Company name : Citizen Kane
Disebuah
gedung yang sangat indah. Diadakan sebuah pesta pernikahan Khemika & Sharkrit. Disebuah ruangan besar, baju pengantin
masih tergantung dan disana seorang pengantin wanita sedang duduk berdandan,
bersiap-siap untuk pernikahannya.
Sedangkan
pengantin pria yang berada ditempat lain, menunggu sambil tersenyum. Tapi
setelah itu, ia mulai melepaskan bunga dijasnya, dasi kupu-kupu yang dipakasi
dilehernya, serta jas miliknya.
Akhirnya
pengantin wanita pun telah siap memakai baju pengantin nya dan menunggu sang
kekasih. Sedangkan didalam lift yang bergerak turun, pengantin pria berkata
dalam hatinya,”Malam ini, keluarga Merhasit akan dipemalukan.”
Acara
pernikahan pun dimulai. Semua tamu undangan telah duduk dan menanti kedatangan
kedua pengantin. Dan diatas panggung, kedua pembawa acara pun mulai berbicara.
Perlahan-lahan
beberapa tamu undangan mulai gelisah dan melihat ke arah jam tangan mereka,
lalu beberapa dari mereka pun mulai pergi meninggalkan pesta.
Seorang
pria masuk dan melihat keadaan yang tidak baik itu. Lalu seorang pegawai
memberitahunya bahwa pengantin pria belum tiba juga.
Diruang
tunggu. Pengantin wanita dan keluaga mulai merasa gelisah. Lalu pria tadi masuk
dan memberitahu dia,”Aku belum melihat Khun Dilok.”
Mereka
semua mulai merasa gelisah, tapi seorang pria lain masuk dan memberitahu mereka
juga,”Dia tidak ada diruangannya.”
“Mungkin
dia ada urusan yang harus diurus,” bela pria tadi.
“Urusan
apa yang lebih penting daripada pernikahannya?! Bahkan Best man nya saja tidak
tau kemana teman baiknya itu pergi,” balas pria lain itu. Lalu ia berbalik dan
berkata,”Pa, aku pikir kita harus membatalkan pernikahannya. Jangan biarkan ini
menjadi lebih memalukan lagi.”
Mendengar
itu, pengantin wanita langsung menolak, karena ia yakin pengantin pria pasti
akan datang.
Seorang
wanita masuk kedalam ruangan sambil tersenyum. Jadi pria tadi langsung bertanya
kepadanya,”Nee. Apakah kakakmu sudah menjawab telponnya?”
“Belum.
Tenang saja. Pernikahannya kan hanya sedikit telat.”
Adik
perempuan pengantin wanita membalas perkataan Nee,”Apa yang kamu maksud dengan
sedikit telat? Ini sudah tiga jam,” katanya, tapi sambil tertawa. Jadi kedua
orang tuannya segera memberikan tatapan tajam padanya.
Dua
orang pria masuk kedalam ruangan. Lalu pria berkacamata bertanya,”Dimana
pengantin pria?”
Pengantin
wanita pun mulai merasa sangat gelisah.
Ditempat
lain, pengantin pria sedang duduk sambil tersenyum menatap jam ditangannya.
Lalu pada saat itu seorang wanita datang ke gedung pernikahan, tapi ketika itu
ia heran melihat para tamu yang sudah mulai pulang, jadi ia berpikir bahwa ia
telah terlambat.
Pengantin
wanita menatap kearah kue pernikahannya dengan pandangan sedih dan terluka. Ia
berdiri ditengah ruangan yang telah kosong. Sedangkan seluruh keluarganya
berdiri disamping ruangan melihatnya.
Pengantin
pria berjalan dengan tegap melalui lorong gedung.
Ditempat
lain, wanita yang baru tiba tadi juga berjalan masuk melalui lorong gedung.
Sedangkan
penganti wanita dengan sedih, berjalan menuju ke arah panggung nya. Dan seluruh
keluarganya hanya tetap berdiri memperhatikan dia dengan sedih, kecuali si adik
perempuan yang malah tertawa.
Pengantin
pria yang melihat kedatangan wanita tadi, langsung berbalik dan berjalan dengan
cepat. Sedangkan wanita tadi sama sekali tidak menyadari itu.
Wanita
tadi mengeluarkan ponselnya,”Trai, aku sudah disini. Aku baru saja mendarat.
Dilantai berapa? 15 kan? Okay.”
