Images by : Channel3
Hunsa bertemu dengan Man, temannya (nama teman Hunsa itu Man tetapi Hunsa memanggilnya dengan panggilan Minnie). Dia bercerita kepada Man mengenai perintah yang di berikan oleh Peem yaitu bahwa mereka harus mencari pacar dalam waktu 1tahun. Hunsa merasa itu perintah yang sulit bagi mereka karena mereka mempunyai alasan kenapa tidak mau punya pacar.
Man berpikir dan menyadari bahwa selama 10tahun berteman dengan Hunsa, dia tidak pernah melihat dan mendengar kalau Hunsa punya pacar. Hunsa yang mendengar perkataan Man jadi menangis dan tentu saja itu membuat Man kebingungan.
Hunsa terus menangis dan mengambil serbet yang ada di meja untuk menghapus air matanya. Namun, Hunsa tidak menyadari kalau di atas serbet itu ada sendok dan garpu. Karena dia mengambil serbet dengan kasar, sendok dan garpu yang ada di atas serbet jadi terbang ke udara. Sendok berhasil di tangkap oleh Man dengan mulutnya sementara garpu melayang dan mendarat di papan dart. Kontan saja pemilik marah pada mereka karena garpu tadi hampir mengenainya. Hunsa segera meminta maaf.
Di tempat lain, Angie menemui Cindy di kantornya. Dia hendak memberitahu kalau foto yang mereka ambil di acara Cupid Hut di gunakan oleh berita gossip dan di publikasikan. Cindy mengetahui hal itu. Angie mengajak Cindy untuk menuntut majalah gossip yang menggunakan foto yang mereka ambil. Cindy menyuruh Angie untuk tenang dan menyampingkan hal itu dulu, sebaiknya Angie melihat terlebih dahulu berita apa yang di publikasikan dengan foto itu.
Dan beritanya adalah : Pewaris dari Pichayatorn menggunakan layanan perusahaan perjodohan. Cindy menjelaskan pada Angie bahwa pria yang mereka lihat di acara Cupid Hut itu ternyata adalah Pichayatorn bersaudara. Dan sebagaimana diketahui Pichayatorn adalah brand hotel yang hotel-nya tersebar di seluruh negeri. Mereka terlahir dengan sendok perak. Dan Cindy merasa semakin bersemangat untuk mendapatkan Tim Pichayatorn sebagai pasangan hidupnya.
Di Cupid Hut,
Karakad dan Hunsa menemui Peem di kantornya. Peem memanggil mereka karena Cupid Hut mendapat tuntutan dari Tim Pichayatorn terkait foto dirinya yang tersebar saat mengikuti acara di Cupid Hut. Peem bertanya pada Hunsa yang selaku organizer untuk acara tersebut, bagaimana itu bisa terjadi? Hunsa jadi gugup dan bingung cara menjawabnya. Dia menggoyangkan pena-nya dengan kencang karena gugup dan tanpa sengaja pena tersebut terlepas dari tangannya dan melayang ke arah Peem. Dan untungnya, pena tersebut berhasil di tangkap oleh Peem.
“Kamu sudah bekerja selama 4tahun di sini. Tahun pertama, kepalaku pecah! Karena kamu membuat pot bunga jatuh. Tahun kedua, electrical shock! Karena kamu menjatuhkan air di laptopku. Tahun ketiga, kamu membakar lilin aromaterapu hingga dapur terbakar! Dan sekarang, tahun keempat, kamu membuat perusahaanku mendapat tuntutan hingga harus ditutup, Khun Hunsa?” urai Peem marah.
Hunsa ketakutan dan hanya bisa meminta maaf. Karakad angkat bicara kalau Peem tidak seharusnya hanya menyalahkan Hunsa. Karena Peem juga telah memberi izin untuk Angie dan Cindy datang ke acara mereka dan meliput. Peem membenarkan kalau dia memang memberikan izin tetapi anggota PR (Public Relation) juga mempunyai tanggung jawab untuk memeriksa rekaman mereka dan mengaburkan wajah klie mereka. Tetapi, kalian tidak melakukannya! Karakad menjelaskan kalau Angie dan Cindy tidak mengizinkan mereka untuk melihat hasil rekaman dan mereka sendiri berjanji akan mengaburkan wajah klien Cupid Hut tetapi ternyata mereka tidak melakukannya.
Peem jadi kesal dan meminta Karakad untuk tidak membela Hunsa sekali ini. Peem bertanya kepada Hunsa dengan suara keras mengenai tanggung jawab Hunsa terhadap masalah ini. Dia dengan marah bertanya apa yang akan Hunsa lakukan untuk menyelesaikan masalah. Tetapi, Hunsa yang di teriaki oleh Peem malah jadi latah.
