Original
Network : tvN
"Semua
karakter, organisasi, tempat, dan peristiwa adalah fiktif”
Sung Dong menyambut Dong Baek dengan ramah,
dia mengaku sebagai penggemar Dong Baek, sehingga karena itu dia menekan
pegawai nya untuk merekam episode special mengenai Dong Baek. Mendengar itu,
Dong Baek tertawa menanggapi, lalu dia mengulurkan tangannya.
Tanpa sadar Sung Dong ingin menyalami tangan
Dong Baek yang terulur, tapi kemudian dia teringat kemampuan Dong Baek sehingga
dia pun tidak jadi bersalaman dan langsung mempersilah kan Dong Baek untuk
duduk saja. Dan Dong Baek tertawa menanggapi nya.
Sun Mi terus menatap Sung Dong. Saat
menyadari itu, Sung Dong merasa canggung, dengan senyuman yang kaku dia
mempersilahkan Sun Mi untuk duduk juga. Kemudian mereka pun mulai mengobrol.
“Kamu Inspektur Senior Han, bukan?” tanya
Sung Dong.
“Aku Han Sun Mi,” jawab Sun Mi, membenarkan.
“Tentu saja, aku tahu siapa dirimu. Semua
orang ingin merekrutmu karena kamu pandai memimpin. Kamu tertarik dengan
politik?” tanya Sung Dong, lagi. Tampak ramah.
“Aku menyukai pekerjaanku sekarang,” balas
Sun Mi sambil tersenyum ramah juga.
Dong Baek tidak mau berbasa- basi. Dia
langsung menanyakan, apakah Sung Dong tahu kalau Ki Dan tewas. Dan Sung Dong
mengiyakan dengan alasan kalau ini adalah tugas media.
“Aku ingin tahu di mana info transparan soal
pembunuhan itu,” jelas Dong Baek dengan lebih jelas. Dan Sung Dong berpura-
pura bodoh seperti tidak tahu.
“Kamu harus jujur karena kita masyarakat
maju. Bersikaplah transparan,” kata Sun Mi sambil tersenyum memperhatikan
reaksi Sung Dong. Dan Sung Dong menolak untuk memberitahu dengan alasan kalau
ini adalah rahasia dagang. “Haruskah aku menebaknya?” tanyanya. Dan Sung Dong
mengiyakan.
Tanpa berbasa- basi sama sekali, Sun Mi
mengatakan semua yang di ketahuinya. Ini bukanlah pertama kali nya Sung Dong
mendapatkan informasi seperti ini. Karena berita yang Sung Dong buat selama 20
tahun ini adalah hasil persekongkolan Sung Dong dengan si Pembunuh. Atau
mungkin saja Sung Dong menyuruh si Komplotan untuk melakukan pembunuhan untuk
mendapatkan berita ekslusif.
Sung Dong tertawa geli. “Imajinasimu sudah di
luar kendali,” puji nya.
“Mengakulah sekarang,” tegas Sun Mi.
“Jika tidak jujur, kamu akan ditangkap atas
konspirasi untuk membunuh,” ancam Dong Baek.
Sung Dong sama sekali tidak takut ataupun
merasa bersalah. Sebab menurutnya, sekalipun dia menerima informasi, tapi ini tidak
masalah sama sekali. Sebab dia hanya pergi ke TKP setelah pembunuhan sudah
terjadi. Dan Dong Baek mendesis kesal.
“Apa kamu bercanda?” tanya Dong Baek,
mendesis.
“Jika kamu melaporkannya pada polisi, kita
bisa menyelamatkan orang-orang yang dibunuh 20 tahun lalu,” tambah Sun Mi
dengan emosi.
Dan Sung Dong tertawa. “Polisi juga tahu.
Kurasa kamu ingin menggali informasi dengan mengancamku tentang masa laluku.
Tapi kamu salah paham. Jika kamu mengekspos itu, dan bukan aku, kamulah yang
akan terluka,” jelas nya.
