Sinopsis Drama Korea : VOICE Episode 12


Previous Episode
 Content and Images Copyrights by OCN




Chapter 6 : Panggilan Dari Lubang Api Neraka

“Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa. Tetapi karena kamu berkata : Kami melihat, maka tetaplah dosamu.”
Yohanes 9 : 41

[Drama ini adalah fiksi belaka dan tidak ada hubungannya dengan setiap perusahaan yang ada.]


Di sebuah gedung perusahaan, di salah satu ruangan ada Tae Gu sedang berteleponan dengan Sang Tae. Sementara Sang Tae menelpon di sebuah box telepon di pinggir pelabuhan.

Sang Tae memberitahu kalau karena Jin Hyuk, dia kehilangan tas-nya yang berisi buku-buku dan USB-nya dan sekarang berada di tangan polisi. Dan di dalam tas tersebut juga terdapat barang-barang Tae Gu.

#(Kalau dilihat dari episode 11, tas itu di tinggalkan Sang Tae di tangga dan di temukan oleh Jin Hyuk. Menurut author, itu sengaja di tinggalkan untuk memberi petunjuk kepada kepolisian mengenai Tae Gu, agar jika Sang Tae tertangkap dia tidak akan ‘mati’ sendiri tetapi juga menyeret Tae Gu. Dan dengan tas itu pula, Sang Tae dapat mengancam Tae Gu agar menolongnya.)


Tae Gu menjauhkan ponsel dari telinganya dan terlihat marah. Dia kemudian mendekatkan ponselnya kembali dan mengancam Sang Tae kalau dia bicara omong kosong, Tae Gu akan memotong otot Achilles-nya itu juga. Tae Gu hendak mematikan telpon dengan berkata kalau dia ada rapat tetapi Sang Tae memanggilnya.

“Aku tau, kau dan ayahmu akan menelantarkanku seperti anjing. Jadi aku mengamankan diriku. Jadi, cepatlah temui aku sekarang. Kau akan menyesal jika tak menemuiku, dasar bajingan,” ancam Sang Tae balik.

Di ambulans, petugas membalik tubuh Jin Goo yang tertelungkup. Mereka melihat di perutnya terjadi pendarahan dan mencari obat untuk menghentikannya.


Kwon Joo merasa cemas. Dia menghubungi Jin Hyuk dan melapor kalau dia mendengar sesuatu yang aneh di ambulans.

“Aku yakin Tn. Baek berada di dalam ambulans dengan ponsel Tn. Kim. Staff yang bersama Tn. Baek mengatakan bahwa dia bangun dari anestesinya dan lari dari ruang operasi yang menyebabkan kekacauan besar di ruang operasi. Dia juga menyebutkan sesuatu mengenai pekerjaan yang selesai.”

“Apa maksudmu? Ruang operasi apa?”

“Mungkin, Tn. Baek mengatakan yang sejujurnya di atas atap saat itu. Kita harus segera melacak ambulan dan menghentikannya sebelum mereka tiba dirumah sakit.”

Kwon Joo meminta Jin Hyuk untuk segera bertindak cepat. Jin Hyuk mengerti dan mengajak Dae Shik untuk segera pergi.

Kwon Joo memerintahkan Eun Soo untuk memeriksa rekaman CCTV di jalanan sekitar sana dan cari lokasi ambulans-nya. Sedangkan Hyun Ho mendapat tugas untuk mencari tahu semua informasi terkait Kesejahteraan Sosial Nakwon dan Rumah Sakit Jiwa Nakwon serta periksa juga apakah ada kejadian malpraktik di sana.

Eun Soo menemukan CCTV yang mereka sebuah ambulans dan melaporkannya pada Kwon Joo. Kwon Joo mendekat dan melihat di layar besar.



Di mobil, Dae Shik mengemukakan pendapatnya pada Jin Hyuk kalau mungkin para dokter mencoba menakut-nakuti Baek Jin Goo supaya dia bisa tenang. Jin Hyuk mencoba berpikir dan ingat ketika Jin Goo hendak di bawa para petugas turun dari atap, terlihat ada luka di sisi perutnya dan sebuah gelang hitam di pergelangan tangannya. Dia juga ingat ketika berusaha membujuk Jin Goo untuk turun, salah seorang petugas mengatakan kepadanya kalau mereka yang akan mengurusnya.

“Aku tadi juga berpikir begitu. Tapi, memang ada yang aneh. Di tangan dan perutnya, aku melihat bekas luka yang seolah-olah dia pernah diikat dan tangannya pernah diiris,” ujar Jin Hyuk.

Jin Hyuk memerintahkan Dae Shik untuk segera ke rumah sakit karena dia tidak melihat adanya ambulans di sekitar jalan yang mereka lewati. Jin Hyuk juga meminta Kwon Joo untuk memberitahunya jika ada informasi terbaru mengenai Jin Goo.

Petugas baju putih meletakkan sapu tangan di luka Jin Goo dan menyuruh rekannya untuk menekan sapu tangan tersebut untuk mencegah pendarahan semakin hebat. Kondisi Jin Goo sangat lemah.




Kwon Joo mendengarkan dengan seksama dan mendengar suara-suara benda yang ada di dalam ambulans bergoyang dan membentur-bentur, sepertinya mobil melaju dalam jalanan tidak rata.

“Sepertinya mobilnya menuju ke tempat parkir bawah tanah,” lapor Kwon Joo. Dan benar ambulans masuk ke bawah tempat parkir basement. Dan ada dua petugas baju putih yang bersiap menyambut ambulans.

Hyun Ho membawa data yang berhasil di temukannya dan menyerahkannya pada Kwon Joo.

“Aku sudah cari tahu soal RSJ Nakwon, ternyata RSJ itu merupakan perusahaan gabungan dengan Pusat Kesejahteraan Sosial Nakwon. Direktunya bernama Do Young Mi, usianya 47tahun. Dia sudah mendapat gelar profesornya (PhD) di Jepang dan setelah itu buka praktik sendiri,” jelas Hyun Ho.

Pintu mobil ambulans di buka. Kwon Joo menanjamkan pendengarannya. Ranjang Jin Goo di bawa keluar. Orang yang di sandera Jin Goo bersama dengan salah satu petugas yang ada di atap, menyambutnya dan mendorong ranjang Jin Goo masuk ke dalam gedung.

Kwon Joo melaporkan kepada Jin Hyuk kalau sepertinya mereka sudah sampai dan membawa Baek Jin Goo memakai tray ambulans. Dia juga memberitahu informasi yang di dapatkan Hyun Ho bahwa RSJ Nakwon merupakan perusahaan gabungan dengan Pusat Kesejahteraan Sosial Nakwon, yang di kelola Do Young Mi.


Ranjang Jin Goo di dorong masuk menuju suatu ruangan. Jin Hyuk dan Dae Shik tiba di tempat parkir RSJ Nakwon dan melihat ada mobil ambulans yang terpakir (mobil yang mirip seperti mobil yang membawa Jin Goo dari Pusat Perlindungan Nakwon). Setelah melapor pada Kwon Joo, Jin Hyuk dan Dae Shik mulai masuk ke dalam.


