Images by : GMM Tv
==Motorbike Baby==
Thankun ada di depan asrama dan
berbicara dengan Faikun. Dia yakin kalau Sundae tidak akan mau bicara padanya
karena Sundae sudah membencinya. Fai menyuruh Thankun untuk meminta maaf
daripada hanya duduk di sini, itu percuma.
“Apa kau masih ada perasaan padanya?”
tanya Fai.
Thankun diam. Tidak menjawab. Dia
mengeluarkan hadiah ulang tahun Sundae padanya dulu, gantungan kunci ‘babi’
yang di jadikannya gantungan kunci motornya. Dia masih ingat ucapan Sundae
waktu itu kalau ini adalah deposit atas hadiahnya.
“Sudah bagus hanya menjadi
seperti abang baginya,” gumam Thankun, menyesal. Apalagi saat dia ingat Sundae
tadi bilang sudah menyakitinya.
--
Di dalam kamarnya, Sundae
melihat foto nya dulu bersama Thankun yang begitu bahagia.
Flashback
Ingat
di akhir episode 03 kemarin, saat Thankun mendekatkan wajah padanya dan…
jeprett! Thankun hanya ingin berfoto selfie.
End
Dan foto selfie waktu itulah
yang sedang di lihat Sundae sekarang.
Aku
tidak pernah menyangka hari seperti ini akan tiba. Hari dimana kita putus.
--
Esok hari,
Sundae hendak ke kampus, saat
itu, sebuah motor mengklakson-nya. Sundae sudah mengira itu Thankun, tapi hanya
tukang ojek lain.
“Sundae,” panggil Thankun. “Kau
sangat pagi hari ini.”
Thankun tidak mengendarai
sepeda motornya. Sundae heran melihatnya, tapi Thankun menariknya untuk duduk
di depan pos satpam. Thankun mengeluarkan obat yang sudah di belinya dan ingin
mengobati luka gores di pergelangan tangan Sundae. Dia takut kalau luka itu
akan berbekas.
Saat dia mengobati luka di
tangan Sundae, Sundae melihat tangan Thankun yang terluka karena perkelahian
kemarin. Tapi, Thankun menyuruhnya untuk tidak usah mempedulikan lukanya. Thankun
hanya fokus mengobati luka di tangan Sundae.
Setelah selesai, dia menawarkan
tumpangan pada Sundae. Dia tidak bekerja hari ini, tapi dia masih membawa
sepeda motornya.
“Untuk apa semua ini?” tanya Sundae.
“Aku tidak ingin menjadi abang yang
melukai adiknya,” ujar Thankun, menyesal.
Sundae tidak mengatakan apapun
dan pergi begitu saja. Thankun ingin memberinya tumpangan, tapi Sunade
mengabaikannya.
--
Saat Sundae tiba di kelas,
semua mahasiswi menatapnya, membuat Sundae merasa sedikit tidak nyaman. Mereka membicarakan
Sundae yang adalah mantan pacar Thankun (sub-nya jadi Tankhun) dari BBA, yang
bekerja paruh waktu sebagai tukang ojek. Mereka tidak suka pada Sundae.
Harusnya, mereka gosip dengan
suara kecil, tapi ini mereka malah bersuara cukup keras hingga terdengar oleh
Sundae.
Saat itu, Mile datang dan
langsung duduk di sebelah Sundae.
Para mahasiswi itu menggosip
lagi, tidak suka pada Sundae yang di dekati Mile. Emang apa bagusnya Sundae
hingga di perebutkan dua orang pria tampan? Ah, pasti dia sangat pintar
memanipulasi pria.
Sundae tidak tahan mendengarnya
dan langsung pergi keluar kelas. Mile tidak tahu harus bagaimana dan hanya
melihat Sundae berjalan keluar kelas.
--
Sundae sendirian di
kantin.
