Sinopsis Drama Korea : TUNNEL Episode 14 - 2

Images by : OCN

Kwang Ho dan Sun Jae tidak mendengarkan Jae Yi dan tetap memutuskan untuk segera menangkap dr. Mok. Kwang Ho takut jika dr. Mok akan melakukan pembunuhan lagi, jadi lebih baik bagi mereka untuk menangkapnya dulu. Sun Jae memberitahu kalau mereka tidak mempunyai bukti untuk menangkap dr. Mok. Kwang Ho menjelaskan kalau mereka bisa menahan dr. Mok untuk di interogasi dan bersikap seolah - olah pena-nya yang hilang ada padanya dan buat dia mengaku. Sun Jae menyetujui rencana Kwang Ho.

Mereka berangkat ke tempat kerja dr. Mok dan menangkapnya. Saat itu, dr. Mok sedang berkumpul bersama para karyawannya dan tentu saja mereka terkejut melihat Kwang Ho dan Sun Jae yang hendak menangkap dr. Mok. Dr. Mok sendiri juga heran melihat Kwang Ho yang kembali lagi. Kwang Ho hanya berujar kalau permainan baru saja di mulai dan menyeret dr. Mok pergi. Sun Jae memborgol tangan dr. Mok dan memberitahu kalau Mok Jin Woo ditangkap atas pembunuhan Yoon Da Young dan Nam Ju Hee. Dr. Mok hanya tertawa.

Dr. Mok dengan tangan terbogol sudah berada di dalam ruang interogasi. Dia terlihat sangat tenang. Ketua, Jae Yi, Kwang Ho dan Sun Jae melihatnya dari ruang sebelah. Ketua bahkan berkomentar kalau dia tidak menyangka kalau pelakunya bersembunyi dengan wajah polos di antara orang-orang. Kwang Ho menimpali kalau mereka harus menjatuhkan mental dr. Mok agar dia mengaku.

Sun Jae hendak masuk ke dalam ruang interogasi untuk memulai proses penginterogasian. Kwang Ho menghentikannya tetapi Sun Jae menyakinkan kalau dia baik-baik  saja dan ingin mendengar pengakuan dr. Mok langsung.
Ruang Interogasi,
Mereka menyodorkan daftar riwayat hidup dr. Mok dimana pada tahun 1987, dia diterima di Dept. Farmasi Univ. Sunhwa. Kwang Ho menyindir dr. Mok yang seperti tikus pengerat dan pandai bersembunyi di sekitar mereka.


Sun Jae menyodorkan profil korban Yoon Da Young dan Nam Ju Hee. Tapi, dr. Mok tetap tenang dan menolak mengakui kalau dia adalah pelakunya. Kwang Ho kemudian mulai memberitahu kalau nama baptis dr. Mok adalah Noel dan itu tertulis di pena miliknya. Dia mulai berbicara dan seperti mengisyaratkan kalau pena dr. Mok itu ada padanya. Tetapi, dr. Mok tetap tenang dan tidak terpancing selama proses interogasi dan hanya menjawab kalau dia bukan pelakunya dan tidak mengerti apapun yang mereka bicarakan. Kwang Ho akhirnya mengeluarkan ancaman terakhir yaitu akan menganalisis DNA yang terdapat pada pena dr. Mok tetapi dr. Mok tidak takut dan menyuruh Kwang Ho melakukan apapun yang dia inginkan.

Jae Yi dari ruangan sebelah menghela nafas melihat proses interogasi tersebut.

