Company
name : Citizen Kane
Pagi
hari disebuah rumah, Tassana datang dan menjenguk Khem yang sedang tertidur
disofa. Disana Kwan berdiri dan menjaga Khem. Lalu Kwan pun mau berbicara, tapi
Tassana memberikan tanda untuk diam. Jadi dengan pelan wanita itu berbicara,”Bagaimana
bisa dia ada disini?” tanyanya.
Tassana
menarik tangan wanita itu dan mengajaknya untuk mengobrol diluar lalu
menjelaskan alasan Khem berada disini.
“Tapi
kamu harus memberitahu keluarganya. Bagaimana perasaanmu jika aku menghilang? Apa
kamu ada nomor mereka?” kata Kwan, terlihat tidak menyetujui sikap Tassana yang
membawa Khem kesini dan bukannya kerumah Khem.
Karena
tampaknya, Tassana tidak berniat untuk menghubungin keluarga Khem dulu. Maka Kwan
segera menatapnya dengan tajam, lalu mengambil ponsel Tassana.
“Aku
tidak ada berjanji apapun kepada Khun Khem, jadi aku bisa menelpon,” kata Kwan
dan menghubungin nomor Yada.
Yada
yang tampak stress, tidak menyadari ponselnya yang berbunyi. Karena ia masih
teringat saat tadi Ayahnya memberitahu dia,“Aku bermimpi buruk.”
“Khem
akan baik-baik saja. Percayakan padaku, yah,” kata Yada mengengam tangan
Ayahnya dan berusaha menenangkan dia.
Khem
yang sudah bangun, melihat Kwan yang sedang menelpon bersama Tassana yang
berdiri didekatnya. Jadi ia berkata pada mereka dengan nada yang lemah,”Jika
tinggal disini membuat aku menganggu kalian, aku bisa pergi.”
Kwan
segera mematikan ponselnya dan menaruhnya dikursi. Lalu berdua mereka berjalan
dan menghampiri Khem, menenangkannya. Karena menurut mereka, keberadaan Khem
tidak menganggu sama sekali. Lalu dengan manja Kwan memegang tangan Khem,”Aku
kesepian tinggal sendiri dirumah ini. Tolong tinggallah denganku.” Katanya.
Setelah
itu Kwan membawa Khem masuk untuk berganti baju.
Pada
saat itu ponsel Tassana berbunyi dan ternyata itu adalah telpon dari Yada. Awalnya
Tassana terlihat ragu, tapi ia tetap mengangkatnya. Dan ketika itu ia langsung
mendengar suara Yada yang dengan semangat menanyakan tentang keberadaan Khem.
“Belum,”
kata Tassana berbohong, lalu lanjutnya,’Jika aku mengetahui sesuatu, kamu akan
menjadi yang pertama tau. Aku janji. Aku harus pergi.”
Yada
yang semangat awalnya, menjadi stress lagi. Lalu ketika itu seorang pelayan
datang dan menaruh makanan diatas mejanya.
“Aku
tidak ada memesan ini,” kata Yada kepada si pelayan, heran.
Krit
datang dan memberitahu Yada,”Aku memesan itu untuk mu,” katanya, lalu ia duduk
dikursi didepan Yada. Dan dengan penuh perhatian, Krit mengingatkan Yada untuk
jangan lupa sarapan dan menjaga kesehatannya. Bahkan ia menyuapi Yada yang
tidak mau makan.
Dengan
agak malu-malu, Yada menolak suapan Krit dan mulai makan sendiri.
“Kamu
mengkhawatirkan tentang orang lain kan, itu sebabnya kamu lupa untuk
mengkhawatirkan tentang dirimu sendiri. Itu rasanya menjadi anak tertua kan. Kamu
membawa beban dipundakmu seperti ini,” kata Krit memulai obrolan.
“Bagaimana
kamu tau? Kamu membaca dari sister’s news?” tanya Yada heran, karena Krit tau
dia adalah anak tertua.
“Aku
tidak suka membaca gossip. Aku melihat orang. Setelah Ayahmu, disana kamu yang
menjadi kepala keluarga.”
Yada
mulai menebak-nebak bahwa Krit adalah anak bungsu dikeluarganya, tapi ternyata
ia salah. Dan Krit memberitahu bahwa dia adalah anak tunggal dan satu-satunya
harapan bagi Ayahnya.
“Jadi
mengapa Ayah kamu tidak mengunjungin temannya disini?” tanya Yada heran.
