Original
Network : tvN
"Semua
karakter, organisasi, tempat, dan peristiwa adalah fiktif”
Ayah So Mi masuk ke dalam kamar So Mi dan
melihat kalau So Mi tidak ada di tempat tidur. “Tok… Tok…” katanya di dekat
pintu lemari. Dan So Mi membuka kan pintu baginya. Dibalik pintu lemari ada
ruangan tersembunyi dan So Mi bersembunyi di dalam sana.
“Apa guntur itu menakutimu?” tanya Ayah So
dengan lembut. Dan So Mi mengiyakan. “Tidak perlu ditakuti. Langit pamer karena
memberi kita hujan,” jelas nya.
“Pada hari Ibu meninggal, ada guntur juga.
Sama dengan hari kita meninggalkan Ibu di rumah abu,” kata So Mi dengan nada
sedih.
Dengan lembut, Ayah So mengelus rambut So Mi.
Dia memangku So Mi dipangkuan nya dan memeluk nya. So Mi merindukan Ibunya, dan
Ayah So tahu itu. Dia mengajak So Mi untuk berdoa, seperti apa yang Ibu So Mi
pernah ajarkan.
“Ibu malaikat pelindungmu, jadi, setiap kamu
kesulitan atau takut, kamu harus…” kata Ayah So. Dan So Mi menjawab berdoa.
“Haruskah kita berdoa bersama?”
“Ya,” jawab So Mi. Lalu dia pun melipat
tangannya dan mulai berdoa.
"Tahun
2000, Olimpiade Matematika Internasional ke-41"
Didalam kelas. So Mi merasa sangat gugup
sebelum tes dimulai, saking gugupnya dia merasa mual dan berlari keluar dari
dalam kelas ke kamar mandi. Dia muntah disana. Setelah itu, dia mencuci muka
nya dan berdoa.
Sebelum mengisi lembar jawaban, So Mi berdoa
lagi. Baru sesudah itu, dia mulai mengisi lembar jawaban ujiannya.
Saat pulang ke rumah, So Mi berteriak
memanggil Ayahnya, tapi tidak ada jawaban. Jadi diapun masuk ke dalam tempat
persembunyiannya. Dia menunjukkan medali emas yang didapatkan nya kepada Ibu.
Dia tersenyum menatap foto Ibunya.
Setelah itu, So Mi merasa mulai mengantuk.
Jadi diapun tidur sambil memeluk foto keluarganya.
Ketika terbangun, So Mi mendengar suara aneh
diluar pintu. Jadi diapun mengintip dari lubang kunci. Dan dia melihat Ayahnya
dibunuh.
Pembunuh mengikat Ayah So dikursi dan menusuk
nya berkali- kali. Guntur menyambar dari langit, membuat cahaya masuk ke dalam
ruangan yang gelap. Dan So Mi melihat dibelakang telinga Pembunuh seperti ada
bekas luka panjang.
So Mi merasa terkejut dan takut. Dia menutup
mulutnya sendiri supaya tidak membuat suara. Dan didalam hatinya, dia berdoa.
Sun Mi merasakan ada sesuatu, jadi diapun
langsung berbalik ke belakang dan mengarah kan senter serta pistolnya. Dan
ternyata sesuatu itu adalah Dong Baek. Melihat kedatangan nya, dia merasa
terkejut serta heran.
“Bagaimana kamu tahu aku ada di sini?” tanya
Sun Mi, curiga.
“Aku bergegas datang karena
mengkhawatirkanmu,’ jawab Dong Baek. Dia masuk ke dalam ruangan dan melihat dua
patung tersebut dengan lebih dekat.
“Ini peluru asli,” ancam Sun Mi. “Bagaimana
kamu tahu aku ada di sini?”
“Ruang kendali memberitahuku kamu berada di
sini,” jawab Dong Baek.
Sun Mi merasa sangat curiga kepada Dong Baek,
diapun bersiap untuk menembak. Dengan panik, Dong Baek segera menjelaskan
bagaimana caranya dia bisa sampai ke sini. Dia menyebut nama Prof. Nam dan Kim
So Mi. Mendengar itu, Sun Mi menatap gugup.
“Kim So Mi dari 20 tahun lalu mengganti
namanya menjadi Han Sun Mi.”