Jae Yi mengeluarkan analisisnya kalau dr. Mok sedang melakukan percobaan untuk mengetahui apakah kita memiliki pena tersebut atau tidak. Sun Jae memberitahu kalau mereka hanya bisa menahan dr. Mok selama 48jam dan mereka harus memiliki bukti sebelum itu. Kwang Ho menghela nafas kesal karena kehilangan pena itu dan akhirnya memutuskan untuk menggeledah rumah dr. Mok. Ketua melarangnya karena untuk melakukan hal itu mereka harus memiliki surat perintah penggeledahan. Kwang Ho tidak peduli dan mengajak Sun Jae untuk pergi.
Jae Yi juga ingin ikut tetapi Kwang Ho melarangnya dan menyuruh Jae Yi untuk pulang saja. Dia menyuruh Sung Shik untuk mengantar Jae Yi pulang. Jae Yi tidak menyerah dan menyarankan hal lain yaitu dia akan menganalisis modus operandi dr. Mok. Kwang Ho mengeluh kalau Jae Yi sangat keras kepala karena tidak mendengarkannya dan mengeluh mengenai Jae Yi yang entah meniru sikap siapa. Ketua menggerutu kesal kalau sudah dibilang Jae Yi meniru sikap Kwang Ho. Kwang Ho tersenyum senang dan membenarkan tetapi dia tetap menasehati Jae Yi untuk mengunci semua pintu begitu sampai di rumah.

Kwang Ho dengan Sun Jae sudah pergi ke rumah dr. Mok. Mereka mulai menggeledah isi rumah tersebut hingga ke setiap sudut. Hingga akhirnya mereka menemukan sebuah ruangan di lantai 2 dan isi dalam ruangan itu adalah beberapa foto orang tua. Ada Kim Pil Soo dan Kim Bok Soon. Kwang Ho terkejut karena foto tersebut seperti foto pemakaman. Sun Jae juga terkejut mendengarnya dan membenarkan kalau semua foto itu adalah foto pemakaman, itu adalah foto para korban yang sudah dibunuh oleh dr. Mok. Itu berarti dr. Mok tidak pernah berhenti membunuh.

Dirumahnya, Jae Yi membaca mengenai profil pribadi dr. Mok. Dia melihat kalau ibu Mok Jin Woo meninggal pada tahun 1985 dan neneknya meninggal pada tahun 1987. Dan dr. Mok sendiri tidak pernah menikah. Jae Yi bertanya-tanya alasan dr. Mok mulai membunuh dan dia yakin itu ada hubungannya dengan masa lalunya.
Jae Yi yang melihat jam yang sudah semakin malam, memutuskan untuk menelpon Kwang Ho dan tentu saja tidak masuk. Jae Yi menggerutu kalau dia baru ingat Kwang Ho sudah tidak punya ponsel.
Sementara di sel-nya, dr. Mok menunggu dengan tenang. Sepertinya dia yakin kalau Kwang Ho tidak memiliki pena-nya.

Pagi Hari,
Tae Hee dan Min Ha yang baru saja tiba di kantor polisi di bawa ke dalam ruangan sebelah ruang interogasi. Tae Hee dan Min Ha menggerutu tidak percaya kalau dr. Mok adalah pelakunya dalam semalam dan Kwang Ho yang tiba-tiba kembali. Ketua yang sudah bingung cara menjelaskannya, akhirnya menyarankan pada Kwang Ho agar mereka memberitahu yang sebenarnya saja pada mereka. Ketua memanggil Kwang Ho dengan sebutan sunbae-nim. Tae Hee dan Min Ha kaget dan heran karena Ketua memanggil Kwang Ho seperti itu.

Mereka semua sudah berada di dalam ruang rapat. Kwang Ho dan Ketua sudah menjelaskan semuanya mengenai Kwang Ho yang berasal dari masa lalu. Dan Tae Hee dan Min Ha tentu saja tidak percaya dan menyindir Ketua yang sedang menulis novel.
Ketua akhirnya mengeluarkan bukti foto saat dia baru pertama kali bekerja di kantor polisi Hwayang. Tae Hee dan Min Ha sampai melotot kaget karena melihat wajah Kwang Ho di foto tua tersbut. Tetapi, mereka tetap berusaha menyangkal hal itu.
Sun Jae akhirnya bersuara dan membenarkan kalau Kwang Ho berasal dari masa lalu. Dia memberitahu kalau Kwang Ho adalah detektif yang bertanggung jawab pada kasus ibunya. Tae Hee dan Min Ha terkejut karena Sun Jae juga sudah tahu mengenai hal itu dan percaya.
Tae Hee dan Min Ha sampai kaget dan bingung harus memanggil Kwang Ho dengan sebutan apa karena Kwang Ho berarti lebih tua dari mereka. Ketua juga memberitahu kalau Jae Yi adalah putri dari Kwang Ho. Tae Hee dan Min Ha langsung tertawa tidak percaya.
Tiba-tiba, Jae Yi tiba membawa sandwich dan kopi untuk mereka semua. Dan dia juga bahkan bersikap ramah pada Kwang Ho. Tae Hee dan Min Ha mau tidak mau jadi percaya. Ketua senang akhirnya mereka mau percaya juga.

