Sinopsis Drama Korea : DUEL Episode 10 - 2



Images by : OCN
Aghassi memberitahu kalau Sung Hoon berjanji untuk menemukan vaksin itu. Aghassi tidak tahu kalau yang didepannya adalah Sung Joon dan bukannya Sung Hoon. Dia mengingati kalau yang selama ini Sung Hoon dapatkan adalah dengan uangnya dan sekarang saatnya dia membayarnya kembali. Dia meminta agar Sung Hoon (yang sebenarnya Sung Joon yang sedang menyamar) menyebutkan nama 4orang yang ada di daftar itu sehingga dia bisa menemukan dan memeriksa mereka. Sung Joon mengerti kalau daftar yang dimaksud pasti adalah daftar yang didapatkan Sung Hoon di arena pertandingan anjing.
“Kenapa aku harus memberitahumu?” tanya Sung Joon berpura-pura dingin.
“Aku tidak bisa menemukan komponen vaksin dari ginjal Park Dong Seul tapi aku bisa menemukannya dari organ lainnya dari dr. Lee. Aku harus percaya semuanya itu mungkin.”
“Ada vaksin di organ dr. Lee?” tanya Sung Joon bingung.
“Kenapa kau tiba-tiba bertindak seperti baru tahu saja?” tanya Aghassi heran. “Apa kau mengalami kerusakan otak? Kau seharusnya telah melihat dr. Lee menyuntikkan vaksin pada dirinya puluhan kali.”
Sung Joon tambah bingung. Dan kemudian suatu ingatan.
dr. Lee mengeluarkan suntikan dari kotak besi. Dia kemudian menggunakan suntikan itu dan menyuntik dirinya sendiri.

Aghassi memandang heran padanya dan Sung Joon segera berkata kalau dia akan mengurusnya sendiri 4orang itu. Aghassi merasa kecewa dan menyuruh dir. Han agar membawakan makanan penutupnya sekarang. Mereka saling memberi kode mata. Drir. Han segera menghubungi penjaga yang ada diruang bawah tanah dan memberi kode makanan penutup. Penjaga mengerti dan mereka mengambil sebuah obat dan suntikan.

Deuk Cheon dan team memperhatikan dari samping. Dan mereka merasa ada yang aneh karena semua penjaga yang berjaga diluar berlari masuk ke dalam gedung. Deuk Cheon merasakan hal buruk.
Sung Joon menunggu dengan cemas. Dia merasa ada yang aneh. Dia segera meminta izin pada aghassi untuk membiarkannya membawa Jang Soo Yeon dan dia akan menyerahkan daftar itu. Aghassi memandang heran dan bertanya apa dia berubah pikiran? Sung Joon membenarkan dan menurutnya tidak adil jika mereka tidak melakukan pertukaran. Dia ingin Jang Soo Yeon dan Aghassi ingin  daftar.  Aghassi tersenyum dan memujinya membuat pilihan yang tepat.
Aghassi memberikan tanda pada dir. Han. Dan dir. Han segera mengeluarkan sebuah buku dan meletakkannya di meja. Aghassi menyuruh Sung Joon untuk menuliskannya sekarang di buku itu, informasi mengenai 4orang itu. Dan jika Sung Joon sudah selesai menulisnya, dia akan memberikan Jang Soo Yeon.
Sung Joon meraih buku itu. Dia berpikir sesaat. Tepat saat itu, seorang penjaga masuk dan membisikkan sesuatu pada Dir. Han. Dir. Han segera menyampaikannya pada Aghassi kalau makanan penutupnya sudah tiba (yang dimaksud makanan penutup oleh Aghassi kepada pengikutnya adalah mengenai mengurung Sung Hoon di ruang bawah tanah dan melakukan penelitian dengan organ-organ Sung Hoon jika dia tidak menyerahkan daftar nama itu). Sung Joon memandang bingung dan bertanya-tanya apa yang hendak mereka lakukan?
“Sebelum kita makan makanan penutup, aku ingin memiliki daftarnya duluan,” ujar Aghassi.
Sung Joon merasa pasti ada maksud dari perkataan itu. Dia berpikir dan mulai membuka pena yang di berikan. Dan saat itu dia mendapat sebuah ingatan.

dr. Lee pergi ke tangga yang tidak ada CCTV dan menemui seseorang. Dia mengeluarkan sebuah botol kecil dan berujar kalau itu adalah vaksin yang asli. Dan botol itu di serahkan pada orang yang ditemuninya itu.
Ingatan itu membuat Sung Joon terkejut. Aghassi memandang bingung padanya.