“Kamu diam-diam membaca ingatanku,” tuduh Sun
Mi sambil mengingat saat dia pernah menyentuh Dong Baek. “Kamu mengulangi
adegan pembunuhan setelah membacanya,” tebaknya, curiga. “Jelaskan.”
“Tenanglah,” pinta Dong Baek. “Saat aku
memindai ingatan orang, aku tidak menyerap semuanya dengan sentuhan kecil tubuh
kita. Saat kamu memegangku, aku sangat fokus membaca ingatan Park Ki Dan hingga
tidak membaca ingatanmu,” jelasnya. Namun Sun Mi sama sekali tidak percaya.
Dong Baek akhirnya mengakui dengan jujur, dia ada melihat ingatan Sun Mi secara samar-samar. Peristiwa draumatis yang terlihat terlebih dahulu. Tapi yang dilihatnya hanya gelap serta sesuatu yang berbentuk vas hitam. Namun setelah dia melihat ingatan Prof. Nam dan gambar So Mi, saat itulah dia baru tahu kalau Sun Mi adalah So Mi.
Sun Mi masih tidak percaya. Sebab Pembunuh
memainkan permainan menggunakan masa lalu nya, dan siapa yang mampu melakukan
itu. Dong Baek membenarkan perkataan Sun Mi, Pembunuh memang sedang
mempermalukan dan menantang Sun Mi. Tapi bukan hanya Sun Mi saja yang
dipermalukan, tapi Pembunuh juga menghina masa lalu nya. Mendengar itu, Sun Mi
tidak mengerti.
“Lukisan palu cakar ini dikirim untuk Park Ki
Dan. Entah apa kamu sudah dengar, tapi aku tidak bisa mengingat masa laluku,”
jelas Dong Baek sambil menunjuk kan foto lukisan tersebut kepada Sun Mi.
“Jangan berbasa-basi.”
“Aku hanya ingat satu hal. Dia seorang gadis.
Dia sekarat. Itu sangat mirip dengan lukisan itu. Posisi pria yang diinjak oleh
malaikat. Wajahnya. Raut wajah sedihnya. Dia mungkin ibuku. Dia mengejek
satu-satunya ingatanku. Kita memiliki musuh yang sama,” jelas Dong Baek.
Kemudian dia menurunkan kedua tangannya.
Mendengar kisah itu, Sun Mi pun tidak jadi
untuk menembak Dong Baek.
Kyung Tan dan Se Hoong sampai divila Hwa Ran. Mereka ingin masuk dari pintu depan, tapi pintunya terkunci. Jadi mereka pun masuk melalui pintu yang berbeda.
Karena pintu depan tidak bisa dibuka, maka
Lim pun menggunakan cara paksa untuk membukanya. Yaitu dengan merusak kuncinya.
Lim dan Woon Jang berhasil masuk ke dalam. Lim mengomel saat
melihat Kyung Tan dan Se Hoong, dia menanyakan kenapa mereka berdua tidak
membuka pintu.
“Tetap di luar. Tim forensik harus datang
lebih dahulu,” perintah Sun Mi, saat melihat kedatangan mereka berempat.
“Itu manusia?” tanya Kyung Tan, juga.
“Mereka adalah hasil kerja si pembunuh.
Menilai luka di lengannya, mereka menyerang satu sama lain,” jelas Dong Baek.
“Pembunuhnya mungkin mengatakan satu-satunya penyintas akan diampuni,” tambah Sun Mi sambil membayangkan apa yang terjadi.
"Episode
6, Pria Kedua"
So Mi remaja datang menemui seorang Detektif.
Dia menunjukkan data "Analisis Pembunuhan Kim Young Gook" yang dibuat
nya. Dia menjelaskan bahwa dengan ini dia memenuhi syarat di tambah dia telah
meraih magister dalam psikologi kriminal di AS. Usianya sekarang 17 tahun dalam
usia korea.
“Ada bekas luka di telinga kirinya,” jawab So
Mi.
“Kamu sudah mengatakannya sejak lama.”
“Gunakan ini untuk melacaknya. Kamu akan
menemukan pria dengan bekas luka itu,” jelas So Mi dengan tegas dan serius.
Dong Baek dan Sun Mi mengobrol berdua ditempat yang sepi. Dong Baek menanyai, kenapa kasus ini harus di sembunyikan. Dan Sun Mi menjawab bahwa Pembunuh ada di dekat mereka, Pembunuh yang membunuh orang tua mereka. Sebab bagaimana bisa Pembunuh mengetahui masa lalu mereka secara tidak sengaja. Jadi kemungkinan besar Pembunuh ada di dekat mereka.