Tetapi, Tae Hee mengajukan pertanyaan terakhir. Jadi kemana Park Kwang Ho yang seharusnya di mutasi bekerja di kantor mereka? Kwang Ho memberitahu kalau Kwang Ho 88 itu sudah di bunuh oleh dr. Mok tetapi dia juga bertanya-tanya darimana Kwang Ho 88 tau mengenai kasus 30tahun yang lalu?
Ketua angkat bicara kalau dr. Mok bukanlah lawan yang mudah di atasi. Sun Jae menyarankan agar mereka menginterogasi kembali dr. Mok.
Di ruang interogasi,
Sun Jae dan Kwang Ho kembali menginterogasi dr. Mok mengenai alasan dia membunuh. Tetapi, dr. Mok tetap tenang dan tidak mengaku. Dia malah balik bertanya mengenai hasil tes DNA dari penanya apa sudah keluar? Kwang Ho menjawab kalau hasilnya sebentar lagi keluar. Dr. Mok tetap tenang.

Dr. Mok balas menggertak bertanya mengenai identitas sebenarnya Park Kwang Ho. Dia mengingatkan Sun Jae kalau Sun Jae pernah berjanji akan memberitahunya mengenai identitas sebenarnya Park Kwang Ho yang ada di sini dan siapa Park Kwang Ho yang dia autopsi mayatnya. Dia tersenyum senang karena berhasil menyudutkan mereka.
Ketua, Tae Hee dan Min Ha melihat dari ruang sebelah dan merasa takjub mengenai sikap dr. Mok yang tidak seperti manusia. Ketua memberitahu kalau dr. Mok adalah monster.

Jae Yi pergi ke suatu tempat. Dia menemui tetangga Mok Jin Woo dan mewawancarainya. Dia juga merekam wawancara tersebut. Tetangga memberitahu kalau Jin Woo dibesarkan oleh neneknya seorang diri saat Jin Woo masih berusia sekitar 11 atau 12tahun. Hal itu karena ibu Jin Woo harus bekerja untuk mencari uang. Setiap kali ibunya pulang, dia selalu membawa banyak oleh - oleh. Dan terkadang ibunya Jin Woo juga memberikannya hadiah stocking. Dia memberitahu kalau ibu Jin Woo bekerja di tempat dengan nama ‘Town’ gitu. Dan neneknya juga memberitahunya kalau putrinya bekerja untuk lingkup prostitusi. Tetapi, tidak ada seorang pun yang percaya akan ceritanya. Tetapi, dia percaya karena setiap kali ibu Jin Woo berkunjung ke rumahnya, dia bica mencium aroma parfum yang kuat. Dan jika ibu Jin Woo berani membentak Jin Woo, neneknya akan marah besar. Untungnya, Jin Woo tumbuh menjadi pria baik dan juga selalu peringkat atas. Dia terakhir kali melihat Jin woo adalah saat pemakaman neneknya. Ibu Jin Woo sendiri sudah meninggal karena overdosis alkohol. Neneknya sendiri sering bercerita kalau putrinya selalu meminum sendiri alkohol yang harus dijualnya.
Jae Yi mendengarkan dan berpikir apa mungkin kematian ibunya lah yang menjadi pemicu dr. Mok membunuh?
Kantor Polisi Hwayang,
Ketua dan team duduk bersama. Min Ha dengan suara berbisik bertanya kepada Ketua bagaimana jika dr. Mok mengungkap identitas Kwang Ho? Tae Hee menyarankan kalau hal itu terjadi mereka bisa pura-pura tidak tahu. Sekarang mereka butuh bukti untuk menahan dr. Mok dan menyarankan agar membuat laporan DNA palsu.


