seok menjadi korban penipuan
pernikahan. Kau harus baik padanya saat dia bersamamu. Lihat dirimu. Kau tua
dan sakit sekarang. Kau pikir Hyeon-seok hanya…,” ujar tn. Lee, tanpa rasa
bersalah sedikit pun.
Seon Ae sampai terduduk malu dan sedih.
Untungnya, dir. Kwon yang sudah selesai menemui orangtua pasien lewat dan
melihat tn. Lee yang sedang mengatai Seon Ae. Dir. Kwon sangat marah. Dia
mencengkeram kerah baju tn. Lee dan memarahinya.
tn. Lee malah semakin menjadi-jadi. Dia
menyebut dir. Kwon bodoh hingga menjadi lembek. Dan karena itu, gembel seperti
Seon Ae…
Buaaak! Belum selesai tn. Lee bicara, Dir.
Kwon langsung meninju wajahnya hingga tn. Lee terjatuh ke tanah. Dia sangat
marah karena tn. Lee mengatai Seon Ae gembel. tn. Lee tidak terima di pukuli
dan balas meninju dir. Kwon.
Mereka berdua hampir terlibat perkelahian, jika Seon Ae tidak menarik dir. Kwon dari belakang. Seon Ae merasa sangat bersalah hingga terus berkata kalau itu adalah salahnya dan dia akan pergi sekarang juga dari sanatorium. Jadi, jangan bertengkar karena dirinya.
tn. Lee memang anak yang manja dan tidak
punya malu. Dia mengancam akan melaporkan dir. Kwon pada ibunya dan membuat
dir. Kwon di pecat. Usai mengancam, tn. Lee langsung kembali ke mobil-nya.
Sementara itu, Seon Ae masih terus menangis
dan menahan dir. Kwon dari belakang. Dan dengan perlahan, dir. Kwon melepaskan
tangan Seon Ae yang memeluk pinggang-nya. Dia beranjak pergi ke ruang
kerja-nya. Seon Ae hanya bisa menangis terisak-isak.
tn. Lee kembali ke mobilnya dan langsung
melihat wajahnya di cermin. Dia marah-marah saat melihat ada darah di sudut
bibirnya. Tidak bisa melampiaskan kemarahan pada siapapun, dia melampiaskannya
dengan mengomeli supir. Dia yang tidak punya tujuan, menyuruh supir untuk
membawa mobil kemanapun.
--
Kang membawa jasad Bada dan menguburnya, tepat di samping kuburan Dong Gu. Sementara Cha Young, berkeliling di sekitar sana, memetik bunga liar untuk di letakkanya di makam Dong Gu dan Bada.
“Kau benar.”
Kang berdiri menatap langit dan menghirup
udara panjang. Cha Young khawatir melihatnya yang tampak tidak seperti
biasanya.
“Aku terus merasa mengantuk. Aku hanya ingin
tidur. Ada apa denganku?” ujar Kang, terdengar lelah dan letih atas semuanya.
Sementara Jun, dia berkeliling di sekitar rumah Kang. Dia sampai di tepi laut. Dia juga menatap langit dan menghela nafas panjang. Dia teringat dengan rahasia bahwa ayahnya bukanlah anak kandung dari kakeknya dan bahwa ibunya tahu hal itu dan menggunakan hal itu untuk mengancam neneknya.
--
tn. Lee datang menemui ny. Han di rumah
sakit. Dia tampak sedih melihat ibunya terbaring seperti itu. Ny. Han tampaknya
sadar, tapi dia menutup mata seolah tidur.
“Ibu, aku… Aku punya rahasia. Saat kudengar
Jae-hun meninggal, aku… sejujurnya sangat sedih. Air mataku saat itu tidak
palsu. Itu tulus. Kau tahu, aku sangat sedih hingga tak bisa makan. Tapi di
saat yang sama, aku juga senang. Aku merasa seakan sesuatu yang berat di dadaku
akhirnya terangkat. Aku merasa sangat lega. Ibu, kau tahu aku selalu minum obat
pencernaan sejak kecil. Tapi kuhentikan setelah Jae-hun meninggal. Lucu sekali,
'kan? Tapi belakangan ini, aku sakit perut lagi. Aku melakukan endoskopi, tapi
katanya semua normal. Tapi di sini... Rasanya… Astaga,” cerita tn. Lee pada Ny.