Tae Gu bersandar di kursi di ruangannya dengan kaki terangkat ke meja. Dia memenjamkan mata dan teringat kata-kata ancaman Sang Tae. Tae Gu terlihat marah. Dia perlahan membuka matanya dan berucap dengan suara penuh amarah : “Apa kau terintimidasi oleh Moo Jin Hyuk, Hyung? Kau sepertinya sudah lupa siapa majikanmu. Mengecewakan sekali.”


Jin Hyuk dan Dae Shik menghampiri resepsionis RSJ Nakwon. Jin Hyuk bertanya apakah disini ada pasien bernama Baek Jin Goo dari Pusat Kesejahteraan Nakwon? Jin Hyuk juga memberitahu kalau pasien menderita bekas luka di perut dan menderita Skizofrenia. Resepsionis membenarkan ada pasien bernama tersebut dan tadi baru saja masuk ke ruang perawatan karena cedera di perutnya perlu di tangani.

Seorang dokter wanita, Do Young Mi, keluar dari suatu ruangan hendak menjuj ruangan lain. Jin Hyuk memanggilnya dan meminta waktu agar diketemukan dengan Baek Jin Goo karena ada sesuatu yang ingin di tanyakannya. Jin Hyuk juga memberitahu identitasnya.

Young Mi tersenyum ramah dan menjelaskan kalau Baek Jin Goo memang sering datang karena cedera yang di timbulkannya sendiri serta halusinasi yang di alaminya. Dia memberi waktu Jin Hyuk untuk bicara tetapi kondisi Baek Jin Goo sekarang tidak stabil. Jadi mereka boleh menemuinya setelah mereka menstabilkan kondisinya.

Jin Hyuk terlihat ragu tetapi menyetujuinya. Resepsionis melirik ke arah mereka dengan tatapan ragu. Youn Mi pun permisi masuk ke ruangan perawatan Baek Jin Goo. Ketika pintu di buka, dari celah pintu terlihat ada seseorang di ranjang yang ditutupi kain dan tangannya terjuntai. Tangan tersebut mengenakan gelang yang mirip seperti gelang yang di gunakan Bae Jin Goo tetapi anehnya tangan tersebut bersih dan tidak ada luka dan darah seperti Jin Goo.

Dae Shik yakin kalau itu Jin Goo karena gelangnya mirip. Jin Hyuk sedikit ragu. Kwon Joo menghubungi dan bertanya apa mereka sudah menemui Jin Goo? Jin Hyuk melapor kalau Jin Goo sedang di ruang perawatan, jadi mereka tidak bisa melihat wajahnya. Sedangkan resepsionis terus melirik Jin Hyuk. Yakin Jin Hyuk tidak memperhatikannya, dia segera beranjak dari tempat duduknya.



Kwon Joo bertanya apa ada yang aneh? Jin Goo memberitahu kalau dia akan mengeceknya setelah Jin Goo keluar dari ruang perawatan. Dae Shik melihat sekeliling dan berujar kepada Jin Hyuk yang telah selesai melapor kalau rumah sakit ini tidak ada pasiennya dan bertanya apakah paramedis disini dapat gaji kalau pasien saja jarang ada?




Hyun Ho memanggil Kwon Joo dan melaporkan hasil pencariannya lagi mengenai RSJ Nakwon dan tidak ada yang mencurigakan. Kwon Joo melihat data yang di berikan Hyun Ho.

Ranjang Jin Goo di bawa masuk ke dalam ruangan gelap. Ada yang menanti disana. Lampu dinyalakan dan tubuh Jin Goo dipindahkan ke ranjag operasi. Bajunya dibuka dan kain yang menutup luka di perutnya juga dilepas. Para petugas sibuk menyiakan alat. Kwon Joo mendengarkan dengan seksama.

“Alat yang terbuat dari logam diletakkan di wadah logam. Dia pasti akan di operasi. Tapi bagaimana bisa dia membawa ponsel ke dalam ruang operasi? Dia harusnya meningggalkan ponselnya di luar,” analisis Kwon Joo sambil mendengar suara.

Perlahan, Jin Goo mulai terbangun dari obat biusnya. Kwon Joo mendengar deru nafas kesakitannya. Petugas kacamata mendengarnya juga dan menegur petugas di ambulans tadi untuk memakai obat bius yang lebih bagus tadi. Petugas ambulans meminta maaf.

Mata Eun Soo melihat ke arah tumpukan data yang berhasil di kumpulkan Hyun Ho yang terletak di meja. Dia melihat ada surat izin terapis milik Do Young Mi.

“Tapi bukannya nama surat izin terapis ini agak aneh?” ujar Eun Soo dan memperlihatkannya pada Hyun Ho. Hyun Ho melihatnya dan memeriksanya. Memang benar ada yang aneh.

Hyun Ho melapor kepada Kwon Joo mengenai keanehan tersebut.

“Harusnya orang yang dapat izin buka RS itu adalah Lee Sang Man. Orang itu ternyata sudah bangkrut. Dan Do Young Mi, dia ternyata tidak terdaftar sebagai dokter. Sebagian besar pendapatan RSJ Nakwon berasal dari pasien Pusat Kesejahteraan Sosial Nakwon,” jelas Hyun Ho.



Kwon Joo segera menghubuni Jin Hyuk yang sedang menunggu di RSJ Nakwon. Dia memberitahu ada yang tidak beres.

“Anda tadi bilang dia ada di ruang perawatan, kan? Tapi barusan, aku bisa dengar lewat telepon, mereka mempersiapkan operasi sekarang. Namun seharusnya ponsel tidak boleh berada dalam ruang operasi. Dan menurut Petugas Oh, direktur RSJ Nakwon, Do Young Mi hanyalah seorang terapis, bukan seorang dokter resmi,” jelas  Kwon Joo.

Jin Hyuk merasa aneh dan memberitahu kalau di RSJ tidak ada ruang operasi. Jin Hyuk dan Dae Shik mulai beranjak memeriksa ruangan yang dimasuki Young Mi tadi.

Di ruangan tersebut, Do Young Mi sedang menelpon seseorang. Jin Hyuk masuk dan langsung bertanya dimana Baek Jin Goo. Dae Shik bergerak memeriksa ruangan tersebut. Jin Hyuk merebut ponsel Young Mi dan ternyata dia sedang menelpon direktur Byun.

Di ruangan tersebut, ternyata ada pintu yang menyambung ke ruangan lain. Dae Shik masuk dan berteriak agar jangan bergerak. Ada resepsionis yang tadi di depan, seorang perawat dan seorang pria yang sedang berberes memasukkan data ke sebuah kardus. Dae Shik bertanya siapa pria tersebut.

Jin Hyuk bertanya berteriak kepada Young Mi, siapa dia dan tempat apa ini sebenarnya. Young Mi tersenyum sinis. Jin Hyuk segera meminta Kwon Joo untuk mengirim tim bantuan karena sepertinya tempat ini melakukan operasi ilegal.

Jin Hyuk kembali bertanya pada Young Mi dimana Jin Goo dan dimana dia di sembunyikan. Young Mi tetap bungkam. Dae Shik memberitahu kalau pria yang mereka lihat tadi bukan Baek Jin Goo. (Pria yang di tangkap Dae Shik, itulah yang menyamar menjadi Jin Goo yang berbaring tadi.)