“Kamu cukup berhati-hati,” komentar Dong
Baek. “Tapi ini pembunuh yang sama dari 20 tahun lalu. Mereka bisa saja menebak
masa lalumu lewat berkasmu, tapi tidak denganku. Tidak seorang pun tahu masa
laluku,” jelas Dong Baek.
“Aku memberi tahu satu orang, tapi tetap
dirahasiakan hingga akhir,” jelas Dong Baek. Tapi dia tidak mau memberitahu
siapa, walaupun Sun Mi memaksa. Jadi Sun Mi pun tidak bertanya lagi.
Walaupun sikap Sun Mi agak menjengkel kan, tapi Dong Baek bersyukur karena Sun Mi menghilangkannya dari daftar tersangka. Mendengar itu, Sun Mi bertanya dengan ketus, siapa yang mengatakan kalau Dong Baek sudah dihilangkan dari daftar tersangka, menurutnya Dong Baek masih tersangka yang dicurigai.
“Maksudmu kamu ingin bekerja sama dengan
tersangka utama?” tanya Dong Baek, kesal.
“Pastikan
teman-temanmu di dekatmu dan musuhmu lebih dekat. Ini sesuatu yang
kuyakini,” jelas Sun Mi. “Jangan lupa semua ini harus dirahasiakan diantara
kita,” tegasnya.
Sun Mi membawa Dong Baek ke apatermennya. Dan disana Dong Baek memperhatikan seluruh tempat Sun Mi dengan teliti. Di atas lemari kecil ada foto keluarga Sun Mi.
“Masuklah ke kamar ku,” panggil Sun Mi.
Didalam kamar. Dong Baek merasa kagum melihat
semua yang tertempel di dinding. Sun Mi menjelaskan bahwa semua itu terkait
kasus nya. Dia terus memperbaruinya selama 20 tahun terakhir.
So Mi remaja kembali datang menemui si Detektif. Dia ingin berbicara, tapi karena si Detektif sedang bertelponan, maka dia pun menunggu nya sampai selesai sambil terus mengikuti nya ke kantor.
Saat si Detektif sudah selesai bertelponan,
dia menyuruh So Mi untuk pergi dan belajar saja. So Mi menolak sebab dia sudah
masuk ke administrasi publik di Universitas Nasional Seoul. Lalu dia
menanyakan, apakah si Detektid sudah memeriksa tersangka yang dia sebutkan.
“Tidak ada yang lebih penting daripada kasus
pembunuhan!” balas So Mi, berteriak. “Tugaskan saja satu detektif. Jika kamu
melakukannya, aku akan…” pinta So Mi. Tapi kemudian dia terdiam, karena dia
melihat buku data nya terabaikan begitu saja di atas meja. Bahkan di jadikan
sebagai alas mie.
Dengan kesal, So Mi mengambil kembali semua buku datanya. “Akan kulakukan sendiri. Aku sendiri yang akan membawa pembunuhnya ke sini!” teriak So Mi. Kemudian dia langsung pergi.
“Dasar…” umpat si Detektif.
Dong Baek menanyakan, kenapa Pembunuh yang membunuh orang tua mereka kembali. Dan Sun Mi menjelaskan bahwa dia lebih berfokus pada niat si Pembunuh. Pembunuhan berantai berbahaya bagi si Pembunuh. Namun si Pembunuh malah memakai jasad- jasad itu sebagai umpan dan mengejek masa lalu mereka. Jadi dia ingin tahu, apa yang bisa di peroleh oleh si Pembunuh dengan mengejek mereka. Apakah si Pembunuh ingin memamerkan kejahatan sempurna.
“Kamu hanya mempersulit penangkapan si
pembunuh. Kita harus mengakui bahwa dia melebihi kita barulah kita bisa
menemukan kelemahannya,” jelas Sun Mi.
“Ini
masalahnya dengan pemrofil. Kamu lebih memuji penjahat itu dan memilih cara
yang salah.”
“Pembunuh itu mengungkit pembunuhan 20 tahun lalu. Kita akan berpura-pura ikut bermain sambil mencari kelemahannya,” tebak Sun Mi.
Tiba- tiba Sun Mi mendapatkan video call dari
rekannya dan diapun langsung menyuruh Dong Baek untuk jangan masuk ke dalam
kamera.