Han yang belum sadar.
Ny. Lee juga datang dan kaget melihat tn.
Lee yang ada di sini. Kenapa tidak ikut rapat? tn. Lee menjawab tidak. Ny. Lee
malah senang karena setidaknya bisa mengurangi satu suara setuju atas
pengangkatan ny. Yoon.
Ny. Lee bicara pada ibunya yang masih belum
bangun. Dia berusaha meminta ny. Han untuk bangun dan memohon agar Ny. Han
tidak memberikan kekuasaan pada Ny. Yoon yang jalang dan licik yang menyembunyikan
sifat aslinya. Dia juga bisa memimpin perusahaan jika serius.
tn. Lee kesal mendengar adiknya menyebut
istrinya jalang dan licik. Tapi, ny. Lee tidak peduli. tn. Lee sampai harus
menutup mulut ny. Lee dan menyeretnya keluar agar tidak membangunkan ibunya.
Setelah mereka berdua keluar, Ny. Han baru
membuka matanya. Dia sudah bangun sedari tadi dan mendengarkan ucapan kedua
anaknya tersebut.
--
Ny. Yoon berada di kantornya dan memakai
pakaian dan make-up yang sangat
gelap. Dia sudah bersiap untuk menghadiri rapat pengangkatan dirinya. Sebelum
ke ruang rapat, ny. Yoon mencoba menelpon Jun, tapi Jun tidak mau menerima
teleponnya.
Jun masih menunggu Kang dan Cha Young.
Begitu Kang dan Cha Young tiba, Jeong-bok langsung bertanya apa yang terjadi?
Kang hanya diam. Jun bertanya kepada Kang, kenapa tidak menjawab teleponnya?
“Aku hanya tidak mau,” jawab Kang.
Kang tidak menjawab. Dia segera masuk ke
dalam kamarnya. Cha Young memberitahu Jun kalau Kang sangat mengantuk dan ingin
tidur. Lebih baik bicara saat Kang bangun nanti. Jeong-bok lebih bingung,
kenapa Kang tidak mandi dulu? Badan Kang berlumuran pasir.
Kang masuk ke dalam kamarnya. Dia berbaring
di lantai yang kosong. Dia tampak sangat lelah. Dia menutup matanya dengan
tangan-nya, dan tampaknya, dia menangis.
Jeong-bok bertanya lagi pada Cha Young, apa yang membuat Kang begitu lelah hingga tidak mandi atau bahkan menyapa tamu yang datang menemuinya?
“Kurasa dia merasa sangat lelah dan sedih sejak
meninggalkan Wando,” jawab Cha Young.
“Benar, jadi, dia akan tidur karena
kelelahan masa kecilnya, walau dia melihat sendiri seseorang datang menemuinya?
Omong-omong, di mana Bada?”
Tidak ada jawaban.
Jun masuk ke dalam rumah dan masuk ke dalam kamar Kang. Dia menyuruh Kang untuk bangun dan ikut dengannya segera ke Seoul. Kang hanya diam. Jun berteriak dan menarik badan Kang agar bangun. Dan saat itu, dia baru melihat ekspresi Kang yang tampak sangat lelah.
Kang menatapnya, “Seharusnya kau biarkan
kami agar kami bisa tinggal di sini. Aku hanya ingin hidup bahagia dengan
ibuku, Pak Ha, dan San. Hanya itu yang kuinginkan,” ujar Kang, dengan sangat
sedih.
Mata Jun berkaca-kaca. Rasa bersalah
melingkupinya. Dan karena itu, saat Kang kembali berbaring untuk tidur, Jun
tidak bisa mengatakan apapun.
--
Jun berdiri di pinggir laut. Pikirannya kacau. Dan di saat seperti itu, dia malah mendapat pesan dari rumah sakit kalau wakil direktur Yoon Hye Mi di tunjuk sebagai pimpinan pelaksana. Jun tertunduk.
