P.S. Movie ini diangkat dari suatu novel berjudul Girls In The Dark.
Kali ini aku menemukan versi live action nya saat sedang main internet, jadi
bagi kalian yang sudah baca novel nya, please jangan spoiler. Juga mohon maaf
apabila ada tulisan yang salah dan silahkan dinikmati sinopnya. Terima kasih. ♥
♥ ♥
Images by Toei, Showgate
Didalam
sebuah ruangan. Lima orang gadis berkumpul bersama-sama. Lalu seorang gadis
berdiri untuk memberikan kata2 penyambutan sedangkan empat gadis lainnya duduk
mengelilingin meja makan.
“Semuanya,
terima kasih karena telah berkumpul disini. Hari ini adalah pertemuan rutin
klub sastra SMA Katolik Putri Santa Maria yang terakhir disemester pertama ini.
Izinkan saya Sumikawa Sayuri selaku ketua klub sastra memberikan salam pembuka.
Tema pertemuan kali ini adalah ciri khas dari klub sastra, yang telah kita
nantikan bersama yaiut Yaminabe*. Seraya
memakan yaminabe, kalian akan mendengarkan cerita pendek.” Kata Sayuri
menjelaskan.
*Yamanabe : Panci kegelapan, dengan kata lain setiap orang membawa bahan rahasia. Lalu bahan itu dimasukan dalam panci mendidih dan kemudian dimakan bersama-sama.
Sayuri
berjalan mematikan untuk semua lampu didalam ruangan, sehingga dalam sekejap
ruangan menjadi gelap gulita. Lalu Sumikawa
menyalakan kompor yang berada ditengah meja, menyalakan sebuah lilin kecil dan
memegangnya, membuka tutup panci, mengaduk makanan yang telah mendidih didalamnya,
serta menuangkannya ke dalam piring.
“Sampai
tadi pagi, kalian telah diminta untuk memasukan kedalam kulkas semua bahan yang
telah dibawa. Dalam peraturan Yaminabe, bahan2 yang akan dimasukkan, tidak
boleh sampai ketahuan orang lain. Dan yang boleh tau, hanya aku sipelayan
panci.” Lanjutnya sambil tersenyum kepada mereka,”Dilarang berisik juga.”
Lalu
semua orang yang berada disekitar meja, makan dengan tenang.
“Tanpa
adanya suara dan cahaya, bila kita lakukan aktifitas seperti biasanya, maka kebenaran
yang tidak kita ketahui akan terkuak.” Lanjut Sayuri lagi.
Kilat
cahaya petir tampak dari jendela. Lalu Sayuri melanjutkan lagi,”Wahai semuanya,
bagaimanakah rasanya? Pada pertemuan yaminabe tempo hari, ada yang iseng
memasukan stroberi, ya. Untuk malam ini, aku juga sudah mempersiapkan hidangan
penutupnya. Mari nanti akhiri pertemuan ini dengan kudapan yang enak.”
Sayuri
pun berjalan mengelilingin mereka dan meminta mereka untuk bercerita, tapi lain
dari sebelumnya, kali ini dia sudah menentukan sebuah tema untuk dibawakan.
Tema nya adalah tentang wafatnya Shiraishi Itsumi.
Dari
atas seorang gadis jatuh kebawah padang bunga.
“Kenapa
Itsumi memilih cara kematian yang seperti itu? Tepat dibawah atap sekolah ini
dan ditengah2 pot bunga.” Jelas Sayuri.
Gadis
itu memegang sebuah bunga didadanya.
“Salah
seorang diantara kita.. ada yang telah membunuhnya.” Kata Sumikawa, lalu petir
diluar bergemuruh,”Aku juga bingung, kenapa isu seperti itu cepat menyebar ke
seluruh penjuru sekolah. Akan tetapi, masing2 dari kalian telah mengemas
kronologi kematian Itsumi dalam bentuk cerita, pasti tahu sesuatu mengenai
kebenaran sesungguhnya. Kenapa Itsumi harus mati? Dan siapakah yang sebenarnya
telah membunuh dia?” lanjutnya.
Sayuri
pun lalu menyentuh pundak salah satu dari mereka,”Giliran pertama adalah Nitani
Mirei. Waktu dan tempat dipersilahkan.”
Pembacaan
Cerita Pendek – Insan Laksana Mentari oleh Nitani Mirei kelas 1-A
Dengan
bantuan sebuah lampu kecil dibelakangnya. Mirei membaca halaman cerita yang
telah ia tulis,”Aku sangat mendambakan
untuk dapat bersekolah di SMA Katolik Putri Santa Maria ini. Sekolah ini
merupakan sekolah putri katolik yang sangat elit. Karena keluarga ku miskin,
aku belajar sekuat tenaga dan akhirnya mendapatkan beasiswa. Akan tetapi ...”
