Sinopsis Drama Special : Star of The Universe Episode 01

Content and Images by MBC
Seorang gadis berkacamata dengan seragam SMA-nya, berangkat menuju sekolah. Dia keluar dan mengenakan sepatunya dengan menekuk bagian belakang sepatu ke dalam. Suara dari dalam rumahnya, sepertinya Ibunya, menegurnya untuk tidak mengenakan sepatu dengan cara seperti itu. Gadis itu tidak peduli dan mengenakan earphone nya. Dia beranjak pergi dan mengucapkan selamat tinggal sambil berteriak pada orang di rumah.
Gadis itu berjalan dengan mendengarkan lagu di sebuah tempat disc yang bisa di bawa dan mendengarnya menggunakan earphone. Di persimpangan rumahnya, sebuah truk melintas dengan kencang dan membunyikan klakson, gadis itu bahkan sebelum dia sempat menoleh ke arah datangnya truk tersebut dan tanpa menyadarinya, sudah tertabrak dan tergeletak di jalan.

Musik yang di dengarnya masih berbunyi. Kacamatanya pecah. Dan dalam keadaan sekarat, gadis itu hanya mengingat wajah seorang pria tampan.

“Satu-satunya ingatanku dari hidupku yang singkat bahkan bukan namaku sendiri, tapi bahwa aku mencintai penyanyi itu, Woo Joo,” narasi gadis itu dan menutup nama selamanya. Dia memegang tiket masuk konser Dream World untuk penyanyi Woo Joo, dia mengenakan pin bergambar Woo Joo di tasnya dan lagu yang didengarnya tadi adalah lagu Woo Joo. “Tentu saja, itu berlanjut setelah kematian.”


Star of The Universe
Episode 01

 

 7 tahun kemudian…

Di antara tanaman-tanaman liar, di sebuah rumah kosong yang mempunyai tanda ‘Sampah Abadi’, di sanalah tinggal gadis yang meninggal di tabrak truk tersebut, Byul (Ji Woo).

Di dalam rumah, sebuah Tv lama menyala dan menanyangkan sebuah film. Adegan di film tersebut adalah seorang pria yang mengajarkan seorang hantu agar dapat memegang benda. Pria di film berkata jika hantu tersebut tidak dapat menyentuh benda tersebut karena dia berpikir bahwa dirinya masih hidup. Pria itu mengatakan bahwa hantu itu harus fokus dan menggerakan benda dengan pikirannya. Byul langsung terbangun dan menggunakan kacamatanya. Dia melihat dengan serius dan mendengarkan ajaran pria di film. Film tersebut berjudul Ghost (1990).


Mata Byul terbelalak lebar ketika melihat hantu di film berhasil mendorong sebuah sepatu. Dia pun ingin mencobanya. Dia berdiri dan menuju ke piano yang ada di rumah tersebut. Dia berusaha menekan tust piano berulang kali dan akhirnya berhasil. Piano berbunyi.
Selesai bermain piano, Byul langsung membuka sebuah lemari. Di dalam lemari tersebut ada baju malaikat maut, topi malaikat maut dan seragam SMAnya yang bernoda darah yang sudah mengering. Byul mengenakan seragam malaikat mautnya dan kemudian mengenakan makeup. Dia menggunakan bedak yang membuat kulitnya sangat putih (pucat), mengenakan warna hitam di eyelid dan menggunakan liptstik merah. Dia juga mengenakan sebuah jam tangan. Setelah itu, dia memilih sebuah kaset di antara beberapa kaset yang semuanya penyanyinya adalah Woo Joo dan dia mengambil kaset ‘Promise’.
Dia memasukkan kaset ke tempat discnya, menggunakan sepatunya masih dengan cara yang sama dan tas yang digunakan saat dia meninggal. Byul siap bekerja. Dia pergi dengan mengenakan sepeda. Anjingnya mengikutinya tetapi Byul menyuruh anjingnya menunggu di rumah saja.  Dia masuk melewati terowongan.
Di tengah jalan, Byul berhenti untuk melihat sebuah spanduk yang bertuliskan ‘7th

 Comeback Woo Joo’.
Byul tersenyum bahagia melihat spanduk itu. Tiba-tiba sebuah mobil ambulans lewat dan Byul segera mengikuti mobil tersebut. Dia sampai di sebuah rumah sakit. Mobil ambulans terbuka dan seorang petugas, Goo Se Joo, memberitahu kondisi pasien yang di bawa mobil ambulans tersebut kepada dokter.