Sung Hoon pergi ke sebuah rumah sakit yang merawat Park Jung Hyuk. Park Jung Hyuk adalah salah satu dari 4orang yang menerima donor. Donor yang diterima oleh Park Jung Hyuk adalah hati. Sung Hoon sebelumnya telah mencari info mengenai Park Jung Hyuk yang ternyata adalah penderita sirosis hati ( sirosis - kondisi terbentuknya jaringan parut dihati akibat kerusakan hati jangka panjang (kronis) ) dan Park Jung Hyuk adalah satu-satunya pasien yang selamat dari sirosi hati. Sung Hoon menguatkan hatinya dan menusuk leher Jung Hyuk dengan pisau yang dibawanya. Darah bercipratan diwajahnya dan Sung Hoon tersenyum senang. (ini sebenarnya author agak bingung, apakah ini adalah kejadian yang sudah dilakukan oleh Sung Hoon atau bagaimana yan?)
Sebuah mobil hitam melaju dengan kencang di jalanan. Itu adalah mobil Sung Hoon. Sung Hoon berteriak marah : “Aku tidak akan membiarkan kau mati. Tak akan!”
Sung Joon tidak jadi menulis. Dia melemparkan buku itu ke meja dan memberitahu kalau daftar itu tidak berguna. Aghassi menjadi kesal.
“Aku sudah memeriksanya. Daftar itu palsu. Tidak, tepatnya bukan daftar itu yang palsu. Injeksi dr. Lee lah yang dipalsukan,” jelas Sung Joon. Aghassi jelas kaget. “Orang lain lah yang memiliki vaksin yang asli,” beritahu Sung Joon. “Sebelum dr. Lee meninggal, dia memberikannya kepada orang lain.”
“Siapa itu?” tanya Aghassi penasaran. “Tidak. Lebih penting lagi, aku belum mendengar apapun tentang itu. Siapa yang bilang begitu?”
Sung Joon menunjuk ke kepalanya, “Kebetulan aku… ingat.”
Aghassi semakin heran karena Sung Joon bisa mengingat kenangan itu. Sung Joon dengan tersenyum mengingatkan aghassi kalau dia adalah kloningan dari dr. Lee. Aghassi semakin kaget karena Sung Hoon (yang sebenarnya Sung Joon yang menyamar) memiliki ingatan dr. Lee.
“Iya. Tentu saja,” jawab Sung Joon. Tetapi, sebenarnya Sung Joon heran melihat reaksi Aghassi yang terkejut itu karena dia mempunyai ingatan dr. Lee.
Aghassi menatap dir. Han. Dia kemudian bertanya pada Sung Joon siapa yang mempunyai vaksin itu?
“Apa kau lupa tentang janji kita? Aku akan menemukan vaksinnya,” jawab Sung Joon. Aghassi memberi tanda pada dir. Han. “Kalau tidak keberatan, aku akan memakai baju bagus ini sementara aku mencoba untuk menemukan vaksin itu. Aku akan pergi sekarang. Ah… aku akan membawa Soo Yeon denganku,” ujar Sung Joon tertawa sinis dan beranjak.

Dir. Han menghentikannya. Tetapi Soo Yeon memberitahu dir. Han kalau makanan penutupnya tidak jadi dan biarkan dia membawa Jang Soo Yeon lagipula mereka sudah pernah menjalankan segala tes yang diperlukan pada Sung Hoon. Dir. Han mengerti dan membuka jalan.