Karakad kembali angkat bicara. Dia meminta Peem untuk tidak membentah Hunsa karena semakin di bentak, semakin latah Hunsa, dan semakin marah pula nantinya Peem.
Peem benar-benar kesal. Dia bertanya dengan keras jadi bagaimana? Hunsa yang latah menjawab dengan latah dan Karakad yang menerjemahkan hal tersebut kepada Peem. Hunsa sendiri kalau gugup, bicara-nya jadi terbalik-balik. Contohnya : dia hendak menyebutkan ‘yim yong’ yang berarti bersedia tetapi malah jadi ‘yom ying.’ Untunglah Karakad mengerti apa yang di katakan Hunsa dan menerjemahkannya pada Peem yang benar-benar marah.
Pada akhirnya, Peem mengambil keputusan. Dia menyuruh Hunsa untuk menemui Tim dan meminta maaf. Kalau perlu berlutut. Lakukan apapun yang Hunsa bisa, sehingga Tim dapat menarik tuntutan-nya terhadap mereka. Dan untuk Karakad, Peem meminta padanya untuk tidak ikut campur dalam masalah ini. Dia mengerti kalau Karakad adalah kepala bagian PR dan ingin membantu bawahannya tetapi Karakad juga masih memiliki banyak pekerjaan yang harus di selesaikan.
Hunsa pergi ke perusahaan Tim. Dia bertemu dengan sekretaris Tim yang bernama Chatchapon dan meminta izin untuk bertemu dengan Tim. Tetapi, sekretaris menolak karena Tim memiliki banyak jadwal lain yang harus di hadiri dan juga mereka tetap akan menuntut. Hunsa terus memohon pada Chatchapon untuk tidak menuntut perusahaannya. Tetapi, karena Hunsa merasa gugup, dia jadi berbicara dengan terbalik-balik. Dan untungnya, sekretaris mengerti hal tersebut.
Hunsa merayu sekretaris agar memberinya kesempatan di lain waktu. Dia juga memberikan parsel buah yang diberikannya. Tanpa di sadari Hunsa, ada gunting dalam parsel buah tersebut, dan gunting itu menembus plastik parsel buah dan hampir menusuk perut Chatchapon. Hunsa dengan panik segera menarik gunting dari parsel buah tersebut. Chatchapon merasa heran kenapa di dalam parsel buah, bisa ada gunting? Dan Hunsa dengan gugup menjelaskan kalau parsel itu di bungkus sendiri olehnya dan gunting itu miliknya. Dia meminta maaf karena tidak berhati-hati dan malah meninggalkan gunting di dalam parsel. Chatchapon langsung marah. Dia menegaskan pada Hunsa kalau apa yang dilakukan itu berbahaya dan dia dengan tegas menolak mempertemukan Hunsa dengan Tim. Lagipula, tidak mungkin Tim mau menemui orang seperti Hunsa.
Tim sendiri sedang melakukan rapat dengan para direktur. Dia merasa marah karena keuntungan perusahaan menurun 30% dan dia tidak bisa menerima alasan para direktur. Sementara, Ton mengikuti rapat dengan malas dan hanya bermain ponsel. Tim sendiri memarahi para direktur dengan kasar. Dia menyuruh para direktur menggunakan kepala dan otak mereka untuk mencari cara menyelesaikan masalah tersebut.
Keesokan harinya,
Jae Lee (Waralee) memanggil Karakad dan Hunsa menemuinya. Dia memberitahu kalau kemaren, pengacara sudah ke kantor mereka dan memberitahu kalau mereka menuntut mereka sebesar 30juta baht. Dan tuntutan itu mencakup Tim dan Ton sehingga totalnya menjadi 60juta baht. Tuntutan tersebut mengenai tercemarnya reputasi Tim dan Ton di mata masyarakat karena di anggap tidak mampu mencari pacar.
Hunsa merasa bersalah. Dia menjelaskan pada Jae Lee kalau kemaren dia telah pergi ke perusahaan Tim tetapi tidak bisa menemuinya. Dan sekretaris Tim juga berkata kalau Tim tidak akan mau menemui orang sepertinya. Hunsa menjelaskan dengan kata-kata yang terbalik-balik.
Jae Lee menjawab pada Hunsa kalau dia mengerti. Tetapi, dia kemudian bertanya pada Karakad mengenai apa yang dikatakan Hunsa?
Karakad kemudian menjelaskan kalau sekretaris Tim mengatakan bahwa jika Cupid Hut mengirim Hunsa, Tim tidak mungkin akan mau menemui Hunsa.