Dong Baek terkejut karena ‘polisi sudah
tahu’. Sung Dong menjelaskan bahwa itu
benar, polisi sudah tahu, tapi mereka menutupinya, karena tidak ada polisi yang
mau mengungkap kebenaran soal pembunuhan berantai yang tidak bisa mereka pecah
kan. Sebab itu hanya akan merusak karier mereka sendiri. Jadi menurutnya,
dahulu dan bahkan sekarangpun, seperti itulah polisi.
“Beraninya kamu saat bersekongkol dengan
pembunuh demi berita,” bentak Dong Baek, marah.
“Apa maksudmu "bersekongkol"? Sama
sekali tidak. Pelakunya ingin dunia tahu. Bahwa dia menyingkirkan orang-orang
yang pantas mati,” balas Sung Dong dengan bangga. “Tapi aku tidak setuju. Tentu
saja, itu akan menjadi berita yang bagus jika kebenaran soal pembunuhan
berantai kuungkap. Tapi aku memiliki jiwa seorang wartawan di dalam diriku.
Tidak sepertimu, yang menutupi semua kalau kamu gagal dipromosikan,” jelasnya.
“Jiwa seorang wartawan?” tanya Sun Mi dengan
sinis. “Tidak. Kamu menunggu waktu yang tepat untuk mengaitkannya dengan
pembunuhan. Tapi polisi tahu dan rencanamu gagal.”
Sung Dong merasa malas untuk berbicara dengan
Dong Baek dan Sun Mi lagi. Jadi diapun memanggil bawahannya untuk membawa
mereka bedua keluar.
“Beri kami informasi tentang informan itu!”
teriak Sun Mi.
“Beraninya kamu menuntut informasi tentang
kisahku. Jika kamu harus tahu, periksalah catatan dahulu. Aku yakin itu jauh
lebih akurat daripada yang kalian pikirkan,” balas Sung Dong.
“Aku selalu ingin tahu apakah media sekotor ini karena dunia, atau
dunia menjadi sekotor ini karena media. Berkat dirimu, kini aku tahu
jawabannya,” kata Sun Mi dengan ketus. Kemudian diapun pergi darisana. Dan Dong
Baek mengikutinya.
"Gudang
Dokumen"
Kyung Tan dan Se Hoong mencari- cari data
dokumen di gudang. Setelah cukup lama mencari, Kyung Tan menelpon Dong Baek dan
memberitahu kalau tidak ada catatan yang tersisa soal Kim So Mi dari 20 tahun
lalu.
“Lupakan catatannya. Siapa yang memimpin
penyelidikan?” tanya Dong Baek. Lalu dia memasang mode loudspeaker supaya Sun
Mi bisa mendengar juga.
“Pemimpin Kantor RIU Gyeonggi saat itu adalah
Cheon Ki Soo, dan kami kenal satu sama lain. Dia kepala di kantor pusat
sekarang. Kenapa?” jawab Kyung Tan, bertanya.
“Bukan dia,” kata Sun Mi dengan pelan.
“Buatkan aku salinan daftar anggota tim
investigasi,” perintah Dong Baek.
“Untuk apa itu?” tanya Kyung Tan, ingin tahu.
“Ah… Lakukan saja…” balas Dong Baek dengan
suara keras.
“Aku bosmu, Berengsek!” balas Kyung Tan,
berteriak. “Aku atasanmu yang mengawasimu. Beraninya kamu memerintahku seperti
anjing tanpa memberitahuku.”
“Kamu mulai lagi. Apa itu, pertengkaran
kekasih?” komentar Se Hoong sambil tersenyum geli.
Dong Baek melunak. Dia membujuk Kyung Tan
untuk membantunya, sebab dia punya pertanyaan untuk ditanyakan kepada para
penyidik. Dan Kyung Tan setuju. Karena kasus ini sempat dialihkan ke Tim
Investigasi Khusus, dia bertanya, apakah Dong Baek ingin daftar itu juga.
Mengetahui informasi tersebut, Dong Baek
sedikit terkejut karena dia tidak menyangka kalau Tim Investigasi Khusus juga
terlibat.