Flashback
Hari
ke – 35 sebagai pasangan,
Sundae
dan Tankhun pergi ke pasar malam untuk kencan. Tapi, Sundae sangat heboh saat
melihat anak-anak berkeliaran sambil membawa kembang api yang menyala. Dia takut
kembang api bisa membuat kebakaran dan terus saja berteriak menyuruh anak-anak
untuk tidak berlari. Tankhun malah semakin senang menggoda Sundae.
Hari
ke – 99,
Setiap
hari, Tankhun selalu mengajak Sundae pergi kencan. Tapi, mereka menjalani
hubungan backstreet. Sundae tidak ingin ibunya tahu.
Pas
di tengah jalan, motor Tankhun tiba-tiba berhenti. Sundae mengira kalau motor
kehabisan bahan bakar, tapi Tankhun bilang bahan bakar motornya full. Hanya
saja, dia kehilangan energi dan harus mengisinya dengan mendengar Sundae bilang
‘I Love You’ padanya.
“Apaan
sih. Itu memalukan,” malu Sundae.
“Tidak.
Itu tidak memalukan. Lihat aku! Aku Tankhun. Aku mencintai pacarku hingga ujung
bulan! Pacarku sangat manis!” teriak Tankhun.
Dan
untungnya jalanan yang mereka lewati lagi sepi. Walau begitu, Sundae tetap
malu. Tapi, akhirnya dia mau bilang ‘Love You.’ Tapi, karena Tankhun bilang itu
kurang untuk mengisi energinya, Sundae jadi berteriak.
“AKU
CINTA PADAMU. Aku sangat mencintai pacarku. Udah dengar?”
Tankhun
sangat senang. Energinya sudah terisi penuh. Dan motornya langsung bisa ngebut.
Hari
ke – 186
Tankhun
dan Sundae terjebak hujan. Sundae mengenakan baju hujan tapi Tankhun tidak, dan
dia basah kuyuo. Tankhun bahkan menggigil kedinginan. Sundae tidak tega dan
memberikan cardigan-nya untuk Tankhun gunakan.
Tankhun
tidak mau, tapi karena Sundae memaksa, Tankhun akhirnya menerima. Tapi, dia
memakaikan cardigan itu pada tubuh Sundae dan dia memeluknya dari belakang. Dengan
begitu, mereka berdua sama-sama hangat.
Saat
itu, petir menggelegar. Sundae ketakutan dan langsung memeluk Tankhun dengan
erat.
“Jika
aku melakukan sesuatu sekarang, apa kau akan takut padaku?” tanya Tankhun.
“Apa
maksudmu?”
Cup!
Tankhun mengecup pipi Sundae, singkat. Sundae kaget, tapi Tankhun beralasan
kalau Sundae terlalu manis. Tankhun meminta Sundae menutup matanya jika merasa
malu, dan Sundae melakukannya. Dia menutup matanya dan menerima ciuman Tankhun.
End
Sundae tersenyum mengingat
semua kenangan indahnya bersama Tankhun.
Mile melihatnya dan langsung
menghampirinya. Dia juga membelikan banyak makanan dan minuman untuk Sundae. Melihat
semua makanan yang Mile berikan, Sundae di dalam otaknya, langsung menghitung
semua kalori makanan itu.
“Aku sudah makan,” bohong
Sundae.
“Ya udah. Kalau gitu, aku
berikan ini saja. Aku sudah mencatat pelajaran tadi untukmu,” ujar Mile dan memberikan
buku catatannya pada Sundae.
Sundae tidak menerima. Mile menyuruhnya
untuk tidak khawatir, dia benar-benar ingin memberikan catatan itu pada Sundae.
Dia tidak akan meminta balasan apapun. Mendengar itu, Sundae akhirnya mau
menerimanya.
Mata Mile teralih kepada
plester di tangan Sundae yang sudah berganti corak. Refleks, Sundae segera
menutup plester di tangannya. Mile malah meminta maaf jika dia membuat Sundae
tidak nyaman. Dia sadar kalau mungkin dia terlalu menekan Sundae, tapi dia
melakukannya karena dia punya perasaan pada Sundae. Jika ada masalah yang
mengganggu pikiran Sundae, Sundae bisa bercerita padanya. Dia siap
mendengarkan.