“Dia
tidak bisa pulang. Jadi aku yang melalukan segalanya untuk dia. Diantaranya,
mereka sudah lama tidak bertemu. Jika mereka bertemu, itu akan menjadi satu
kejutan besar,” kata Krit misterius sambil menatap kearah Yada, lalu ia
bertanya,”Apa kamu suka kejutan, Khun Yada?”
“Aku
kira kamu tadi bilang, kamu tidak suka membaca gosip? Kemudian bagaimana kamu
tau nama k..” kata Yada terhenti, saat sebuah telpon masuk. Jadi ia harus
mengangkat telponnya.
Trai
yang berada dilantai dasar rumah sakit menanyakan keberadaan Yada (kakaknya)
dan berkata akan menyusulnya kesana.
Mendengar
pembicaraan itu, Krit masih makan sambil tersenyum memandang Yada. Tapi setelah
itu ia menlap mulutnya dan beranjak dari duduknya, lalu pamit dan pergi dari
sana.
Trai
yang datang untuk menemui Yada, tanpa sengaja ia melihat keberadaan Krit. Jadi ia
segera berlari mengejarnya, tapi tanpa sengaja menabrak seseorang.
Melihat
itu Yada kebingugan dan mendekati Trai, lalu menahannya,”Trai! Trai! Tunggu,
siapa yang kamu kejar?”
“Itu
dia.” Kata Trai, ketika melihat Krit yang telah berbelok dan menghilang. Jadi ia
buru-buru melepaskan tangan Yada dan berlari.
Yada mengikuti Trai yang berlari menaiki
eskalator. Sedangkan Krit terlihat tetap berjalan dengan santai sambil
tersenyum. Lalu akhirnya Trai berhasil mengejar Krit yang masuk kedalam lift,
tapi ternyata ia salah orang dan kehilangan jejak Krit.
“Trai,
apa yang terjadi?! Aku tanya apa yang terjadi?” tanya Yada mendekati Trai. Jadi
Trai membalas bahwa ia tadi melihat laki-laki itu, Sharkrit.
Yada
menganggap Trai telah salah melihat, karena yang ia kejar tadi adalah temannya.
Lalu ia juga menyuruh Trai untuk jangan khawatir, karena mereka pasti akan
menemukannya.
Karena
kesal, Trai pun berjalan pergi. Sedangkan dari kejauhan Krit muncul dan melihat
semua itu, lalu berkata sambil tersenyum,”Ini baru permulaan.”
Yada
menyadari seseorang (Krit) melihatnya, jadi ia mengejar orang itu. Tapi pada
saat itu, Krit menghilang lagi.
Bibi
Mon menanyai anaknya Chat tentang apakah ada berita mengenai pengantin pria
yang melarikan diri dari pernikahannya. Tapi Chat mengeluh tidak, karena uang
telah menutup segalanya, sehingga membuatnya kesal.
Mon
duduk disamping Chat, lalu Chat mulai cerewet dan bertanya,”Mom, kapan paman
akan keluar dari rumah sakit?”
“Mungkin
dua hari. Level gulanya begitu tinggi. Tes darahnya tidak bagus,” keluh Mon
memberitahu. Lalu saat Chat mulai membicarakan Ayah dengan keras, Mon segera
memukul Chat. Karena ia tidak mau terjadi masalah, bila ada yang mendengar.
Mon
memberitahu Chat,”Karena dia dan aku belum menanda tanganin surat pernikahan.”
“Oh,
Mom! Bagaimana kita? Kamu sudah menjaga dia selama 10 tahun! Apa kita tidak
akan mendapatkan apapun?!” tanya Chat mengeluh pada Ibunya.
Pada
saat itu Yada datang dari belakang dan bertanya,”Berapa yang kamu mau, Chat?”
Melihat
Yada, mereka berdua jadi terdiam dan tidak berani berkata sembarangan. Lalu Chat
beralasan bahwa ia harus pergi bekerja, sedangkan Mon mulai beralasan. Tapi Trai
memotong perkataannya dengan tajam, lalu mereka masuk kedalam kamar rawat Ayah
dan meninggalkan Mon sendiri.
Begitu
masuk Yada segera menenangkan Ayahnya, tapi Ayah masih menyalahkan dirinya
karena membiarkan Khem untuk menikah.