Tepat saat itu, petinggi kepolisian datang dan memarahi mereka karena menuduh dr. Mok yang seorang dokter forensik sebagai pelakunya. Dia sangat marah dan memerintahkan mereka untuk segera membebaskan dr. Mok. Sun Jae menolak dengan alasan 48jam. Petinggi tidak peduli dan berkata dia sendirilah yang akan membebaskan dr. Mok. Lagipula, mereka semua tidak memiliki bukti. Ketua, Sun Jae, Kwang Ho dan yang lain merasa kesal.

Petinggi sudah mengeluarkan dr. Mok dari dalam sel dan mengantarnya keluar. Dia meminta maaf karena anggotanya sudah bertindak ceroboh dengan menahan dr. Mok. Dr.Mok hanya tersenyum menanggapi dan mulai membahas masalah lain mengenai Park Kwang Ho.
 Tepat saat itu, Ketua dan team-nya melihat dari jauh pembicaraan mereka. Mereka menunggu cemas mengenai apa yang akan dikatakan oleh dr. Mok. Setelah dr. Mok pergi, Ketua segera menghadap petinggi dan bertanya apa yang dikatakan oleh Mok Jin Woo? Petinggi memberitahu kalau dr. Mok hanya berkata kalau Kwang Ho terlalu gegabah dalam menyelesaikan kasus tetapi meminta petinggi agar memaafkannya.
Dr. Mok berjalan pergi dengan langkah ringan. Dia tidak tahu bagaimana cara Kwang Ho bisa kembali tetapi dia yakin mereka tidak memiliki bukti itu (pena).
Sun Jae dan yang lain keluar dan menatap punggung dr. Mok yang menjauh. Dia bertanya pada Ketua apa yang dikatakan dr. Mok tadi pada petinggi? Ketua menjawab kalau dia hanya memintq agar petinggi tidak mempersalahkan masalah ini. Ketua menghela nafas kesal. Dia mulai memberi perintah agar Kwang Ho dan Sun Jae pulang untuk beristirahat sementara Tae Hee dan Min Ha lakukan pengintaian pada dr. Mo. Dan dia yang akan melakukan shift malam.

Tae Hee dan Min Ha menurut dan langsung pergi. Sementara, Kwang Ho dan Sun Jae harus didorong oleh Ketua agar segera pulang. Sun Jae menawarkan tumpangan pulang pada Kwang Ho dan tentu saja Kwang Ho curiga. Dia menegaskan pada Sun Jae kalau dia tidak akan pernah merestui Sun Jae. Tetapi, Sun Jae memaksanya.
Di Mobil,
Kwang Ho memeriksa ponsel Sun Jae yang tergeletak. Dia melihat panggilan keluar ponsel Sun Jae yang penuh dengan nama Jae Yi. Dia mendesah kesal dan menghapus nomor Jae Yi dari ponsel Sun Jae. Sun Jae tentu saja menegurnya, tetapi Kwang Ho hanya berujar kalau dia akan melindungi Yeon Ho-nya.

Sun Jae sudah mengantar Kwang Ho hingga ke depan rumah dan ingin ikut masuk. Kwang Ho melarangnya. Dan saat itu, Jae Yi baru saja tiba juga di rumah dengan mobilnya. Kwang Ho segera menyuruh Jae Yi masuk kembali ke dalam mobil karena mereka harus pergi ke suatu tempat. Sun Jae hendak ikut masuk tetapi Kwang Ho sudah menutup pintunya
Tae Hee dan Min Ha sendiri melakukan proses pengintaian.
Kwang Ho membawa Jae Yi ke Forbidden City. Dia memberitahu kalau tempat duduk Jae Yi sekarang adalah tempat dimana Yeon Sook duduk 30tahun yang lalu. Jae Yi tersenyum senang mendengarnya dan juga memberitahu kalau dia juga sering ke sana dengan ibunya, Yeon Sook.
Kwang Ho senang mendengarnya dan bertanya apa Jae Yi pernah ke kapal pesiar dulu juga? Jae Yi tersenyum dan membenarkan. Ibunya membawanya ke kapal pesiar dan memesan tiga tiket. Yeon Ho kecil heran dan Yeon Sook menjelaskan kalau satu tiketnya lagi untuk appa.

