Sinopsis Lakorn : Girl Next Room – Motorbike Baby Episode 04


 Sinopsis Lakorn : Girl Next Room – Motorbike Baby Episode 04
Images by : GMM Tv
==Motorbike Baby==

Thankun ada di depan asrama dan berbicara dengan Faikun. Dia yakin kalau Sundae tidak akan mau bicara padanya karena Sundae sudah membencinya. Fai menyuruh Thankun untuk meminta maaf daripada hanya duduk di sini, itu percuma.
“Apa kau masih ada perasaan padanya?” tanya Fai.
Thankun diam. Tidak menjawab. Dia mengeluarkan hadiah ulang tahun Sundae padanya dulu, gantungan kunci ‘babi’ yang di jadikannya gantungan kunci motornya. Dia masih ingat ucapan Sundae waktu itu kalau ini adalah deposit atas hadiahnya.
“Sudah bagus hanya menjadi seperti abang baginya,” gumam Thankun, menyesal. Apalagi saat dia ingat Sundae tadi bilang sudah menyakitinya.
--

Di dalam kamarnya, Sundae melihat foto nya dulu bersama Thankun yang begitu bahagia.
Flashback
Ingat di akhir episode 03 kemarin, saat Thankun mendekatkan wajah padanya dan… jeprett! Thankun hanya ingin berfoto selfie.
End
Dan foto selfie waktu itulah yang sedang di lihat Sundae sekarang.
Aku tidak pernah menyangka hari seperti ini akan tiba. Hari dimana kita putus.
--
Esok hari,
Sundae hendak ke kampus, saat itu, sebuah motor mengklakson-nya. Sundae sudah mengira itu Thankun, tapi hanya tukang ojek lain.
“Sundae,” panggil Thankun. “Kau sangat pagi hari ini.”
Thankun tidak mengendarai sepeda motornya. Sundae heran melihatnya, tapi Thankun menariknya untuk duduk di depan pos satpam. Thankun mengeluarkan obat yang sudah di belinya dan ingin mengobati luka gores di pergelangan tangan Sundae. Dia takut kalau luka itu akan berbekas.

Saat dia mengobati luka di tangan Sundae, Sundae melihat tangan Thankun yang terluka karena perkelahian kemarin. Tapi, Thankun menyuruhnya untuk tidak usah mempedulikan lukanya. Thankun hanya fokus mengobati luka di tangan Sundae.
Setelah selesai, dia menawarkan tumpangan pada Sundae. Dia tidak bekerja hari ini, tapi dia masih membawa sepeda motornya.
“Untuk apa semua ini?” tanya Sundae.
“Aku tidak ingin menjadi abang yang melukai adiknya,” ujar Thankun, menyesal.
Sundae tidak mengatakan apapun dan pergi begitu saja. Thankun ingin memberinya tumpangan, tapi Sunade mengabaikannya.
--

Saat Sundae tiba di kelas, semua mahasiswi menatapnya, membuat Sundae merasa sedikit tidak nyaman. Mereka membicarakan Sundae yang adalah mantan pacar Thankun (sub-nya jadi Tankhun) dari BBA, yang bekerja paruh waktu sebagai tukang ojek. Mereka tidak suka pada Sundae.
Harusnya, mereka gosip dengan suara kecil, tapi ini mereka malah bersuara cukup keras hingga terdengar oleh Sundae.
Saat itu, Mile datang dan langsung duduk di sebelah Sundae.
Para mahasiswi itu menggosip lagi, tidak suka pada Sundae yang di dekati Mile. Emang apa bagusnya Sundae hingga di perebutkan dua orang pria tampan? Ah, pasti dia sangat pintar memanipulasi pria.
Sundae tidak tahan mendengarnya dan langsung pergi keluar kelas. Mile tidak tahu harus bagaimana dan hanya melihat Sundae berjalan keluar kelas.
--
Sundae sendirian di kantin.