Sebelum
Trai sempat memberitahu semua yang ingin ia katakan, Yada memotong
perkataannya, karena tidak ingin Ayah menjadi syok,”Ayah, istirahatlah. Dokter bilang
jika hasil test kamu normal, maka mereka akan membiarkan kamu keluar dari ruang
CCU. Khem, percayakan padaku. Dia tidak akan melukai dirinya sendiri. Dia mungkin
hanya ingin menjadi dirinya sendiri.”
“Terakhir
kali, ia telah membalas pesanmu, kan?” tanya Ayah lemah. Jadi Yada berjanji ia
akan menanganin segalanya dan meminta Ayah untuk kembali istirahat.
Trai
mendekat kesamping Yada. Lalu dengan nada pelan Yada berkata padanya,”Lebih
sedikit ia tahu, akan lebih baik. Atau dia akan bertambah buruk.”
“Aku
mengerti.” Kata Trai, lalu keluar dari ruangan Ayahnya. Lalu Yada menyelimuti
Ayah dan ketika itu ia mendegar Ayah memanggil nama Khem dalam tidurnya. Sehingga
Yada menjadi sedih dan mulai menangis.
Ditempat
lain. Tassana terlihat mencoba untuk menasehati Khem,”Khun Khem. Kamu tidak
melakukan kesalahan. Kamu tidak perlu sembunyi. Orang yang harusnya malu dan
tidak berani menunjukan wajahnya adalah ..”
“Tapi
aku malu,” potong Khem,”Aku tidak berani melihat orang. Aku dicap sebagai
wanita yang ditinggalkan laki-lakinya ditengah pernikahan.”
Kwan
datang dan menyemangati Khem untuk tidak menangis. Lalu mengajaknya untuk pergi
agar bisa tersenyum.
Ternyata
Kwan mengajak Khem untuk berbelanja online di T-Mart. Dimana Khem hanya perlu
klik apapun yang ia suka. Dan karena itu, Khem perlahan mulai tersenyum.
Jadi
dengan percaya diri Kwan berkata,”Semuanya gratis.” Sambil menatap kearah
Tassana.
“Hey!
Ini tidak gratis.” bantah Tassana segera.
“Diskon
50 percen.”
“Dua
puluh.”
“Tiga
puluh. Deal?” kata Kwan mengulurkan
tangannya, jadi dengan agak enggan Tassana menjabat dan menyetujuinya. Setelah itu
Kwan pergi untuk menyiapkan sarapan. Begitu pun dengan Tassana yang
meninggalkan Khem sendirian.
Khem mulai melihat-lihat, tapi ketika melihat gambar cincin.
Ia langsung tampak sedih kembali.
Yada menanyai Trai mengenai Krit, tapi tampaknya Trai tidak
terlalu mengenal Krit dan bahkan hampir tidak mengetahui apapun tentang Krit. Lalu
ia mulai menceritakan keanehan tentang Krit.
“Persiapan pernikahan hanya membutuhkan waktu dua minggu,
tapi segala nya berjalan baik. Seperti jika itu memang sudah dipersiapkan
segalanya. Pakaian pengantin, ruang penerima, segalanya seperti pernikahan yang
Khem impikan. Kecuali tidak adanya pre-wedding atau pengenalan,” jelas Trai.
“Apa ada keanehan yang lain?”
“Ada. Dia bilang tidak punya saudara kecuali Ayah
angkatnya yang tinggal di Hong Kong. Jadi aku membuka kamar untuknya. Selain dari
itu Khun Tassana, aku tidak melihat saudara atau teman yang lain datang.”
“Apa nama Ayah angkat nya? Apa pekerjaan nya?”
“Aku juga tidak tau. Aku hanya tau dia adalah pemegang
saham besar di T-Mart.”
“Mengapa semuany memberikan restu kepada Khem?” tanya
Yada heran dan tidak mengerti.
“Karena P’Khem mengancam kami, jika kami tidak
melangsungkan pernikahannya. Dia akan pergi melarikan diri bersamanya. Aku pikir
itu ide Sharkrit,” jelas Trai.
Yada segera menyimpulkan, jika mereka bisa menemukan
Sharkrit maka mereka bisa saja menemukan Khem juga.
Krit datang ke kantor T-Mart dan beberapa karyawan yang
melewatinya memberikan hormat padanya. Lalu Nee menghampiri dan memeluk Krit
dengan senang.
“Aku pikir kita harus pergi ke kantorku. Sebelum seseorang
melihat kamu.” Kata Nee mengajak Krit, karena ia takut keluarga Khem akan
datang untuk mencarinya, khususnya adik Khem.