“Dalam lima tahun, muncul sesuatu yang baru.
Foto layar obrolan kedua pelaku tersebar,” kata Seul Bi, menjelaskan.
“Mereka mengejek mendiang anak itu.
"Lucu sekali saat dia tewas"?” jelas Bong Kook sambil mendesis kesal
untuk kedua gadis SMP tersebut.
Setelah chat tersebut tersebar, para
masyarakat menuntut agar kedua gadis itu diadili. Tapi karena larangan terhadap
hukuman ganda, maka tidak bisa. Kedua gadis itu kemudian balas menuntut pihak-
pihak yang melawan mereka.
“Apa ini masuk akal?” keluh Dong Baek, berteriak. Dan Sun Mi langsung menatap garang padanya. Sehingga Dong Baek pun langsung terdiam.
Rekan A merasa heran mendengar suara Dong Baek, jadi diapun bertanya, siapa yang ada disamping Sun Mi. Bong Kook juga mendengar suara Dong Baek, jadi dia ikut bertanya. Sun Mi mengabaikan mereka berdua. Dia meminta hasil autopsi.
“Seperti perkiraanmu, kami menganggap mereka
menyerang satu sama lain,” kata Seul Bi, menjawab. Dan setelah itu, Sun Mi
langsung mematikan video call.
“Dengan kecantikan Inspektur Senior Han,
pasti para selebritas mengantre untuknya,” kata Seul Bi.
“Suaranya indah, bukan?” balas Rekan A.
“Suaranya seksi. Aku yakin dia tampan,” jawab
Seul Bi. Dan Bong Kook merasa patah hati.
Dong Baek mengomentara si Pembunuh sebagai psikopat baru. Karena menyingkirkan Iblis dengan cara yang jahat. Dan Sun Mi menjelaskan bahwa ini bukan yang pertama. 20 tahun lalu juga ada kasus seperti itu, kasus pembunuhan eksekutor.
“Eksekutor?” tanya Dong Baek, tidak mengerti.
“Jika kamu melihat polanya, kemungkinan besar sama…” kata So Mi, memohon. Dia memberikan data laporan nya kepada Sung Dong.
“Berhentilah menggangguku, kalau tidak…”
balas Sung Dong sambil membuang semua buku data yang So Mi berikan ke lantai
begitu saja.
Seorang rekan Sung Dong membujuk supaya Sung Dong membantu saja So Mi, sebab So Mi hanya anak kecil. “Kamu tidak tahu siapa ayahnya? Dia merasa difitnah, tapi dia seharusnya malu,” teriak Sun Dong dengan sengaja.
“Dia bisa mendengarmu,” kata si Rekan,
mengingatkan.
“Aku mengatakannya agar bisa didengar,”
teriak Sung Dong. “Jika tahu perbuatan ayahnya, kenapa dia bersikap seperti
ini?”
Mendengar itu, So Mi merasa sedih. Tapi dia
menguatkan dirinya sendiri dan berjalan pergi darisana.
So Mi kembali menemui si Detektif. Dia memberitahu si Detektif bahwa pelaku nya adalah Sung Dong. Sebab ada lima pembunuhan serupa lainnya. Orang yang dikritik dibunuh. Seperti "Kasus pembunuhan mutilasi Jeonnam".
“Komposisi gambar mereka tidak cocok.
Pelakunya wanita paruh baya. Keduanya tidak tertangkap, tapi tidak ada
persamaannya,” komentar si Detektif. “Astaga. Kamu tidak tahu apa-apa.”
“Ada kesamaan lain,” jelas So Mi. “Satu orang
menulis semua berita eksklusif.”
“Cho Sung Dong? Itu tidak ada artinya. Itulah
tugas jurnalis.”
“Dia yang tercepat. Dia selalu tiba di TKP
lebih dahulu,” jelas So Mi dengan yakin.
“Dia jurnalis terkenal, jadi, dia punya
koneksi terbaik.”
“Tidak. Dia lebih cepat,” tekan So Mi.
Pada hari Ayah So meninggal, So Mi segera menelpon polisi. Lalu dia keluar dari rumah untuk menunggu mereka datang.
“Dia lebih cepat daripada mobil patroli yang dikirim,” jelas So Mi. “Aku masih terlalu muda untuk menyadarinya saat itu.”
“Kamu bahkan masih muda sekarang,” balas si
Detektif, tidak percaya.