Jae Yi mulai bertanya orang seperti apa ibunya? Kwang Ho menjelaskan kalau Yeon Sook adalah wanita tercantik dan paling baik di dunia ini. Dan dia yakin kalau ibunya pasti sangat menyanyangi Jae Yi. Jae Yi tersenyum mendengarnya. Dia memberitahu kalau dia memang tidak begitu ingat sosok ibunya tetapi saat melihat foto ibu yang terbakar, dia bisa merasakannya, ibunya pasti memberinya cinta yang begitu besar.

Makanan di antarkan dan mereka mulai makan bersama. Kwang Ho juga mulai menasehati Jae Yi yang memiliki pekerjaan yang berbahaya dan nyaris membahayakan nyawanya sendiri seperti kasus ketika dia menahan pisau dengan tangannya dan kasus Jung Ho Young. Dia meminta Jae Yi jangan melakukan hal seperti itu lagi karena dia bisa mati jika terjadi sesuatu pada Jae Yi.


Kwang Ho juga melarang Jae Yi untuk berpacaran dengan Sun Jae dan menggerutu kalau selera Jae Yi terhadap pria buruk sekali. Hal itu persis seperti ibunya. Harusnya Jae Yi tidak menyukai pria rumit seperti dirinya. Semua pria itu sama saja, mereka licik. Jae Yi hanya tersenyum mendengarnya. Kwang Ho kemudian berjanji akan menangkap Mok Jin Woo dan kembali ke Yeon Sook. Dia harus kembali dan mengembalikan keadaan. Jae Yi meminta Kwang Ho untuk berhati-hati. Dia juga memberikan ponsel baru untuk Kwang Ho.

Hari sudah malam,
Kwang Ho dan Sun Jae pergi ke tempat pengintaian dan bertukar dengan Tae Hee serta Min Ha. Dia melihat lampu ruangan dr. Mok yang masih menyala dan menggerutu. Min Ha pamit pergi untuk pulang dengan bahasa sopan sementara Tae Hee juga hendak bicara sopan tetapi bingung sehingga dia tetap bicara banmal.

Kwang Ho menunggu bersama Sun Jae hingga tengah malam. Dia merasa ada yang aneh. Akhirnya mereka berdua turun dan masuk ke dalam ruanganya dr. Mok. Mereka terkejut karena yang ada di dalam bukanlah dr. Mok. Pegawai itu memberitahu kalau dr. Mok izin sehari hari ini. Sun Jae dan Kwang Ho merasa sangat dibohongi di tambah lagi mobilnya juga masih terpakir.
Mereka segera beranjak menuju rumah dr. Mok. Sebelum berangkat, Sun Jae menghubungi Ketua dan memberitahu hal-hal ini.




Seorang wanita berjalan sendirian sambil bertelponan dengan pacarnya. Tiba-tiba, dari arah belakang muncul dr. Mok yang segera menarik wanita itu ke semak-semak. Sang pacar yang di telpon merasa heran karena tiba-tiba tidak ada suara. Sementara sang wanita, sedang berusaha membebaskan diri dari eratan stocking. Mok Jin Woo tersenyum senang melihat kesakitan wanita itu sambil terus mencekiknya.

Mayat wanita itu ditemukan ke esokan harinya. Kwang Ho tiba disana dan menghela nafas. Dia berteriak kesal karena lagi-lagi timbul korban. Ketua juga sedih melihatnya.

Ketua melihat buku catatan pengajar yang tergeletak di samping wanita itu. Itu adalah buku yang digunakan wanita itu untuk mencatat semu hal mengenai murid-muridnya. Wanita itu adalah guru SD. Semua catatan mengenai muridnya sangat mendetail. Mata Ketua berkaca-kaca karena seharusnya mereka bisa menahan agar Jin Woo tidak di bebaskan.
Sun Jae memberitahu kalau tidak ada tanda di kaki korban. Kwang Ho yakin karena pena yang untuk menandai telah hilang makanya dia tidak memberi tanda lagi. Kwang Ho marah dan berlari pergi, Sun Jae mengejarnya.