Jin Hyuk beranjak pergi mencari di gedung tersebut. Young Mi memegang kepalanya pusing dan marah karena kejahatan mereka mulai terbongkar.




Kwon Joo menghubungi yang lain agar mengirim bantuan. Setelah itu, dia mulai melakukan analisis terhadap suara yang di dengarnya tadi. Dia ingat ketika Jin Goo di ambulans, terdengar suara musik. Kwon Joo merasa tidak asing dengan musik tersebut dan teringat ketika dia berbicara di telpon dengan Sang An sebelumnya, terdeengar suara yang sama.

Kwon Joo memerintah Eun Soo untuk mengecek rekaman CCTV di jalan tadi pada menit ke-30 s.d menit ke-45. Eun Soo melihatnya dan melapor kalau di rekaman CCTV di dekat jalan yang menuju ke RSJ itu, tetapi tidak ada satupun ambulans yang lewat.

“Benar dugaanku. Mereka malah masuk gang di sebelah jalan. Gang yang mengarah ke pintu belakang pusat kesejahteraan.”

Jin Hyuk masih mencari di setiap ruangan yang ada di RSJ tersebut tetapi tidak menemukan seorangpun, begitu pula dengan Dae Shik.



Kwon Joo menghubunginya dan memberitahu kalau sepertinya ambulans balik lagi ke pusat kesejahteraan. Jin Hyuk bertanya apa Kwon Joo yakin?

“Untuk menuju ke RSJ Nakwon, mereka harusnya melewati jalan ke pusat kota. Tapi ternyata, sepertinya mereka putar balik ke pusat kesejahteraan. Barusan aku dengar suara musik, yang mana aku juga mendengarnya dari Pusat Kesejahteraan itu. Orang-orang itu sudah mengecoh kita. Baek Jin Goo sekarang berada di pusat kesejahteraan. Sepertinya, pusat kesejahteraan menjaga rahasia di sana. Mereka merahasiakan sesuatu dengan menjalankan RSJ tanpa izin resmi. Pasti ada yang terjadi di sana.”

Jin Hyuk mengerti dan berkata segera menuju ke Pusat Kesejahteraan dan kirim team bantuan ke TKP tesebut. Kwon Joo memerintah Hyun Ho untuk mengirim team bantuan lain ke TKP di pusat kesejahteraan Nakwon. Kwon Joo berkata kalau mereka memanfaarkan identitas korban yang adalah tunawisma, Baek Jin Goo mereka harus menyelematkannya.

Kwon Joo mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki yang masuk ke dalam ruang operasi Jin Goo. Itu adalah Sang An. Dia memakai sarung tangan operasi dan memerintahkan agar operasi dimulai.





Ponsel Sang An berbunyi dan dia segera mengangkatnya. Sang An melapor kalau Jin Goo terluka parah dan selalu membuat masalah sebelum datang ke tempat mereka. Dia juga berkata kalau Jin Goo menderita efek samping yang parah dan hampir tidak bisa bertahan. Jika yang lainnya, bertahan setidaknya sebulan, tetapi dia baru dua minggu dan sudah memohon ampun. Jadi, dia akan menyingkirkan Baek Jin Goo sekarang, sebelum semakin merepotkan. Dia memberitahu kalau dia akan mengambil kornea matanya, ginjal dan jakunnya untuk di kirim ke AS. Air mata Jin Goo menetes mendengarnya. Sang An juga membertiahu kepada penelpon kalau temannya berkata dia bisa mendapat uang dengan menjual jakun ke tentara AS yang sudah di berhentikan.

Telepon selesai. Kwon Joo cemas mendengar semuanya. Hyun Ho datang dan menyerahkan datanya.

“Tiga pekerja di pusat kesejahteraan itu merupakan orang elit. Salah satunya lulusan fakultas kedokteran. Choi Goo Sung (petugas berkacamata) lulus dari fakultas kedokteran dan bekerja sebagai dokter. Yang Mi Nam (petugas di ambulans) sebagai tukang jagal dan Kim Gyu Han (petugas yang di sandera) dulunnya seorang peneliti di sebuah perusahan pestisida. Tiga orang ini mulai bekerja di pusat kesejahteraan pada tahun 2013. Menuruku aneh saja jika tiba-tiba mereka bekerja ke sebuah pusat kesejahteraan yang belum ternama. Dan, ternyata tiga orang ini punya banyak utang.”

“Cari foto direktur Pusat Kesejahteraan Sosial Pureun, cepat!” perintah Kwon Joo.

Hyun Ho mencari dan mengeprint-nya. Dia segera memberikannya kepada Kwon Joo. Kwon Joo memeriksa foto direktur Pusat Kesejahteraan Sosial Pureun dan ternyata sama dengan Sang An.

Dia menghubungi Jin Hyuk yang baru sampai di Pusat Kesejahteraan Nakwon.

“Det. Moo, Byung Sang An adalah orang yang sama dari Pusat Kesejahteraan Pureun. Kau tahu insiden Pusat Kesejahteraan Sosial Pureun 15tahun yang lalu, ‘kan? Namanya, Kang Hyun Pal, 61 tahun. Dia sebelumnya tenyata telah melakukan 20aksi kriminal. Mulai dari penggelapan dan penipuan asuransi dan dia tertangkap saat melakukan perdagangan organ manusia. Dia melarikan diri ke China, dan kembali ke Korea lagi setelah memalsukan identitasnya. Selain itu, para pekerja di Pusat Kesejahteraan Nakwon, semuanya berasal dari Pusat Kesejahteraan Pureun.”



Jin Hyuk dan Dae Shik turun dari mobil. Di parkiran depan gedung pusat kesejahteraan, terlihat ada sebuah mobil ambulans yang sama. Mereka menghampiri mobil tersebut dan kosong.



Dae Shik dan Jin Hyuk masuk dan memeriksa ruangan-ruangan yang ada di sana. Anaehnya, ruangan-ruangan tersebut kosong padahal sebelumnya ramai. Dae Shik bertanya apa ada orang? Tidak ada jawaban.

Mereka melewati ruang pertemuan dan memeriksa kamar mandi. Tidak ada orang. Jin Hyuk heran melihatnya karena semua orang menghilang. Dae Shik merasa itu tidak masuk akal.

Mereka menuju ruang pertemuan yang tadi di lewati dan mencoba membukanya. Ruangan tersebut terkunci. Dae Shik berteriak dan menggedor pintu, bertanya apa ada orang di sana? Jin Hyuk merasa mendengar suara orang di dalam. Dia menyuruh Dae Shik mencari alat untuk membuka ruangan tersebut. Dae Shik melihat ke samping dan menggunakan tabung pemadam untuk menghancurkan hendel pintu.