“Itu mustahil kecuali dia pelakunya,” tegas
So Mi dengan yakin.
Sebelum So Mi pergi meninggalkan ruangan kerja Sung Dong. Dia tidak sengaja melihat luka dibelakang telinga Sung Dong. Luka yang sama dengan luka si Pembunuh yang di lihatnya.
“Aku,” jawab Sun Mi. Dan Dong Baek memuji
betapa pandainya Sun Mi membuat nama. “Dia mengeksekusi mereka yang pantas
menjadi …” katanya, kemudian dia berhenti, saat dia sadar bahwa dia hampir saja
salah bicara. “Kecuali ayahmu.”
“Tidak, kamu benar. Semua orang itu
dikritik,” balas Sun Mi dengan tenang.
Sun Mi kemudian membahas kasus yang sudah diselidikinya. Kasus pertama pada tahun 1999, dijalur pendakian. "Pusat Kesejahteraan Suster". Mereka menculik dan membunuh orang untuk menerima dana bantuan. Itu pusat kesejahteraan jahat.
“Bukankah mereka dinyatakan bersalah pada
tahun 1999?” tanya Dong Baek.
“Hukuman mereka tidak sesuai. Mereka
dibebaskan setelah dua tahun.”
Dong Baek merasa heran, kenapa ‘mereka’ hanya di penjara dua tahun, kepadahal telah membunuh ratusan orang. Dan Sun Mi menjawab bahwa itu karena, saat itu mereka di kuasai rezim militer. Dan Dong Baek merasa itu tidak adil, sebab seharus nya ‘mereka’ dibunuh.
“Ini rusak parah,” jelas Sun Mi sambil
menunjukkan sebuah gambar. “Maksudku jejaknya. Aku mengaitkan kasus-kasus ini
bukan karena niat pembunuhan, melainkan dari metode pembunuhan.”
“Korban dihukum saat masih hidup. Untuk waktu
yang lama sampai mereka mengembuskan napas terakhirnya. Batas waktu penuntutan
sudah lewat, jadi, korbannya tidak dipenjara, tapi mereka dimutilasi
hidup-hidup. Mereka dipotong menjadi 13 bagian yang sesuai jumlah pembunuhan,”
jelas Sun Mi.
“Teliti sekali.”
“Sama dengan mereka semua. Mereka disiksa
dengan kejam sampai mati,” jelas Sun Mi.
Dong Baek tidak mengerti, kenapa ini tidak berkaitan dengan kasus pembunuhan berantai. Dan Sun Mi menjawab bahwa itu karena komposisi gambar tersangka nya berbeda. Ada saksi untuk tiga kasus dari enam kasus yang ada, saksi pertama adalah seorang pria tua.
“Bagaimana dengan yang ketiga?” tanya Dong
Baek.
“Aku saksinya,” jawab Sun Mi.
Mendengar itu, Dong Baek menatap terkejut ke
arah Sun Mi.
Dengan tenang, Sun Mi memberitahu. Ayahnya
meninggal dengan cara di tikam dimana- mana, kecuali area vitalnya. Ayahnya di
tikam 17 kali. Itu jumlah orang yang tewas karena Ayah nya, baik langsung
maupun tidak langsung.
“Apa kesimpulannya setelah mengejarnya selama
20 tahun?” tanya Dong Baek.
So Mi ingin melihat proses Introgasi Sung
Dong. Tapi si Detektif tidak mengizinkannya dan menyuruhnya untuk keluar dari
ruangan saja.
So Mi menunggu dengan gugup di luar ruangan introgasi. Kemudian setelah cukup lama, Sung Dong keluar dan menghampirinya.
“Kamu memang hebat, ya? Ini menghibur,” kata
Sung Dong, memuji.
Si Detektif keluar dari ruangan introgasi dan memarahi So Mi karena telah membodohinya. So Mi merasa bingung ada apa.
“Dia punya alibi. Dia bersama orang lain saat
ayahmu dibunuh,” jelas si Detektif, marah.
“Alibi tidak penting. Dia mungkin punya
komplotan agar bisa menulis eksklusif,” balas So Mi.
So Mi masih tidak percaya dengan hasilnya.