“Aku masih belum bisa move on darinya, seperti yang kau
katakan,” akui Sundae.
“Aku punya cara untuk membuatmu
lupa padanya.”
“Bagaimana?”
“Tambahkan aku pada Line-mu. Dan
aku akan menunjukkanmu caranya.”
Sayangnya, pembicaraan mereka
terhenti karena Mo dan Cherry muncul dan menyapa Sundae dengan riang. Mereka bahkan
memakan makanan yang Mile beli untuk Sundae. Mo dan Cherry telat bangun karena
kemarin malam terlalu mabuk, jadi telat ke kampus. Apa dosen ada memberi tugas
tadi?
Mile memberitahu kalau dosen
menyuruh mereka membuat makalah dengan 5 orang per-kelompok. Mo dan Cherry
langsung mengajak Mile membentuk kelompok dengan mereka, dengan begitu, mereka
hanya harus mencari 1 orang lagi (Mo, Cherry, Mile dan Sundae).
Mo bahkan menyarankan untuk
berkumpul akhir minggu ini untuk mengerjakan tugas. Mau kumpul dimana? Mile
menawarkan mereka kerja kelompok di tempatnya, ada free wifi dan AC. Mo dan
Cherry dengan cepat, setuju.
Karena yang mau di bicarakan sudah
selesai, Mile akhirnya pergi.
Setelah Mile pergi, Mo dan Cherry
langsung menginterview Sundae, mau tahu apa yang Sundae dan Mile bicarakan
tadi. Mo juga kepo mengenai kabar Tankhun yang berkelahi dengan Mile kemarin
malam.
“Mereka hanya berkelahi dan
tidak ada hubungannya denganku.”
“Pasti adal. 100%. Jadi, siapa
yang kau pilih?” tanya Mo. “Senior tampan yang kasar atau si pria muda tampan
yang sopan? Pilihlah yang mana?” desak Mo and Cherry.
Sundae galau. Haruskah dia
membuka hatinya? Terkadang, dia benar-benar tidak tahu apa yang harusnya dia
rasakan.
--
Akhir pekan,
Sundae, Mo dan Cherry pergi ke
condo Mile. Mereka kagum karena condo Mile sangat mewah. Eh pas di luar hujan
turun. Mo langsung ngajak untuk masuk. Sundae malah panik karena dia lupa
membawa payung. Cherry langsung mengomelinya untuk tidak khawatir karena hujan,
kalau udah masuk, mereka tidak akan kehujanan.
--
Di dalam Condo Mile,
Mereka mulai berdiskusi mengenai
tugas mereka. Cherry merasa kalau tugas presentasi di lakukan seperti biasa
akan sangat membosankan, karena itu, dia menyarankan untuk melakukan role plays. Itu akan lebih menarik
bukan?
Sundae menolak. Dia akan
melakukan presentasi seorang diri dan tidak akan melakukan role play. Mo tidak setuju dan menawarkan kalau dia dan Field
(teman satu kelompok yang lain) yang akan melakukan-nya, sementara Sundae dan
Mile yang melakukan presentasi.
Sepertinya, Mo sengaja begitu. Dia
mengajak Cherry dan Field untuk berdiskusi di tempat lain membahas script dan
meninggalkan Sundae dengan Mile di ruang tamu, berdua.
Mile dan Sundae fokus
mengerjakan tugas mereka. Di tengah mengerjakan tugas menempel-nempel, Sundae
malah membenarkan rambutnya. Tapi, dia kesulitan karena tangannya lengket
dengan lem. Melihat itu, Mile menawarkan diri untuk mengikat rambut Sundae.
Mile membawa Sundae ke depan cermin
dan mulai mengikatnya. Dia lihai dalam mengikat rambut karena dia selalu
membantu adiknya mengikat rambutnya. Sundae tampak gugup saat rambutnya di ikat
oleh Mile.