--
Cha Young masuk ke dalam kamar Kang dan melihat Kang yang masih tertidur juga di lantai. Dan dengan perlahan, Cha Young menutup tirai kamar dan menyelimuti Kang. Dia juga meletakkan bantal di bawah kepala Kang.
Cha Young menatap wajah Kang dengan lekat.
Dia membaringkan diri di samping Kang dan menatap Kang, hingga tertidur.
--
Entah sudah berapa lama waktu yang berlalu.
Dan saat Kang membuka matanya, Cha Young ada di hadapan-nya, tertidur. Kang
tidak mengatakan apapun, dan menutp matanya kembali, melanjutkan tidur.
--
Seorang pasien yang mengenakan celana
pasien tapi atas pakaian yang modis, dan rambut yang di cat berwarna merah,
masuk ke dalam dapur yang kosong. Gadis itu juga menyiapkan kamera ponselnya
dan ada sayuran dan juga udang. Wanita itu adalah Hui-na, seorang vlogger ASMR.
Dia menyapa para fans-nya dan memberitau kalau akan melakukan ASMR dengan udang
dan anggur laut.
Hui-na memulai program ASMR-nya dengan
memakan sayuran. Terdengar suara yang nyaring saat menguyah. Selanjutnya,
Hui-na akan makan udang.
Tapi, Tae Hyun yang masuk ke dapur lewat
pintu belakang, malah ikut nimbrung di siaran live Hui-na. Hui-na sampai harus
berbohong kalau Tae Hyun adalah tamu kejutan-nya.
--
“Menurutmu apa mungkin mendaki gunung
dengan satu kaki? Aku akan mencobanya. Aku akan daki gunung di depanku hanya
dengan satu kaki. Kurasa Dr. Lee Kang juga berusaha yang terbaik mendaki gunung
di depannya saat ini. Jadi, aku juga ingin mencobanya. Sambil membayangkan aku
masih punya dua kaki kuat seperti dahulu.”
Mereka sama-sama diam melihat ke arah laut.
--
Cha Young pergi ke restoran Bada. Dia telah membulatkan tekadnya. Walau dia tidak bisa mencium dan merasakan rasa lagi, Cha Young mencoba kembali memasak dengan hati dan pengalaman-nya selama ini. DIa teringat semua kesulitan yang di alaminya sebagai koki dan bagaimana semua rasa masakan-masakan itu. Kini, Cha Young bisa memasak dengan percaya diri, walaupun tidak bisa merasakan atau mencium aroma apapun.
--
Jun menelpon ayahnya lagi. tn. Lee
mengangkat teleponnya dengan kesal.
“Kita harus bicara saat aku kembali ke
Seoul.”
“Soal apa?” tanya tn. Lee.
“Tentang Nenek, kau, Ibu dan aku, juga…
tentang Kang dan ayahnya,” jawab Jun.
--
Kang sudah bangun. Dia bahkan sudah berganti baju. Dia berjalan-jalan di dekat rumahnya dan menemukan Cha Young yang sedang duduk menatap ke laut. Kang segera duduk di sampingnya dan menyapanya.
“Kau sudah bangun?”
“Beberapa saat yang lalu. Aku bahkan mandi.
Aku menyimpan baju di mobil, jadi, aku juga ganti baju.”
“Kurasa begitu.”
“Aku merasa kita hanya tidur sejak datang
ke Wando,” ujar Cha Young.
“Kau tak lapar?” tanya Cha Young.
“Aku lapar.”
“Mari makan. Aku memasak beberapa makanan,”
ajak Cha Young, tersenyum.
“Min-seong. Aku masih bingung dan dilema. Tapi satu hal yang kutahu
pasti adalah aku lelah berusaha keras menyingkirkan wanita ini, yang pada suatu
titik masuk ke dalam hidupku dan ada di pikiranku sejak saat itu. Jadi, aku
putuskan untuk hanya mengikuti hatiku. Maafkan aku.”
Kang menarik tangan Cha Young yang berdiri
dan mendekat pada Cha Young, “Tentang Yunani… Bisakah kau tak pergi? Lalu… Bolehkan
aku mencintaimu, Cha-young?”
Tags:
Chocolate