Dia yakin kalau Sung Dong adalah pembunuh Ayahnya. Dia menanyakan tentang
komplotan Sung Dong. Dan si Detektif menjawab bahwa dia sudah memeriksa semua
catatan panggilan Sung Dong dan melacak pergerakan Sung Dong. Lalu untuk bekas
luka dibelakang telinga, Sung Dong mendapatkan itu saat melakukan wajib militer
dan dia sudah memeriksa rekam medis nya.
“Bagaimana jika tipuan itu kekuatan super?”
tanya Dong Baek, menebak. “Bagaimana jika Cho atau orang lain bisa memanipulasi
ingatan seperti yang terjadi di TKP pembunuhan Park Ki Dan?” tanyanya.
“Mereka menggunakan gas tidur,” balas Sun Mi.
“Menurutku lebih seperti trik. Bahkan penjaga di luar kehilangan ingatan mereka,” jelas Dong Baek. “Atau bagaimana jika ini bukan kejahatan yang disebabkan oleh kekuatan super?”
“Kalau begitu, pasti orang yang bisa melihat
semua berkat sumber daya yang besar,” jawab Sun Mi.
“Itu
mungkin juga seseorang di kepolisian. Eksekutor dari 20 tahun lalu…” tebak Dong
Baek. “Menurutmu kenapa dia berhenti membunuh dan menghilang?’ tanyanya.
“Bagaimanapun,
dia kembali,” balas Sun Mi.
Dong Baek terkejut mengetahui itu. Dan Sun Mi menunjukkan video rekaman CCTV di dekat vila Hwa Ran yang di miliki nya. Video ini dibuat karena biasa nya Pelaku selalu kembali ke TKP. Dan Dong Baek menonton video tersebut dengan sangat fokus, namun tidak ada sesuatu yang mencurigakan.
“Tamu tidak diundang yang berbeda,” kata Sun
Mi, memberikan petunjuk. Dan akhirnya Dong Baek melihat apa yang dimaksud oleh
Sun Mi.
“Itu pengulangan hal yang sama persis. Ini
pola yang sama dari 20 tahun lalu,” jelas Sun Mi.
Dikantor TVC. Sun Mi dan Dong Baek menemui Ji Eun dan kedua rekannya yang memiliki otoritas lebih tinggi untuk memutuskan sesuatu. Sun Mi bertanya tentang van yang berada di lokasi kejadian dengan sikap santai. Dan Rekan 1 (Wanita) menjawab bahwa van siaran sudah siap keluar jika terjadi sesuatu, jadi itu bukanlah sesuatu yang aneh.
“Kalian sulit mengerti atau bersikap
seakan-akan tidak mengerti?” tanya Dong Baek.
“Kami ditugaskan saat sebuah kasus terjadi,”
jawab Rekan 1 dengan sikap tenang. Dan Dong Baek merasa lucu mendengar jawaban
itu.
“Anehkah jika seorang wartawan menyelidiki
sebuah kasus?” jawab Rekan 2 (Pria).
“Tentu saja, saat kamu lebih cepat daripada polisi. Selain itu, itu sudah berulang kali terjadi. Kamu lebih cepat daripada polisi yang langsung dikerahkan. Dari mana kamu mendapat info itu?” tanya Dong Baek sambil menunjukkan foto bukti rekaman yang ada.
Melihat foto tersebut, Ji Eun menatap aneh kepada kedua rekannya yang tampak sangat gugup. Rekan 1 menjelaskan bahwa mereka menerima laporan anonim. Meskipun tidak tahu siapa ‘dia’, namun mereka berhak melindungi sumber mereka.
“Kami memeriksa faktanya,” jawab Rekan 2,
merasa tidak bersalah. “Kami memeriksa faktanya. Kami tidak yakin seberapa
kredibel laporannya.”
“Kamu mengirim van siaran padahal belum
memeriksa faktanya?” tanya Dong Baek, menjebak.
Malas berbasa- basi lebih lama, Rekan 1 langsung menanyakan, apa yang mereka inginkan. Dan Sun Mi menjawab bahwa dia ingin tahu siapa sumber informa nya. Dan Rekan 1 langsung menolak.
“Itu laporan internal, bukan?” tanya Sun Mi,
menebak.
“Dari paling atas. Presdir,” kata Sun Mi
dengan yakin sambil memperhatikan sikap Rekan 1 dan 2.
Dong Baek dan Sun Mi di bawa ke kantor Presdir. Tapi dari sekian banyak orang yang ikut, hanya Dong Baek dan Sun Mi yang di persilahkan untuk masuk ke dalam.
Tags:
Memorist