Sinopsis K- Drama : Crash Landing On You Episode 14 - part 1




Network : tvN Netflix
Tokoh, Kejadian, Organisasi, dan Latar Belakang adalah Fiksi

Cheol Gang ingin memungut pistolnya yang terjatuh. Tapi sebelum dia sempat mengambil pistol nya, Man Bok datang dan mengambil pistol tersebut.
Man Bok mengarahkan pistol tersebut ke arah Cheol Gang. Lalu dia menembak sambil menutup matanya karena rasa takut. Tapi saat dia sudah menembak dan membuka matanya, Cheol Gang sudah kabur dan menghilang dari pandangannya.

Man Bok mencari Cheol Gang, dan dia melihat jejak darah Cheol Gang yang menetes di tanah. Tapi dia tidak mengikuti jejak tersebut dan hanya berdiri diam di tempat nya. Karena dia merasa takut untuk pergi sendirian ke tempat yang gelap serta sepi.


Saat Jung Hyuk membuka pintu mobil, tubuh Se Ri langsung terjatuh dari dalam mobil. Untungnya, Jung Hyuk bisa segera menangkap tubuhnya. Jung Hyuk memeluk tubuh Se Ri dan menangis.


Didalam ambulans. Jung Hyuk memegang tangan Se Ri sambil masih menangis.
Pelatih menunggu Jung Hyuk berserta dengan anggota timnya. Tapi belum juga ada yang datang, dan tidak ada yang bisa dihubungin. Dia melaporkan itu kepada seseorang, dia menjelaskan bahwa dia khawatir sesuatu terjadi dan dia bertanya harus bagaimana dia, karena mereka harus segera berangkat.

Jung Hyuk berdiri terpaku di tempat nya. Dia memperhatikan Se Ri yang sedang di rawat oleh para dokter dan perawat. Situasi Se Ri sangat gawat. Luka yang di derita Se Ri mengakibatkan paru- paru bocor, jadi mereka harus memasukkan selang ke dalam tubuh nya. Baru setelah itu mereka bisa mengeluarkan peluru di dalam tubuh Se Ri.
“Aku pernah punya kakak. Setelah kehilangan dia, aku menderita. Itu sebabnya, aku bertekad. Aku berjanji kepada diriku, aku tidak akan kehilangan siapa pun.”

Jung Hyuk mengepalkan tangan nya yang gemetaran. “Aku berjanji tidak akan hidup bahagia. Aku berjanji untuk menjalani hidup tanpa mimpi akan masa depan.”

Jung Hyuk memperhatikan dari jauh keluarga Se Ri yang datang berkumpul di rumah sakit. “Sejak saat itu, tidurku tidak pernah lelap, aku tidak pernah bercanda, tidak pernah bermain piano, dan tidak pernah mencintai seseorang. Sampai kamu mendarat di duniaku suatu hari.”


Jung Hyuk terus berdiri di tempat sampai pagi hari. Menunggu operasi Se Ri selesai.
Yoon Hee melihat keberadaan Jung Hyuk. Tapi karena dia tidak mengenalnya, dia pun mengabaikan keberadaan nya.

Se Ri telah selesai di operasi. Dia dibawa keluar. Dan Jung Hyuk memperhatikan itu. “Kini, aku berubah. Walau harus khawatir kehilangan dirimu tiap hari, aku ingin memilikimu dalam hidupku.”

Jung Hyuk memegang cincin dijarinya. “Walau hatiku terluka karena mimpi itu tidak akan terwujud, aku ingin memimpikan masa depan. Jadi…”
Jung Hyuk berdiri di depan ruangan rawat Se Ri. Dan memperhatikannya dari jauh. “Kumohon, tetaplah hidup. Tetaplah hidup dan dengarkan ucapanku. Masih ada kisah yang belum kuceritakan kepadamu.”