Ruangan terbuka. Sangat bau dan gelap. Terdengar rintihan suara di kegelapan. Jin Hyuk dan Dae Shik mendekat dan terlihat sekumpulan orang yang duduk di lantai berbaris dengan tangan memeluk badan sendiri menahan kesakitan. Jin Hyuk bertanya kepada mereka siapa yang mengumpulkan mereka disini. Semua diam ketakutan dan tidak berani menjawab. Jin Hyuk memberitahu kalau mereka berdua adalah polisi. Tetap tidak ada jawaban. Jin Hyuk lanjut bertanya dimana para petugas dan direktur?



Tidak ada jawaban. Jin Hyuk merasa aneh dan menghubungi Kwon Joo. Dia memberitahu kalau sepertinya mereka bukan hanya menjual organ. Karena, jika mereka penipu biasa, mereka tidak akan mengumpulkan orang-orang sebanyak ini. Dae Shik melihat sekeliling dan melihat banyak tumpukan kardus. Dia membuka kardus tersebut dan memanggil Jin Hyuk. Kardus tersebut berisi banyak botol obat bernama ‘Linko’.

Jin Hyuk kemudian membuka lemari di belakang kardus dan tenyata di lemari tersebut terdapat juga banyak kardus obat. Dia meminta Kwon Joo untuk menyelidiki farmasi yang bernama Sotrel dan obat apa yang mereka produksi. Jin Hyuk merasakan ada hal yang aneh.


Jin Hyuk kemudian mendekat lagi kepada para penghuni dan bertanya apa mungkin mereka semua di berikan obat penghilang rasa sakit dan di suntik setiap hari? Dia berteriak bertanya apa mereka disuruh minum obat tersebut setiap hari? Para peghuni akhirnya menjawab, iya. Jin Hyuk bertanya sejak kapan?

“Awalnya kami disuruh minum itu sekali seminggu. Setelah kami di suruh minum dua kali seminggu, makin banyak orang mulai merasa sakit. Kepalaku sakit sekali dan aku selalu berhalusinasi,” jawab salah satu penghuni.

Dae Shik dan Jin Hyuk merasa marah kepada para petugas pusat kesejahteraan karena tidak berperikemanusiaan. Jin Hyuk melapor ke Kwon Joo lagi kalau orang pusat kesejahteraan mengumpulkan mereka dengan maksud bermain dengan nyawa mereka dan juga untuk mendapat dana bantuan. Dia berteriak agar team bantuan segera dikirim datang. Kwon Joo menyalakan code zero dan mengirim lebih banyak bantuan.

Dae Shik dan Jin Hyuk memerintahkan semua penghuni untuk berdiri dan keluar dari ruangan tersebut.



Sang An mulai mengoperasi Jin Goo dalam keadaan sadar. Jin Goo berteriak kesakitan. Kwon Joo menghubungi JIn Hyuk dan memberitahu kalau operasi sudah dimulai dan tempatnya menurutnya adalah di ruang rahasia dan dia bisa mendengar suara bergema. Sepertinya ruang bawah tanah.

Jin Goo dalam keadaan sadar. Perutnya di tusuk pisau dan mulai di belah. Jin Goo meringis kesakitan. Hyun Ho menghampiri Kwon Joo dan memberitahu kalau Sotrel telah mengembangkan produksi obat untuk menyembuhkan obesitas, APS4018, atau nama lainnya Light Thin. Terakhir kali orang tahu nama obat ini saat ada kasus dimana obat ini menunjukkan efek samping selama uji klinis. Eun Soo kemudian memberitahu kalau beberapa kalau beberapa perusahaan asing ada yang melakukan uji klini ilegal di luar negeri untuk stabilitas dan kemudian melakukan uji coba secara resmi di negeri mereka sendiri.



Jin Goo mengerang dan menggelepar. Tangannya menyenggol tangan Goo Sung yang sedang menbedah hingga pisau terjatuh. Dan ketika, dia menggelepas tersbut, ponsel yang selama ini ada di sakunya terjatuh. Sang An dan yang lainnya melihatnya. Goo Sung segera mematikan ponsel yang ternyata masih tersambung ke 112 dan memberikannya kepada Sang An. Dia memberitahu kalau ternyata ponsel dari tadi masih tersambung ke 112. Sang An menjadi kesal. Mereka mulai panik karena sadar kalau polisi pasti akan segera menuju ke sana.

Jin Hyuk dan Dae Shik turun dan mencari di lantai bawah tanah. Sang An dan lainnya mendengar langkah kaki mereka yang terburu-buru.

“Terkadang ketika kau sedang menyiapkan barang-barang, pasti ada barang yang tak terduga muncul,” ujar Sang An. Dia meminta jangan panik dan mulai kembali operasinya.



Jin Hyuk dan Dae Shik menemukan sebuah pintu mencurigakan. Mereka masuk ke daam pintu yang ternyata menyambung ke sebuah ruangan lain. Mereka membuka pintu tersebut. Para team bantuan sudah tiba dan segera berlarian masuk ke dalam gedung pusat kesejahteraan.

Para petugas sudah menunggu Jin Hyuk dan Dae Shik dengan senjata tajam di tangan. Mereka mulai menyerang Jin Hyuk. Dae Shik pergi ke ranjang Jin Goo dan memintanya untuk tetap sadar. Jin Hyuk menghajar para petugas dan melemparnya. Ada yang menyerang Dae Shik tetapi Dae Shik sigap dan melawan. Sementara, Sang An berlari keluar dari ruangan tersebut.

Jin Hyuk dan Dae Shik sudah selesai membereskan para petugas. Dae Shik menghubungi agar di kirimkan ambulans karena Baek Jin Goo mengalami pendarahan hebat. Jin Hyuk meminta Jin Goo untuk bertahan.


Jin Goo dalam keadaan setengah sadar bertanya apa mereka adalah polisi sungguhan? Jin Hyuk membenarkan dan berkata kalau sekarang dia sudah aman. Team bantuan tiba dan Jin Hyuk segera memerintah agar Jin Goo di bawa untuk segera ke rumah sakit.


Dae Shik emosi dan berteriak bajingan kepada para petugas karena melihat kondisi memprihatinkan Jin Goo. Dia berkeliling dan menemukan sebuah lemari es besar. Jin Goo di amankan dan di bawa keluar dari ruangan tersebut. Dae Shik membuka lemari es tersebut dan terkejut. Dia memanggil Jin Hyuk. Jin Hyuk mendekat dan melihat isinya. Dia terkesiap kaget.

Isinya adalah organ - organ manusia yang masih segar dan di beri label tanggal pengambilan. Ada ginjal, hati, danbola mata, dll. Jin Hyuk tidak percaya melihatnya. Dia berbalik dan melihat Goo Sung yang bersandar di kursi dalam kondisi lemah karena di hajar Dae Shik dan Jin Hyuk tadi.


“Apa kalian menganggap diri kalian itu manusia? Apa kalian sudah hilang akan karena dapat uang dari penjulan organ? Apa manusia itu tak berharga dibandingkan anjing di mata kalian?” teriak Jin Hyuk.

“Toh mereka bisa apa? Semua orang hidup berdasarkan nasibnya. Dengar, detektif. Apa gunanya menangkap kami? Berkat pengacara kami, kami pasti takkan lama-lama di balik jeruji besi. Tak usah repot-repot, detektif,” jawab Goo Sung.

“Dasar bajingan!!” ujar Dae Shik.