“Nu’sa (panggilan Hunsa), kamu tidak harus mendengarkan perkataannya (sekretaris Tim - Chatchapon)! Itu hanya akan menghalangi pikiranmu! Kita harus yakin kalau dia bisa melakukannya! Coba katakan, pasti bisa!” nasihat Jae Lee. “Nu’sa. Jika kita mengenal lawan kita, 100kali kita bertanding, 100kali juga kita menang! Jadi, pergi dan cari informasi mengenai Khun Tim.”
“Jika dia tidak mengizinkamu bertemu dengan Tim. Langsung pergi temui Tim kemanapun, bisa ke rumahnya, tempat olahraganya, kantornya atau dimanapun tempat yang akan di datangi oleh Tim,” tambah Karakad.
Jae Lee setuju. Dia memberikan semangat pada Hunsa kalau Hunsa pasti bisa menemui Tim. Karakad juga menyemangatinya. Dan hal ini membuat Hunsa jadi bersemangat lagi untuk menemui Tim.
Hunsa-pun mulai mencari informasi mengenai Tim Pichayatorn di internet. Dan dia merasa sangat kagum karena Tim memiliki IQ 150 dan lulus dari Universitas ternama serta memiliki banyak keahlian. Hunsa mulai membandingkan dirinya dengan Tim yang sangat berbeda. Dia memiliki IQ yang rendah dan untuk ujian, dia hanya lulus pas-pasan. Dan untuk kerjaan? Hunsa mengingat saat Ben dan Peem mengajari cara pengucapan ‘mai ayk’ dan ‘ka’ dimana ‘mai ayk’ di ucapkan dengan nada rendah sementara ‘ka’ dengan nada di tekan. Tetapi, Hunsa tidak bisa mengerti dan terus mengucapkah ‘ka’ dengan nada tinggi. Ben dan Peem sampai pusing mengajari Hunsa.
Hunsa lanjut mencari informasi mengenai keluarga Tim dan sangat kagum karena garis keturunan keluarga Tim juga bagus dan bahkan foto keluarga mereka yang di publikasikan terlihat elegan. Tetapi Hunsa tidak tahu saja kalau waktu mengambil foto itu, Tim mempunyai banyak aturan dan merepotkan semua orang. Hunsa merasa kalau kehidupan sosial dirinya dengan Tim sangat berbeda.
Hunsa tinggal di rumah tua yang sekaligus toko keluarganya. Dirumahnya, bahkan para kecoak bebas berkeliaran. Hunsa tinggal bersama Ayahnya, yang bernama Hia dan kakaknya yang bernama Suay. Ayahnya tidak pernah menge-check barang yang ada di tokonya sehingga ada barang kardaluarsa yang terjual. Pembeli tentu saja protes dan minta uangnya di kembalikan tetapi ayahnya malah dengan tenang menjawab kalau barang yang sudah di beli tidak bisa dikembalikan. Sementara kakaknya juga tidak merasa terusik dengan hal itu dan terus memainkan komputer. Hunsa menghela nafas melihat kelakukan ayahnya dan kakaknya yang tidak merasa aneh setelah dimarahi pembeli. Hunsa merasa kalau Tim mungkin adalah Mr. Right in Everything dan dia adalah Miss Wrong in Everything.
Day 1
Hunsa pagi-pagi sudah datang ke rumah Tim untuk menemuinya. Tetapi penjaga pagar menolak mengizinkan Hunsa masuk dan menyuruh Hunsa untuk ke kantor Tim saja jika hendak membahas mengenai pekerjaan.
Day 2
Hunsa pagi-pagi sudah pergi ke hotel Tim tetapi juga tidak berhasil bertemu.
Day 3
Hunsa lagi-lagi pergi ke tempat Tim tetapi Tim sedang sibuk meeting.
Dan… 1minggu pun berlalu…
Hunsa kali ini mengikuti Tim hingga ke klinik.
Saat sedang berjalan di koridor, Tim memasukkan tanganya ke saku jas. Dan dia mendapati di dalam saku jas-nya ada kertas potongan hati berwarna putih. Tim tau itu pasti ulah adiknya yang memasukkan kertas potongan hati itu ke saku jas-nya saat di Cupid Hut. Tim-pun membuang kertas tersebut ke tong sampah.
Hunsa mencari Tim yang menghilang dan kemudian mendapati Tim yang berdiri di depan ruang perawatan gigi. Hunsa segera bersembunyi dan memperhatikan Tim.
Tim datang menemui dr. Saran untuk pengobatan gigi-nya karena dia merasa ada karang gigi.