“Aku sudah menelepon Cheon Ki Soo. Karena
hampir tidak ada catatan apa pun. Tapi dia terus menyebutkan Tim Investigasi
Khusus. Katanya dia tidak tahu karena tidak memimpin lagi,” jelas Kyung Tan.
“Bagaimana dengan catatan mereka?” tanya Dong
Baek.
“Tidak ada apa-apa,” jawab Se Hoong.
“Tim Investigasi Khusus dibubarkan dan semua
orang kembali ke kantor asalnya. Setelah membuat gudang ini, mereka bilang
hanya ini yang tersisa. Entahlah. Mungkin mereka kekurangan informasi sejak awal
atau mereka kehilangan satu kotak penuh catatan. Itu sering terjadi dahulu,”
jelas Kyung Tan.
Mendengar itu, Dong Baek merasa heran.
“Tidak ada catatan dari Tim Investigasi
Khusus?” tanya Dong Baek, memastikan.
“Aku hanya menemukan beberapa catatan tidak
berarti,” jawab Se Hoong.
“Penyelidik yang bertugas adalah…” kata Kyung
Tan, membacakan dokumen tua yang ditemukannya. “Wakil Kepala Lee.”
“Lee Shin Woong?” tanya Dong Baek, terkejut.
“Ya. Dia nomor dua dari Badan Kepolisian
Nasional,” jawab Kyung Tan.
"Wakil
Kepala Lee Shin Woong"
Didalam mobil. Se Hoong bertanya dengan
curiga, apakah mungkin Kyung Tan ada berhutang pada Dong Baek atau mungkin Dong
Baek ada membaca ingatan Kyung Tan dan memanfaatkan kelemahan Kyung Tan. Sebab
Kyung Tan sangat baik di dekat Dong Baek. Apa yang Dong Baek suruh, Kyung Tan
akan langsung melakukannya, seperti anjing yang mengibas kan ekornya pada saat
mengejar bola tenis. Dan Kyung Tan menjawab bahwa seperti inilah sikap seorang
Komandan.
“Kini aku tahu seperti apa dirimu,” kata Se
Hoong dengan sangat yakin. “Pelayan yang setia.”
“Tutup mulutmu sebelum aku mengusirmu dari
mobil,” bentak Kyung Tan.
Dong Baek memutuskan untuk menyelidiki Shin
Woong terlebih dahulu. Caranya mereka bisa mengonfrontasi nya atau
membuntutinya secara diam- diam. Dan Sun Mi merasa ragu.
“Wakil Kepala Lee memimpin Badan Intelijen
Kepolisian seperti pasukan pribadinya,” kata Sun Mi, memberitahu. “Badan
Intelijen Kepolisian punya lebih banyak koneksi daripada NIS. Setidaknya, di
negara kita. Sebelum mendapat kesempatan, kita akan tertangkap dahulu.”
“Lalu kita harus bagaimana?” tanya Dong Baek,
bingung.
“Kita harus mencari cara. Meskipun kembali ke
awal, kita punya petunjuk.”
Dong Baek merasa cukup stress. Sebab si
Pembunuh berantai masih berkeliaran, jadi kapan mereka bisa mencari cara untuk
memeriksa Shin Woong dan menangkap pelakunya. Dengan tenang, Sun Mi hanya diam
saja dan membaca dokumen yang ada di tangannya.
“Kembali ke awal,” kata Dong Baek, tiba- tiba
teringat sesuatu. “Kita lupa tentang awal. Awal kita mulai mengejar si
Eksekutor. Kita punya saksi. Seorang saksi yang sudah pasti melihat si
Eksekutor.”
“Itu…” kata Sun Mi, ragu.
“Benar. Kamu,” jawab Dong Baek.
“Ingatanku? Ingatanku sudah tercatat di
sebuah dokumen. Tidak perlu memindai ingatanku,” balas Sun Mi, menolak. “Kamu
tahu kenapa aku tidak memejamkan mataku saat ayahku tewas? Aku ingin
mengingatnya. Untuk mengingat setiap detail pemandangan mengerikan itu dan
tidak pernah melupakannya,” jelas nya dengan emosi.