Jin Hyuk mendekat ke arah Goo Sung dan menghajarnya. Dae Shik menahannya tetapi Jin Hyuk tidak mau di hentikan. Dan Dae Shik tidak menahannya lagi. Dia menghajar Goo Sung hingga Goo Sung terkapar dan Dae Shik menghentikan Jin Hyuk dan berkata sudah cukup, hyung.



Petugas ambulans juga ikut memohon untuk berhenti dipukul karena Goo Sung merupakan orang yang di kenal oleh direktur untuk beroperasi disini. Dia malah membenarkan tindakan mereka dengan berkata kalau obat anti obesitas sangat populer belakangan ini. Tetapi, dia membenarkan kalau obat itu menyebabkan efek samping yang parah yaitu perilaku neurotik, halusinasi dan terserang panik mendadak.

“Siapa juga orang waras yang sukarela melaksanakan operasi uji coba untuk obat-obatan tersebut? Karena itulah kami melakukan operasi pada orang-orang tunawisma. Awalnya memang cukup berat, tapi uang yang dihasilkan cukup banyak. Kami menyingkirkan orang-orang seperti Baek Jin Goo dengan cara seperti ini. Organ-organ itu, jika kami berhasil menjualnya pada kepala organisai perdagangan organ di China, kami bisa untung besar.”

Jin Hyuk tidak percaya dengan pembelaan diri dan penjelasan mereka. Dia menyebut mereka tidak ada bedanya dengan sampah dan bukan manusia. Jin Hyuk kemudian meraih sebuah palu yang ada di sana dan hendak memukulkan kepalanya kepada Goo Sung.



Petugas ambulans berkata mereka mau bekerja untuk direktur karena direktur berjanji untuk membayar hutang mereka. Jin Hyuk tidak peduli dan tetap ingin memukulnya. Tetapi, dia tidak sanggup melayangkan palu tersebut.

Jin Hyuk bertanya dimana direktur mereka karena dia tidak mungkin keluar dari gedung ini. Tidak ada jawaban.



Sang An berlari di lorong kosong. Dia melepas jasnya. Jin Hyuk dan Dae Shik berlari ke tangga atas mencari Sang An. Sambil berlari, Jin Hyuk melaporkan kepada Kwon Joo kalau Sang An tidak waras karena dia tidak hanya melakukan uji klinis pada tunawisma, tapi ke anak kecil juga. Karena itulah Sae Bom menunjukkan gejala yang sama. Selain itu, dia menyembunyikan anak kecil di pusat kesejahteraan dan mencabulinya. Hyun Ho dan Eun Soo yang mendengar, menghela nafas tidak percaya atas tindakan kejam dan tidak manusiawi direktur.


Sang An masuk ke ruangan ruang kerjanya. Jin Hyuk dan Dae Shik tiba dan masuk ke ruangan tersebut. Sae bom ada di sana dan jongkok di pojok ruangan. Jin Hyuk dan Dae Shik memeriksa tetapi tidak ada orang dan hanya ada Sae Bom.

Jin Hyuk memanggil Sae Bom. Jin Hyuk yakin kalau direktur ada di ruangan ini. Jin Hyuk jongkok di depan Sae Bom dan memberi tahu kalau dia akan memberi pelajaran buat orang-orang jahat yang telah menyakiti dan jahat padanya.






“Lihatlah tangan ahjussi. Tangan Ahjussi ini sudah seperti baja. Sae Bom tahu apa maksud Ahjussi, ‘kan?” ujar Jin Hyuk. Sae Bom mengalihkan pandangannya. “Kalau Ahjussi sudah marah-marah pada mereka, mereka pasti tak bisa berkutat lagi. Ahjussi bisa begitu. Ahjussi juga punya anak laki-laki yang seumuran denganmu. Dia bisa bermain dan bersenang-senang dengan teman-temannya. Kita keluar dari sini saja biar kau bisa senang-senang serta bermain dengan anak Ahjussi dan teman-temannya. Kalau kau mau seperti itu, Ahjussi harus menangkap direktur itu dulu. Dimana dia?”

Sae Bom dengan tubuh bergetar menggerakkan telunjuknya ke suatu arah. Jin Hyuk hendak mengelus kepala Sae Bom tetapi tidak jadi karena takut Sae Bom jadi ketakutan. Dia memberitahu Sae Bom kalau Dae Shik akan mengantarnya ke tempat yang menyenangkan dan ikut dengan dia. Jin Hyuk memerintahkan Dae Shik untuk membawa Sae Bom keluar.

Dae Shik mendekat dan membuka lebar tangannya. Sae Bom cuma diam. Dae Shik mendekat dengan lembut dan mengangkat berdiri tubuh Sae Bom. Sae Bom akhirnya mau memeluk Dae Shik dan Dae Shik menggendongnya keluar. Sebelum keluar, dengan mata penuh amarah, Dae Shik meminta Jin Hyuk untuk menangkap semua bajingan tersebut.



Setelah mereka keluar, Jin Hyuk mulai memegang dan melihat isi lemari. Dia mendorong lemari ke samping dan terlihat ada sebuah pintu di belakangnya. Jin Hyuk masuk kedalam pintu tersebut dan ada sebuah ruangan kecil. Ada sebuah tirai, dan Jin Hyuk membukanya. Sang An sudah menunggu dan begitu tirai di sibak, dia segera melayangkan pisau di tangannya pada Jin Hyuk.


Jin Hyuk berhasil menahan tangan Sang An yang memegang pisau. Dengan sengaja, Jin Hyuk menorehkan pisau ke tangannya hingga berdarah. Setelah itu, dia memarahi Sang An yang berani menusuk seorang polisi.

“Semua yang kulakukan mulai sekarang akan di anggap sebagai pembelaan diri,” ujar Jin Hyuk. Dia sengaja membuat tangannya luka sebagai bukti kalau dia di serang dan bisa menyerang balik tersangka sebagai pembelaan diri.

Jin Hyuk mulai memelintir tangan San An dan mematahkannya. Dia kemudian mendorong tubuh Sang An. Sang An berteriak kesakitan dan terjatuh terduduk. 


Dia bertanya sejak kapan mereka peduli dengan orang tunawisma? Mereka juga akan mati di jalanan. Dan entah mereka mati atau tidak, semua orang yang mengenal mereka telag menelantarkan mereka. Sang An membela dirinya dengan berkata kalau yang dia lakukan hanyalah membuat tubuh para tunawisma itu berguna.

Jin Hyuk kesal mendengarnya dan mulai mengarahkan pistol ke arah Sang An. Sang An ketakutan. Tetapi, Jin Hyuk ternyata hanya menembak ke arah lain. Selesai melepas dua tembakaan. Dia mendekat ke arah Sang An.


“Semua orang yang kau manfaatkan sebagai kelinci percobaan, mulai dari Baek Jin Goo sampai yang ada di lemari es, mereka dulu hidup sebagai sepasang kekasih, seorang anak, dan orang tua. Tapi kau sudah menghancurkan hidup mereka semua, dasar sampah. Kamu mengambil anak kecil yang tak punya tempat tujuan, berpura-pura menjadi keluarga mereka. Kau memperlakukan nyawa orang seperti kotoran dan menghancurkan perasaan mereka. Serahkanlah dirimu yang hina ini untuk menebus perbuatanmu, paham?” ujar Jin Hyuk dan mengarahkan pistol ke kepala Sang An.