Yoon Hee melihat Jung Hyuk. Tapi karena dia tidak mengenalnya, dia pun masuk ke dalam ruangan rawat Se Ri dan mengabaikan keberadaannya.
Ketika Ayah Jung mendapatkan kabar kalau putranya dan anggota tim putranya tidak ada satupun yang naik ke dalam bus dan pulang, dia merasa sangat stress. Bila hal ini di ketahui oleh Badan Militer, maka situasi akan memburuk.
“Siapa yang tahu soal ini?” tanya Ayah Jung.
“Sejauh ini, hanya sersan yang diutus dan aku yang tahu soal ini, Pak.”

“Badan Keamanan dan Badan Militer akan memberikan ceramah persenjataan dan pidato mengenai Pesta Olahraga Militer Dunia. Bersiaplah,” perintah Ayah Jung.
“Baik, pak.”

Bawahan Ayah Jung menjelaskan bahwa dia khawatir mengenai Direktur Militer. Sebab tampaknya Direktur Militer memiliki koneksi dengan Cheol Gang. Jadi mereka butuh rencana untuk nanti.
“Bahkan mereka yang ditugaskan membawanya pulang tidak kembali,” keluh Ayah Jung. Stress.

Diluar rumah sakit. Kelima anggota tim Jung Hyuk menunggu dengan cemas. Sebab Se Ri belum sadarkan diri juga sampai sekarang. Eun Dong khawatir, kalau rumah sakit kehabisan stok darah. Dan mendengar itu, Sersan Pyo langsung ingin pergi untuk mendonorkan darah nya.


“Golongan darahnya juga sama dengan Kapten Ri. Jika butuh darah lagi, dia pasti sudah mendonorkan nya,” kata Letnan Park, memberitahu.
“Rumah sakit di Selatan punya banyak stok darah, pasti bukan karena itu,” tambah Ju Meok.
“Lalu kenapa dia belum sadarkan diri? Sudah tiga hari!” tanya Sersan Pyo sambil menangis. “Bagaimana kalau sesuatu yang buruk terjadi?” tanyanya kemudian.

Mereka berlima mengingat perkataan Se Ri malam itu. Se Ri memberikan satu set pakaian sebagai hadiah untuk mereka berlima. Dan mereka sangat senang menerima nya.
“Aku berharap dunia menjadi tempat yang indah. Maka setidaknya kita bisa saling bicara lagi,” kata Se Ri dengan penuh harap.
Mengingat itu, mereka berlima menangis.

Polisi menanyai Chang Sik dan Manajer Pembelian tentang apa yang terjadi kepada Se Ri. Dan mereka berdua menjelaskan kalau dari apa yang mereka dengar, di daerah sana terjadi tembakan dan Se Ri tidak sengaja lewat. Namun mereka jadi bertanya- tanya, kenapa Se Ri bisa terkena tembakan, karena kalau orang biasa pasti sudah kabur, tapi Se Ri malah terus maju masuk ke dalam TKP dan terkena tembakan peluru.


“Diakah orang yang diselamatkan Bu Yoon Se Ri?” tanya polisi sambil melihat ke arah Su Chan yang sedang menangis tersedu- sedu.
“Tidak, bukan dia,” jawab Chang Sik. Lalu dia mengomeli Su Chan.
“Maksudku, dia baru saja kembali dengan selamat. Dan sekarang…” kata Su Chan sambil menangis. Lalu dia mendekat ke si polisi dan berlutut di hadapannya. “Siapa pun bajingan itu, tolong tangkap dia. Aku mohon, Pak,” pintanya.
Chang Sik dan Manajer Pembelian langsung menarik Su Chan untuk melepaskan si polisi. Mereka berdua merasa sangat malu padanya dan meminta maaf.

Jung Hyuk masih berdiri di depan ruangan Se Ri.
Hye Ji melihat Jung Hyuk dan merasa heran siapa dia, jadi dia pun bertanya kepada Chang Sik yang datang. Dan Chang Sik pun menjelaskan bahwa Jung Hyuk adalah pengawal pribadi Se Ri. Mendengar itu, Sang Ah mengingat tentang perkataan Dokter yang Se Ri bayar, dan dia pun merasa curiga kepada Jung Hyuk. Dia meminta Chang Sik untuk mengirimkan resume Jung Hyuk padanya.