Pria
lain yang menerima telpon dari wanita tadi, berusaha mengatakan sesuatu,”P,da.”
Tapi sayangnya wanita tadi telah mematikan telponnya.
Pengantin
wanita yang telah teramat sedih jatuh pingsan diatas panggung. Melihat itu
seluruh keluarga langsung merasa panik dan berlari kearahnya.
Wanita
tadi (P’da) baru saja akan masuk kedalam lift, tapi sayangnya ia terlambat. Dan
ketika itu penganti pria yang berada didalam lift sebelah, mempersilahkan
wanita tadi masuk. Tampaknya P’da tidak mengenali penganti pria, karena dengan
sikap biasa ia masuk kedalam lift.
“Aku
pikir elevator ini menunggu kamu,” kata pengantin pria.
“Itu
karena kebetulan kamu menghentikannya untukku,” balas P’da.
“Tidak
ada kebetulan didunia ini,” kata pengantin pria lagi secara misterius, sehingga
P’da berbalik dan menatap dengan heran, tapi pengantin pria hanya tersenyum dan
lanjutnya,”Kamu pasti memiliki acara penting malam ini.”
P’da
langsung balas tersenyum,”Iya. Ini adalah pernikahan adikku.”
Saat
lift telah berhenti, P’da pun keluar, tapi sebelum itu ia berbalik dan akan
berterima kasih. Tapi pengantin pria menghentikannya dan berkata,”Aku berharap
kamu tidak melewatkan acara penting milik adikmu. Senang bertemu kamu.”
Pria
tadi masih coba menelpon pengantin pria, tapi tidak bisa. Dan Nee pun
mengingatkannya,”Aku udah bilang P’Krit mematikan ponselnya.”
Pria
lain yang sudah kesal langsung menyuruh pria tadi,”Jangan menelpon dia lagi!
Temanmu mungkin tertabrak mobil dan sudah mati. Itu mengapa ia tidak bisa
datang ke pernikahannya,” katanya dengan nada sinis. Tapi Nee langsung membela
kakaknya Krit.
“P’Krit
mungkin baru sadar disaat terakhir. Dia baru sadar bahwa seharusnya ia tidak
menikahi kamu. Lihat Khun Khem, aku akan jujur disini. Menikahi seseorang
berarti kamu harus hidup dengannya selama hidupmu. Khususnya dengan kamu? Aku
tidak berpikir dia bisa melakukan itu.” kata Nee langsung ke arah Khem.
Sehingga mereka menjadi kesal mendengarnya.
Pada
saat itu, pria tadi menerima telpon dari Krit, tapi Nee langsung merebut
ponselnya dan menspeaker kan panggilan tersebut. Dan Khem pun langsung berdiri
untuk mendengarkan juga.
“Ada
apa Na? Kamu menelpon ku berkali-kali.”
“Khun
Krit, apa kamu baik-baik saja? Dimana kamu? Apa kamu sadar apa yang kamu
barusan lakukan?!” tanya Khem langsung.
Ditempat
lain, Krit tersenyum,”Aku tau apa yang aku lakukan. Itu kalian yang tidak tau.
Khun Khem, aku tidak bisa menikahi kamu. Dan kamu akan tau mengapa.” Lalu ia
mematikan telponnya.
P’da
masuk kedalam ruangan dan melihat situasi yang ada dengan kebingungan. Jadi ia
langsung menghampiri mereka dan bertanya, lalu dengan sedih Khem berjalan ke
arahnya serta pingsan lagi. Ayah Khem pun juga sama, tiba-tiba ia merasa
jantungnya sakit dan jatuh.
Situasi
menjadi kacau dan panik.
Ditempat
lain, Krit mengangkat gelas nya dan tersenyum,”Cheers!”
Dikamar.
P’da menyemangati Khem yang sedih, ia menyuruh Khem untuk melepaskan cincinnya
dan menganggap ini adalah mimpi buruk. Tapi Khem tidak mau, karena ia masih
tidak tau kenapa Krit berbuat seperti itu kepadanya.
P’da
berjanji kepada Khem,”Aku akan menemukan jawabannya untuk kamu.” Katanya dengan
meneteskan air mata juga, lalu ia memeluk Khem.
Digedung
acara. Suasana terasa sangat tidak enak, tapi si adik perempuan malah
berkata,”Kapan mereka berkenalan dan
mereka baru berkencan selama satu bulan dan sudah mau menikah? Pertamanya aku
mengira Khun Khem hamil,” katanya.