Byul masuk ke dalam rumah sakit. Di pintu, dia melihat salah seorang rekannya membawa keluar sebuah roh. Byul berdiri gugup, dan kemudian melepas earphone-nya. Di dalam banyak rekan-rekannya yang sedang menjemput roh-roh tua.
Byul sampai kepada targetnya dengan semangat. Namun, ketika melihat kalau targetnya seorang anak perempuan yang masih kecil, dia jadi merasa tidak tega untuk menjemputnya. Byul melihat jamnya 04:43, sisa waktu anak tersebut. Para perawat berusaha menyelamatkan anak tersebut dengan menekan dadanya untuk mengembalikan detak jantung. Perawat berteriak dimana dokter Yun?
Di ruang tunggu rumah sakit, seorang malaikat maut pria, Jo Young Gi, berteriak memberitahu rekan-rekannya disana, kalau So Ri sudah datang dengan heboh. Seorang dokter wanita dengan gaun putih dan jas dokternya berlari sambil mengikat rambutnya. Anehnya, para malaikat maut disana ketika melihatnya, langsung beranjak pergi.
Dokter wanita tersebut, Yun So Ri, masuk ke ruangan anak perempuan yang sekarat tersebut. Dia berusaha menyelamatkan anak tersebut dengan alat kejut jantung. Byul melihat jamnya menunjukkan waktu hidup anak itu tinggal 4detik. Anak itu membuka matanya dan menatap Byul. Waktu di jam Byul sudah 0:00, nada panjang alat monitor jantung berbunyi. Anak itu meninggal. Roh anak itu menggenggam kelingking Byul tetapi Byul menarik tangannya sehingga pegangan anak itu terlepas.

Alat monitor jantung kembali menunjukkan detak jantung anak tersebut. Anak itu kembali hidup. Semua orang merasa lega.
Byul mundur dengan bingung dan tanpa sengaja menabrak seorang malaikat maut yang datang ke ruangan tersebut. Byul pergi ke kamar mandi dan membenamkan wajahnya ke dalam air.

Woo Joo sedang berada di kamar mandi. Dia menarik nafas dan terlihat menenangkan diri. Dia menatap bayangannya di cermin. Terdengar salah seorang kru yang mencarinya. Dia memberitahu jika 10menit lagi Woo Joo sudah harus tampil. Kru tersebut mengeluh kalau ini adalah acara comeback tapi penonton yang datang kurang dari 100 orang. Manager dan stylist cuma saling bertatapan. Kru memerintahkan mereka untuk cepat.
Dokter Yun So Ri, sedang jongkok di pinggir taman rumah sakit. Dia sedang istirahat dan hendak menyalakan rokok. Petugas Go Se Joo datang menyapanya, So Ri langsung tegak dan menyapanya. Se Joo memberitahu So Ri kalau pasien tadi, ayahnya sudah meninggal tiga tahun lalu karena alasan yang sama, gagal jantung. Dia memberitahu, kalau ibu pasien terlalu kaget sehingga tidak memberitahu So Ri. So Ri berkata kalau begitu mungkin itu penyakit turunan dan dia akan di periksa lebih lanjut. Se Joo berterimakasih dan hendak pergi tetapi dia berbalik dan memberitahu So Ri mengenai lipstiknya yang berlepotan. So Ri tidak mengerti karena Se Joo hanya menunjuk ke wajahnya. Se Joo kemudian memberikan sapu tangannya pada So Ri untuk membersihkan lipstiknya, tapi So Ri salah paham dan pamit pergi dengan malu-malu pada Se Joo.
So Ri pergi ke kamar mandi sambil memegang sapu tangan Se Joo. Di depan kaca kamar mandi, dia baru melihat lipstiknya yang berlepotan. Dia tertawa melihatnya dan kemudian mencuci wajahnya. So Ri menyalakan keran air tetapi keran air itu mati, dia menghidupkannya lagi dan kembali mati. Ternyata Byul ada di sebelahnya dan sedang mengganggunya. Byul menatap cermin dan merasa sedih karena tidak ada pantulan dirinya.