“Apa? Kenapa Resume nya?” tanya Chang Sik, heran.
“Saat aku menyuruhmu, lakukan saja. Jangan balik bertanya,” kata Sang Ah dengan sikap arogant.
“Baik, Bu,” jawab Chang Sik dengan pelan, lalu dia diam sesaat dan berpikir. “Aku hanya akan menjawab. Bu Yoon memegang resumenya, aku tidak punya. Walaupun aku punya, aku tidak bisa berikan kepadamu tanpa izin Bu Yoon. Aku permisi,” jelas nya. Lalu dia pergi.
Sang Ah tidak senang mendengar itu. Sementara Hye Ji merasa biasa saja, karena menurutnya perkataan Chang Sik benar.

Polisi meminta pernyataan Jung Hyuk sebagai saksi. Sebab kecelakaan senjata di Seoul tidak sering terjadi. Jadi dia ingin mengetahui apa yang sebenar nya terjadi, dan seperti apa pelakunya. Lalu dia juga ingin melihat identitas Jung Hyuk.
Jung Hyuk diam dan memperlihatkan buku pasport nya. Disana tertulis dia sebagai warga negara Tionghoa. Dan melihat itu, si polisi merasa aman. “Adakah laporan soal orang lain yang terkena tembakan?” tanya Jung Hyuk.
“Tidak, tidak ada,” jawab si polisi.

“Apakah kamu sudah mencari fasilitas medis ilegal di dekat TKP?” tanya Jung Hyuk. Dan si polisi tidak mengerti. “Penjahat itu juga terkena luka tembak. Dia tidak bisa dirawat di rumah sakit umum, dia pasti menggunakan fasilitas seperti itu,” jelas Jung Hyuk.


Manajer Oh menyelamatkan Cheol Gang. Dia membayar dokter untuk mengobati dan mengeluarkan peluru di tubuh Cheol Gang.
“Kenapa menyelamatkan aku?” tanya Cheol Gang, tidak mengerti.

“Karena aku tidak bisa membiarkan klienku mati sebelum mendapatkan sisa uangnya. Dan tentunya kau harus membayar biaya operasi hari ini,” jawab Manajer Oh. Dan Cheol Gang tersenyum geli. “Bayarlah dengan sesuai, dan kembali ke tempat asalmu, lakukan urusanmu. Kau tidak boleh di sini. Jika kamu mati di sini, segalanya akan makin rumit, dan aku bisa kena masalah besar,” jelas nya.
“Lalu Yoon Se Ri? Apa yang terjadi dengannya?” tanya Cheol Gang, ingin tahu.

Sang Ah memberikan saran kepada semuanya agar mereka memecat Jung Hyuk. Dengan alasan, mereka tidak bisa mempercayai Jung Hyuk yang berada di tempat kejadian. Mendengar itu, Se Jung menatap Sang Ah dengan tatapan heran.
“Dia benar. Kita seharusnya sudah memecatnya. Aku begitu terkejut hingga tak terpikir olehku,” kata Se Hyung, mendukung Sang Ah.


Chang Sik dan Manajer pembelian memberitahu Jung Hyuk tentang pemecatannya. Sebenarnya mereka berdua merasa canggung untuk memberitahu kan ini kepada Jung Hyuk, tapi mereka berdua terpaksa. Serta mereka juga merasa heran, sejak kapan keluarga Se Ri peduli dengan Se Ri. Mendengar itu, Jung Hyuk hanya diam saja.
“Mereka bilang kamu tampak mencurigakan dan tidak bisa memercayaimu. Mereka mau merekrut pengawal sendiri. Bagiku, mereka yang mencurigakan,” jelas Chang Sik. Lalu dia memanggil Su Chan yang masih menangis. “Hei, kamu. Jangan menangis. Kamu memperburuk suasana.”