Mendengar
itu Ayah Khem langsung menyuruhnya berhenti berbicara. Dan suasana makin terasa
tidak enak.
Setelah
menemani Khem sambil tertidur, P’da masuk kembali kedalam ruangan dan lalu
menyuruh mereka,”Bibi Mon, aku mau Chat naik keatas dan menjaga Khem.”
“Tentu
Khun Yada. Chat akan menjaga Khun Khem kapanpun,” balas wanita yang berdiri
disamping Ayah Khem. Lalu menatap kearah anaknya (Chat) yang tampak enggan.
“Jangan
berkata seperti itu, bagaimanapun kita adalah keluarga,” balas P’da (Yada).
“Bagaimana
kita mengurus Sharkrit?” tanya pria tadi.
“Bibi
Mon bisakah kamu membawa Ayah ke atas? Trai (pria tadi) pergi ke management
hotel, bilang ke mereka untuk menutup semuanya. Untuk kamu (pria lain), kamu
boleh pergi, ini masalah keluargaku. Kami yang akan menanganin nya sendiri. Dan
dimana adiknya?” balas Yada.
Mereka
berdua menemui Nee dan menanyai keberadaan Krit, tapi Nee menjawab bahwa ia
tidak tau dan malah mengatai mereka. Pada saat itu Trai yang telah menjalankan
tugas dari Yada datang dan balas mengatai Nee.
Nee
tetap tidak mau memberitahu mereka dan berjalan pergi. Jadi Yada menyuruh Trai
untuk segera mengikutinya, karena ia tidak percaya kepada Nee.
Pria
lain tidak mau pergi dan mengikuti Yada, karena ia merasa bahwa ia juga
bertanggung jawab. Karena yang membawa Sharkrit masuk kedalam keluarga Yada
adalah dia.
Mon
menampar Chat karena telah begitu bodoh berbicara seperti itu tadi,”Tidak mudah
untuk mendapatkan dia sebagai suamiku! Apa kamu mau kembali kekehidupan lama
yang miskin? Jadi?”
“Tidak.
Tapi tunggu saja, aku akan menemukan suami yang lebih kaya daripada kamu!”
balas Chat.
“Aku
mengira aku telah menjadi Nyonya, tapi aku malah harus menjaga pasien sakit 24
jam seperti ini,” kata Mon, lalu menyuruh Chat menjaga Khem, tapi Chat tidak
mau.
Khem
tepat berada didekat belakang mereka dan mendengar semua pembicaraan mereka yang
selanjutnya menjelek-jelekan dia.
“Laki-laki
itu tidak pernah mencintai dia, itu alasan mengapa dia melarikan diri. Kalau
jadi dia, aku sangat malu. Jika itu aku, aku akan melompat ke laut dan bunuh
diri.” Kata Chat.
“Melompat
ke laut itu begitu sulit. Ini akan menjadi berita. Jika itu aku, aku akan mati
diam-diam ditempat tersembunyi, jadi itu tidak akan menjadi masalah untuk
keluargaku. Aku tidak akan menjatuh reputasi keluargaku lebih lagi.” Sambung
Mon.
Setelah
mendengar itu, Khem terlihat sangat terluka dan pergi meninggalkan kamarnya.
Trai
mengikuti Nee yang akan pergi meninggalkan hotel. Sedangkan pria tadi masih mengikuyi Yada ,
jadi Yada terpaksa berhenti dan lalu berbalik,”Khun Tassana.”
“Aku
tidak bisa pergi. Aku sudah bilang ini kesalahanku juga.”
“Kemudian
biarkan aku melihat foto temanmu? Aku akan pergi dan meminta pihak hotel untuk
mengecek kamera cctv mereka. Aku belum pernah melihat dia sebelumnya.”
“Aku
tidak punya foto Krit .”
“Khem
berkata hal yang sama padaku. Aku meminta foto dari dia, tapi tidak pernah ada
sampai hari pernikahan ini. Bahkan tidak ada satupun fotonya di website
perusahaan kamu. Bukankah dia Executive Board Chairman? Siapa teman kamu, Khun
Tassana?” tanya Yada sambil berjalan mendekat dan menatap lurus ke mata
Tassana.
Tassana
terdiam dan tidak bisa menjawab, lalu pada saat itu Yada mendapatkan telpon
dari Chat yang membuatnya terkejut.
Dikamar.