Flashback
Hari ke – 35 sebagai pasangan,
Sundae dan Tankhun pergi ke pasar malam untuk kencan. Tapi, Sundae sangat heboh saat melihat anak-anak berkeliaran sambil membawa kembang api yang menyala. Dia takut kembang api bisa membuat kebakaran dan terus saja berteriak menyuruh anak-anak untuk tidak berlari. Tankhun malah semakin senang menggoda Sundae.
Hari ke – 99,
Setiap hari, Tankhun selalu mengajak Sundae pergi kencan. Tapi, mereka menjalani hubungan backstreet. Sundae tidak ingin ibunya tahu.
Pas di tengah jalan, motor Tankhun tiba-tiba berhenti. Sundae mengira kalau motor kehabisan bahan bakar, tapi Tankhun bilang bahan bakar motornya full. Hanya saja, dia kehilangan energi dan harus mengisinya dengan mendengar Sundae bilang ‘I Love You’ padanya.
“Apaan sih. Itu memalukan,” malu Sundae.
“Tidak. Itu tidak memalukan. Lihat aku! Aku Tankhun. Aku mencintai pacarku hingga ujung bulan! Pacarku sangat manis!” teriak Tankhun.
Dan untungnya jalanan yang mereka lewati lagi sepi. Walau begitu, Sundae tetap malu. Tapi, akhirnya dia mau bilang ‘Love You.’ Tapi, karena Tankhun bilang itu kurang untuk mengisi energinya, Sundae jadi berteriak.
“AKU CINTA PADAMU. Aku sangat mencintai pacarku. Udah dengar?”
Tankhun sangat senang. Energinya sudah terisi penuh. Dan motornya langsung bisa ngebut.

Hari ke – 186
Tankhun dan Sundae terjebak hujan. Sundae mengenakan baju hujan tapi Tankhun tidak, dan dia basah kuyuo. Tankhun bahkan menggigil kedinginan. Sundae tidak tega dan memberikan cardigan-nya untuk Tankhun gunakan.
Tankhun tidak mau, tapi karena Sundae memaksa, Tankhun akhirnya menerima. Tapi, dia memakaikan cardigan itu pada tubuh Sundae dan dia memeluknya dari belakang. Dengan begitu, mereka berdua sama-sama hangat.
Saat itu, petir menggelegar. Sundae ketakutan dan langsung memeluk Tankhun dengan erat.
“Jika aku melakukan sesuatu sekarang, apa kau akan takut padaku?” tanya Tankhun.
“Apa maksudmu?”
Cup! Tankhun mengecup pipi Sundae, singkat. Sundae kaget, tapi Tankhun beralasan kalau Sundae terlalu manis. Tankhun meminta Sundae menutup matanya jika merasa malu, dan Sundae melakukannya. Dia menutup matanya dan menerima ciuman Tankhun.
End
Sundae tersenyum mengingat semua kenangan indahnya bersama Tankhun.
Mile melihatnya dan langsung menghampirinya. Dia juga membelikan banyak makanan dan minuman untuk Sundae. Melihat semua makanan yang Mile berikan, Sundae di dalam otaknya, langsung menghitung semua kalori makanan itu.
“Aku sudah makan,” bohong Sundae.
“Ya udah. Kalau gitu, aku berikan ini saja. Aku sudah mencatat pelajaran tadi untukmu,” ujar Mile dan memberikan buku catatannya pada Sundae.
Sundae tidak menerima. Mile menyuruhnya untuk tidak khawatir, dia benar-benar ingin memberikan catatan itu pada Sundae. Dia tidak akan meminta balasan apapun. Mendengar itu, Sundae akhirnya mau menerimanya.
Mata Mile teralih kepada plester di tangan Sundae yang sudah berganti corak. Refleks, Sundae segera menutup plester di tangannya. Mile malah meminta maaf jika dia membuat Sundae tidak nyaman. Dia sadar kalau mungkin dia terlalu menekan Sundae, tapi dia melakukannya karena dia punya perasaan pada Sundae. Jika ada masalah yang mengganggu pikiran Sundae, Sundae bisa bercerita padanya. Dia siap mendengarkan.
“Aku masih belum bisa move on darinya, seperti yang kau katakan,” akui Sundae.
“Aku punya cara untuk membuatmu lupa padanya.”
“Bagaimana?”
“Tambahkan aku pada Line-mu. Dan aku akan menunjukkanmu caranya.”
Sayangnya, pembicaraan mereka terhenti karena Mo dan Cherry muncul dan menyapa Sundae dengan riang. Mereka bahkan memakan makanan yang Mile beli untuk Sundae. Mo dan Cherry telat bangun karena kemarin malam terlalu mabuk, jadi telat ke kampus. Apa dosen ada memberi tugas tadi?