“Aku tidak bisa melihatnya lagi. Keberanianmu
saat menawarkan menjabat tanganku. Bagaimana kalau kita periksa? Andai kamu
melewatkan sesuatu. Inspektur Senior Han,” tantang Dong Baek. “Aku tahu kamu
benci menyelidiki dengan kekuatan super. Kamu hanya percaya pada logika dan
akal. Tapi terkadang, kamu harus mengikuti instingmu,” bujuk Sun Mi
Selama sesaat Sun Mi terdiam, lalu dia
bertanya apa yang harus di lakukannya. Dan Dong Baek menjawab tidak ada.
Kemudian dia mendekati Sun Mi dan menyentuh bahunya.
Dong Baek masuk ke dalam ingatan Sun Mi dan
melihat. Dia melihat Pembunuh memakai jaket hoodie hitam, Pembunuh menusuk Ayah
So berkali- kali, sesudah itu Pembunuh membuka hoodie yang menutupi wajah nya.
Tepat disaat itu, petir menyambar.
“Topeng,” gumam Dong Baek. “Topeng silikon.”
“Dia sengaja membuat para saksi melihatnya.
Sambil terus mengganti wajahnya,” kata Sun Mi, menebak. Dan Dong Baek
mengiyakan.
“Kita harus mencari ahli tata rias efek
khusus dari masa itu.”
Sun Mi mulai mencari di dalam datanya,
kemudian tiba- tiba saja dia teringat sesuatu. “Kenapa Cho Sung Dong?” tanyanya
dengan bingung. “Kenapa si pelaku hanya memberi tahu Cho Sung Dong? Sebagai
eksekutor, dia harus terus mempublikasikan pembunuhannya. Kalau begitu,
seharusnya dia mencari wartawan lain. Tapi kenapa… Kenapa? Kenapa hanya Cho
Sung Dong?”
“Tunggu sebentar. Tunggu…” pinta Dong Baek
sambil memeriksa semua data kembali. “Berita-berita ini. Dia tidak sendirian,”
katanya dengan yakin.
Dong Baek kembali memegang bahu Sun Mi untuk
melihat ke dalam ingatannya.
So Mi gemetar melihat ke datangan Sung Dong
di tengah hujan. Dia melangkah mundur secara perlahan. Kemudian dia jatuh
pingsan.
Dibelakang Sung Dong. Seseorang bermantel
hitam memotret kejadian itu.
Sun Mi akhirnya tersadar. “Dia orangnya. Pria
Kedua di TKP. Juru Kamera.”
“Benar,” kata Dong Baek.
Para rekan Sun Mi membacakan informasi
tentang Juru Kamera yang bekerja selama 2 tahun dengan Sung Dong. Dia bekerja
di tim penata rias efek khusus dalam empat film sebelum itu. Dia berhenti
bekerja setelah pindah ke Tiongkok. Dan dia baru kembali dua bulan lalu. Vila
yang ditempatinya sekarang hanya 20 menit dari berjalan kaki ke vila Hwa Ran.
Dong Baek dan Sun Mi datang ke tempat tinggal
si Juru Kamera. Sesampainya disana, Sun Mi merasa ragu untuk memencet tombol
bel. Kemudian tiba- tiba dia merasakan sesuatu dan melihat ke arah sebelahnya.
Melihat itu, Dong Baek pun ikut melihat ke arah sebelahnya.
Seseorang bermantel gelap berjalan mendekati
Dong Baek dan Sun Mi. Saat orang tersebut semakin dekat, Dong Baek dan Sun Mi
merasa gugup.
Tags:
Memorist
Ini drama bener bikin penasaran sm bikin tegangjuga .yoo seungho ��
ReplyDeleteLanjutkan ya kak😁
ReplyDeleteLanjutin ya kak sampe tamat��
ReplyDeleteSemangat kak nulisnya����
dong baek mirip jin young GOT7 dalam film HE IS PSYCHOMETRIC. persis kekuatannya. kalo nyentuh org jd bisa baca pikiran org yg disentuhnya.
ReplyDelete