Yada dengan panik menanyakan kepada mereka berdua dimana Khem pergi, tapi bibi
Mon tidak bisa menjawab. Sedangkan Chat beralasan bahwa ia sedang berada
dikamar mandi, lalu Bibi Mon pun ikut bilang bahwa bisa saja Khem sedang
berjalan-jalan.
Yada
tidak terima alasan dari mereka, apalagi saat ia tau bahwa Khem pergi tanpa
membawa barang-barangnya. Lalu Chat pun berpendapat bahwa bisa saja Khem pergi
bunuh diri. Tapi tepat ketika itu Ayah masuk kedalam kamar.
“Pa,
kamu minum ya? Dokter bilang kamu tida boleh minum,” kata Yada khawatir, ketika
Ayahnya masuk dan ia menyadari bahwa Ayahnya baru saja minum-minum.
Tanpa
memperdulikan kecemasan Yada, Ayah langsung bertanya pada mereka,”Aku tanya
siapa yang mau bunuh diri?”
“Tidak.
Tapi Khun Khem menghilang,” kata Yada untuk menenangkan Ayah. Tapi Chat malah
memberitahu bahwa ia takut Khem pergi untuk bunuh diri.
Mendengar
itu Ayah terkejut dan ia tampak kesakitan, lalu jatuh pingsan. Jadi dengan
panik Yada mulai memanggil-manggil Ayahnya dan Tassana menyuruh mereka untuk
segera menelpon ambulance.
Nee
tampaknya mengetahu tentang mobil Trai yang mengikutinya dari belakang dan ia tersenyum
melihat itu.
Saat
Nee berhenti dan turun dari mobilnya, Trai segera menanyainya,”Kamu tau aku
mengikuti kamu. Kamu kembali untuk melihat kakakmu kan. Itu mengapa kamu tidak
pergi kemanapun. Pada akhirnya kamu kembali ke hotel.”
“Tidak.
Aku baru sadar semua kamar terbuka untuk anggota keluarga pengantin, jadi aku
kembali dan ingin menghabiskan malam disini. Di hotel bintang lima,” balas Nee
menyangkal.
Ketika
itu Ayah dibawa menggunakan ranjang ambulance dan saat melihat itu Trai
menghampiri mereka. Lalu Yada segera menyuruhnya,”Trai, bagus kamu ada disini. Bibi
Mon, Chat, kalian ikut dengan Trai. Aku akan pergi naik ambulance.”
Setelah
Yada pergi dengan cepat, Chat mengeluh kepada Ibunya kalau ia belum sempat
mencuci mukanya. Dan mendengar itu dengan tegas Trai berkata,”Jika kamu mau
ikut, naik saja taxi.”
Dibelakang
mereka Nee malah memberitahu bahwa ia mau check-in. Lalu dengan kesal, Trai
segera berjalan pergi, tapi Bibi Mon segera menarik tangan Chat untuk ikut.
Pada
saat itu, Nee berbalik dan menatap kepergian mereka dengan raut cemas. Lalu ia
menelpon Krit.
“Ayah
atau anak?” kata Krit sebagai kode.
“Khun
Dilok dibawa ke rumah sakit. Dimana kamu?” tanya Nee cepat.
“Ketika
aku membutuhkan bantuanmu, aku akan menelponmu,” balas Krit tenang, lalu
menutup telponnya. Setelah itu ia kembali memandangi pemandangan malam dari
tempatnya dan tersenyum.
Sedangkan
Yada terlihat sangat cemas, karena tampaknya kondisi Ayahnya makin parah. Pada saat
itu Trai datang, tepat ketika situasi sulit Ayahnya telah berlalu.
“Ayah
selamat.” Beritahu Yada, lalu menanyai dimana Bibi Mon dan Chat. Dan ketika itu
mereka datang dengan Chat yang masih mengeluh masalah belum sempat mencuci
wajahnya.
Dengan
dingin Yada menatap kearah mereka dan memberitahu,”Dokter bilang, Ayah selamat
sekarang. Tapi dia masih harus tinggal disini selama dua hari lebih untuk
mengecek kondisinya. Tekanan darah Ayah naik. Dia stress dan minum, jadi ia
mengalami syok. Jika kalian melakukan apa yang aku bilang, ini tidak akan
pernah terjadi.”