Cleaning service sedang mengepel lantai di belakang Hunsa. Dia memberi tanda ‘Lantai Licin’ di lantai yang di pel-nya.
Dr. Saran memeriksa gigi Tim dan memberitahu kalau karang gigi yang di bilang Tim itu cuma sangat sedikit. Dia bahkan menyebut Tim menderita penyakit ingin selalu sempurna. Dia memberitahu kalau Tim tidak akan bisa hidup dengan tenang jika seperti itu, dia akan selalu merasa berada dalam box dan terlalu lurus. Dia pasti juga akan selalu memerintah orang lain dan dirinya sendiri. Tim protes kalau dia tidak seperti itu. Tetapi dr. Saran tidak mau mendengarkan perkataan Tim dan tidak akan mau mendengarnya. Dia mulai membersihkan karang gigi di gigi Tim.
Cleaning service menyalakan kipas agar lantai yang di pel-nya cepat kering. Dia kemudian segera pergi. Kipas itu menyala terlalu kuat hingga membuat tong sampah yang berada di dekat sana terjatuh dan isinya berhamburan. Tas yang di bawa oleh Hunsa juga tanpa sengaja terjatuh dan isinya ikut berhamburan. Dan di antara isi sampah dan isi tas Hunsa yang berhamburan, terdapat potongan kertas hati berwarna merah dan putih yang menyatu.
Dan potongan hati yang menyatu itu melayang dan terlihat oleh Hunsa. Hunsa terkejut melihatnya dan mengambil potongan hati itu. Dia merasa sangat bahagia dan bertanya-tanya milik siapa kertas potongan hati warna putih itu? Dia merasa akan segera bertemu dengan belahan jiwa-nya. Saat Hunsa sibuk mengkhayal, cleaning service sedang membereskan sampah yang berserakan.
Sementara, Tim sudah selesai membersihkan karang giginya. Dia berbicara santai dengan dr. Saran dan memberitahu kalau dia masih harus pergi olahraga nanti malam. Dia merasa kalau otot dada di sebelah kanannya sedikit lebih besar dari sebelah kiri. Dr. Saran tertawa mendengarnya dan menjelaskan pada Tim kalau otot di sebelah kanan pasti lebih besar dari sebelah kiri karena dia lebih sering menggunakan tubuh sebelah kanan. Dan itu normal. Tim tetap merasa tidak nyaman karena dia ingin kedua sisi seimbang. Dr. Saran kembali memberikan saran pada Tim daripada dia sibuk berolahraga lebih baik dia pergi ke psikiater. Tim terdiam. Dia bangkit berdiri dan pamit pulang.
Di depan pintu, dia melihat Hunsa yang ada di sana. Dia tahu kalau Hunsa mengikutinya tadi. Dia segara bertanya pada dr. Saran mengenai pintu belakang dan dr. Saran memberitahunya.
Hunsa sendiri sibuk berkhayal. Dan ketika tersadar, dia bertanya pada perawat yang baru keluar dari ruang dr. Saran apakah pria yang memeriksa gigi tadi sudah selesai? Perawat dengan ramah memberitahu kalau pria itu sudah selesai dan sudah pergi dari tadi lewat pintu belakang. Hunsa terkejut mendengarnya. Itu artinya dia gagal menemui Tim lagi.
Di Cupid Hut,
Jae Lee menemui Peem di ruangannya. Dia datang untuk memprotes mengenai perintah Peem kalau mereka harus mencari pacar. Dia merasa kalau perintah itu tidak masuk akal dan dia tidak mau mengikuti perintah itu.
Mereka mulai berdebat. Peem merasa kalau para cupid girls harus mengenal cinta agar bisa menjodohkan para klien mereka. Tetapi, Jae Lee merasa kalau yang paling penting adalah uang. Dan dia akan menjodohkan para klien dengan baik demi uang (gaji). Jae Lee bahkan menyarankan pada Peem kalau perusahaan mereka memang akan bangkrut yang sudah dibiarkan saja. Mereka bisa membangun perusahaan baru dan mengganti jenis usaha mereka yang mereka lebih ahli. Peem menolak saran tersebut.
Mereka mulai memutuskan untuk menentukan siapa yang paling benar dengan batu-gunting-kertas. Tetapi, mereka terus menerus mengeluarkan hal yang sama. Hingga, akhirnya Peem mengeluarkan jari jempol, telunjuk dan kelingking.
Jae Lee tentu bingung karena itu bukan kertas,batu maupun gunting. Peem dengan tenang menjawab kalau itu adalah cinta. Dan Cinta bisa mengalahkan segalanya. Jae Lee jijik mendengar perkataan Peem dan akhirnya memilih keluar ruangan.
Tags:
Cupid Series