Jung Hyuk berdiri di luar rumah sakit. Menunggu Se Ri.

Letkol Senior akhirnya pulang ke rumah. Melihat kepulangannya, Young Ae menangis bahagia sambil mengomeli Letkol Senior yang sudah di bilang berkali- kali untuk jangan bergaul dengan Cheol Gang, tapi Letkol Senior masih saja bergaul dengan Cheol Gang. Dan Letkol Senior meminta maaf.
“Nam Sik jadi bodoh karena menurun darimu, jadi, jangan pakai otakmu,” omel Young Ae.


“Ibu benar soal itu,” kata Nam Sik dengan bangga. “Nilaiku paling bagus saat menebak jawabannya, bukan memikirkannya,” katanya. Dan Young Ae langsung memukul kepalanya.
“Sudahlah,” kata Letkol senior, melindungi Nam Sik. “Ayah tidak akan memakai otak dan akan bersikap baik,” janjinya. Lalu dia memeluk Young Ae dan Nam Sik.


Para Ibu- Ibu memasak bersama di rumah Young Ae. Untuk menyambut kedatangan Myeong Eun nanti nya. Dan sebelum Myeong Eun datang, Young Ae memberikan peringatan kepada Wol Suk untuk jangan sampai berbicara sembarangan nanti nya.
“Jangan khawatir. Jika aku mabuk dan mengatakan hal bodoh hari ini, aku akan mencukur rambutku,” kata Wol Suk dengan yakin.
“Aku akan membotakimu,” tegas Young Ae.

Myeong Eun datang. Dan semua orang menyambutnya dengan hangat. Dan Myeong Eun sangat senang dengan sikap baik mereka, jadi dia pun mengeluarkan sampanye yang dibawa nya. Walau tidak tahu apa itu sampanye, tapi melihat botol nya yang tampak mewah, Wol Suk pun merasa itu pasti minuman yang enak. Jadi dia pun meminum itu dan dia merasa sangat senang, sebab sampanye itu beneran sangat enak.


“Entah bagaimana caraku membalas kebaikanmu,” kata Young Ae, berterima kasih pada Myeong Eun.
“Jangan bilang begitu. Kalian tetangga Jung Hyuk, dan kalian seperti dirinya bagiku. Aku ingin lakukan apa pun untuk membantu kalian,” balas Myeong Eun dengan ramah. Lalu mereka semua tertawa.
Wol Suk mulai mabuk. Dan melihat itu, Young Ae merasa khawatir, jadi diapun memasukkan makanan ke dalam mulut Wol Suk. Namun karena Myeong Eun mengizinkan Wol Suk untuk terus berbicara bebas, maka dengan semakin bersemangat Wol Suk pun terus berbicara.
“Kukira kamu akan seseram macan dan juga lantang. Walau kamu sedikit lantang, kamu tidak semenakutkan itu,” kata Wol Suk, memuji. Dan Myeong Eun merasa senang mendengar itu.


Tapi kemudian Wol Suk mulai berbicara sembarangan. Dan semua orang mencoba untuk menghentikan nya berbicara, dengan mencubit nya, menutup mulut nya, dan menyenggolnya, tapi karena sudah terlalu mabuk, Wol Suk sama sekali tidak peduli dengan mereka dan terus berbicara.
“Bu Go adalah orang yang baik. Pernikahannya dibatalkan. Pasti tidak mudah menjadi dirimu untuk membantu kami,” kata Wol Suk. “Aku jadi orang jahat lagi? Kalian pasti sependapat. Kalian bilang pria dari Eropa itu bukan keponakannya…”
“Kamerad Al memang keponakanku,” kata Myeong Eun, menjelaskan dengan tenang.