Di dalam hatinya, Sundae
bertanya-tanya, apakah dia pantas mendapatkan perasaan Mile? Mile
memperlakukannya seperti ini, dan dia tidak ingin terlihat murahan. Kenapa jantungnya
berdetak secepat ni? Tapi, apa yang bisa di lakukannya? Tidak ada yang bisa
mengontrol jantungnya.
Saat Mile selesai mengikat
rambut Sundae, terdengar suara bel. Mo nanya, siapa yang datang? Mile memberitahu
kalau dia memesan makanan karena takut mereka lapar.
Pintu di buka! Dan yang
mengantar makanan adalah Tankhun. Mile tidak sadar hal itu karena dia
menundukkan kepala untuk mengambil uang di dompetnya. Tankhun melihatnya dan
bersikap biasa saja.
Dia meletakkan makanan di atas
meja yang Mile tunjuk. Dan terlihat di meja ada tas Sundae. Dia tahu itu tas
Sundae karena itu tas yang dulu pernah di perbaikinya (episode 01, bagian
flashback). Dan Mile juga berteriak memanggil Sundae untuk makan.
Saat itulah, Mile baru melihat
kalau Tankhun yang mengantarkan makanan. Sundae juga kaget melihat Tankhun.
“Kalian kaget ya? Aku juga
kaget dengan situasi ini. Kebetulan sekali. Ini seperti adegan dalam lakorn,”
ujar Tankhun.
Tankhun bersikap sinis dengan
menaikan harga makanan hingga 80.000 baht dan jika Mile memintanya menunggu,
harganya akan naik jadi 100.000 baht.
Mo, Cherry dan Field yang
melihat jadi tidak nyaman. Mo bahkan merasa kalau tempat ini akan segera
berubah menjadi ring tinju.
“Aku bercanda. Harganya hanya
873 baht,” ujar Tankhun. “Tapi, apa ini makanan untuk rusa kecil (Sundae)? Aku rasa
kau tidak memesan makanan yang bisa di makannya.”
“Sundae tidak bilang apapun,”
balas Mile, tampak kesal pada Tankhun. “Bagaimana kau tahu dia tidak akan
memakannya?”
“Ey, kau tidak tahu betapa
pemilihnya Sundae soal makanan? Salad Green Papaya, Sashimi dan Sosis dengan
saus? Sundae tidak makan makanan yang tidak di masak dengan api, atau makanan
instan. Kau tidak tahu itu?”
“Sundae, apa benar kau tidak
memakan itu?” tanya Mile.
“Tidak. Aku tidak masalah
dengan itu,” bohong Sundae.
“Kau yakin? Lihat saus
celupnya,” ujar Tankhun menunjukan saus itu.
“Jika kau tidak bisa
memakannya, aku akan membelikan makanan lain,” ujar Mile.
Tankhun malah bilang kalau Mile
bersikap seperti pahlawan. Dia malah ingin memberitahu makanan apa saja yang
tidak di masak dengan api dan menyuruh Mile untuk menyiapkan pena dan kertas untuk
mencatatnya biar tidak lupa.
Mile sangat kesal mendengarnya.
Dia menggenggam erat tangannya, berusaha menahan amarahnya mendengar Tankhun
menyebutkan semua makanan yang tidak akan Sundae makan.
Sundae juga tidak tahan
mendengarnya. Dia segera menyuruh Tankhun untuk berhenti mengganggu, mereka
sedang kerja kelompok.
“Kau bertingkah seperti
pahlawan untuknya dengan menjaganya, tapi kau bahkan tidak tahu apa yang di
sukai dan tidak di sukainya. Dasar noob!” ujar Tankhun.
Sundae marah. Dia mendorong
Tankhun dan menyuruhnya pergi. “Berhenti menjadi orang brengsek! Jangan buat
aku membencimu lebih dari yang sudah!”
Tankhun sedih mendengarnya, “Okay!
Jika itu yang kau inginkan, P’ mu ini akan pergi seperti yang kau katakan.”
Tankhun mau pergi, tapi Mile
menghentikannya. Dia mengeluarkan uang 2000 baht untuk membayar makanan yang
Tankhun antar, dan tidak usai di kembalikan. Itu untuk waktu yang Tankhun habiskan
karena menyebut semua makanan yang tidak di masak dengan api.