Mile memberitahu kalau dosen menyuruh mereka membuat makalah dengan 5 orang per-kelompok. Mo dan Cherry langsung mengajak Mile membentuk kelompok dengan mereka, dengan begitu, mereka hanya harus mencari 1 orang lagi (Mo, Cherry, Mile dan Sundae).
Mo bahkan menyarankan untuk berkumpul akhir minggu ini untuk mengerjakan tugas. Mau kumpul dimana? Mile menawarkan mereka kerja kelompok di tempatnya, ada free wifi dan AC. Mo dan Cherry dengan cepat, setuju.
Karena yang mau di bicarakan sudah selesai, Mile akhirnya pergi.
Setelah Mile pergi, Mo dan Cherry langsung menginterview Sundae, mau tahu apa yang Sundae dan Mile bicarakan tadi. Mo juga kepo mengenai kabar Tankhun yang berkelahi dengan Mile kemarin malam.
“Mereka hanya berkelahi dan tidak ada hubungannya denganku.”
“Pasti adal. 100%. Jadi, siapa yang kau pilih?” tanya Mo. “Senior tampan yang kasar atau si pria muda tampan yang sopan? Pilihlah yang mana?” desak Mo and Cherry.
Sundae galau. Haruskah dia membuka hatinya? Terkadang, dia benar-benar tidak tahu apa yang harusnya dia rasakan.
--

Akhir pekan,
Sundae, Mo dan Cherry pergi ke condo Mile. Mereka kagum karena condo Mile sangat mewah. Eh pas di luar hujan turun. Mo langsung ngajak untuk masuk. Sundae malah panik karena dia lupa membawa payung. Cherry langsung mengomelinya untuk tidak khawatir karena hujan, kalau udah masuk, mereka tidak akan kehujanan.
--
Di dalam Condo Mile,
Mereka mulai berdiskusi mengenai tugas mereka. Cherry merasa kalau tugas presentasi di lakukan seperti biasa akan sangat membosankan, karena itu, dia menyarankan untuk melakukan role plays. Itu akan lebih menarik bukan?

Sundae menolak. Dia akan melakukan presentasi seorang diri dan tidak akan melakukan role play. Mo tidak setuju dan menawarkan kalau dia dan Field (teman satu kelompok yang lain) yang akan melakukan-nya, sementara Sundae dan Mile yang melakukan presentasi.
Sepertinya, Mo sengaja begitu. Dia mengajak Cherry dan Field untuk berdiskusi di tempat lain membahas script dan meninggalkan Sundae dengan Mile di ruang tamu, berdua.

Mile dan Sundae fokus mengerjakan tugas mereka. Di tengah mengerjakan tugas menempel-nempel, Sundae malah membenarkan rambutnya. Tapi, dia kesulitan karena tangannya lengket dengan lem. Melihat itu, Mile menawarkan diri untuk mengikat rambut Sundae.
Mile membawa Sundae ke depan cermin dan mulai mengikatnya. Dia lihai dalam mengikat rambut karena dia selalu membantu adiknya mengikat rambutnya. Sundae tampak gugup saat rambutnya di ikat oleh Mile.
Di dalam hatinya, Sundae bertanya-tanya, apakah dia pantas mendapatkan perasaan Mile? Mile memperlakukannya seperti ini, dan dia tidak ingin terlihat murahan. Kenapa jantungnya berdetak secepat ni? Tapi, apa yang bisa di lakukannya? Tidak ada yang bisa mengontrol jantungnya.