Bibi
Mon meminta maaf dan beralasan. Sedangkan Chat malah membalas dengan mengatakan
bahwa ini sudah terjadi, jadi mereka harus mencari solusinya, bahkan ia
menawarkan untuk menyebarkan foto Khem sehingga teman-temannya bisa bantu
berbagi dan menemukan Khem.
Bibi
Mon terlihat mulai gelisah dengan sikap anaknya dan tatapan tajam Yada. Lalu pada
saat itu Yada memegang tangan Chat dengan erat,”Berbagi dan mengekpos, tidak
sama. Hanya kita yang akan tau tentang masalah keluarga kita. Siapapun yang
berusaha untuk menghancurkan reputasi Khem, tidak bisa hidup dibawah langit
yang sama dengan ku. Apa kalian jelas?”
Tassana
sedang dalam perjalanan untuk membantu keluarga Yada menemukan Khem yang kabur.
Dan ketika itu ia menerima telpon, jadi ia mengangkat nya.
Orang
yang menelponnya adalah seorang wanita,”Apa kamu sudah menemukan Khun Khem, P’Na?”
“Belum.”
“Kamu
mungkin tidak akan menemukan dia dengan pergi tanpa tujuan seperti itu. Mengapa
kamu tidak pergi kemana biasanya Khun Khem pergi ketika ia merasa sulit atau
tempat yang ia suka kunjungin dengan P’Krit.”
“Kamu
terlalu banyak membaca novel Kwan.”
“Ketika
seorang wanita terluka, dia suka untuk membuat dirinya lebih terluka.”
Didekat
jembatan. Masih memakai gaun pengantinnya, Khem berlari sambil menangis dengan
sedih, lalu ia berhenti sejenak dan melepas bunga dirambutnya. Khem menangis terus
dan saat ia melihat cincin dijarinya, ia teringat.
Krit
memberikan cincin kepada Khem dan melamarnya,”Maukah kamu menikah denganku
Khem?”
Mereka
berdua sedang berada ditaman yang penuh dengan bunga serta tampak romantis. Dan
ketika dilamar seperti itu, tentu saja, Khem merasa sangat senang sekali.
“Sekarang
atau tidak pernah,” kata Krit sambil tersenyum kepada Khem. Jadi dengan
malu-malu Khem mengangguk, lalu Krit memasang cincin itu dijarinya dan kemudian
mencium tangan Khem.
Dengan
kesal, Khem membuang cincinya kedalam laut. Lalu ia mulai naik ingin meloncat
juga, tapi tepat saat itu, Tassana tiba dan meneriaki namanya. Ia meminta Khem
untuk tidak berpikiran pendek dan melompat.
Khem
yang merasa sedih, tidak peduli dan akan naik untuk melompat. Tapi Tassana
berteriak dan menyuruh Khem untuk memikirkan keluarganya, lalu berjanji bahwa
ia akan membawa Sharkrit untuk menjelaskan semuanya kepada Khem nanti.
Khem
yang tetap mau melompat, malah gagal, saat kakinya terpeleset dan ia terjatuh
ketanah. Lalu Khem bangkit dan berlari, disusul oleh Tassana yang terus
memanggilnya.
Yada
teringat ketika dulu Khem memberitahu tentang bahwa ia telah dilamar dengan
sangat senang melalui video chat. Pada saat itu, Yada menanyakan tentang apakah
Krit merupakan pria yang baik atau bukan, sampai Khem mau menikah dengannya.
“Aku
hanya tidak suka satu hal. Khun Krit tidak mau berlutut dan melamarku,” balas
Khem dengan bercanda.
“Khem,
disana ada sesuatu yang lebih penting daripada itu. Bahkan walau ia adalah
teman Khun Tassana, pemilik perusahaan yang menjadi partner dengan kita. Tapi itu
tidak menjamin bahwa ia adalah orang yang baik. Jangan buat keputusan apapun
sampai aku kembali. Beri aku waktu dua minggu,” kata Yada mengingatkan adiknya
itu.
Khem
menyetujui hal itu. Lalu Yada meminta foto pacar Khem, tapi Khem menolak dan
menyuruh kakaknya itu untuk melihat langsung saja.
Khem
berteriak memanggil Krit dan memutar laptopnya, tapi sayangnya wajah Krit
tertutup oleh botol minum dan lalu saat Krit mendekat, Krit malah menutupi
kamera dengan bunga ditangannya. Lalu saat Khem mengambil bunga itu agar pandangan
kakaknya tidak tertutupi, Krit malah bercanda dan tidak membiarkan Khem
mengambil bunganya. Sehingga akhirnya, Yada tidak bisa melihat sama sekali
wajah pacar adiknya.