Sang An menangis histeris dan Jin Hyuk menembakan pistolnya. Pistol di tembakkan ke arah atas. Sang An lega karena masih hidup. Jin Hyuk memberitahu kalau dia adalah polisi dan karena itu, dia hanya akan membawa Sang An hidup-hidup dan membuatnya terkurung dalam penjara agar dia dapat menghabiskan sisa hidupnya kesakitan dan sengsara selamanya.

Jin Hyuk melapor ke markas 112 bahwa pelaku Kang Hyun bal (Sang An) dari Pusat Kesejahteraan Sosial Nakwon telah tertangkap. Kasus selesai. Semua merasa lega. Kwon Joo mengucapkan terimakasih kepada semuanya untuk kerja kerasnya.Kwon Joo meraih berkas data pembunuhan Eunhyung-dong yang sebelumnya dia lihat. Kwon Joo berjalan keluar dari markas.


Berita mengenai kasus pusat kesejahteraan telah di beritakan oleh media dan merupakan salah satu keberhasilan dari Team Golden Time. Sementara, di TKP semua polisi sibuk menggiring para tersangka dan petugas ke dalam mobil tahanan. Sebuah taksi tiba, dan seorang wanita keluar sambil menangis. Dia mendekati Jin Goo yang hendak di bawa ke rumah sakit dan memanggilnya ‘yeobo’. Istri Jin Goo menangis melihat kondisi suamninya dan berkata kenapa suaminya sampai berbuat sejauh ini, hal ini tidak akan membuat Song Yo (anak mereka) dan dirinya bahagia. Jin Goo tidak bisa menjawab karena menahan sakit.

Jin Hyuk dan Dae Shik dan para polisi sedang mengumpulkan berkas-berkas yang ada di kantor Sang An untuk di jadikan bukti. Dae Shik berdiri di dekat jendela dan menatap prihatin pada Jin Goo dan istrinya. Jin Hyuk mendekat dan berdiri di samping Dae Shik.

“Aku baru dengar, Baek Jin Goo, dulu pernah punya pabrik pakaian yang besar. Tapi karena resesi ekonomi, perusahaannya bangkrut dan dia terkena utang piutang. Dia tidak ingin membebani istri dan putrinya. Karena itulah selama ini dia hidup di jalanan,” jelas Dae Shik.

“Dunia ini memang banyak orang brengsek. Aku juga salah satunya,” balas Jin Hyuk dan beranjak keluar.

Ponsel Dae Shik berbunyi. Telepon dari Kwon Joo. Kwon Joo menelpon dari ruangan tertutup yang ada di kantor. Dia bertanya kepada Dae Shik apakah di antara para
tunawisma yang ada di sana ada yang bernama Gong Cheol Han? Dae Shik data penghuni yang ada di Pusat Kesejahteraan Nakwon yang terletak di meja kerja Sang An. Namun, tidak ada. Dae Shik kemudian berlari keluar dan berdiri di tengah kesibukan para polisi yang sedang membombong para tunawisma dan meminta mereka menunggu sebentar. melihat


Dae Shik bertanya kepada para tunawisma apakah ada yang mengenal Gong Cheol Han? Para tunawisma menggeleng. Mereka tidak mengenal nama tersebut. Sementara, di ambulans, Jin Goo mendengar pertanyaan Dae Shik dan hendak menjawab namun tidak bisa karena masih sakit.

Dae Shik memberitahu Kwon Joo kalau tidak ada nama Gong Cheol Han disini. Kwon Joo bertanya kalau begitu di daftar orang meninggal? Dae Shik menjelaskan kalau data yang dilihatnya sudah termasuk nama orang meninggal. Kwon Joo mengerti dan mengucapkan terimakasih.

Jin Hyuk menghampiri Dae Shik dan bertanya kenapa Dae Shik mencari Gong Cheol Hal. Dae Shik menjawab kalau dia juga tidak tahu karena Kwon Joo yang menyuruhnya untuk mencari seseorang disini yang punya nama tersebut. Jin Hyuk mengulang nama Gong Cheol Han sampai 2kali, sepertinya dia mengenal nama tersebut.


Kwon Joo melihat berkas kasus Eunhyung-dong dimana korbannya adalah Ji Hye. Anehnya, di balik berkas Ji Hyue adalah informasi mengenai data pribadi Gong Cheol Han. Pada bagian bawah tertulis kalau pendaftaran penduduk dibatalkan karena tempat tinggal yang tidak jelas.


Eun Soo dan Hyun Ho sedang berbincang mengenai perbuatan mengerikan yang di lakukan Sang An dan orang-orangnya. Hyun Ho kemudian mengubah suasana dengan mengajak Eun Soo makan dengan menggunakan singkatan ONPS . (O-neul - hari ini ; Nan - aku ; P - bersama dengan Park Eun Soo - S - ingin makan Sandwich). Eun Soo tertawa karena singkatan memalukan yang di buat Hyun Ho. Tapi, akhirnya setuju untuk makan sandwich bersama.

Mereka asedang makan di toko sandwich baru dan Eun Soo menyarankan agar memesan juga untuk Kwon Joo. Hyun Ho dengan pede menjawaba kalau dia sudah memesannya tadi. Eun Soo jadi terkesan. Mereka bercanda dengan gembira.


Tae Gu berada di sebuah restoran mewah dan duduk di meja privat. Pelayan menghidangkan makanannya. Tae Gu menyuruh pelayan pergi karena tamunya akan segera tiba. Setelah kepergian pelayan. Sang Tae masuk dan duduk di depan Sang Tae.

Tae Gu menyuruh Sang Tae untuk makan dulu dan Sang Tae mengucapkan terimakasih karena Tae Gu mau menemuinya. Kemudian, kita mendengar suara kertakan rahang dari Sang Tae. Tae Gu juga mendengarnya dan berkata kalau suaranya lebih besar dariapada biasanya, apakah Sang Tae merasa gugup? Khawatir kalau dia sudah menelepon polisi? Sang Tae dengan tenang menjawab kalau dia tahu Tae Gu tidak akan melakukan hal tersebut.


Tae Gu mulai makan. Dia memotong daging steak-nya. Sang Tae segera memohon bantuan Tae Gu karena dia tidak ingin masuk penjara. Dia minta di berangkarkan ke tempat yang jauh. Tae Gu terua memotong daging steaknya dan bertanya apa Sang Tae yakin tidak ada barangnya di tas yang di ambil polisi? Apa Sang Tae ingin dia membunuh orang itu?

Sang Tae tetap memohon pertolongan Tae Gu tetapi Tae Gu mengabaikannya dan malah membahas daging steak yang enak. Tae Gu bahkan menawarkan untuk memotong daging Sang Tae karena dia tahu rahang dan tangan Sang Tae sedang terluka. Dia mendorong piringnya dan menyuruh Sang Tae makan agar tetap hidup.