Saat Mile selesai mengikat rambut Sundae, terdengar suara bel. Mo nanya, siapa yang datang? Mile memberitahu kalau dia memesan makanan karena takut mereka lapar.
Pintu di buka! Dan yang mengantar makanan adalah Tankhun. Mile tidak sadar hal itu karena dia menundukkan kepala untuk mengambil uang di dompetnya. Tankhun melihatnya dan bersikap biasa saja.
Dia meletakkan makanan di atas meja yang Mile tunjuk. Dan terlihat di meja ada tas Sundae. Dia tahu itu tas Sundae karena itu tas yang dulu pernah di perbaikinya (episode 01, bagian flashback). Dan Mile juga berteriak memanggil Sundae untuk makan.

Saat itulah, Mile baru melihat kalau Tankhun yang mengantarkan makanan. Sundae juga kaget melihat Tankhun.
“Kalian kaget ya? Aku juga kaget dengan situasi ini. Kebetulan sekali. Ini seperti adegan dalam lakorn,” ujar Tankhun.
Tankhun bersikap sinis dengan menaikan harga makanan hingga 80.000 baht dan jika Mile memintanya menunggu, harganya akan naik jadi 100.000 baht.
Mo, Cherry dan Field yang melihat jadi tidak nyaman. Mo bahkan merasa kalau tempat ini akan segera berubah menjadi ring tinju.
“Aku bercanda. Harganya hanya 873 baht,” ujar Tankhun. “Tapi, apa ini makanan untuk rusa kecil (Sundae)? Aku rasa kau tidak memesan makanan yang bisa di makannya.”
“Sundae tidak bilang apapun,” balas Mile, tampak kesal pada Tankhun. “Bagaimana kau tahu dia tidak akan memakannya?”
“Ey, kau tidak tahu betapa pemilihnya Sundae soal makanan? Salad Green Papaya, Sashimi dan Sosis dengan saus? Sundae tidak makan makanan yang tidak di masak dengan api, atau makanan instan. Kau tidak tahu itu?”
“Sundae, apa benar kau tidak memakan itu?” tanya Mile.
“Tidak. Aku tidak masalah dengan itu,” bohong Sundae.
“Kau yakin? Lihat saus celupnya,” ujar Tankhun menunjukan saus itu.
“Jika kau tidak bisa memakannya, aku akan membelikan makanan lain,” ujar Mile.
Tankhun malah bilang kalau Mile bersikap seperti pahlawan. Dia malah ingin memberitahu makanan apa saja yang tidak di masak dengan api dan menyuruh Mile untuk menyiapkan pena dan kertas untuk mencatatnya biar tidak lupa.
Mile sangat kesal mendengarnya. Dia menggenggam erat tangannya, berusaha menahan amarahnya mendengar Tankhun menyebutkan semua makanan yang tidak akan Sundae makan.
Sundae juga tidak tahan mendengarnya. Dia segera menyuruh Tankhun untuk berhenti mengganggu, mereka sedang kerja kelompok.
“Kau bertingkah seperti pahlawan untuknya dengan menjaganya, tapi kau bahkan tidak tahu apa yang di sukai dan tidak di sukainya. Dasar noob!” ujar Tankhun.
Sundae marah. Dia mendorong Tankhun dan menyuruhnya pergi. “Berhenti menjadi orang brengsek! Jangan buat aku membencimu lebih dari yang sudah!”
Tankhun sedih mendengarnya, “Okay! Jika itu yang kau inginkan, P’ mu ini akan pergi seperti yang kau katakan.”