Semua speechless dengan yang
Mile lakukan, tidak menyangka. Tankhun berusaha kuat, menerima uang itu dan
bahkan meminta Mile agar memberikan bintang 5 atas pelayanan-nya. Usai itu,
Tankhun baru pergi.
Semua menikmati makanan yang
Mile pesan. Mo mengajak Sundae untuk ikut makan, tapi Sundae menolak dengan
alasan hendak menyelesaikan tugasnya dan juga, dia tidak ingin makan makanan
yang di antarkan oleh Tankhun.
Mile menawarkan untuk
memesankan makanan lain untuk Sundae, tapi Sundae menolak karena dia masih
belum lapar. Mereka lanjut makan sambil bercerita dan mengabaikan Sundae. Diam-diam,
Sundae tampak kelaparan dan ngiler melihat mereka yang makan.
Diam-diam, Sundae pergi keluar
condo saat tidak ada yang memperhatikan. Dia melihat kedai di pinggir jalan dan
memberikan memo mengenai pesanan-nya : Daging babi cincang. Di masak dengan
matang dan hanya gunakan daun basil. Masak dengan nasi. Hitung 1 2 3 dan
sajikan!
“Apa aku harus mengikuti
langkah masak ini?” tanya penjual.
Sundae mengangguk canggung.
--
Mile dan yang lain masih asyik
makan. Saat itu, terdengar suara bel lagi. Tankhun yang datang. Begitu pintu di
bukakan, Tankhun langsung nyelonong masuk. Dia meletakkan payung di atas tas
Sundae dan juga mengeluarkan makanan yang sudah di belinya untuk Sundae. Mile mengusirnya
karena dia juga tidak ada pesan. Dengan santai, Tankhun menjawab kalau itu
makanan untuk Sundae.
“Dimana Sundae?” tanya Tankhun.
Cherry mengira Sundae lagi di
toilet. Tapi, tidak lama, yang keluar dari toilet adalah Field. Mereka baru
sadar kalau Sundae tidak ada di condo, jadi kemana? Tankhun tidak mencari
Sundae hanya meminta mereka menyampaikan pada Sundae kalau makanan itu
untuknya. Sudah di masak dengan api dan tidak pedas. Itu makanan kesukaan-nya
dan dia pasti suka.
Tankhun pamit pergi dan Mile
hendak membayar makanan yang Tankhun bawa itu. Tankhun menolak karena itu bukan
pesanan Mile. Mile memaksanya untuk menerima dan menganggap kalau itu sebagai
traktirannya untuk Sundae.
“Kau suka mentraktir orang
dengan uang. Aku tidak akan ragu menerimanya,” ujar Tankhun dan menerima uang Mile.
--
Sundae sudah siap makan dan
kembali ke condo. Dia lagi nunggu lift. Saat itu, dia dapat pesan line dari Cherry
yang bertanya, dia ada dimana? Sundae menjawab kalau dia dalam perjalanan
kembali. Dia juga minta maaf karena keluar ada urusan tadi.
Pas di dalam lift, lift
tibat-tiba saja mati. Sundae mulai panik dan menekan tombol emergency. Lampu lift
mulai mati hidup. Sundae ketakutan dan mulai menangis meminta tolong. Dan orang
yang di teleponnya adalah Tankhun. Dia menangis memberitahu kalau terjebak di
dalam lift dan meminta tolong.
Sundae panik, kehabisan nafas
dan pingsan.
--
Saat Sundae sadar, dia sudah
ada di dalam mobil Mile dengan di temani Cherry. Semua lega karena Sundae sudah
sadar. Mereka juga memberitahu kalau Sundae pingsan di dalam lift dan Mile
hendak membawa Sundae ke rumah sakit.