Tapi sebelum sampai diruangan, Krit berhenti. Jadi Nee
ikut berhenti dan mulai berbicara, tapi Krit lalu malah menanyakan dimana
Tassana. Jadi Nee menjelaskan.
“P’Na menelpon dan bilang tidak akan datang. Dia mungkin
pergi mencari pengantinmu. Khem menghilang sejak malam itu. Itu mengapa Khun
Dilok syok dan dibawa ke rumah sakit. Keluarga nya mungkin menggantung foto mu
di seluruh kantor polisi sebagai buronan.”
Mendengar itu Krit tersenyum dan berjalan pergi,
meninggalkan Nee. Tepat saat Nee sedang mengejar Krit, ia malah bertabrakan
dengan Trai yang kebetulan datang dan itu membuatnya terkejut.
Trai mengajak Nee untuk membawanya keruangan Krit, tapi
Nee menghalanginnya dan memberitahu bahwa Krit telah pergi barusan. Jadi Trai
akan menyusul, tapi Nee menahannya lagi.
“Tapi kamu harus punya key card untuk membuka pintu.”
Krit sudah keburu keluar dari kantor dan masuk kedalam
lapangan parkir. Krit sempat tersenyum kepada Trai, tapi karena Trai tidak punya key card, maka ia menjadi
kebingungan untuk membuka pintu. Dan Nee mendekatinya dan memberitahu bahwa ia
juga punya.
Tanpa pikir panjang, Trai merampas paksa kartu Nee dan
mengejar Krit yang sudah keburu naik mobil dan pergi dari sana. Lalu Nee
mendekatinya lagi dan mengejeknya, lalu pergi.
Krit tiba dirumah sakit dan memperhatikan kamar rawat
Ayah Yada dari jauh. Lalu saat Yada keluar dari ruangan, ia mendengar
pembicaraan Yada ditelpon dengan seseorang.
“Aku tidak akan ke kantor hari ini. Jika ada sesuatu yang
penting, kirimkan saja kerumah sakit.”
Krit berpura-pura melewati Yada dan saat Yada
memanggilnya, lalu menanyakan tentang keadaan pamannya. Krit menjawab bahwa
pamannya akan keluar dalam dua hari.
Krit dan Yada pergi keruangan lain, lalu disana Yada
memberikan segelas kopi kepada Krit. Setelah itu mereka mulai mengobrol.
“Masalah pekerjaan?” tanya Yada sambil memperhatikan
Krit.
“Masalah keluarga. Aku punya adik, bukan adik asli. Kamu bertemu
di panti asuhan. Ketika aku bisa bertahan sendiri, aku pergi dan diapdosi dia. Tapi
aku mencintai dia seperti adik kandungku.”
Karena tampaknya Krit tidak mau menceritakan lebih
lanjut, jadi Yada tidak mau lanjut bertanya dan membuat Krit merasa tidak
nyaman. Tapi Krit lanjut bercerita lagi.
“Adikku dicampakan kekasihnya. Jadi dia melukai dirinya
sendiri dan memotong nadinya. Darah. Jangtungku seperti berhenti berdetak, aku
tidak mau kehilangan siapapun lagi,” lanjut Krit dengan wajah yang tampak
sedih.
Mendengar itu, Yada tampak terkejut dan khawatir
memikirkan tentang adiknya sendiri. Dan ketika Krit pergi, Yada dengan panik
segera pergi mencari adiknya. Lalu dari jauh Krit memperhatikannya.
Yada datang ketempat Tassana, lalu bertanya untuk mencari
Krit dan langsung masuk. Melihat kedatangannya itu Tassana berusaha
menghentikan Yada. Dan dari jauh Khem yang melihat kakaknya langsung
bersembunyi.
Kwan mendekati Yada dan memberitahu bahwa Krit tidak
berada disana. Lalu setelah Yada pergi keruangan lain, mereka berdua memberikan
tatapan seperti kode aman pada Khem yang bersembunyi.
“Pergi dan beritahu temanmu untuk tetap bersembunyi. Adikku
beruntung, dia tidak menikah dengan seorang pengecut,” kata Yada tajam, lalu meminta Tassana memberitahu dia dimana
Krit. Karena mereka telah menghancurkan keluarganya.
“Kami belum menemukan P’Krit. P’Na menelpon dia tapi dia
tidak menjawab,” kata Kwan menjelaskan dengan tenang.