Tankhun mau pergi, tapi Mile menghentikannya. Dia mengeluarkan uang 2000 baht untuk membayar makanan yang Tankhun antar, dan tidak usai di kembalikan. Itu untuk waktu yang Tankhun habiskan karena menyebut semua makanan yang tidak di masak dengan api.
Semua speechless dengan yang Mile lakukan, tidak menyangka. Tankhun berusaha kuat, menerima uang itu dan bahkan meminta Mile agar memberikan bintang 5 atas pelayanan-nya. Usai itu, Tankhun baru pergi.

Semua menikmati makanan yang Mile pesan. Mo mengajak Sundae untuk ikut makan, tapi Sundae menolak dengan alasan hendak menyelesaikan tugasnya dan juga, dia tidak ingin makan makanan yang di antarkan oleh Tankhun.
Mile menawarkan untuk memesankan makanan lain untuk Sundae, tapi Sundae menolak karena dia masih belum lapar. Mereka lanjut makan sambil bercerita dan mengabaikan Sundae. Diam-diam, Sundae tampak kelaparan dan ngiler melihat mereka yang makan.


Diam-diam, Sundae pergi keluar condo saat tidak ada yang memperhatikan. Dia melihat kedai di pinggir jalan dan memberikan memo mengenai pesanan-nya : Daging babi cincang. Di masak dengan matang dan hanya gunakan daun basil. Masak dengan nasi. Hitung 1 2 3 dan sajikan!
“Apa aku harus mengikuti langkah masak ini?” tanya penjual.
Sundae mengangguk canggung.
--

Mile dan yang lain masih asyik makan. Saat itu, terdengar suara bel lagi. Tankhun yang datang. Begitu pintu di bukakan, Tankhun langsung nyelonong masuk. Dia meletakkan payung di atas tas Sundae dan juga mengeluarkan makanan yang sudah di belinya untuk Sundae. Mile mengusirnya karena dia juga tidak ada pesan. Dengan santai, Tankhun menjawab kalau itu makanan untuk Sundae.
“Dimana Sundae?” tanya Tankhun.
Cherry mengira Sundae lagi di toilet. Tapi, tidak lama, yang keluar dari toilet adalah Field. Mereka baru sadar kalau Sundae tidak ada di condo, jadi kemana? Tankhun tidak mencari Sundae hanya meminta mereka menyampaikan pada Sundae kalau makanan itu untuknya. Sudah di masak dengan api dan tidak pedas. Itu makanan kesukaan-nya dan dia pasti suka.
Tankhun pamit pergi dan Mile hendak membayar makanan yang Tankhun bawa itu. Tankhun menolak karena itu bukan pesanan Mile. Mile memaksanya untuk menerima dan menganggap kalau itu sebagai traktirannya untuk Sundae.
“Kau suka mentraktir orang dengan uang. Aku tidak akan ragu menerimanya,” ujar Tankhun dan menerima uang Mile.
--
Sundae sudah siap makan dan kembali ke condo. Dia lagi nunggu lift. Saat itu, dia dapat pesan line dari Cherry yang bertanya, dia ada dimana? Sundae menjawab kalau dia dalam perjalanan kembali. Dia juga minta maaf karena keluar ada urusan tadi.