“Ayolah. Itu perselingkuhan balas dendam!” teriak Wol Suk dengan keras. Dan semuanya tertawa dengan canggung. Young Ae segera menjelaskan kepada Myeong Eun bahwa Wol Suk hanya berbicara sembarangan saja. Lalu dia menyuruh semuanya untuk membawa Wol Suk pulang. Tapi Wol Suk tidak mau dan memberontak.
“Kalian semua bilang begitu. Kalian bilang pria dari Eropa itu lebih cocok dengan putrinya,” kata Wol Suk dengan keras. Dan Myeong Eun merasa sangat kesal.
“Ulangi perkataanmu,” pinta Myeong Eun dengan tegas.

“Pria dari Eropa itu cocok menjadi pasangan putrimu.”
“Bukan. Sebelumnya,” tegas Myeong Eun sambil menatap Wol Suk dengan tajam.
“Aku belum mabuk?”
“Bukan. Bukan. Sebelumnya,” tegas Myeong Eun lagi.
“Selingkuh balas dendam?”

Mendengar itu, semua orang merasa sangat panik dan takut. Apalagi ketika Myeong Eun menatap mereka semua. “Maksudmu, Jung Hyuk pernah berselingkuh? Itu maksudmu?” tanyanya.
Wol Suk tiba- tiba tersadar dan merasa panik. “Yeong Ae, aku tadi bilang apa?” tanya nya sambil memeluk lengan Young Ae. “Aku ada di mana? Aku siapa?” tanyanya lagi. Dan semuanya diam.

Myeong Eun menghabiskan sampanye di dalam gelas nya. Lalu dia membanting gelas nya ke atas meja dengan marah. “Jung Hyuk berselingkuh?” tanyanya. “Dengan siapa?!” bentak nya sambil memukul meja. Lalu tiba- tiba dia teringat tentang semua pembicaraan nya dengan Sersan Pyo, saat mereka berdua sedang mabuk. Dan dia merasa sangat marah.
Myeong Eun kemudian teringat janji Jung Hyuk yang mengatakan akan menikah dengan putrinya. Dan mengingat itu, dia tambah merasa sangat marah.
Myeong Eun duduk dengan lemas di dalam lift. Dia mengingat ekspresi Seo Dan, saat mereka pindah ke apatermen yang baru. Serta perkataan Seo Dan yang mengatakan bahwa tidak peduli apapun yang terjadi, dia akan tetap menikah dengan Jung Hyuk dan hidup bahagia.


Seo Dan terkejut menemukan Ibunya di dalam lift. “Ibu. Kenapa tidak angkat telepon?” tanya nya.
Myeong Eun berusaha untuk bersikap tegar di hadapan Seo Dan. “Hei! Kamu pernah lihat ibu mengangkat telepon saat minum?” tanyanya. “Sayangku. Mari kita masuk,” ajak nya kemudian.


Myeong Eun duduk di sofa. “Kamu. Jangan cemaskan ibu, dan berbahagialah,” katanya dengan lembut. Dan Seo Dan tidak mengerti kenapa tiba- tiba Ibu berbicara seperti ini. “Tentu saja, ibu akan mengatakan hal-hal yang seharusnya sebagai ibumu. Tapi, jangan terlalu mendengarkan ibu. Lakukan apa yang kamu mau, dan hiduplah dengan bahagia. Itulah maksud ibu,” jelas Myeong Eun sambil berbaring dengan lemas di sofa.
Mendengar itu, Seo Dan merasa tersentuh. “Kenapa tidur di sini? Tidurlah di kamar,” ajak nya.

“Ibu khawatir kamu akan menjalani hidup yang tidak bahagia setelah ibu mati. Ibu khawatir sudah keliru. Ibu sangat takut itu bisa terjadi,” kata Myeong Eun sambil menangis. Dan Seo Dan diam memperhatikan Ibunya. Dia merasa sedih mendengar perkataan Ibunya.

Dengan perhatian, Seo Dan mengambil selimut dan menyelimuti Myeong Eun.