Sung Joon keluar dan Gil Ho sudah menunggunya dengan Soo Yeon yang tertidur di kursi roda. Gil Ho memberitahu kalau Soo Yeon tertidur karena anestesinya masih bekerja.  Sung Joon mengerti. Dia segera mengambil alih kursi roda Soo Yeon dan mendorongnya. Gil Ho memandang aneh padanya. Dan Sung Joon tersenyum karena berhasil mendapatkan Soo Yeon.  
Yoo Shik masuk bersama dengan Hyung Shik dan Soo Ho ke dalam gedung. Penjaga menghentikan mereka dan Yoo Shik segera menunjukkan tanda kepolisiannya. Hyung Shik menjelaskan kalau mereka melakukan tugas resmi karena mendapat laporan bahwa seorang penjahat melarikan diri ke tempat ini.
Deuk Cheon memanfaatkan kesempatan saat itu dan menyelinap masuk. Yoo Shik dan yang lain masih berusaha mengalihkan perhatian para penjaga. Penjaga tetap menghalangi dan menyuruh mereka meminta surah penggeledahan dulu. Hyung Shik segera berpura-pura menelpon meminta surat penggeledahan.
Sung Joon bersama Soo Yeon dan Gil Ho menunggu lift untuk ke bawah. Gil Ho yang sudah sangat curiga pada Sung Hoon yang ada disampingnya, mencoba menghubungi ponsel Sung Hoon dan dia tidak mendengarkan adanya dering telpon dari Sung Hoon disampingnya. Dia bertanya apa Sung Hoon tidak membawa ponselnya? Sung Joon beralasan kalau dia lupa membawanya. Gil Ho merasa makin curiga dan meraba kantor celana Sung Joon dan tidak ada pistol disana.
“Kau Lee Sung Joon, kan?” tanya Gil Ho dan membuka baju Sung Joon secara paksa.
Di perut Sung Joon ada perban yang menutupi dan Gil Ho membukanya. Benar, tidak ada luka tembakan Deuk Cheon disana.
“Apa kau pikir aku bodoh?” geram Gil Ho. Dia mulai menghajar Sung Joon dan berusaha membawa Soo Yeon.
Sung Joon berusaha menghentikannya. Dan Gil Ho menghajarnya lagi. Tepat saat itu, Deuk Cheon tiba dan menghajar Gil Ho. Dia mengeluarkan pistolnya dan meletakkannya di kepala Gil Ho. Dia memerintah Gil Ho agar tidak membuat keributan.  
Yoo Shik dan team masih membuat keributan di bawah. Hyun Shik berbohong kepada para penjaga kalau surat perintah penggeledahan akan di kirim 20menit lagi. Tepat saat itu, pintu lift terbuka, Yoo Shik dan yang lain segera berlari masuk ke dalamnya. Penjaga tentu mengejar mereka dan terjadi keributan di depan lift.
Deuk Cheon memanfaatkan kesempatan itu untuk keluar dari gedung. Deuk Cheon berjalan dengan menodongkan pistol pada Gil Ho sementara Sung Joon menggendong Soo Yeon. Yoo Shik melihat mereka dan setelah memastikan Deuk Cheon keluar, dia tersenyum.
Deuk Cheon menyuruh Gil Ho untuk masuk ke dalam mobil. Dan ketika di dalam mobil, dia memeriksa saku jas Gil Ho dan memang benar ada suntikan disana. Dia mengambil suntikan tersebut dan dengan cepat menusukkannya pada Gil Ho sebelum Gil Ho sempat melawan. Gil Ho langsung pingsan.
Deuk Cheon berpindah ke sisi pengemudi. Dia memandang Soo Yeon yang duduk di kursi sebelah.
Dokter kembali memeriksa kondisi Ketua dan semuanya masih baik-baik saja.
“Ketua… umurmu benar-benar panjang bahkan setelah … yang kau lakukan dengan anak-anak malang itu,” ujar dokter Han.
Dokter Han adalah dokter yang merawat Sung Hoon dan Sung Joon dulu. Dokter memberitahu kalau dia akan membawa Sung Joon dan Sung Hoon keluar dari tempat itu dan tentu saja Sung Hoon dan Sung Joon senang mendengarnya. Ini pertama kalinya mereka akan keluar.
“Ibu. Tidak, dokter,” ujar Sung Joon, “Kau pasti tahu dengan baik karena kau selalu pergi keluar. Langit. Apa warna langit itu? Apa benar-benar seindah foto yang kau tunjukkan kepada kami?”
“Angin. Apa warna angin?” tanya Sung Hoon juga.
Sung Joon memarahi Sung Hoon yang bodoh. Angin itu tidak punya warna dan tidak bisa tidak terlihat. Sung Hoon bertanya apa benar tidak terlihat? Dokter Han membenarkan kalau angin tidak bisa terlihat tetapi bisa dirasakan. Sung Hoon bertanya bagaimana mereka bisa merasakah sesuatu yang tidak bisa dilihat? Dokter Han terdiam dan belum sempat dia menjawab, Sung Joon bertanya berapa lama mereka akan pergi keluar?
“Sebanyak yang kau inginkan,” jawab dokter.
Sung Hoon dan Sung Joon senang mendengarnya.