Mirei
datang kesekolah. Lalu seorang gadis menyapa, tapi saat Nitani membungkuk dan
membalas sapaan nya. Ternyata ia salah, yang disapa gadis itu bukanlah dia,
melainkan orang lain. “Akan tetapi,
disekolah ini aku tidak punya tempat bernaung.” Lanjutnya.
Didalam
gereja, semua siswi menyanyi dengan merdu. Kecuali, Nitani Mirei. Ia hanya
menundukan kepalanya saja untuk memandang buku dan diam. Lalu setelah selesai,
mereka semua duduk dan seorang gadis berdiri didepan untuk berbicara.
“Nama gadis itu adalah Shiraishi Itsumi.
Putri dari pengelola sekolah ini, sosok yang menjadi dambaan semuanya.”
Cerita Mirei.
Gadis2
yang duduk disebelahnya berbisik bahwa Shiraishi benar2 sempurna. Dan ketika
itu seorang gadis ikut berdiri didepan, ia berdiri tepat disamping Shiraishi
serta melanjutkan. Dalam rangka menyambut hari Paskah dan Pentakosta, mereka
akan mengadakan penggalangan dana.
Lalu
gadis2 berbisik lagi bahwa Sumika-senpai tidak kalah menawan. Ibaratnya
Shiraishi-senpai itu mentari dan Sumika-senpai adalah rembulan.
“Ya, itu benar. Pesona Shiraishi Itsumi
laksana mentari. Mentari nan menyinari seisi sekolah ini. Bagiku, mendambakan
sosok yang kontras dengan diriku adalah hal yang lebih baik tidak kulakukan.”
Lanjutnya.
Diatap
sekolah. Mirei berdiri diam disana. “Dan,
di hadapanku yang hendak menyerah ini …”
Seorang
datang dan berbicara dengannya. Orang itu adalah Shiraishi Itsumi. “…sang mentari muncul.”
Itsumi
melihat buku yang dibaca oleh Mirei, lalu menghampiri nya. Itsumi
memperkenalkan dirinya sebagai ketua diklub sastra di SMA ini, lalu ia mengajak
Mirei untuk berkujung ke salon**, jika Mirei memang suka membaca buku. Jadi
Mirei pun mengikuti Itsumi.
**Salon : Sebuah tempat berkumpul. Biasanya untuk membicarakan karya sastra atau kegiatan akademik lainnya (Bahasa Perancis).
“Disekolah ini terdapat salon yang hanya
bisa dimasuki oleh orang2 istimewa.”
Didalam
ruangan yang disebut salon. Mirei Nampak terpukau,”Dan, saat ini, aku berada ditempat itu.”
Mirei
mengelilingin ruangan itu dan melihat nya dengan tatapan takjub. Ketika itu
seorang gadis menyapa Mirei serta menyambutnya sebagai orang yang terpilih.
Gadis itu memperkenalkan dirinya sambil membungkuk dengan hormat, Takaoka
Shiyo, murid tahun kedua.
Itsumi
pun ikut memperkenalkan Shiyo yang merupakan seorang penulis dan anggota klub
mereka. Lalu Itsumi memperlihatkan sebuah buku karya Kimikage Sou untuk
diterjemahkan ke bahasa Inggris. Jadi dengan semangat Shiyo merebut buku itu.
Selanjutnya,
Itsumi memperkenalkan seorang gadis yang berencana untuk menerjemahkan ke
bahasa Bulgaria. Seorang murid international dari Bulgaria, Diana Dechetya.
Awalnya Mirei bingung ketika Diana mengulurkan tangannya, tapi akhirnya ia
paham dan menyalaminnya.
Seorang
gadis masuk kedalam ruangan, dia adalah wakil ketua yang sangat bisa
diandalkan. Sumikawa Sayuri. Lalu mereka berdua pun saling membungkuk, memberi
salam.
Lalu
Itsumi memperlihatkan suatu buku Hugh Selwyn Mauberly karya Ezra Pound yang
mungkin cocok dengan Mirei. Jadi dengan senang Mirei menghampiri Itsumi dan
mengambil buku itu, karena buku itu memang langka, makanya Mirei senang.
Tiba2
seorang gadis memakai celemek, masuk kedalam. Ia baru saja selesai membuat Madeiline***
untuk mereka. Dia adalah murid tahun kedua, namanya Kominami Akane.