Pas di dalam lift, lift tibat-tiba saja mati. Sundae mulai panik dan menekan tombol emergency. Lampu lift mulai mati hidup. Sundae ketakutan dan mulai menangis meminta tolong. Dan orang yang di teleponnya adalah Tankhun. Dia menangis memberitahu kalau terjebak di dalam lift dan meminta tolong.
Sundae panik, kehabisan nafas dan pingsan.
--
Saat Sundae sadar, dia sudah ada di dalam mobil Mile dengan di temani Cherry. Semua lega karena Sundae sudah sadar. Mereka juga memberitahu kalau Sundae pingsan di dalam lift dan Mile hendak membawa Sundae ke rumah sakit.
Sundae menolak di bawa ke rumah sakit karena dia baik-baik saja. Mile tetap khawatir dan ingin membawa Sundae ke rumah sakit untuk di periksa. Sundae menyakinkan kalau dia baik-baik saja. Dia tadi hanya mengalami serangan panik dan tidak bisa bernafas karena lift mendadak mati. Tapi, sekarang dia baik-baik saja.
Mile mengerti dan akhirnya hanya membawa Sundae ke asrama-nya.
Mereka tiba di asrama dan Sundae berterimakasih atas tumpangan yang Mile berikan. Dan dia baru sadar kalau tasnya masih ada di condo Mile. Cherry memberitahu kalau dia sudah mengirim pesan pada Mo untuk membawanya.
“Kau bisa pulang. Aku baik-baik saja sekarang,” ujar Sundae pada Mile.
“Aku akan menunggu hingga kau masuk ke dalam. Baru, aku akan pergi,” balas Mile.
Cherry menggoda mereka dan membawa Sundae ke dalam asrama.
--
Di dalam, Cherry masih khawatir karna Sundae terlihat pucat. Sundae menyakinkan kalau dia baik-baik saja. Cherry memberitahu kalau tadi Mile sangat khawatir karena Sundae pingsan di lift. Sundae akhirnya nanya juga, darimana Mile tahu dia terjebat di dalam lift? Apa Mile yang menolongnya?
“Bukan Mile. P’Tan,” beritahu Cherry.

Flashback
Sebelum pingsan sepenuhnya, Sundae sempat melihat pintu lift terbuka dan terdengar suara Tankhun yang memanggil namanya dengan khawatir. Petugas security yang membantu membuka pintu lift, menyuruh Tankhun untuk membawa Sundae ke rumah sakit sekarang.

Tankhun sudah menggendong Sundae dan meminta tolong security untuk memanggilkan taksi. Dan pas sekali, Cherry dan Mile yang mau menjemput Sundae melihat Sundae yang pingsan dan di gendong Tankhun. Mile langsung bilang untuk naik ke mobil-nya saja.
End
Mo tiba di asrama Sundae. Dia membawakan tas Sundae dan juga barang-barang serta makanan Sundae yang di berikan Tankhun. Tidak lupa, Mo memberitau kalau makanan itu dari Tankhun yang kembali tadi karena tahu Sundae tidak bisa memakan makanan pesanan Mile.  Tankhun kelihatan khawatir pada Sundae. Dan dia yakin kalau Tankhun masih mencintai Sundae, 100 %.
“Tapi, aku mendukung Mile,” ujar Cherry.
Membuat Sundae jadi bimbang.
--

Mo dan Cherry sudah pergi dari asrama-nya. Sundae membuka makanan yang Tankhun berikan dan ternyata ada memo : Nikmati selagi hangat.
Dan saat dia melihat tas-nya, dia menemukan ada payung. Sundae bingung, itu payung siapa?

Sundae tidak memakan makanan yang Tankhun berikan dan memilih untuk membuangnya. Saat itu, dia malah mendengar Sky dan Jamjan yang sibuk ingin mengusir kecoak di kamar Mimi. Sundae jadi khawatir kalau ada kecoak di dalam kamarnya.

Dia mulai memeriksa kamarnya. Setelah yakin kalau kamarnya bersih, dia malah melihat ada seekor kecoak di lantai. Kecoak itu juga terbang dan hingga di jidat Sundae, membuat Sundae menjerit ketakutan! Argggggh!
--
Sundae ada di depan kamar dan menangis sesenggukan. Tankhun datang bersama Fai dan berusaha menenangkannya sembari nanya ada masalah apa?
“Aku takut. Di dalam kamarku…”
“Ada apa?”
“Itu.”
“Laba-laba?”
Sundae menggeleng.
“Kecoak?”
Sundae mengangguk.
Tankhun memintanya untuk tenang dan langsung masuk ke dalam kamar Sundae. Fai menemani Sundae dan berusaha menyuruhnya tenang karena Tankhun yang akan mengatasi.