Sang Tae meraih garpunya dan bersiap mengambil daging yang disodorkan Tae Gu tetapi Tae Gu segera meraih tangan Sang Tae yang berbalut perban dan menusuk lukanya dengan pisau. Dia menyeringai dan berkata Sang Tae pasti memang ingin hidup. Dia menusuk semaik kuat dan Sang Tae menahan sakitnya. Tae Gu menghina Sang Tae karena takut kepada detektif Moo. Dia bahkan memberitahu kalau Sang Tae bisa melepaskan perasaan ingin di kasihani seperti tadi dia bisa menjadi lebih kuat. Puas menusuk tangan Sang Tae, dia segera melepasnya.

“Sekarang dengar baik-baik. Kau punya dua pilihan. Tergantung pada keputusan yang kau lihat hidupmu akan berubah,” tawar Tae Gu. Sang Tae menahan amarahnya.



Choon Bae sedang di interogasi oleh Choong Ki mengenai keberadaan Sang Tae tetapi dia menutup mulutnya rapat. Gyung Hak dan team memperhatikan dari ruang sebelah.  Jin Hyuk masuk dan mulai menginterogasi Choon Bae. Sementara, Dae Shik masuk ke ruangan sebelah untuk ikut melihat proses berjalannya interogasi.

“Dengarkan baik-baik. Aku tahu bukan Nam Sang Tae yang membunuh istriku,” ujar Jin Hyuk. Choon Bae melihat ke arahnya. “Hei/ sekarang kau tertarik dengan ucapanku, kan? Siapa? Siapa orang yang menjebak Nam Sang Tae? Aku tahu kalau kau itu tahu. Apa kau sungguh ingin menghancurkan hidupmu membusuk di penjara karena perbuatan yang tidak kau lakukan? Cepat beritahu aku.”

“Aku sudah bilang aku tidak tahu,” jawab Choon Bae.


Jin Hyuk terus memaksa Choon Bae untuk mengaku, lagipula Sang Tae sudah membuangnya. Choon Bae dengan tersenyum menjawab kalau Sang Tae punya banyak koneksi di gedung ini yang akan membantunya. Gyung Hak memperhatikan dengan serius plus cemas. Para pengamat dari ruang sebelah bertanya apa benar Sang Tae punya banyak koneksi disini? Dae Shik melirik ke Gyung Hak. Gyung Hak menyuruh mereka untuk fokus dan jangan bicara. Dia kemudian beranjak keluar. Kwang Soo merasa kalau Gyung Hak sangat tegang saat ini.


Gyung Hak di depan kantor polisi. Dia menghubungi anaknya yang berada di luar negeri. Yeo Wool. Gyung Hak terlihat frustasi. Dia bertanya pada anaknya apa dia sebaiknya tinggal di sana saja? Dia seperti hendak menangis. Jin Hyuk keluar dan memperhatikan Gyung Hak dengan tatapan sendu.

Gyung Hak hendak masuk kembali dan menyadari kehadiran Jin Hyuk. Gyung Hak bertanya sejak kapan Jin Hyuk di sana? Dia mengalihkan dengan bercerita mengenai putrinya. Jin Hyuk bertanya kepada Gyung Hak apakah tidak ada yang ingin di katakannya? Jin Hyuk meminta Gyung Hak mengikutinya.



Sang Tae berjalan di pinggir jalan. Dia teringat dengan perkataan Tae Gu.
“Hyung, kau punya dua pilihan. Tergantung pada keputusan yang kau pilih, hidupmu akan berubah. Bunuhlah Moo Jin Hyuk. Maka aku akan melakukan apapun untukmu. Lagipula, bukannya kau dari awal sudah berencana buat membunuhnya?”

“Brengsek. Aku tahu kau berniat ingin menghancurkanku. Apa kau sungguh berpikir aku bisa membunuh bukan seorang polisi biasa tapi polisi Korea terkenal dalam keadaanku yang seperti ini?”
“Karena itulah, aku akan memberitahumu caranya untuk membunuhnya. Pakailah namaku sebagai umpan dan pancing Detektif Moo. Dia pasti akan langsung muncul. Sisanya, terserah apa rencanamu selanjutnya? Jika kau berhasil, kau bisa hidup di manapun dan bukan sebagai buronan. Kau akhirnya akan bebas dari kendali keluarga Oh itu.”

“Lalu apa pilihanku yang lain?”
“Mati seperti ayahmu,” ujar Tae Gu dengan mata pembunuh.

Jin Hyuk mengajak Gyun Hak berbicara di mobilnya, di suatu tempat. Jin Hyuk mulai meminta Gyun Hak untuk berbicara. Dia berkata apa posisi kepala telah membuat mereka buta? Seperti Kepala Yook dan Kepala Yang dan sekarang Kepala Jang. Padahal mereka semua dulunya hebat. Gyung Hak pura-pura tidak mengerti.

“Siapa itu? Aku yakin kau itu tahu. Kau hanya pura-pura tidak tahu saja. Siapa? Siapa orang yang mengancammu? Siapa? Gyung Hak hyung, kau harusnya malu di depanku,” ujar Jin Hyuk dan memberikan sebuah amplop cokelat. Gyung Hak melihat isi amplop tersebut dan ternyata adalah fotonya bersama Soo Ji.

“Jangan ikut campur. Aku juga tidak suka begini. Aku… sudahlah aku minta maaf. Aku tahu maaf saja tidak cukup, tapi aku sunguh minta maaf,” aku Gyung Hak.


Di rumah sakit, Jin Goo sudah di rawat. Istrinya menghampiri dan bertanya keadaan Jin Goo. Jin Goo membertitahu kalau detektif tadi bertanya mengenai orang bernama Gong Cheol Han dan dia mengenalnya. Hanya dia yang tahu nama orang itu dan ingin memberitahunya pada mereka walaupun dia juga tidak tahu banyak. Istrinya tersenyum dan berkata karena itulah tadi Jin Goo bertanya mengenai nama polisi itu. Istrinya berkata tidak apa-apa walaupun Jin Goo tidak tahu banyak, setidaknya kau tahu. Jin Goo setuju.


Kwon Joo sedang bekerja dan seorang petugas 112 melaporkan kalau ada seorang pria menelpon bernama Baek Jin Goo yang ingin bicara dengan Kwon Joo. Kwon Joo menyuruh untuk menyambungkan telepon. Jin Goo mengucapkan terimakasih karena telah di selamatkan. Dia kemudian memberitahu kalau dia mengenal Gong Cheol Han.

“Aku dulu tinggal di Penampungan Sunshine dengan dia. Aku tidak dekat dengannya tapi aku tahu orang yang tahu Gong Cheol Han.”

“Apa kau tahu nama atau informasi kontak dari orang itu?”

“Tidak. Aku tidak tahu namanya. Aku hanya memanggilnya Park-ssi. Ah… dia sekarang menjadi sopir bus di Sungwun Express.”

Kwon Joo kaget mendengar nama Sungwun Express dan mengucapakan terimakasih atas informasi yang diberikan Jin Goo.