***Madeleine : Kue kecil ala Perancis yang seperti bolu dan biasanya berbentuk kerang.
Ketika
itu Mirei menyadari wangi parfum yang dipakai Shiyo, jadi Shiyo dengan bangga
menyebutkan parfum yang dia pakai,”Ini adalah parfum Le Muguet produksi
Guerlain. Aku berhasil mendapatkannya terlebih dahuli dari Perancis.”
Itsumi pun bergabung dengan mereka dan memuji
parfum Shiyo,”Tahun ini, parfum itu masih belum dipasarkan dijepang. Jadi untuk
sementara waktu aroma ini adalah milikmu seorang, ya?”
Lalu
Itsumi mengajak mereka untuk duduk bersama dan menikmati hidangan.
“Pertemuan
berikutnya bagaimana kalau membaca karya Ezra Pound?” Tanya Itsumi pada mereka semua.
Dan mereka yang berada disana menyetujuinya. Lalu Itsumi juga menawarkan bagian
(makanan)nya pada Mirei karena ia sudah kenyang. Dengan senang hati Mirei
menerimanya.
“Kala kudengar ada rum yang terdapat
dalam Madeleine ini, aku menjadi mabuk dibuatnya. Atau lebih tepatnya ..”
Mirei
buru2 masuk kedalam kekamar mandi sambil menutup mulutnya,”Aku benar2 mabuk kepayang.” Dan ia pun muntah.
“Keseharianku diklub sastra ini
sangatlah menyenangkan.”
Mereka
duduk bersama disana sambil membahas buku yang mereka baca. Sedangkan diujung
ruangan seorang pria berjas duduk disana. Tiba2 pria itu (Hojo-sensei) berdiri
dan pamit pada mereka. Dan setelah Hojo-sensei keluar, mereka pun tertawa
bersama.
“Bahkan guru pembimbing pun pasti
sungkan untuk duduk bersama kami para gadis. Asalkan tempat ini menjadi
naunganku, aku tidak peduli dengan yang lainnya. Namun aku ini…”
Didekat
tangga Mirei mengobrol bersama Itsumi. Disana Itsumi tau Mirei melakukan kerja
paruh waktu, tapi itu dilarang oleh sekolah. Jadi Mirei meminta maaf pada
Itsumi karena telah menutupi itu. Itsumi terlihat tidak tega, jadi ia
memberikan saran pada Mirei.
“Kak Itsumi berkata begini padaku: Jika
kamu menjadi guru privat keluarga Shiraishi, maka pihak sekolah pasti tak akan
keberatan.”
Itsumi
membawa Mirei ke rumahnya, disana ia bertemu dengan Shiyo yang ternyata sedang
menerjemahkan novel Kimikage Sou. Tapi karena disalon Shiyo kurang bias
berkonsentrasi, maka Itsumi mengajaknya kesini.
Setelah
Mirei telah selesai mengajar adik Itsumi, Itsumi datang dan menghampiri Mirei
serta memberikan sebuah amplop yang berisi bayaran untuk Mirei. Saat membuka
amplop, Mirei terkejut, karena itu terlalu banyak. Jadi Mirei pun menolak.
Tapi
Itsumi tersenyum kepada nya dan menyuruh dia untuk mengambilnya saja. Karena
tidak enak hati Mirei pun bertanya,”Bisakah aku membalas bayaran mu yang
berlebih itu?”
“Kalau
kamu sungguh ingin membalasnya, dibanding kepadaku, mending berbuatlah pada
orang lain.” Balas Itsumi sambil tersenyum dengan lembut ada Mirei.
Mirei
mendorong kursi roda untuk seorang lansia,”Aku
pun menjadi relawan pengasuh orang tua. Aku bias merasakan, bahwa diriku ini
dibutuhkan dan dapat membuat orang lain bahagia. Aku juga ingin memiliki hati
yang dipenuhi cinta seperti Itsumi.”
Saat
Mirei berada didepan rumah Itsumi, ia melihat Ayah memaksa Itsumi untuk masuk
kedalam mobil. Dan Itsumi pun menyadari keberadaan Mirei yang sedang berdiri
didekat pohon. Lalu mobil pun melaju pergi. ”Setelah
itu, untuk beberapa hari, dia tidak masuk sekolah. Kabarnya dia dirawat.”