 Woo Joo juga sedang menatap cermin. Setelah siap, dia masuk ke panggung. Fansnya membawa papan nama bertuliskan namanya dan berteriak kalau mereka mencintainya. Woo Joo masuk dan duduk di depan piano. Dia mulai bermain dan bernyanyi dengan indah.
Di rumah sakit, para malaikat maut sedang duduk bersama di tengah-tengah ruang tunggu rumah sakit. Seorang kurir Jajangmyeon dari rumah makan ‘Api Hades’ mengantarkan pesanan para malaikat maut tersebut. Di Tv rumah sakit di putar konser Woo Joo. Malaikat maut sibuk membuka mie mereka, sedangkan Byul diam-diam menyembunyikan remote Tv dan menambah volumenya ketika Woo Joo bernyanyi. Dia sangat senang melihatnya. So Ri datang dan melihat tayangan tersebut juga dengan tersenyum. So Ri tidak tahu kalau dia menghalangi Byul yang sedang menonton.
“Mereka terus mengatakan berandal itu akan mati, tapi dia masih hidup. Dia tampan. Dia jago bernyanyi. Berapa banyak uang yang dia dapatkan dari royalti lagunya saja?” ujar seorang malaikat maut berkumis melihat Woo Joo di Tv.

“Benar, bukan? Hidup hanya sekali. Seharusnya aku hidup seperti itu,”timpal yang lainnya. Byul cuma tersenyum senang mendengarnya sambil menikmati mie-nya dan menonton Woo Joo.

“Apa kalian tidak baca majalah?” tanya Young Gi. Malaikat maut yang sedang makan langsung menatap Young Gi dengan bingung. “Katanya Woo Joo akan di angkat tahun ini,” jelas Young Gi. Byul yang lagi makan langsung kaget dan tidak bisa melanjutkan makanannya.

“Naratama sangat menantikan dia. Kudengar hidupnya tinggal tahun ini saja. Bahkan Jackson dan Prince sudah ada disana. Akhirat juga menginginkan Woo Joo dalam tahun ini,” lanjut Young Gi. Byul sangat sedih dan melihat Woo Joo yang ada di Tv dengan pandangan sedih. Malaikat maut lainnya, tidak percaya dengan Young Gi. Young Gi berusaha menyakinkan mereka dengan beritanya. Dia terus berbicara sambil menujukkan tangannya yang mengenakan jam model terbaru.
Salah satu malaikat maut, akhirnya menyadari jam tangan model terbaru Young Gi. Young Gi pura-pura kaget karena mereka bisa tahu padahal dia sudah menyembunyikannya. Dia kemudian memamerkan jamnya yang bisa di gunakan di dunia ini dan di akhirat, juga memiliki hitungan mundur dan GPS. Dia bahkan berkata bahwa jam nya ini bukan di gunakan untuk menjemput orang biasa tetapi orang yang hebat seperti Woo Joo.

Byul cuma bisa mendengar dalam diam sambil membuka bungkus kuah. Dia bahkan tidak sadar menuang kuahnya ke dalam daging goreng sampai semua malaikat maut berteriak padanya. Byul langsung menunduk. Malaikat maut yang tua langsung menceramahi Byul. Byul langsung meminta maaf beberapa kali. Young Gi kemudian memberitahu Byul yang adalah sunbae (senior)-nya kalau ada rumah duka yang sedang berkabung dan belum di jemput. Young Gi secara nggak langsung mengusir Byul. Byul mengerti dan beranjak pergi.
Byul sedang mengejar seorang roh kakek berbaju kuning sambil mendorong sepedanya. Kakek tidak mau ikut dengan Byul karena dia masih belum ikhlas untuk mati. Byul berusaha membujuknya tapi kakek malah memarahinya yang berani menjawab balik perkataannya. Sebuah mobil hitam berhenti di samping mereka. Pengemudinya ternyata adalah Young Gi. Kakek langsung senang melihatnya dan berkata kalau dia adalah malaikat maut sungguhan. Byul berkata kepada kakek kalau dia juga adalah malaikat maut sungguhan. Kakek tidak peduli dan mau ikut dengan Young Gi yang naik mobil mewah. Young Gi kemudian pergi dengan roh kakek bersama beberapa roh lainnya di kursi belakang.
Byul di tinggal sendiri. Dia menghela nafas. Tapi, Byul tidak sedih dan malah mengeluarkan lightstick yang berbentuk bintang dan menuju acara radio Woo Joo.
Teman hantunya, Gak Shi, sudah menunggu dan mereka bersama-sama dengan fans manusia lainnya berdiri di luar gedung sambil berteriak mendukung Woo Joo.