Sundae menolak di bawa ke rumah
sakit karena dia baik-baik saja. Mile tetap khawatir dan ingin membawa Sundae
ke rumah sakit untuk di periksa. Sundae menyakinkan kalau dia baik-baik saja. Dia
tadi hanya mengalami serangan panik dan tidak bisa bernafas karena lift
mendadak mati. Tapi, sekarang dia baik-baik saja.
Mile mengerti dan akhirnya hanya
membawa Sundae ke asrama-nya.
Mereka tiba di asrama dan
Sundae berterimakasih atas tumpangan yang Mile berikan. Dan dia baru sadar
kalau tasnya masih ada di condo Mile. Cherry memberitahu kalau dia sudah
mengirim pesan pada Mo untuk membawanya.
“Kau bisa pulang. Aku baik-baik
saja sekarang,” ujar Sundae pada Mile.
“Aku akan menunggu hingga kau
masuk ke dalam. Baru, aku akan pergi,” balas Mile.
Cherry menggoda mereka dan
membawa Sundae ke dalam asrama.
--
Di dalam, Cherry masih khawatir
karna Sundae terlihat pucat. Sundae menyakinkan kalau dia baik-baik saja. Cherry
memberitahu kalau tadi Mile sangat khawatir karena Sundae pingsan di lift. Sundae
akhirnya nanya juga, darimana Mile tahu dia terjebat di dalam lift? Apa Mile
yang menolongnya?
“Bukan Mile. P’Tan,” beritahu
Cherry.
Flashback
Sebelum
pingsan sepenuhnya, Sundae sempat melihat pintu lift terbuka dan terdengar
suara Tankhun yang memanggil namanya dengan khawatir. Petugas security yang
membantu membuka pintu lift, menyuruh Tankhun untuk membawa Sundae ke rumah
sakit sekarang.
Tankhun
sudah menggendong Sundae dan meminta tolong security untuk memanggilkan taksi.
Dan pas sekali, Cherry dan Mile yang mau menjemput Sundae melihat Sundae yang
pingsan dan di gendong Tankhun. Mile langsung bilang untuk naik ke mobil-nya
saja.
End
Mo tiba di asrama Sundae. Dia membawakan
tas Sundae dan juga barang-barang serta makanan Sundae yang di berikan Tankhun.
Tidak lupa, Mo memberitau kalau makanan itu dari Tankhun yang kembali tadi
karena tahu Sundae tidak bisa memakan makanan pesanan Mile. Tankhun kelihatan khawatir pada Sundae. Dan
dia yakin kalau Tankhun masih mencintai Sundae, 100 %.
“Tapi, aku mendukung Mile,”
ujar Cherry.
Membuat Sundae jadi bimbang.
--
Mo dan Cherry sudah pergi dari
asrama-nya. Sundae membuka makanan yang Tankhun berikan dan ternyata ada memo :
Nikmati selagi hangat.
Dan saat dia melihat tas-nya,
dia menemukan ada payung. Sundae bingung, itu payung siapa?
Sundae tidak memakan makanan
yang Tankhun berikan dan memilih untuk membuangnya. Saat itu, dia malah
mendengar Sky dan Jamjan yang sibuk ingin mengusir kecoak di kamar Mimi. Sundae
jadi khawatir kalau ada kecoak di dalam kamarnya.
Dia mulai memeriksa kamarnya. Setelah
yakin kalau kamarnya bersih, dia malah melihat ada seekor kecoak di lantai. Kecoak
itu juga terbang dan hingga di jidat Sundae, membuat Sundae menjerit ketakutan!
Argggggh!
--
Sundae ada di depan kamar dan
menangis sesenggukan. Tankhun datang bersama Fai dan berusaha menenangkannya
sembari nanya ada masalah apa?
“Aku takut. Di dalam kamarku…”
“Ada apa?”
“Itu.”
“Laba-laba?”
Sundae menggeleng.
“Kecoak?”
Sundae mengangguk.
Tankhun memintanya untuk tenang
dan langsung masuk ke dalam kamar Sundae. Fai menemani Sundae dan berusaha menyuruhnya
tenang karena Tankhun yang akan mengatasi.
