Sinopsis Drama Korea : SAVE ME Episode 01- 2



Images by : OCN

Sang Hwan dkk sedang menonton pertandingan adu sapi. Mereka juga saling taruhan dan yang kalah adalah Sang Hwan. Dan sebagai hukumannya, Sang Hwan harus mentraktir karaoke.
Mereka sudah bersiap-siap pulang. Tetapi, Jung Hoon minta izin untuk ke kamar mandi dulu. Dan sialnya, dia malah bertemu dengan orang yang mereka coret-coret motornya tadi. Dan lebih sialnya lagi, orang itu membawa banyak teman-temannya.


Sang Hwan dkk segera membantu Jung Hoon. Dan terjadilah aksi tawuran. Sang Hwan dkk tentu kalah jumlah dan akhirnya memutuskan untuk melarikan diri. Mereka segera berlari kencang dari arena pertandingan adu sapi dan menaiki motor mereka. Sialnya, lawan mereka tidak menyerah dan terus mengejar mereka dengan melewati jalan pintas. Akhirnya, mereka berhasil dihadang.

Jung Hoon yang tidak enak, meminta teman-temannya untuk pergi dan meninggalkannya saja (sepertinya, Jung Hoon di bully oleh orang-orang itu, dan Sang Hwan serta yang lainnya membantunya balas dendam dengan cara mencoret motor orang tersebut). Sang Hwan dan yang lain, tentu tidak meninggalkan Jung Hoon, mereka memutuskan untuk melawan semuanya. Tetapi, belum sempat mereka berkelahi, ketua lawan datang dan menyuruh semuanya untuk berhenti. Kenapa? Karena dia mengenal Sang Hwan, yang anak dari Han Yong Min.
Setelah semua lawan mereka pergi, Sang Hwan dkk menuju karaoke.

Joo Ho sedang membersihkan kandang sapi. Pemilik menyapanya dan bertanya apa pekerjaannya susah? Joo Ho menyangkal dan dia juga sudah sering bekerja susah di Seoul. Pemilik tersenyum dan memberitahu kalau pekerjaan ini awalnya sulit, tetapi lama kelamaan akan terbiasa. Dia jua memberitahu usianya sudah 72tahun, dan dia sudah memelihara sapi selama 50tahun, jadi hanya dengan melihat ke mata orang atau sapi, dia sudah bisa mendapatkan gambaran tentang bagaimana orang atau sapi yang dihadapinya.
“Kau tampak seperti orang yang naif. Matamu terlihat seperti mata sapi. Itu sebabnya, aku mempekerjakanmu. Kau harus tahu bahwa kau sangat di berkati,” ujar pemilik. “Kau telah dipilih khusus oleh Bapak Rohani kami,” lanjutnya.
Joo Ho jelas merasa kebingungan.
“Kenapa kau tidak ke kapel (tempat ibadah) bersamaku? Bapak Rohani memintaku untuk membawamu. Kalau begitu sampai jumpa nanti,”
Joo Ho masih bingung tetapi tidak berani menolak.
Wan Tae bersiul dan menuju suatu tempat yang ditutupi plastik. Dia masuk ke dalam ruangan yang berada jauh dari pintu masuk. Ruangan itu bahkan di kunci dengan rapat.
Wan Tae masuk ke sana dan memanggil orang yang tertidur di ruangan itu dengan nama : Hyung-nim. Dan orang yang di kurung di dalam sana adalah orang mabuk yang kemaren di bawa oleh Sersan Woo. Wan Tae membawa orang itu dengan sabar ke dalam kamar mandi untuk memandikannya. Tetapi, orang itu terlalu mabuk dan memarah-marahinya. Wan Tae terlihat tidak suka.

Dan… dia segera mengambil gagang shower dan menggunakannya untuk memukul pria mabuk itu hingga kepalanya berdarah. Dia dengan kesal memarahi pria itu karena tidak mendengarkannya saat dia sudah bicara baik-baik. Dan dia bahkan memandikan pria yang terluka itu dengan shower air panas tanpa mengobati ataupun melepaskan baju pria itu terlebih dahulu.
“Aku membawamu ke sini, sehingga kau bisa menjalani hidup yang baru,” ujarnya dingin.
Pria itu sudah di bersihkan. Kumis dan janggutnya telah di cukur dan luka di kepalanya juga sudah di perban. Dia bahkan sudah mengganti bajunya. Wan Tae membawanya ke ruangan Jung Ki. Pria itu melihat sekeliling dan bertanya dia ada dimana?
“Karena kau sudah di bersihkan, kau juga harus membersihkan jiwamu. Barulah setelah itu, kau bisa menjadi pria yang baru,” jawab Wan Tae sambil membersihkan cincin emas-nya dengan sapu tangan.