Gak Shi bertanya kepada Byul apa benar kalau Woo Joo akan mati? Byul menenangkannya bahwa itu hanya rumor dan dia juga mengemukakan pandangannya sebagai seorang pakar kalau Woo Joo harus berpikir ingin mati, yang akan membuatnya melakukan hal-hal tidak biasa. Gak Shi mengemukakan pendapatnya bahwa kalau album ketujuh Woo Joo tidak begitu laku, apa mungkin dia akan bunuh diri? Byul hampir memukul teman hantunya tersebut dan menyebutkan bahwa single terakhirnya bukan untuk semua orang dan mereka tidak tahu sampai albumnya benar-benar keluar. Gak Shi kemudian memberitahu kalau video klipnya juga jelek dan banyak komentar negatif di internet sambil menunjukkan ponselnya pada Byul.

Gak Shi langsung mengomel dan memarahi para penggemar Woo Joo. Tapi, dia langsung kaget ketika melihat ada penggemar laki-laki berkacamata di depannya yang juga meneriakkan nama Woo Joo. Byul menyalahkan Presdir Uhm karena terus mengirim Woo Joo keluar negeri. Mereka juga menyalahkan stylist yang tidak memberikan busana kembali yang sesuai untuk Woo Joo.
Woo Joo sudah selesai siaran dan keluar dari gedung. semua langsung bubar dan berkumpul di depan mobil van. Begitu juga dengan Gak Shi dan Byul. Gak Shi bahkan ingin ikut masuk ke dalam mobil karena Woo Joo tidak akan melihatnya. Byul segera menarik rambutnya dan mencegahnya masuk. Dia mengingatkan bahwa Woo Joo tidak menyukai pengutit. Akhirnya, mereka hanya bisa berteriak di luar mobil.  
Di mobil, manager Woo Joo sedang menelpon dan mendapat kabar kalau lagu Woo Joo sudah menghilang dari semua tangga lagu. Presdir Uhm langsung berceramah kalau jaman sekarang, anak-anak tidak menyukai lagu dengan lirik yang rumit dan dia meminta Woo Joo untuk mengeluarkan lagu selanjutnya yang bernuansa cinta dan romantis. Woo Joo malas mendengarnya dan memilih menutup telinganya dengan earphone.  Manager mengingatkan kalau dari awal itu ide presdir Uhm untuk menggunakan konsep artis dari luar planet. Presdir kemudian beralasan kalau Woo Joo sudah lama di bumi dan sebaiknya dia juga mengikuti reality show. Presdir melihat ke belakang dan melihat Woo Joo yang memenjamkan mata, dia kesal karena mengira Woo Joo tidur. Manager mengemukakan sarannya dari sudut pandang penulis lagu, setiap orang perlu pengalaman untuk menulis lagu tetapi Woo Joo sudah menjalani kehidupan seperti pendeta sejak umur 19tahun. Jadi, bagaimana bisa Woo Joo menulis lagu cinta? Woo Joo hanya bisa menulis kitab suci.