Mereka pergi menemui dr. Mok di kantornya. Dr. Mok menatap mereka dan menyambut mereka dalam senyuman. Dan dia bahkan sudah menyiapkan minuman untuk mereka berdua.


Kwang Ho tersulut. Dia memarahi Mok Jin Woo karena membunuh lagi tetapi dr. Mok bersikap santai dan bahkan bersikap tidak tahu. Kwang Ho benar-benar marah dan mencekik dr. Mok penuh kemarahan. Dia terus bergumam agar dr. Mok mati saja. Sun Jae tidak menengahi.

Beberapa petugas masuk saat itu dan menarik Kwang Ho agar keluar.

Sun Jae menatap dr. Mok dan dr. Mok dengan santainya melanjutkan meminum teh-nya. Tangan Sun Jae bergetar menahan amarahnya. Dia bertanya apakah tidak ada yang ingin dikatakan dr. Mok padanya? Dr. Mok duduk di tempatnya. Sun Jae lanjut bertanya apa dr. Mok sudah tahu siapa dirinya sejak mereka bertemu 7tahun yang lalu? Dr. Mok berkata dia tidak tahu apa maksud Sun Jae tapi jika Sun Jae yakin dia pelakunya, bawakan bukti. Tangan Sun Jae menggepal menahan amarah dan hendak pergi.


Dr. Mok menghentikannya dan melemparkan sebuah bidak catur.  Dia menyuruh Sun Jae untuk tidak menyerah meski mengambil langkah yang bodoh. Sun Jae terdiam dan melihat bidak yang di lemparkan padanya. Bidak raja.
“Permainan belum berakhir sampai kau menangkap Sang Raja,” senyum dr. Mok.

Jae Yi di kantornya membaca online berita tersebut. Dia menghela nafas karena ada korban lagi.
Di dalam kelas, Jae Yi mulai mengajarkan kalau monster selalu bersembunyi dalam kegelapan. Karena itulah dalam kasus kriminal, para polisi menyasar dulu para resividis yang memiliki riwayat kejahatan serupa. Dalam banyak kasus, yang membantah justru pelakunya. Namun, masalah yang sebenarnya justru mereka yang tidak membantah. Mereka bersembunyi di antara kita, mereka bisa saja tetangga kita yang tampak normal. Saat para reporter mewawancarai orang-orang di sekitar si pembunuh usai kasus mencuat, banyak dari mereka berkata : “Dia bukan orang seperti itu. Dia orang yang baik.”
Seorang mahasiswi membenarkan hal tersebut kalau banyak yang berkata si pembunuh adalah orang baik. Jae Yi menjelaskan itu karena pelaku berakting dengan sangat baik. Orang yang baik dan ramah. Sosok yang tidak akan di curigai. Itu sebabnya, kita pun harus berhati-hati pada orang yang berusaha menarik perhatian mereka.



Seorang mahasiswa yang mendengarkan sambil memainkan penanya tidak sengaja menjatuhkan pena tersebut. Jae Yi membantu mengambil pena itu dan menyerahkannya pada mahasiswa tersebut. Saat itu, dia melihat di pena mahasiswa tersebut terdapat tulisan nama mahasiswa tersebut. Hal itu, membuat Jae Yi ingat sebuah ingatan masa kecilnya ketika menemukan sebuah pena dalam plastik yang bertuliskan : N-O-E-L.
Jae Yi segera berlari keluar setelah mengingat hal itu dan tentu saja membuat para mahasiswa-nya heran.