Tidak lama, Tankhun keluar dan menunjukkan kecoak yang sudah di tangkapnya dan di letaknya di dalam plastik pada Sundae. Sundae menjerit heboh dan lari masuk ke dalam kamarnya. Fai langsung menegur Tankhun yang seharusnya tidak menunjukkan kecoak itu pada Sundae. Tankhun khilaf, dia memberikan plastik itu pada Fai dan memintanya untuk membuangnya.
Setelah itu, Tankhun masuk ke dalam kamar dan berusaha menenangkannya. Di lantai ada tas Tankhun dan tali tas yang putus. Sundae langsung nanya, apa Tankhun memukul kecoaknya dengan tali tas sehingga tali tas Tankhun putus?
“Talinya memang sudah putus. Tapi, jika kau merasa bersalah, aku tidak masalah jika di berikan tas baru,” jawab Tankhun.
Sundae berusaha mengalihkan tatapannya dengan melihat apa masih ada kecoak di kamarnya. Dan karena itu, dia melihat dompet Tankhun dan tanpa sengaja melihat di dalam dompet itu, ada foto mereka berdua saat pacaran. Tankhun meminta dompetnya di tangan Sundae. Suasana jadi canggung.
“Kenapa kau bisa tiba di sini begitu cepat?” tanya Sundae.
“Aku sedang bersama Faigun di sini tadi.”
“Atau kau sebenarnya mengikutiku kemari? Kau menolongku ketika aku terjebak di dalam lift. Kau membelikanku makanan.”
“Aku melihat makanan yang Mile pesan dan tahu kau tidak bisa memakan makanan itu. Jadi, aku membelikanmu makanan lain. Kenapa? Aku tidak boleh melakukannya?”
“Lalu bagaimana dengan foto di dompet itu? Foto pasangan kita. Kenapa kau masih menyimpannya?”
Tankhun tidak bisa menjawab.
“Kau sudah punya pacar. Kau seharusnya tidak perlu ada di sekitarku.”
“Pacar? Siapa?”
“Di pesta Black & White. Kau memakai baju hitam. Itu berarti kau menyukai seseorang.”
“Ah, aku hanya tidak ingin di ganggu. Aku memakai pakaian hitam agar tidak ada yang tertarik padaku,” jelas Tankhun.
“Kamu tidak ingin ada yang tertarik padamu? Apakah itu karena kau masih belum bisa melupakanku? Apa kau masih mencintaiku?” tanya Sundae, mulai menangis. “Jawab aku. Jika tidak, katakan sesuatu."
“Kau masih sangat menuntut seperti dulu. Itu sebabnya, lebih baik hubungan kita sebagai saudara,” jawab Tankhun.
Jawaban itu membuat Sundae teringat dengan perkataan Tankhun dulu.
Semua perkataan yang dia ucapkan kepadaku dengan nada suara itu masih dengan jelas di kepalaku.

Flashback
Sundae bertengkar dengan Tankhun, meminta penjelasan.
“Aku sudah bilang tidak apa-apa. Berhentilah bertanya,” jawab Tankhun dengan kesal dan langsung pergi.
--
Malam hari,
Sundae menangis dan Tankhun ada di depannya.
“Kita seharusnya tidak pacaran. Jika kita tetap berhubungan layaknya saudara, kita akan tetap dekat,” ujar Sundae.
“Tentu. Itu sebabnya, lebih baik hubungan kita seperti saudara.”
End
Sundae menangis, “Baik. Aku akan menganggapmu sebagai saudaraku. Dan aku akan mulai menyukai seseorang mulai sekarang.”
“Baiklah. Semuanya terserah padamu. Kalau begitu, aku pulang,” ujar Tankhun.
Walau berkata seperti itu, pas udah di luar asrama, Tankhun tampak sedih.

Mile sedang di condo, mengerjakan tugas. Dan terdengar notifikasi di ponselnya. Sundae menambahkannya menjadi teman Line.







Post a Comment

Previous Post Next Post