Manager menjelaskan bukannya Woo Joo tidak mau menulis lagu cinta tetapi tidak bisa karena tidak pernah merasakannya. Dia kemudian mengemukakan saran, kalau sebaiknya Woo Joo bertemu (berhubungan) dengan wanita. Presdir langsung kesal dan hendak memukul manager. Manager langsung mengatakan kalau dia sudah menduga (jawaban presdir) dan menyarankan agar Woo Joo setidaknya di beri hewan peliharaan. Presdir tidak setuju dan mengatakan jika mereka bisa menyuruh Woo Joo menyanyikan lagu orang. Predir juga mengatakan kalau dia akan menghubungi Jung Ji Chang dan memintanya untuk membuat lagu cinta. Dia juga hendak berbicara dengan Jo Yi Na untuk menjadwalkan waktu rekaman (bernyanyi duet dengan Woo Joo). Mereka berdua terus berbicara dan tidak menyadari Woo Joo yang mendengar semuanya dengan kesal.
Woo Joo melepas earphone dan meraih topinya kemudian turun dari mobil ketika lampu merah. Presdir hendak mengejar tetapi ketika dia membuka pintu, dari arah samping melintas bus yang mengklaksonnya. Woo Joo sampai di halte bis dengan mengenakan masker dan topi. Dia membuka ponselnya dan mencari namanya di Naver. Ada berita tentangnya yang merilis album tetapi komentarnya negatif.
Woo joo melihat tidak jauh dari tempatnya berdiri, ada seorang siswa SMA yang sedang memakai earphone dan mengetik sesuatu di ponselnya. Dia mendekat ke arah siswa itu. Matanya membelalak kaget ketika melihat gadis itu menulis komentar tentang dirinya sampai tidak sadar kalau dia terlalu condong ke arah siswa itu. ‘Rasanya tersiksa sekali mendengar lagu baru Woo Joo. Dia hanya bintang lama yang putus asa mencari perhatian. Seharusnya dia mati saja,’ komentar gadis itu di SNS.

Woo Joo semakin mendekat. Dan matanya menampakkan kemarahan. Siswa itu menyadari ada pria yang mengitip ponselnya. Dia melepas sebelah earphone-nya dan melihat pria tersebut. Woo Joo melepas maskernya. Siswa tersebut kaget melihat wajah Woo Joo dan memuji wajah Woo Joo yang tampan. Siswa itu kemudian teringat dengan komentarnya dan berkata dia akan menghapusnya, tetapi Woo Joo menghentikannya dan menekan tombol ‘bagikan’ di ponsel gadis itu. Dia berkata tidak apa-apa, karena dia bisa menuntut gadis itu.
Woo Joo langsung naik ke bis yang berhenti. Dia membayar ongkos bis tetapi hanya mempunyai uang paing kecil 50.000 won di dompetnya. Supir bertanya apakah dia tidak mempunyai uang receh atau kartu transportasi? Tapi, Woo Joo tidak ada dan terpaksa menggunakan uang 50.000 -nya tersebut. Dan suara uang receh berjatuhan. (untuk penjelasan, kalau naik bus di korea selatan, biasanya mereka punya kartu transportasi atau bayar pakai uang kecil/receh. Kenapa? Karena kembalian busnya kalau bayar pakai uang bukan kartu adalah uang receh. Jadi, coba bayangkan kalau bayar pakai 50.000 sedangkan ongkosnya saja tidak sampai 5.000, mau seberapa banyak receh kembalian yang harus diambil.)
Byul sedang bermain dengan Gak Shi di dekat rumahnya. Mainan dimana Byul yang menghitung / menjaga sedangkan Gak Shi sambil menggendong anjing Byul yang akan mendekat pelan-pelan kepada Byul dan memukul punggungnya kemudian lari. Lagi asyik-asyiknya bermain, ponselnya berbunyi. Dari Manager Gu. Manager Gu menelpon dan memarahi Byul karena tidak berhasil menjemput satupun roh orang mati padahal hari ini ada 800 orang mati. dia mengatakan Byul tidak bekerja keras. Byul mengatakan dia sudah bekerja keras tetapi mereka (roh yang dijemputnya) selalu terselamatkan kembali. Manager Gu menyuruhnya untuk tidak banyak alasan dan mengingatkan bahwa Byul berkata ingin jadi pekerja tetap tahun ini. Byul berkata dia mau tapi dia perlu bantuan dan dia minta jam itu (jam yang sama yang dipakai Young Gi).
Manager Gu menolak permintaanya karena dia baru akan memberikan apa pun kalau Byul sudah berhasil mengirim seseorang pergi. Manager Gu kemudian ingat kalau ada hantu wanita yang berkeliaran di dekatnya. Gak Shi yang ada di belakang Byul mendengar dan mundur satu langkah. Byul menatap Gak Shi dan mengatakan kepada manager Gu bahwa ada satu orang dengan tersenyum dan mematikan teleponnya.
Byul kembali menatap Gak Shi dan bertanya apakah dia mau naik ke akhirat? Gak Shi menghela nafas tidak percaya mendengar pertanyaan Byul dan menjawab kalau Byul sudah gila, dia kan sahabatnya.