Dokter berada di dalam mobil bersama Sung Hoon dan Sung Joon. Dia membuka jendela dan menyuruh mereka mengeluarkan tangan mereka sekarang karena tidak ada mobil lain. Sung Hoon dan Sung Joon mengikuti arahan dokter.
“Apa kau merasakannya? Inilah angin,” jelas dokter.
Sung Hoon dan Sung Joon senang merasakan angin yang berhembus mengenai tangan mereka.
Dokter yang lebih muda masuk dan memberitahu kalau dokter Han kedatangan seorang tamu. Dokter Han segera bertanya siapa tamunya itu?


Hyung Shik dan Soo Ho mengangkat tubuh Gil Ho yang pingsan keluar dari mobil Deuk Cheon. Yoo Shik memandang Soo Yeon yang sedang tertidur. Dia merasa senang karena Soo Yeon masih hidup dan kembali pada mereka. Deuk Cheon memberitahu kalau dia akan menghubungi Yoo Shik setelah dia memindahkan Soo Yeon ke tempat yang aman. Yoo Shik mengerti. Hyung Shik dan Soo Ho juga senang karena Soo Yeon sudah kembali. Deuk Cheon pamit pada mereka.

Deuk Cheon bersama dengan Soo Yeon dan Sung Joon pergi. Tetapi, sebuah mobil melaju kencang di belakang mereka dan menabrak keras mobil mereka. Itu adalah mobil Sung Hoon. Mobil Deuk Cheon terhenti karena tabrakan tersebut. Sung Hoon segera membukan pintu mobil dan membawa Soo Yeon. Tetapi, Deuk Cheon masih sadar dan memaki Sung Hoon karena mau membawa putrinya lagi. Sung Joon sendiri kepalanya terluka karna tabrakan itu.

Deuk Cheon keluar mobil dan menghajar Sung Hoon yang mau membawa putrinya. Sung Hoon membalas dan menyudutkan Deuk Cheon.
“Ini semua karena kau. Ini semua karena kau!” teriaknya marah. “Ini tidak akan terjadi jika bukan karena kau. Kenapa hanya aku satu-satunya yang akan mati? Kenapa hanya aku satu-satunya yang menderita? Jika aku mati, putrimu juga akan mati.” Sung Hoon terus menghajar Deuk Cheon.
Deuk Cheon sudah babak belur. Tetapi, dia terus berusaha agar Sung Hoon tidak menyentuh putrinya lagi. Mereka sampai jatuh berguling.
Dokter Han Yu Ra masuk ke dalam ruangannya. Dan tamu yang menemuinya adalah Jaksa Choi Jo Hye.
Sung Hoon bangkit dan menghajar Deuk Cheon lagi. Deuk Cheon dalam keadaan terluka bertanya siapa Sung Hoon? Kenapa dia melakukan ini?  Apa karena vaksin yang diterima Soo Yeon?
“Vaksin? Apa kau benar-benar berpikir kalau Soo Yeon dipilih karena keberuntungan? Akulah yang melakukannya. Ada banyak orang yang akan bersedia jika dia punya uang. Itu karena dia putrimu,” marah Sung Hoon dan mencekik erat leher Deuk Cheon.
Dokter Han bertanya tujuan seorang jaksa mencarinya. Dan Jo Hye segera menjawab kalau dia hendak bertanya tentang dr. Lee Yong Sup.
Flashback
Saat Jo Hye bertanya hubungan antara dr. Lee dengan Sanyoung, Song Yi memberitahu kalau ada yang menghubungkan keduanya.
“Dokter Han Yu Ra bekerja di sana sebagai kepala pusat penelitian. Yang menarik adalah dia merupakan istri dokter Lee.”
Flashback END
“Aku akan langsung ke intinya. Aku tahu kalau dr. Lee adalah suamimu. Apa kau tahu sesuatu tentang percobaan ilegal yang dia kemukakan?” tanya Jo Hye.
“Aku rasa aku tidak dalam posisi untuk mengomentari itu,” dalih dr. Han. Dia mengusir Jo Hye untuk keluar karena dia sibuk.
“Uji coba ilegal itu menciptakan manusia kloningan. Tepatnya, ada dua kloning yang terlihat persis seperti dr. Lee,” ujar Jo Hye. Dr. Han terdiam kaku. “Lee Sung Joon dan… Lee Sung Hoon,” sambung Jo Hye. “Apa kau masih berpikir kau tidak dalam posisi untuk mengomentari masalah ini?”
Dr. Han menatap tajam Jo Hye.
Dr. Han bersama dengan Sung Joon dan Sung Hoon. Mereka meninggalkan mobil mereka di tengah hutan karena dr. Han tahu kalau mobilnya sudah di lacak. Dia berterimakasih kepada seorang pria yang sudah membantunya dan dia akan pergi  dengan bus. Pria itu menyuruh dr. Han berterimakasih padanya nanti saja jika sudah berhasil tiba di Seoul.