Jung Ki dan Eun Sil masuk dan menyapa pria itu ramah. Jung Ki menatap pria itu dengan wajah ramah dan bertanya apa dia merasa senang berada di sini? Pria itu melirik Wan Tae ketakutan dan dia langsung berlutut agar Jung Ki menolongnya. Dia memberitahu kalau Wan Tae mau membunuhnya. Eun Sil menghindangkan teh pada pria itu.
Jung Ki meminta pria itu untuk duduk dulu dan memberikan teh tersebut kepada pria itu. Dia menyuruhnya untuk meminum teh itu selagi panas.
“Selama dosa-dosamu masih ada, maka jiwamu akan mati. Dengan kata lain, dosa-dosamu harus lenyap agar jiwamu hidup,” ujar Jung Ki.
“Apa artinya?”  
“Jangan takut mati. Kau harus bertobat dari dosa-dosamu dan menjadi orang baru di sini, dimana ada Yang Maha Kuasa.”
Pria itu marah mendengarkan jawaban Jung Ki. Dia berteriak agar Jung Ki membiarkannya pergi dari sana. Pria itu bahkan melempar minuman tersebut ke wajah Jung Ki.
Eun Sil segera membersihkan wajah Jung Ki. Dan pria itu merasa ketakutan kalau akan dipukuli karena sudah menyiram Jung Ki.  Tetapi tetap tersenyum, dan menuangkan kembali gelas pria itu, dia menyuruh pria itu untuk minum. Pria itu ketakutan dan meminum teh-nya.
“Yang Maha Kuasa kita, tahu semua dosamu,” ujar Jung Ki serius.
Eun Sil langsung berlutut dan berujar : “Keinginan kita akan di wujudkan.”
“Mengakui dan menghilangkan semua dosamu, jika kau melakukannya, gelas barumu akan diisi dengan jiwa yang baru. Jangan takut dan beritahu aku. Kau harus melakukan itu untuk menjadi seorang pria yang baru,” lanjut Jung Ki.
Pria itu terhenyak mendengarnya. Dia berlutu meminta maaf dan mengakui telah melakukan dosa besar. Dia berteriak-teriak memanggil ibu-nya.  
Dong Cheol menemui ayahnya yang sedang mabuk-mabukkan di kedai. Dia menyuruh ayahnya pulang karena neneknya sudah menunggu. Tetapi, ayahnya malah memarahinya dan memakinya agar mati saja. Dia tidak suka melihat Dong Cheol yang wajahnya mirip seperti istrinya. Dong Cheol sedih mendengarnya.

Dong Cheol pulang dan neneknya sudah membelikan jajangmyeon untuk merayakan ulang tahunnya. Dong Cheol merasa tidak enak karena uang neneknya dari mengumpulkan kardus bekas harus habis hanya untuk membelikan Jajangmyeon. Nenek menenangkan dan berkata kalau dia bisa memberikan segalanya untuk Dong Cheol.

Sang Hwan menemui ayahnya di rumah sakit. Dan ayahnya sedang menyuapi istrinya yang terbaring kaku. Sang Hwan mengambil alih bubur dan menyuapi ibunya. Sang Hwan menyuruh ayahnya untuk pulang dan beristirahat.
Hari sudah sore,
Dong Cheol pergi ke pinggir sungai dan melemparkan batu untuk melampiaskan kemarahannya.
Sang Hwan duduk di atas motornya di depan rumah sakit dan mengirim pesan kepada Dong Cheol. Dia mengajak untuk balapan.
Joo Ho dan keluarganya di bawa oleh pemilik peternakan ke Guseonwon.  

Eun Sil dan Wan Tae menyambut mereka. Dan pemilik segera memperkenalkan mereka kepada Joo Ho dan keluarganya. Dia memuji Eun Sil yang adalah wanita tercantik di Muji dan Wan Tae adalah pekerja terbaik. Eun Sil dan Wan Tae tersenyum malu dan mengundang mereka untuk masuk.
Keluarga Joo Ho segera masuk ke dalam gedung. Sang Mi merasa sedikit curiga.
Jung Ki menyambut mereka dan menghidangkan teh. Pemilik memberitahu Joo Ho dan  keluarga kalau teh itu bukan sembarang teh. Teh itu dibuat dengan Air Kehidupan yang  di letakkan tangan oleh Bapak Rohani. Joo Ho sedikit heran dan Eun Sil segera menjelaskan Bapak Rohani artinya Bapak para Rohani. Sang Mi segera menoleh terkejut mendengar penjelasan tersebut.
“Pendeta kamu di sini lebih dari sekedar pendeta. Dia seperti Bapak Rohani bagi kami,” jelas Eun Sil.
Wan Tae kemudian mengajak pemilik peternakan untuk main kartu bersama mereka. Pemilik segera pamit pergi untuk bermain dan meninggalkan keluarga Joo Ho.