Jae Yi menelpon Kwang Ho dan memberitahu kalau dia tahu mengenai pena tersebut. Kwang Ho sudah datang menemuinya dan mereka bicara berdua. Jae Yi memberitahu kalau dia mendapat sebuah memori mengenai masa kecilnya. Saat itu dia sedang membongkar isi lemari dan tanpa sengaja menemukan sebuah pena yang dibungkus plastik dan memiliki tulisan N-O-E-L. Saat itu, Yeon Sook melihatnya dan segera mengambil pena tersebut. Dia memberitahu pada Yeon Ho untuk tidak boleh sembarangan menyentuh benda itu karena itu milik appa. Dan benda itu akan dibutuhkan suatu saat. Yeon Ho tertarik mendengarnya dan merengek meminta pena itu diberikan padanya. Yeon Sook jadi tidak tega dan mengusulkan agar pena itu mereka sembunyikan di tempat yang hanya Yeon Ho dan dia saja yang tahu. Jadi ketika appa pulang, mereka bisa bermain “cari harta karun.” Yeon Ho tersenyum dan setuju.
Tetapi, masalahnya, Jae Yi tidak ingat dimana pena itu mereka sembunyikan. Dia menyesal karena tidak bisa mengingatnya. Kwang Ho menenangkan Jae Yi kalau dia pasti bisa mengingatnya dan bahkan jika dia tidak bisa mengingatnya, dia pasti akan tetap menangkap Mok Jin Woo.
Saat itu, Sun Jae menelpon Kwang Ho. Dan Kwang Ho meminta Jae Yi untuk berhati-hati saat pulang.


Di kantor polisi, Sun Jae melihat bidak raja yang diberikan dr. Mok tadi. Dia terlihat berpikir mengenai maksud perkataan terakhir dr. Mok. Kwang Ho sduah tiba dan bertanya alasan Sun Jae menelponnya tadi. Sun Jae memberitahu kalau laporan NISI sudah keluar bahwa penyebab kematian korban adalah tekanan kuat yang membuat kesulitan bernapas. Tidak ada jejak tersangka. Sementara team forensik juga tidak menemukan apa-apa. Dan jejak ponsel dr. Mok tidak bisa di selidiki tadi malam karena dia mematikan ponselnya dan bahkan meninggalkan mobilnya. Sun Jae yakin kalau pembunuhan kali ini adalah peringatan untuk mereka dari dr. Mok.
Di Universitas Hwayang,
Jae Yi meminta album lama pada rektor Hong. Rektor Hong memberikan album lama milik Jae Yi dan bertanya apa ada yang bisa dia bantu? Jae Yi hanya tersenyum. Dan rektor Hong pamit pergi.


Jae Yi melihat foto-foto lamanya. Dan matanya kemudian tertuju pada foto saat dia mengenakan hanbok dan menggendong sebuah boneka beruang merah. Ingatan Jae Yi terbuka. Dia ingat menyembunyikan pena tersebut dengan Yeon Sook di dalam boneka beruang tersebut.


Jae Yi bersiap-siap pulang. Dia menelpon Kwang Ho dan memberitahu kalau dia sudah ingat dimana dia menyembunyikan pena tersebut dan akan segera menuju ke kantor polisi. Saat dia akan memasang seatbelt-nya, pintu mobilnya terbuka. Dr. Mok menatapnya dan bertanya : “Dimana penanya?”
Dan darimana dr. Mok bisa tahu pembicaraan Jae Yi dengan Kwang Ho di telpon?



Ternyata sebelum Sun Jae dan Kwang Ho menemuinya, dia telah memasang penyadap suara di bidak Rajanya. Dan bidak itu dia lemparkan / berikan pada Sun Jae. Setelah itu, dr. Mok mengintai di depan Univ. Hwayang, tempat Jae Yi mengajar. Dia menunggu di dalam mobil dan mendengar semua pembicaraan Kwang Ho pada Sun Jae. Yaitu bahwa hanya Jae Yi yang tahu dimana pena itu.

Kwang Ho menunggu Jae Yi tetapi Jae Yi tidak kunjung datang. Kwang Ho merasa khawatir dan pergi ke Univ. Hwayang. Seorang wanita di ruangan Jae Yi yang sedang membersihkan meja Jae Yi memberitahu kalau Jae Yi sudah pulang dari tadi.


Kwang Ho khawatir dan menghubungi ponsel Jae Yi. Ponsel itu tergeletak di samping mobil Jae Yi yang terpakir di luar. Kwang Ho mencurigai sesuatu. Nafasnya memburu dan dia berteriak memanggil nama Yeon Ho.

Post a Comment

Previous Post Next Post