Tidak lama, Tankhun keluar dan
menunjukkan kecoak yang sudah di tangkapnya dan di letaknya di dalam plastik
pada Sundae. Sundae menjerit heboh dan lari masuk ke dalam kamarnya. Fai langsung
menegur Tankhun yang seharusnya tidak menunjukkan kecoak itu pada Sundae. Tankhun
khilaf, dia memberikan plastik itu pada Fai dan memintanya untuk membuangnya.
Setelah itu, Tankhun masuk ke
dalam kamar dan berusaha menenangkannya. Di lantai ada tas Tankhun dan tali tas
yang putus. Sundae langsung nanya, apa Tankhun memukul kecoaknya dengan tali
tas sehingga tali tas Tankhun putus?
“Talinya memang sudah putus. Tapi,
jika kau merasa bersalah, aku tidak masalah jika di berikan tas baru,” jawab
Tankhun.
Sundae berusaha mengalihkan
tatapannya dengan melihat apa masih ada kecoak di kamarnya. Dan karena itu, dia
melihat dompet Tankhun dan tanpa sengaja melihat di dalam dompet itu, ada foto
mereka berdua saat pacaran. Tankhun meminta dompetnya di tangan Sundae. Suasana
jadi canggung.
“Kenapa kau bisa tiba di sini
begitu cepat?” tanya Sundae.
“Aku sedang bersama Faigun di
sini tadi.”
“Atau kau sebenarnya
mengikutiku kemari? Kau menolongku ketika aku terjebak di dalam lift. Kau membelikanku
makanan.”
“Aku melihat makanan yang Mile
pesan dan tahu kau tidak bisa memakan makanan itu. Jadi, aku membelikanmu
makanan lain. Kenapa? Aku tidak boleh melakukannya?”
“Lalu bagaimana dengan foto di
dompet itu? Foto pasangan kita. Kenapa kau masih menyimpannya?”
Tankhun tidak bisa menjawab.
“Kau sudah punya pacar. Kau seharusnya
tidak perlu ada di sekitarku.”
“Pacar? Siapa?”
“Di pesta Black & White. Kau
memakai baju hitam. Itu berarti kau menyukai seseorang.”
“Ah, aku hanya tidak ingin di
ganggu. Aku memakai pakaian hitam agar tidak ada yang tertarik padaku,” jelas
Tankhun.
“Kamu tidak ingin ada yang
tertarik padamu? Apakah itu karena kau masih belum bisa melupakanku? Apa kau
masih mencintaiku?” tanya Sundae, mulai menangis. “Jawab aku. Jika tidak, katakan
sesuatu."
“Kau masih sangat menuntut
seperti dulu. Itu sebabnya, lebih baik hubungan kita sebagai saudara,” jawab
Tankhun.
Jawaban itu membuat Sundae
teringat dengan perkataan Tankhun dulu.
Semua
perkataan yang dia ucapkan kepadaku dengan nada suara itu masih dengan jelas di
kepalaku.
Flashback
Sundae
bertengkar dengan Tankhun, meminta penjelasan.
“Aku
sudah bilang tidak apa-apa. Berhentilah bertanya,” jawab Tankhun dengan kesal
dan langsung pergi.
--
Malam
hari,
Sundae
menangis dan Tankhun ada di depannya.
“Kita
seharusnya tidak pacaran. Jika kita tetap berhubungan layaknya saudara, kita
akan tetap dekat,” ujar Sundae.
“Tentu.
Itu sebabnya, lebih baik hubungan kita seperti saudara.”
End
Sundae menangis, “Baik. Aku
akan menganggapmu sebagai saudaraku. Dan aku akan mulai menyukai seseorang
mulai sekarang.”
“Baiklah. Semuanya terserah
padamu. Kalau begitu, aku pulang,” ujar Tankhun.
Walau berkata seperti itu, pas
udah di luar asrama, Tankhun tampak sedih.
Mile sedang di condo, mengerjakan
tugas. Dan terdengar notifikasi di ponselnya. Sundae menambahkannya menjadi
teman Line.
Tags:
Motorbike Baby