Setelah pemilik pergi, Jung Ki menatap Sang Mi dan Sang Jin. Dia memuji mereka memiliki roh yang benar-benar bersih. Dia juga bertanya nama mereka dan Sang Mi serta Sang Jin segera memperkenalkan diri. Dia juga bertanya umur mereka.
“Mereka berumur 17tahun,” jawab Bo Eun. “Mereka adalah kembar binovular (non identik).”
Dan Eun Sil walau bermulut manis memuji mereka, dia menatap Sang Mi dengan pandangan mencurigakan.
Hari sudah malam,
Keluarga Joo Ho sudah beranjak pulang dengan di antar oleh Eun Sil ke mobil. Eun Sil bahkan memberitahu kalau dia besok akan ke kandang menemui mereka lagi. Bo Eun bertanya heran kepada Eun Sil kenapa Jung Ki bersikeras ingin menemukan tempat tinggal untuk mereka?
“Itu karena Maha Kuasa ada bersama kita. Itulah iman yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada kita. ‘Cintai tetanggamu seperti keluargamu’. Itulah yang selalu di sampaikan Bapak Rohani kepada kami dan mempraktikannya ke dirinya sendiri,” jelas Eun Sil.

Joo Ho dan lainnya sedikit heran. Tetapi, mereka tidak mempermasalahkannya dan lanjut pergi. Sebelum masuk ke mobil, Sang Mi menatap ke arah gedung dan terlihat Jung Ki yang sedang menatap mereka.
Dong Cheol dan Sang Hwan melakukan balapan.
Joo Ho dan keluarganya dalam perjalanan pulang. Bo Eun bertanya kepada Joo Ho, apa dia benar-benar akan menerima tawaran Jung Ki? Joo Ho menjawab, iya karena mereka kan memang butuh tempat tinggal. Bo Eun merasa sedikit khawatir karena gereja itu tidak seperti gereja pada umumnya. Tetapi, Joo Ho tidak setuju karena mereka terlihat baik. Dan mereka juga harus tinggal di tempat tinggal yang layak agar anak-anak bisa bersekolah.
“Ayah, tidak bisakah kita tinggal di kontainer dan pindah saat punya uang untuk mencari tempat baru?” pinta Sang Mi.
“Aku pikir itu tidak apa-apa. Mereka tampak seperti orang baik, dan aku suka bagaimana mereka mendoakan kita,” pendapat Sang Jin.
Sang Mi mulai mengingat apa yang tadi di doakan Jung Ki pada mereka.
Flashback
“Kau bisa membuka mata orang buta dan menyembuhkan orang-orang yang lumpuh.   Yang Maha Kuasa kami. Harap sembuhkan tubuh dan  jiwa Sang Jin yang terluka. Tolong sembuhkan dia,” doa Jung Ki. Dan Eun Sil menimpali : “Keinginan kita akan di wujudkan.”
Dan setelah mendoakan Sang Jin, Jung Ki lanjut mendoakan Sang Mi. Dan entah apa yang dipegang Jung Ki, karena Sang Mi mendelik kaget dengan sentuhan Jung Ki. Dia membuka matanya dan menatap Jung Ki yang sedang menutup mata dan berdoa.


“Sang Mi sangat cantik seperti porselen… dan harum seperti minyak,” ujar Jung Ki. Dan kita di perlihatkan kalau Jung Ki menyetuh paha Sang Mi dan terus menyentuh hingga ke atas. Dia bahkan meremas paha Sang Mi dan membuat Sang Mi merasa takut. “Berkah Yang Maha Kuasa ada bersama kita. Tolong bantu keluarga ini.”
End
Sang Mi merasa tidak tenang mengingat kejadian tadi.

Mobil Joo Ho masih melaju tetapi tiba-tiba di depan mereka terlihat ada dua lampu yang mengarah ke arah mobil mereka. Joo Ho merasa heran melihat mobil itu melaju ke mobil mereka, dan dia membunyikan klakson dengan keras.

Dan dua lampu itu bukanlah sebuah mobil, melainkan dua buah motor. Motor Sang Hwan dan Dong Cheol. Dan sialnya, mereka sibuk menatap. Mobil dan motor mereka semakin mendekat.

Note : Author merasa Sang Jin ini seperti ada kekurangan, entah fisik ataupun mentalnya. Soalnya, dari awal dia terlihat sangat pendiam dan Sang Mi terlihat sangat melindunginya. Dan cuplikan episode selanjutnya, terlihat Sang Mi yang melindungi Sang Jin yang di bully di sekolah baru mereka. Dan Sang Hwan dan Dong Cheol maju untuk menghajar para pembully.


3 Comments

  1. Yaaa mungkin keterbelakangan mental, klo aq lihat ini kyk ajaran sesat yaaa mengajak orang menuja nyaa seperti Tuhan, Sang Mi ajh udh dpt pelecehan :(, lanjat deh ep 2 nyaaa :) di tunggu sinopsis2 selanjutnyaa ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih sudah mau baca sinopsis Save Me di blog ini... Mohon maaf karena sinopsis Save Me tidak akan saya lanjutkan, karena saya lihat sudah banyak blog lain yang buat sinopsis drama ini ternyata dan sudah ada yang sampai episode 02..

      jadi author akan fokus menyelesaikan sinopsis Fox Summer dan Princess Agents saja..

      Delete
  2. Apa nama blog nyaa??? Yg udh buat sinopsis SAVE ME smpai ep 2??? :)

    ReplyDelete
Previous Post Next Post