Didepan
salon, Mirei melihat Itsumi sedang duduk sendiri, jadi ia memanggil dan
menanyai keadaan Itsumi. Tapi Itsumi lalu berdiri membelakangin Mirei, ”Nitani,
pernahkah terlintas dalam benakmu keinginan untuk membunuh seseorang? Kalau aku
iya, ada seseorang yang ingin bunuh.”
Itsumi
berbalik menghadap Mirei,”Ayahku ketahuan selingkuh.” Lanjutnya.
Mereka
pun duduk bersama dan Itsumi mulai bercerita bahwa ia sudah mencurigai Ayahny,
lalu saat ia menyelidiki kedalam ruang kerja Ayahnya, ia menemukan sebuah
saputangan. Disitu ada wangi parfum Le Muguet dari Guerlain dengan aroma bunga
lily. Dan hanya satu orang yang mengunakan parfum ini, Mirei pun mengingat
Shiyo, tapi saat Mirei ingin mengatakan sesuatu, Itsumi meletakan jari
telunjuknya ke bibir Mirei.
“Jangan
bilang kepada siapa2. Rahasia diantara kita berdua.” Kata Itsumi. Jadi Mirei
menganguk.
“Sejak hari itu, senyum yang menghiasi
wajahnya sirna,serta pandangan matanya terlihat kosong.”
Saat
semua orang membahas dengan senang mengenai perayaan Paskah, tapi Itsumi hanya
diam. Dan Mirei menyadari itu,”Dan
kemudian, hari yang tak akan pernah ku lupakan, akhirnya tiba.”
“Hari itu disekolah, ditengah2 musim
semi, kami mengadakan festival penggalangan dana dalam rangka merayakan Paskah
dan Pentakosta.”
Mereka
memakai celemek serta telinga2 kelinci yang lucu, menyambut para tamu. Ketika
itu Mirei menghampiri Itsumi yang berdiri didekat pintu serta memberitahu bahwa
kue yang mereka jual sudah terjual habis, tapi saat ia menyadari Itsumi hanya
diam dan arah pandangnya.
Mirei
pun memandang kearah itu, disana ia melihat Shiyo sedang membetulkan dasi Ayah
Itsumi. Mereka terlihat bahagia berdua. Dan saat Shiyo melihat mereka, ia
tersenyum.
Mirei
marah dan menarik Itsumi ke dalam kelas, lalu ia menangis. Itsumi, bertanya,”Kenapa
malah kamu yang menangis?”
“Habisnya
.. aku tidak tahan melihatnya. Melihat Shiraishi-senpai mengalami hal sepedih
ini.” Jawab Mirei. Lalu Itsumi menghampiri Mirei,”Sungguh anak yang baik.” Katanya.
Itsumi
mermberikan jepit rambunya kepada Mirei sebagai tanda persahabatan mereka.
Itsumi pun memakai kan itu dirambut Mirei,”Aroma mu seperti mentari.”
“Aku
juga menganggap mu insan laksana mentari. Sosok senpai sungguh menyilaukan dan
begitu ramah, serta sinarmu itu menerangi tempat ku bernaung.” Balas Mirei.
Lalu
Itsumi yang telah selesai memasangkan jepit rambut itu pada Mirei, memeluknya
dari belakang. “Anggap saja itu aku. Dan sentiasalah mengenakannya, ya. Jaga
baik-baik selalu.”
“Ditengah-tengah pot bunga, mayat
Shiraishi Itsumi itu tangannya menggenggam bunga lily. Pasti Itsumi, menarik
bunga itu dari pot dengan sekuat tenaganya. Demi menyampaikan siapa yang
membunuhnya. Dan pelakunya adalah seorang gadis berlumur aroma bunga lily,
yaitu dia.”
Mirei
mengakhiri ceritanya sambil menatap pada Shiyo dalam kegelapan, tapi Shiyo dan semua
orang tetap bertepuk tangan untuknya. Lalu cahaya petir tampak dari jendela
lagi. Sehingga terlihatlah Mirei yang berdiri, dikepalanya ia memakai jepi
rambut dari Itsumi. Serta Shiyo yang bertepuk tangan tanpa tersenyum.
“Naskahnya
benar-benar sesuai dirimu, langsung ke intinya. Cara pembacaannya pun sangat
menarik. Bunga lily.” Kata Sayuri, lalu ia berjalan mendekati Shiyo,”Oh iya,
karyamu berjudul Kimikage Sou,’kan?”
Shiyo
memalingkan wajahnya. Dan Sayuri pun mempersilahkan Mirei untuk kembali
duduk,”Selanjutnya giliran Kominami Akane. Waktu dan tempat dipersilahkan.”