Krit
mendekati Yada yang sedang mengenang itu dan Yada tanpa curiga membiarkan Krit
duduk disebelahnya, tapi ia tidak menerima kopi dari Krit.
“Sebenarnya,
tempat ini begitu banyak kamera keamanan. Jika aku meletakan obat dalam kopi
ini, aku tidak yakin bagaimana aku akan membawa kamu keluar dari sini tanpa…
mm.. tidak ada yang melihat,” jelas Krit.
“Kemudian
mungkin, kamu akan menyamar menjadi staff rumah sakit. Dan memakaikan pakaian
pasien padaku, lalu membawaku dengan kursi roda. Mendorongku ke ruangan laundry
dibelakang rumah sakit dan cerita berakhir,” kata Yada.
Lalu
Krit memuji selera humor Yada serta mulai bertanya. Jadi Yada mulai bercerita
tentang Ayah dan menanyakan Krit balik.
“Pamanku.
Sebenarnya bukan benar-benar pamanku. Dia teman dekat Ayahku. Dekat, hingga
mereka bisa mati satu sama lain. Pamanku berada diluar bahaya juga,” jawab Krit
dengan kata yang misterius.
Saat
mengejar Khem, Tassana melihat mobil melaju cepat dijalan. Jadi dengan segera
ia berlari dan menyelamatkan Khem,
untungnya mereka tidak apa-apa, walaupun si pengemudi mobil memarahi
mereka.
Khem
masih menangis dan Tassana berusaha menenangkan serta menyadarkannya untuk
tidak melakukan itu. jadi dengan sedih Khem memeluk Tassana dan melanjutkan
tangisannya.
Yada
berdiri dan sedikit menjauh, saat ia mendapatkan telpon dari Trai tentang Khem
yang belum ditemukan, jadi karena bingung apa yang harus dilakukan lagi, Yada
menyuruh mereka untuk pulang duluan. Sedangkan ia akan berjaga.
Krit
yang mendengar itu mendekatinya,”Menunggu sangat menyiksa.”
“Iya.
Sangat menyiksa. Apapun yang kamu tunggu, kabar baik ataupun kabar buruk.”
“Tapi
pada akhirnya, ketika penantian itu berakhir, kita kan tau bahwa itu bernilai. Jika
itu berjalan sesuai rencana.”
Yada
berbalik dan menyeka air matannya, lalu menceritakan tentang pernikahan adiknya
yang batal hari ini. Lalu berpura-pura polos, Krit meminta maaf dan bertanya
tentang apa yang akan dilakukan oleh Yada.
Dengan
tanpa curiga, Yada menceritakan segalanya tentang perasaannya, yang merasa
bersalah, karena terlalu fokus bekerja. Dan Khem yang tidak menepati janji
untuk menunggunya. Serta pengantin pria (Krit) yang bertindak misterius dan
mempermainkan hidup orang lain.
“Sharkrit
adalah seorang psikopat.” Kata Yada dengan nada sangat marah.
Krit
diam mendengatkan itu semua, lalu bertanya,”Jika kamu bertemu dengannya. Apa yang
akan kamu lakukan?”
Krit
menyemangati Yada lalu melangkah untuk pergi, tapi sebelum itu Yada
menghentikannya serta menyemangati paman Krit agar cepat sembuh.
Didalam
kamar perawatan yang gelap. Ayah melihat Krit berjalan masuk kedalam dan
emosinya pun meningkat, lalu ia menanyakan tentang alasan Krit perbuat seperti
itu kepada Khem.
Ayah
marah dan mau menarik kerah kemeja Krit, tapi ia terlalu lemah dan akhirnya
tidak sadarkan diri. Pada saat itu suster masuk dan menyalakan lampu, tapi Krit
sudah tidak ada disana, malahan dengan cepat suster segera memanggil dokter dan
menanganin pasien.
Diluar
kamar, Krit menatap tajam,”Jangan mati dulu. Itu akan lebih menyenangkan,”
katanya, lalu berjalan pergi sambil tersenyum.
kak, suka bnget sama sinopsisnya,
ReplyDeletekak mua tnya, caranya untuk bisa tau subtitlenya gimna ya?
sedangkan kalau lihat dari chanel resminya tidak tersedia translatenya,
terimakasih