Se Hyung ingin mengirim kan tim keamanan nya untuk menjaga Se Ri. Dan karena tidak mau kalah, Se Jung pun juga ingin mengirimkan tim keamanan nya. Lalu seperti biasa, mereka berdua mulai berdebat dan membandingkan orang- orang mereka.
Tepat disaat itu, tiba- tiba jari Se Ri bergerak, dan Hye Ji melihat itu. “Dia baru saja bergerak,” katanya. Dan semua nya langsung mendekat ke arah Se Ri.



Se Ri membuka matanya. Melihat itu, Se Hyung serta Sang Ah merasa terkejut. Sedangkan Se Jung dan Hye Ji segera meminta perawat untuk memanggil dokter, serta menanyakan, apakah Se Ri baik- baik saja. Dengan masih lemas, Se Ri mengangkat tangan nya, dan meminta Hye Ji untuk mendekat. Dan Hye Ji pun langsung mendekat kan telinga nya.

“Enyahlah,” kata Se Ri dengan pelan. “Enyahlah kalian.”
Para Dokter masuk ke dalam kamar rawat Se Ri untuk memeriksa nya.


Hye Ji dan yang lainnya keluar dari dalam kamar rawat Se Ri. Hye Ji mengomentari kalau Se Ri pasti baik- baik saja. Dan Se Jung setuju. Yoon Hee datang dengan terburu- buru. “Ibu dengar Se Ri sudah siuman,” katanya.
“Ya, sudah. Dia menyuruh kami pergi,” jawab Se Jung sambil tertawa. “Dia mencari seseorang,” jelas nya kemudian. Dan Ibu tidak mengerti.

Jung Hyuk mendapatkan telpon dari Se Ri. Mendengar suara nya, Jung Hyuk merasa kaget dan berdiri terpaku di tempat nya sambil menatap ke arah rumah sakit.
“Apa ini?” tanya Se Ri. “Kamu adalah pengawalku. Bagaimana bisa kamu pergi tanpa izinku? Kamu yang bilang agar aku berada di dekatmu. Kamu bilang selama aku ada di dekatmu, aku akan aman. Kembalilah sekarang. Aku merindukanmu.”
“Aku datang,” jawab Jung Hyuk sambul berjalan dengan cepat. Lalu dia mulai berlari.


Jung Hyuk mulai menangis, saat dia melihat Se Ri. Dia sedikit kesulitan untuk berbicara. “Kenapa kamu… langsung memasuki tempat berbahaya? Kamu tidak takut? Kamu bisa benar-benar mati. Bagaimana kalau kamu mati sungguhan? Lalu aku harus hidup seperti apa?” tanyanya.
“Jangan konyol. Kamu membuatnya seolah-olah aku yang melakukan itu. Kamu juga sama saja. Kamu hampir mati demi diriku,” kata Se Ri dengan lemas.

“Kali ini berbeda,” balas Jung Hyuk. “Kamu bilang aku pengawalmu. Kamu bilang aku harus melindungimu.”
“Apa ini? Sangat sulit bagiku untuk siuman. Dan kamu terus mengatakan omong kosong. Kamu akan terus marah kepadaku?” keluh Se Ri sambil menangis. Lalu dia membuka kedua tangannya.


Dengan pelan, Jung Hyuk berjalan ke arah Se Ri. Dan lalu dia memeluk Se Ri dengan erat. Mereka berdua saling menangis di dalam pelukan masing- masing.
“Aku mencintaimu,” bisik Jung Hyuk.

Jung Hyuk melepaskan pelukannya dan menatap Se Ri. “Aku sungguh takut tidak bisa mengatakannya kepadamu.”
“Aku juga takut. Aku bermimpi panjang, tapi aku… tidak bisa menemukanmu di sana. Aku begitu ingin terbangun dari mimpi itu,” balas Se Ri. Dan Jung Hyuk mengangguk sambil tersenyum.
Kemudian mereka berdua kembali berpelukan.

Post a Comment

Previous Post Next Post