“Aku terus mendengar nama, ‘Sungwun Express’. Pasti ada sesuatu. Ini juga terkait dengan insiden Fantasia,” pikir Kwon Joo. Dari arah belakang datang Hyun Ho yang memanggilnya dan membuat Kwon Joo tersentak kaget. Eun Soo memberikan makanan yang mereka beli dan menyuruh Kwon Joo untuk makan terlebih dahulu.

Ponsel Kwon Joo berbunyi. Jin Hyuk menelponnya dan meminta Kwon Joo untuk ke rumah makan nenek Byul dan dia akan menemuinya di sana. Kwon Joo sedikit bingung dengan nada suara Jin Hyuk.




Jin Hyuk sudah di kedai Byul dan minum sendiri. Dia ingat pembicaraannya dengan Gyung Hak kalau dia tidak ada kaitannya dengan kasus istrinya dan di peras baru-baru ini. Gyung Hak juga memberikan sebuah USB dan memberitahu kalau firasatnya mengatakan ada orang dalam di kantor mereka yang berhubungan dengan kasus istri Jin Hyuk. Hal ini karena ada yang menelponnya dengan suara samaran dan tahu kegiatannya setiap hari bahkan kasus yang di tanganinya. Gyung Hak juga mengatakan kalau sebenarnya dia sedang mempertimbangkan untuk mengundurkan diri karena dia tidak bisa hidup seperti ini. Dia meminta maaf. Jin Hyuk tidak mengijinkan Gyung Hak untuk mengudurkan diri dan sebaliknya tebus kesalahannya dengan menangkap orang tersebut. Dan dia akan menyaksikan Gyung Hak dihukum atas nama hukum. Gyung Hak memberitahu Jin Hyuk informasi penting yaitu ketika Kwon Joo datang ke kantor mereka dan saat itu Komisaris Bae menyuruhnya untuk mengorek informasi pribadi Kwon Joo. Dan Gyung Hak mendapatkan kalau Kwon Joo mengorek kehidupan pribadi istri Jin Hyuk. Dia memberitahu kalau sepertinya Kwon Joo mencurigai insiden tersebut ada hubungannya dengan masalah pria.




Kwon Joo tiba di kedai Byul dan menghampiri meja Jin Hyuk. Jin Hyuk mengajak Kwon Joo untuk minum bersama.

“Aku ingin bertanya. Kenapa kau mencari tahu latar belakang istriku?”

”Sebenarnya, ada hal yang ingin kuberitahu juga padamu. Penting sekali. Ini ada kaitannya dengan alasan sesungguhnya kenapa istrimu di bunuh. Detektif Moo, apa kau sudah tahu? Sebelum istrimu meninggal, dia mencari seorang pria tunawisma.”


Jin Hyuk ingat Ji Hye yang membangunkannya dulu dan memintanya untuk mencari orang bernama Gong Cheol Han, lagi. Tetapi, Jin Hyuk menolak karena dia sangat lelah menyelesaikan berbagai kasus. Ji Hye memaksanya tetapi Jin Hyuk tidak bergeming.



Kwon Joo mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto Gong Cheol Han pada Jin Hyuk. “Kata orang fasilitas perawatan itu, menurutnya aneh melihat Jin Hye begitu terosebsi dengan hilangnya Gong Cheol Han padahal dia seorang pekerja sosial berpengalaman.”

Jin Hyuk tertawa tidak percaya, “Jadi apa maksudmu? Setelah Ji Hye meninggal, aku menemui semua orang di fasilitas perawatan. Dia memang orang yang seperti itu. Dia selalu ingin membantu orang yang membutuhkan.”

“Tapi menurutku, ada sesuatu tentang Gong Cheol Han.”

“Jadi maksudmu, karena dia terus mencari Gong Cheol Han yang hilang, si pelaku Eunhyung-dong itu memutuskan untuk membunuhnya? Bilang saja. Ceritakan semua yang belum kau ceritakan. Katakan apa yang kau rahasiakan dariku. Hei, Kepala Center Kang. Bilang saja!!!”

“Beberapa hari sebelum Ji Hye meninggal, Gong Cheol Han meninggalkan memo dan pergi dari fasilitas perawatan. Setelah membaca memo itu, Ji Hye putus asa mencari dia selama beberapa hari.”

Kwon Joo menunjukkan catatan pencariannya. Dari pencarian Ji Hye terhadap Cheol Han yang berlangsung seminggu hingga waktu kematian Ji Hye.

“Apa maksudmu mereka berdua punya hubungan spesial atau semacamnya?”

Kwon Joo kemudian menunjukkan sebuah pesan yang di dapatnya semalam. Pesan itu tertulis : [Apa kau tahu cerita serigala berbulu domba? Heo Ji Hye orang yang seperti itu. Heo Ji Hye diam-diam ternyata broker bagi pembangunan GP.]

Kwon Joo juga memberitahu kalau pesan tersebut tidak bisa di lacak karena menggunkan ponsel model lama. Jin Hyuk tertawa tidak percaya dan kemudian pamit ke kamar kecil.



Jin Hyuk keluar dari kedai Byul dan menyalakan rokoknya. Ponselnya berbunyi dan Jin Hyuk mengangkatnya. Telepon dari Sang Tae yang ingin memberikan informasi untuk Jin Hyuk dan menyuruh Jin Hyuk untuk tidak melacak nomor telepon tersebut.

“Singkat kata, aku ingin buat kesepakatan,” tawar Sang Tae. Jin Hyuk tidak peduli dan mengancam balik Sang Tae.



“Aku akan membantumu menangkap pelaku sebenarnya insiden Eunhyung-dong. Juga, aku akan memberikan bukti soal pembunuh itu dan perbuatan ilegal yang pernah dilakukannya. Sebagai imbalannya, kau harus membebaskanku.”

“Kalau aku menolak?”
“Maka kau harus menjalani sisa hidupmu bertanya-tanya kenapa istrimu dibunuh.”

“Kenapa aku harus percaya padamu?”

“Apa kau ingat Solhyang Resort? Aku yakin kau ingat karena ada kenangan dengan istrimu di tempat itu. Kita bertemu disana saja. Bagaimana? Kau percaya aku sekarang?”


Jin Hyuk kaget karena Sang Tae bisa mengetahui hal tersebut. Kwon Joo juga menerima sebuah pesan yang berbunyi : [Halo, ini CEO Mo dari Sungwun Express. Inspektur Kang Kwon , bisa kita bertemu? ] Mata Kwon Joo membesar membaca pesan tersebut.

Di rumahnya, Tae Gu sedang berendam di bathub dan menggerakkan jarinya mengikuti alunan musik. Dan dari jauh, kita bisa melihat bathub berisi air berwarna merah.


Kwon Joo berdiri kaget dan melihat ke arah pintu keluar. Jin Hyuk mematikan telponnya dan melihat ke arah pintu masuk. Mereka saling bertatapan. Nafas Kwon Joo memburu. Tae Gu berendam dengan santai.

2 Comments

  1. agak kurang gereget ya episode ini dibanding episode sebelumnya hehehe
    author klo bisa jangan lama" updatenya ya heheh fighthing :-D:-D

    ReplyDelete
  2. Wahhh daebak.makin kesini makin seru dan jalan ceritanya beneran gk ketebak. Gamawo min.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post