dr. Han jongkok di depan Sung Hoon dan menyuruh Sung Hoon untuk pergi dengan pria itu. Sung Hoon merasa sedih dan meminta pergi bersama-sama. Dr. Han menjelaskan jika mereka melakukan itu, mereka akan menarik banyak perhatian. Dr. Han menyakinkan Sung Hoon kalau Sung Hoon tidur, dia akan segera tiba di Seoul dan mereka akan berjumpa disana. Sung Hoon walau sedih mengerti dan mengikuti pria itu.
Tetapi, Sung Hoon tiba-tiba melepaskan tangan pria itu dan kembali pada dr. Han, “Tidak bisa aku pergi dengan ibu? Maksudku, tidak bisakah aku pergi dengan dokter?” dr. Han tidak bisa menjawab.
Sung Hoon menatap Sung Joon, “Sung Joon hyung, tidak bisakah kita bertukar tempat?”
“Baiklah. Mari kita lakukan itu,” setuju Sung Joon.
“Apa kau pikir kita akan bertemu lagi?” tanya Sung Hoon sedih.
“Jangan khawatir. Kita akan bertemu lagi. Dimanapun kau berada, aku akan mencarimu,” janjo Sung Joon. “Jadi jangan menangis dan tunggu aku.”



Dan akhirnya Sung Hoon pergi bersama dengan dr. Han. Dr. Han merasa diikuti dan segera pergi dengan Sung Hoon ke kantor polisi. Tetapi, kantor polisi sedang sibuk. Sung Hoon menarik jaket seorang polisi dan meminta tolong. Dan itu adalah Deuk Cheon.
“Aku memintamu untuk membantuku. Kau seharusnya sudah membantuku! Kau seharusnya percaya padaku!” tangis Sung Hoon penuh kemarahan dan mencekik Deuk Cheon semakin kuat.  “Ini semua salahmu. Ini semua salahmu!”
Tidak ada yang membantu dr. Han dan Sung Hoon. Mereka kembali ke jalan dan saat itu, dr. Han ditabrak sebuah mobil. Sung Hoon menangis memanggil dr. Han agar sadar.
“Dia meninggal karena kau. Ini semua salahmu!” marah Sung Hoon. Aku akan memastikan kau merasakan rasa sakit yang sama.”
Dokter Han memberitahu Jo Hye kalau dia sudah datang ke tempat yang salah. Jo Hye memberitahu kalau dia sudah mengamankan bukti-buktinya dan tidak ada gunanya dr. Han menyangkal hal itu.
“Aku bukannya menyangkal. Aku hanya ingin memperbaiki informasi palsu itu. Lee Sung Joon dan Lee Sung Hoon, kedua manusia kloningan itu… bukan dibuat oleh suamiku. Akulah yang membuatnya,” aku dr. Han.



Post a Comment

Previous Post Next Post