Byul kembali berhitung, Gak Shi memukul punggungnya dengan keras dan berlari ke arah terowongan. Dia kemudian berteriak dari arah jauh kalau dia hanya pernah merayu satu pria dan dia bahkan tidak berharap kepada Woo Joo. Gak Shi mengatakan kalau dia akan naik ke akhirat tanpa penyesalan setelah dicintai. Byul tertawa mendengarnya dan mengatakan kalau dia mengerti. Dia kemudian mengajak Gak Shi untuk memesan satu tiket konser bersama. Gak Shi dengan kesal, mengatakan setuju. Gak Shi tertawa dan kemudian pergi.

Woo Joo tiba di tempat tujuannya dan sedang berjalan. Manager menelpon dan memberitahu kalau Presidr Uhm terus mengomelinya jadi dia akan menjadwalkan rekaman. Manager kemudian bertanya apa Woo Joo bisa menemukan jalan pulang sendiri. Woo Joo tidak menjawab dan mematikannya.


Woo Joo sudah berjalan cukup jauh dari tadi. Di dekat persimpangan, dia sedikit bingung mengambil jalan apa dan akhirnya memilih sebuah jalan. Dia terus berjalan dan menemukan sebuah terowongan dan masuk ke dalamnya. Terowongan yang sama yang ada di dekat rumah Byul. Woo Joo menghela nafas dan menelpon managernya. Dia protes karena rumahnya sangat jauh dari stasiun padahal dia sudah membayar sewa harusnya dicarikan yang dekat. Woo Joo juga mengomentari lingkungannya yang menyedihkan sambil berjalan di terowongan. Terowongan itu mempunyai gambar mural luar angkasa.  Manager menanyakan lokasinya tapi Woo Joo juga tidak tahu.
Byul sedang memainkan piano di rumahnya dengan indah. Woo Joo akhirnya sampai di ujung terowongan dan mendengar suara alunan piano. Dia terkesima. Suaranya berasal dari sebuah rumah yang nampak kosong dan tidak terurus.
Byul berhenti bermain ketika mendengar ada sebuah suara membuka pintu. Woo Joo masuk ke dalam dan melihat ada poster dirinya tertempel. Dia mendekat ke piano dan melihat ada albumnya di atas piano.
Woo Joo duduk di depan piano dan membuka topinya. Dia tidak dapat melihat Byul yang duduk di sampingnya. Byul kaget melihat wajah Woo Joo. Woo Joo memainkan pianao-nya dan Byul menatap dengan kagum.
Woo Joo selesai bermain piano. Keringatnya membasahi wajahnya. “Seandainya, aku bisa mati.”

Byul kaget mendengar ucapan Woo Joo. Dia menatap wajah Woo Joo yang tampak sedih. Dia mengangkat tangannya ke wajah Woo Joo. Byul hendak memegang wajahnya
Woo Joo terkesiap kaget seolah merasakan sesuatu. Dia berdiri dan lampu berkedip. Woo Joo segera keluar dari rumah tersebut sambil memakai topinya. Anjing Byul mengikuti. Dia melihat anjing tersebut tapi tetap berlari ke arah terowongan. Byul keluar dan melihatnya berlari ketakutan menuju terowongan.

EPISODE 02

My Comment :

Sebenarnya, dalam drama ini untuk 2 episode yang sudah tayang, kita belum juga di beritahu nama asli dari Byul. Soalnya, Ghak Si manggilnya 'Malaikat maut' dan Young Gi manggilnya 'Seonbae'. Sedangkan manager tidak ada sama sekali menyebut nama 'Byul'.

Dari prolog episode ini, dalam narasi Byul, dia mengatakan kalau dia bahkan tidak mengingat namanya sendiri di detik-detik kematiannya dan hanya mengingat Woo Joo. Nama Byul sendiri, ku ketahui dari daftar pemain di wiki.

Byul kurasa adalah nama yang akan di gunakannya ketika bertemu dengan Woo Joo langsung. Byul artinya 'Bintang.'

Post a Comment

Previous Post Next Post